#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”529Please respect copyright.PENANA3ekOGp50sh
529Please respect copyright.PENANAROxQ86hfNS
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.529Please respect copyright.PENANAnIj4TLcOdM
529Please respect copyright.PENANA61z981kaIY
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.529Please respect copyright.PENANAdTRx1Szysx
529Please respect copyright.PENANAJQZbnNNEpa
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.529Please respect copyright.PENANAP8lAvBH8uG
529Please respect copyright.PENANAyVvWHJbG7Z
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.529Please respect copyright.PENANAWLuGCXe6lv
529Please respect copyright.PENANAasEOncwzqa
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.529Please respect copyright.PENANA0m6TFTsI4a
529Please respect copyright.PENANAj8RPudnjhz
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.529Please respect copyright.PENANAalUqoab6S9
529Please respect copyright.PENANAdqwnhvyuaU
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.529Please respect copyright.PENANAOFkaNao3o7
529Please respect copyright.PENANASCGhOcrHKC
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.529Please respect copyright.PENANAfBIoTeCZPC
529Please respect copyright.PENANAkklVqx4yog
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”529Please respect copyright.PENANAP2wbzFR4y3
529Please respect copyright.PENANAzCr8ruEGJX
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.529Please respect copyright.PENANAx0WTkTn348
529Please respect copyright.PENANAiEbicahZzy
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.529Please respect copyright.PENANAcB7mxs4PzH
529Please respect copyright.PENANAod6sgbLw8o
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.529Please respect copyright.PENANAaseL3lVgsy
529Please respect copyright.PENANAQrkFT9BfPh
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.529Please respect copyright.PENANAT3IJEUQcFs
529Please respect copyright.PENANArjxRcpXh3h
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.529Please respect copyright.PENANAK4x38yR3IX
529Please respect copyright.PENANA1EkLxmbZmr
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 529Please respect copyright.PENANADIoTcNnog4
529Please respect copyright.PENANAbHlCE5n3cg
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.529Please respect copyright.PENANATZxOMNUWp0
529Please respect copyright.PENANADuBepevnHV
***529Please respect copyright.PENANAfs0jnfAQ18
529Please respect copyright.PENANA6knoXunfk0
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.529Please respect copyright.PENANAdJxMQ8Lk9k
529Please respect copyright.PENANASnrGoEnKeE
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.529Please respect copyright.PENANAULEp6EyxZv
529Please respect copyright.PENANAMYwcgQLJLC
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.529Please respect copyright.PENANAOIb3WDvrZ2
529Please respect copyright.PENANAOYbKCUYCgN
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.529Please respect copyright.PENANAqFa6RhZaXq
529Please respect copyright.PENANAniXubedGj0
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.529Please respect copyright.PENANApUlLomYFQV
529Please respect copyright.PENANAdztQbovoDm
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.529Please respect copyright.PENANAHpzujRc4CL
529Please respect copyright.PENANAWxzj6HYsGS
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.529Please respect copyright.PENANABPM2l1Jay2
529Please respect copyright.PENANAxW8acdhZX2
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”529Please respect copyright.PENANA2OuMk8J70v
529Please respect copyright.PENANA6ghXnUbEOE
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.529Please respect copyright.PENANAc1XfDD65Xu
529Please respect copyright.PENANApRvIxA8mkK
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.529Please respect copyright.PENANA1CxKwg4sqX
529Please respect copyright.PENANAFgMom7VWG0
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.529Please respect copyright.PENANAxc7gWS6wG8
529Please respect copyright.PENANAEDC9z0Qffa
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.529Please respect copyright.PENANAzt1inGrS1b
529Please respect copyright.PENANA8KteZZxGf6
***529Please respect copyright.PENANAhrArDgOViZ
529Please respect copyright.PENANAMN6Glf7uwH
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”529Please respect copyright.PENANAjBsZRRkXAU
529Please respect copyright.PENANA8F3IJbwi4N
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.529Please respect copyright.PENANAOTbKx1I7PL
529Please respect copyright.PENANAkCBvyb2hew
“Tante mau ke toko buku,” kataku.529Please respect copyright.PENANAHpoz6H4XML
529Please respect copyright.PENANAL8muI9f6X3
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.529Please respect copyright.PENANACglZ15pT9y
529Please respect copyright.PENANAv1Q2ZLldxg
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.529Please respect copyright.PENANAsYRlLs682r
529Please respect copyright.PENANABrWmpAJ5Ct
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.529Please respect copyright.PENANA74K9kOJ1rc
529Please respect copyright.PENANADivFlPVZ1K
“Teras aja, Jar.”529Please respect copyright.PENANAtXvfV2NrCV
529Please respect copyright.PENANAMKy9WC9QSo
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.529Please respect copyright.PENANAjZ0sEury8R
529Please respect copyright.PENANAMExmqhBRgH
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”529Please respect copyright.PENANAgRMVyZrSgG
529Please respect copyright.PENANA2b5eN9iU4Y
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.529Please respect copyright.PENANAXAqj8NcxRm
529Please respect copyright.PENANA5kPPibfWJz
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.529Please respect copyright.PENANAVGXzx7ixNc
529Please respect copyright.PENANARHT0gPuZH3
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.529Please respect copyright.PENANAajfvWspqbV
529Please respect copyright.PENANAlrXkgkuxAR
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.529Please respect copyright.PENANA7bSygleDDp
529Please respect copyright.PENANAwVki3mG6uC
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.529Please respect copyright.PENANAHvkWw7F3UL
529Please respect copyright.PENANAbgaSnwg6tf
“Bi, mana Adit,” kataku.529Please respect copyright.PENANAfoEx2VQ1DH
529Please respect copyright.PENANAWtfpQl5hpL
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”529Please respect copyright.PENANAnpEuw9R0mB
529Please respect copyright.PENANA2ob4ONbMOs
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”529Please respect copyright.PENANA4ZlcXCMLbH
529Please respect copyright.PENANA8EMwRILgYk
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”529Please respect copyright.PENANAMR1pynOLl8
529Please respect copyright.PENANAszpvkoCLjF
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”529Please respect copyright.PENANAfkdxczeCIn
529Please respect copyright.PENANA9aLRV1Xtst
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.529Please respect copyright.PENANAT2cXqNG5ng
529Please respect copyright.PENANAnWXPjPLw2H
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.529Please respect copyright.PENANAnlU0CGa4X6
529Please respect copyright.PENANAKrSiQL0nYR
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.529Please respect copyright.PENANAITXFfc4ppf
529Please respect copyright.PENANACo2PPTmHvn
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.529Please respect copyright.PENANAFsYoOE73kM
529Please respect copyright.PENANAHPCfNyxAC7
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.529Please respect copyright.PENANAqRCL9hbvgZ
529Please respect copyright.PENANAvwbsza5wDL
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.529Please respect copyright.PENANAYS14uJMuNk
529Please respect copyright.PENANAVN6ipt5nTy
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”529Please respect copyright.PENANAIYX9jmgSUd
529Please respect copyright.PENANAJxW01zurMl
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”529Please respect copyright.PENANAK0iigkV6Uy
529Please respect copyright.PENANAHw8oTfY6fn
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”529Please respect copyright.PENANAUBUV1yucWa
529Please respect copyright.PENANAeBZ8wSSwbf
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”529Please respect copyright.PENANAexeP3JIzp7
529Please respect copyright.PENANA34ooJ8IGVJ
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”529Please respect copyright.PENANAZ7w52quugr
529Please respect copyright.PENANABQdSWc1GSj
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”529Please respect copyright.PENANAj8AkwJRq8z
529Please respect copyright.PENANA4fTuHN7kcs
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”529Please respect copyright.PENANA1nYEtZxH2k
529Please respect copyright.PENANA1WDKtu6Imo
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”529Please respect copyright.PENANAuX44t2JFi5
529Please respect copyright.PENANAyYrsmHe1SG
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.529Please respect copyright.PENANAj5YqlUBwma
529Please respect copyright.PENANAXl0MTkvGW8
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.529Please respect copyright.PENANAs6WJM43mco
529Please respect copyright.PENANAxX5iddpHmU
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.529Please respect copyright.PENANAUaenzqj3vE
529Please respect copyright.PENANA9g77vklVZy
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.529Please respect copyright.PENANAeUCDN0nbSw
529Please respect copyright.PENANAUQ5M3Jyscn
“Boleh,” kataku agak tersipu.529Please respect copyright.PENANAm9JFoANEOS
529Please respect copyright.PENANAzqfOEVqLPf
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.529Please respect copyright.PENANAvoKac6rIT0
529Please respect copyright.PENANAo4omEy8wu1
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.529Please respect copyright.PENANAvG9SRsMDJH
529Please respect copyright.PENANAmUCj90pvwb
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.529Please respect copyright.PENANAKpXH4txnsB
529Please respect copyright.PENANAsoS5jTD3gN
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu529Please respect copyright.PENANAWV5B7y7JKY
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.529Please respect copyright.PENANAjHNkrcjZmd
529Please respect copyright.PENANAQLeI7qh2Ko
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.529Please respect copyright.PENANAcFtVSInSgQ
529Please respect copyright.PENANAreStyFPSNX
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.529Please respect copyright.PENANAJENigY1tEq
529Please respect copyright.PENANA0ejpq1KBnU
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.529Please respect copyright.PENANArEPLWAuZe8
529Please respect copyright.PENANAS51CDFqOQe
“Fajar cinta sama tante.”529Please respect copyright.PENANAieFfV87LOA
529Please respect copyright.PENANA2t2INnOIwn
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”529Please respect copyright.PENANA9IGi17t7zG
529Please respect copyright.PENANAEgACONWWcz
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.529Please respect copyright.PENANAgkwudtNnMM
529Please respect copyright.PENANAjsV1SloDs7
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”529Please respect copyright.PENANAeT0PibOPoC
529Please respect copyright.PENANAh8F8cq9wrf
“Tante udah punya keluarga, fajar!”529Please respect copyright.PENANAGyKmn12ujv
529Please respect copyright.PENANAlzmdbMd0lJ
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.529Please respect copyright.PENANASdh473kIDL
529Please respect copyright.PENANA5lv8pmorKn
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.529Please respect copyright.PENANAnYkqDfCT4b
529Please respect copyright.PENANAvlZ1RKEgUv
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.529Please respect copyright.PENANAGBBHfy8RYC
529Please respect copyright.PENANApgaNhMjxN3
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.529Please respect copyright.PENANAQvvtKJ7wTt
529Please respect copyright.PENANAbdbwXFe9xf
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”529Please respect copyright.PENANAKKYAHYdVtT
529Please respect copyright.PENANAJi5tBJO62a
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.529Please respect copyright.PENANA73HfJeEJlE
529Please respect copyright.PENANAhNAJsg27Yh
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”529Please respect copyright.PENANARUVPF9DmcK
529Please respect copyright.PENANAM2gwLuaVdw
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.529Please respect copyright.PENANAFGIa4w6t1t
529Please respect copyright.PENANA2iAmkEnp8c
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.529Please respect copyright.PENANAj1ggSKZgvc
529Please respect copyright.PENANAh8z9w3ELIh
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.529Please respect copyright.PENANA5pKvH8SLqz
529Please respect copyright.PENANAnbJP8EnGFd
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.529Please respect copyright.PENANAPU8Vg8wysQ
529Please respect copyright.PENANAoAYu6eKAK4
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”529Please respect copyright.PENANAhMmmh9uZPi
529Please respect copyright.PENANAt0La8ZQgym
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”529Please respect copyright.PENANA09zeW2dzab
529Please respect copyright.PENANAq6U4Ix6rqG
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.529Please respect copyright.PENANA5ME7uperji
529Please respect copyright.PENANAo2dDAwXexA
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.529Please respect copyright.PENANAUCnGfwNRBd
529Please respect copyright.PENANAtemBq8Zdmf
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”529Please respect copyright.PENANAjNo1lZxVCh
529Please respect copyright.PENANAhn1VrE3eAB
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.529Please respect copyright.PENANAkicIEFmOPT
529Please respect copyright.PENANAJVnEq7J5LQ
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”529Please respect copyright.PENANAza3eymqToy
529Please respect copyright.PENANA7yI3ofGHWt
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”529Please respect copyright.PENANAFtcIhZfUIS
529Please respect copyright.PENANAIYDuaP1f8L
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”529Please respect copyright.PENANAnCxxOnwRzf
529Please respect copyright.PENANALV75KJXQSV
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”529Please respect copyright.PENANANCfqcuQzK4
529Please respect copyright.PENANA4hQZ4S9nsi
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.529Please respect copyright.PENANAww88NqDGop
529Please respect copyright.PENANAQmDPeY0HP4
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”529Please respect copyright.PENANAOS0fK7uKPp
529Please respect copyright.PENANA7Bb47HuzjI
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.529Please respect copyright.PENANALiohNzC74p
529Please respect copyright.PENANAottKGLKBsL
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.529Please respect copyright.PENANAExMlRagfFy
529Please respect copyright.PENANA46lv7Gz97w
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.529Please respect copyright.PENANAlelonk0xDG
529Please respect copyright.PENANAIBNKMaxYJx
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.529Please respect copyright.PENANA2NKN2twmeY
529Please respect copyright.PENANA6RLCXPRsbD
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.529Please respect copyright.PENANAFYmQeFcoCH
529Please respect copyright.PENANAcy6ugC9oep
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.529Please respect copyright.PENANAzygEEX6cHa
529Please respect copyright.PENANA1YrjKn4D9g
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.529Please respect copyright.PENANAcp7ro6z2JI
529Please respect copyright.PENANAG0CEgf7DFC
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.529Please respect copyright.PENANAWYd2vzetrw
529Please respect copyright.PENANA9K0j823U1T
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.529Please respect copyright.PENANAjLTFSzCkK3
529Please respect copyright.PENANAXr2EyBB5Tt
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”529Please respect copyright.PENANAWfrvyl8zqd
529Please respect copyright.PENANAyh6OuS2P2C
Aku menggangguk.529Please respect copyright.PENANA0uAGKTdiD3
529Please respect copyright.PENANAgv8rt9a4ne
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.529Please respect copyright.PENANARQe2GOLWh2
529Please respect copyright.PENANABGxRl2rgOF
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.529Please respect copyright.PENANAEWW8uBTuUc
529Please respect copyright.PENANAUtvihx74os
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.529Please respect copyright.PENANAvspF5PztlT
529Please respect copyright.PENANArChQaZy49G
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.529Please respect copyright.PENANARP4CXAJaIz
529Please respect copyright.PENANA0Hu8cAoaQL
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.529Please respect copyright.PENANAuzxnxXzBnZ
529Please respect copyright.PENANAtn94G79CoW
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.529Please respect copyright.PENANA0AY4LdY9Zn
529Please respect copyright.PENANAjtFmousoLK
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”529Please respect copyright.PENANAj3L2I2B6Cx
529Please respect copyright.PENANABp13bKuWCc
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.529Please respect copyright.PENANAXknj1PHcas
529Please respect copyright.PENANA8E1hSL3x5u
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.529Please respect copyright.PENANAViUlNCpWwW
529Please respect copyright.PENANAx02aeBATIe
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”529Please respect copyright.PENANAg4CGS3qEED
529Please respect copyright.PENANARmpZvBVo49
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”529Please respect copyright.PENANA03u6mq9vXY
529Please respect copyright.PENANAnt6yh07BGA
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”529Please respect copyright.PENANAVKcBNqqEP0
529Please respect copyright.PENANA50KRVj24LE
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”529Please respect copyright.PENANAzyUlKhRjF2
529Please respect copyright.PENANAEwP3c23X3V
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”529Please respect copyright.PENANAcz9PvHxDzj
529Please respect copyright.PENANA69sm4YjPN1
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”529Please respect copyright.PENANAkRXPltY7Og
529Please respect copyright.PENANAMzzUJYs1R7
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”529Please respect copyright.PENANAI680QXJXVu
529Please respect copyright.PENANA4rjklDsYB6
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.529Please respect copyright.PENANAyPuzLVV8i2
529Please respect copyright.PENANAEppib89Hxc
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.529Please respect copyright.PENANACTj8DDZPGu
529Please respect copyright.PENANAACkZ5nSteF
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.529Please respect copyright.PENANAhBf5w5UHxN
529Please respect copyright.PENANAZ1MIFQn25g
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.529Please respect copyright.PENANAVU2sCX76CS
529Please respect copyright.PENANAEsncrl0sCF
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.529Please respect copyright.PENANAJCaou6SprB
529Please respect copyright.PENANApQ5dbmfz3T
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.529Please respect copyright.PENANAzlILlAsN73
529Please respect copyright.PENANAN1Ilk4A996
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,529Please respect copyright.PENANA0sP0Zmf1hJ
529Please respect copyright.PENANAP46K0Fq7ov
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.529Please respect copyright.PENANAHOyJzpd4iv
529Please respect copyright.PENANAJAFFGVVrnf
“Bentar lagi, tan.”529Please respect copyright.PENANA7WUOfKWOW7
529Please respect copyright.PENANAIwf5b5zS9u
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.529Please respect copyright.PENANAzgdT0wBFSE
529Please respect copyright.PENANA52a25Yt2vy
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.529Please respect copyright.PENANAZ3DqqOnjmP
529Please respect copyright.PENANASYQpxrqtVj
“Jangan,” kataku.529Please respect copyright.PENANAgaDwVvpig0
529Please respect copyright.PENANARve5u0TK5V
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.529Please respect copyright.PENANAQLgKSWqrNi
529Please respect copyright.PENANAP5hdf82tYy
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit529Please respect copyright.PENANAaYghTy09AZ
529Please respect copyright.PENANAXHhT7Gi2dr
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.529Please respect copyright.PENANAqeZ6Ma8Tt1
529Please respect copyright.PENANAg5O8kSsFPq
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.529Please respect copyright.PENANA6lGjMyQSNy
529Please respect copyright.PENANAnKXUipLl7f
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”529Please respect copyright.PENANAk8sFhmYlQa
529Please respect copyright.PENANArK73K6Vxos
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.529Please respect copyright.PENANAJIS28TWIG4
529Please respect copyright.PENANAfQom3XAVDy
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.529Please respect copyright.PENANAcPcD1MpaMd
529Please respect copyright.PENANA0AY7yg0cpJ
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”529Please respect copyright.PENANAh9kYftgzW4
529Please respect copyright.PENANArghjX4S3Ri
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.529Please respect copyright.PENANAFcweROHFnu
529Please respect copyright.PENANA76X3PMtQCh
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”529Please respect copyright.PENANA0tfJJ72Ihy
529Please respect copyright.PENANAy5NhlvJl12
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.529Please respect copyright.PENANApP6j4mLpI7
529Please respect copyright.PENANAj50KI56QnZ
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.529Please respect copyright.PENANASWPOtaKhV7
529Please respect copyright.PENANArXeQGFRbX8
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.529Please respect copyright.PENANALkPRrocgvA
529Please respect copyright.PENANASgpBLrFbtY
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.529Please respect copyright.PENANAx4FEronpCf
529Please respect copyright.PENANAcpiceWc1xK
***529Please respect copyright.PENANAO0mCdbxVQF
529Please respect copyright.PENANA1Veg8JmF8g
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.529Please respect copyright.PENANAkk8QinRgrK
529Please respect copyright.PENANAB6D436cYMy
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.529Please respect copyright.PENANAYd37TVfota
529Please respect copyright.PENANAqiX71vIVRY
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.529Please respect copyright.PENANAhL289HsSMW
529Please respect copyright.PENANAZjaBUpJuKI
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.529Please respect copyright.PENANA1tosGn7u0l
529Please respect copyright.PENANAJC3LUW8e8h
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.529Please respect copyright.PENANAWo9wdhrMRn
529Please respect copyright.PENANAY3Al2ePvA5
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.529Please respect copyright.PENANAmVZ0Ktf8Fp
529Please respect copyright.PENANAcRSb5d5sjm
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?529Please respect copyright.PENANAc1Vp3rOmQv
529Please respect copyright.PENANADaQQp0hva8
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.529Please respect copyright.PENANABHVsGns2Ik
529Please respect copyright.PENANAgOVb45TbAW
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.529Please respect copyright.PENANAU67bFANzAd
529Please respect copyright.PENANABjwEbDJEIX
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.529Please respect copyright.PENANAPwXdG5Vwmx
529Please respect copyright.PENANAkfxxfbGeX4
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.529Please respect copyright.PENANABs179XgDQI
529Please respect copyright.PENANAKRLWhyTqUE
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”529Please respect copyright.PENANAefq79O5g5V
529Please respect copyright.PENANAR290PYCTQn
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”529Please respect copyright.PENANAYOvJoAJlIm
529Please respect copyright.PENANAFWAf7tlnig
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.529Please respect copyright.PENANAWIJPOwcFyX
529Please respect copyright.PENANAe17YLKou8Q
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.529Please respect copyright.PENANAemjkpEz9Gu
529Please respect copyright.PENANAG5JheEcBVz
“Engga boleh!”529Please respect copyright.PENANA8UtBnZfJOi
529Please respect copyright.PENANABHI2ZIGAPH
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”529Please respect copyright.PENANAUpzCvdv7aH
529Please respect copyright.PENANAYqLeFJsEQY
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”529Please respect copyright.PENANADXuQljVPeu
529Please respect copyright.PENANAzdyN0lGwdb
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.529Please respect copyright.PENANArENQFu5pm3
529Please respect copyright.PENANAuADR4Qa2Bp
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.529Please respect copyright.PENANAiFgMLc9MV9
529Please respect copyright.PENANASovuNl9fEh
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.529Please respect copyright.PENANA9KIWwkFAEf
529Please respect copyright.PENANAV7Ai29KLWt
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.529Please respect copyright.PENANAesNc7H5yGl
529Please respect copyright.PENANAcPzfgFsJfM
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.529Please respect copyright.PENANAFyhLS11Gbf
529Please respect copyright.PENANAAnF1GXmX97
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.529Please respect copyright.PENANAtADsSbRyaJ
529Please respect copyright.PENANAu3Rk5NhfGZ
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.529Please respect copyright.PENANAlwfAEHb3Qh
529Please respect copyright.PENANA8y7khK3UE3
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.529Please respect copyright.PENANAdEJRhU8PUC
529Please respect copyright.PENANAvZ0Rrv1wZr
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.529Please respect copyright.PENANAYtCZHWZNk5
529Please respect copyright.PENANA8qnB7UmRIR
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.529Please respect copyright.PENANAF5uSWsOxUi
529Please respect copyright.PENANAz42SHiTZaQ
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.529Please respect copyright.PENANASSv0go1hFf
529Please respect copyright.PENANAGesSq5SyRz
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.529Please respect copyright.PENANAOh1IlXTUbm
529Please respect copyright.PENANAQyCoK5gXec
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.529Please respect copyright.PENANAUDFrt3IpM1
529Please respect copyright.PENANAgSJzTCkCFS
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.529Please respect copyright.PENANAlRSwOH5udK
529Please respect copyright.PENANAMuMskJrGO6
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”529Please respect copyright.PENANA4OET8UhC0O
529Please respect copyright.PENANAcnyEIYDrgK
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.529Please respect copyright.PENANAqkCRHlA8OW
529Please respect copyright.PENANAKMHtIKvoHZ
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.529Please respect copyright.PENANABUahfqP3yj
529Please respect copyright.PENANAYeZTZF07uk
Terdengar suara Adzan berkumandang.529Please respect copyright.PENANAy5NSzUAiHd
529Please respect copyright.PENANAAbQmbldf9z
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
529Please respect copyright.PENANAG37BFwVivi