Panggil saja saya Eko, usia saya saat ini 44 tahun. saya sudah menikah dengan seorang perempuan yang bernama Anisah selama tiga tahun. Istri saya ini wajahnya manis dan sensual, kulitnya putih dan tubuhnya sangat proporsional. Usianya baru 27 tahun.
Anisah suka sekali memakai baju ketat, celana jeans, hipster atau legging yang terlihat sexy. Dan bila ia sedang memakai baju seperti itu, pasti mata setiap lakilaki yang melihatnya akan terus memandanginya, dari atas ke bawah. Kadangkadang saya suka merasa risih, tetapi anehnya itu disertai perasaan bangga. Namun beberapa bulan ini, Anisah memutuskan dan sudah mulai menggunakan hijab, biarpun bukan Syarii.
Setelah menikah, saya membeli rumah kecil di sebuah cluster di pinggiran Kota. Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta, sementara Anisah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya tak lama setelah kami menikah. Terus terang saya bahagia dengan keadaan sekarang. Saya, seorang lelaki biasa, namun dikaruniai istri yang baik dan setia, serta anak perempuan lucu yang saat ini sudah berusia 2 tahun bernama Afifah. Tetapi kegembiraan itu sepertinya nggak akan berlangsung lama.
3010Please respect copyright.PENANARRuQePOauB
Saya ingat hari itu hari Kamis. Kebetulan saya mendapat tugas dari kantor untuk mengunjungi relasi yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Setelah urusan saya dengan relasi kantor selesai, saya berniat untuk langsung pulang ke rumah. Sesampainya di depan rumah, saya lihat ada mobil parkir. Saya nggak mengenali mobil itu, saya berpikir siapa yang tengah bertamu ke rumah. Perlahan saya buka pintu pagar dan melongok ke ruang tamu lewat jendela. Tetapi di ruang tamu tidak ada siapapun, saya cuma melihat ada gelas minum di meja. saya coba membuka pintu depan, ternyata terkunci. Otak saya mulai berpikir negatif, hatipun mulai diliputi perasaan curiga. Karena rumah saya letaknya di hook, maka kami ada sisa tanah dan membuat pintu samping.
Di samping rumah ada pintu yang terhubung dengan dapur. Saya coba untuk membuka pintu, ternyata nggak dikunci. Saya segera beringsutingsut menuju ruang tengah di mana terletak kamar tidur. Pintu kamar tidurku terbuka sedikit. Dari arah kamar saya dengar ada suara, suara Anisah dan seorang laki-laki. Hati saya benarbenar panas sekarang. Perlahan saya mengintip ke dalam kamar, dari pantulan cermin lemari pakaian saya bisa melihat dua orang yang sedang telanjang bulat tengah bergumul di atas ranjang.
3010Please respect copyright.PENANAGiVxXEEkaG
Saya benarbenar marah, ingin saya segera melabrak masuk ke dalam kamar, tetapi pikiran lain muncul. Saya ingin melihat lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya saya putuskan untuk melihat semua adegan yang terjadi di dalam kamar itu. Saya coba memperhatikan siapa lelaki yang tengah bergumul dengan istri saya, ternyata dia adalah Rudi, mantan teman kerja istri saya. Rudi memang Tampan, tubuhnya tinggi atletis. Dan dia adalah seorang duda.
Saya melihat istri saya sedang mengulum kemaluan Rudi dengan bernafsu sekali.
3010Please respect copyright.PENANARq2weKZbIq
Sambil begitu, tangannya mengocokngocok batang kemaluan Rudi dengan perlahan-lahan, sementara Rudi mengelus rambut istri saya sambil sesekali meremasremas kedua payudara istri saya bergantian. Tidak berapa lama, Rudi berdiri dan mengambil posisi di belakang istri saya sambil menyuruhnya menungging. Dari cermin dapat saya lihat, batang zakar Rudi yang besar dan panjang melengkung ke atas. Bahkan saya akui, punya Rudi jauh lebih panjang dan lebih besar dari batangan saya sendiri.
Pantas istri saya nekat berselingkuh dengannya. Perlahan Rudi memasukkan batang besarnya itu ke dalam lubang kemaluan istri saya, dan pada saat yang bersamaan, saya mendengar desahan lembut istri saya. Rudi mulai memajumundurkan pantatnya, semakin lama semakin cepat, batang kontol nya keluarmasuk menghujam memek Anisah. Anehnya, bunyi paha Rudi yang beradu dengan pantat Anisah membuat saya sedikit terangsang, tanpa terasa batangan saya pun sudah menegang. Tak lama kemudian Rudi merubah posisi, Rudi menindih tubuh Anisah, posisi mereka membelakangi cermin.
Saat itu saya melihat kedua kaki istri saya dilingkarkan ke pinggang Rudi, sehingga posisi mereka sangat menempel. Dan tangannya memeluk leher lelaki gagah itu dan menariknya dengan lembut sekali. Bibir Anisah memagut bibir Rudi dengan kuluman-kuluman yang sangat erotis. Dan terkadang saya melihat lidah mereka saling membelit. Ada satu momen yang menurut saya sangat gila sekali, saat itu kedua tangan Rudi meremas kedua buah dada istri saya yang sangat mengkal, sekaligus menopang tubuhnya keatas. Anisah yang sepertinya mengerti maksud Rudi segera melepas pelukannya dan membuka mulutnya. Diiringi dengan tusukan-tusukan kontol yang pelan namun mantap, Rudi 3 kali meludah ke dalam mulut istri saya yang membuka..
Panas sekali hati ini melihat kejadian itu, namun saya kehabisan kata-kata ketika menyaksikan mulut Anisah terus menerima ludah Rudi, menelannya dan dengan gerakan tiba-tiba, kembali menarik leher Rudi dan kembali mengulum bibirnya.
Erangan dan desahan Anisah sangat terdengar liar namun tertahan. Entah apa yang membuatnya begitu. Mungkin dia tidak ingin tetangga mendengar suara-suara penuh dosa yang sedang terjadi ini.
Tak berapa lama kemudian, Rudi mengerang, lalu dicabutnya batangannya yang besar itu dari dalam alat kelamin Anisah. Rupanya Rudi sudah hampir ejakulasi.
Lalu, sambil mengocokngocok batang kontolnya dengan liar, tangan Rudi menarik kepala istri saya agar mendekati kemaluan Rudi. Akhirnya, kontol Rudi yang terlihat basah dan kencang itu menyemprotkan cairan putih yang banyak dan kental, sampai 5 kali saya lihat dia mengejan. Dan istri saya menerima itu semua ke dalam mulutnya yang menganga lebar. Namun, saking banyaknya cairan tersebut, wajah dan rambut Anisahpun tak luput dari semprotannya. Wajahnya berlumuran sperma lelaki yang bukan suaminya. Dan sambil tertawa puas, Anisah menelan semua cairan yang masuk ke mulutnya. Rudi kemudian ambruk ke ranjang, disamping Annisah.
3010Please respect copyright.PENANArx3YkpPY4G
3010Please respect copyright.PENANAaQKY9krfVx
Baru saja saya memutuskan untuk beranjak pelan-pelan untuk keluar rumah, saya melihat Rudi bangun dan duduk bersujud mengangkangi dada Annisah. Sementara Anisah memasukkan kontol Rudi yang besar itu kedalam mulutnya untuk mengulumnya. Dan saya mencuri dengar pembicaraan mereka.
“Gila kamu Nis... gak ada puasnya kamu sama peju..” kata Rudi.
“Hehehehehe... abis enak sih.. aku mau lagi.. dan lagiii...” jawab Anisah dengan suara yang terdengar genit dan manja.
“Tadi kan sudah... dua kali lhoo...”
“Tapi kan.. mmhh... yang pertama di perut, yang kedua didalem.. aku kan pengennya masuk ke mulut kaya barusan.. biar langsung aku minum.”
3010Please respect copyright.PENANApGrHdewY3B
Saya lemas mendengar pembicaraan itu. Ternyata mereka sudah 3 kali melakukan hubungan alat kelamin hari ini. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan di kepala. Namun saya masih terus mendengar pembicaraan mereka....
“Kamu doyan banget sih sama peju?” tanya Rudi sambil mengelus-elus rambut panjang istri saya. Sementara Anisah masih terus mengocok batang kemaluan Rudi.
“Banget...” jawab Anisah, “... tapi pejumu doang lho sayaaangg...” lanjutnya.
“Punya si Eko enggak ya?”
“Hahahaha... boro-boro nelen pejunya.. ngeliat tititnya aja aku geli… jijiiikkk….”
Rudi tertawa terbahak-bahak mendengar hal itu, “Hahahaa.. parah kamu... gitu-gitu kan dia suamimu sayaanng.....”
“Beneraaannn..” sahut Anisah, “..ini aja aku selalu nyukur jembut karena kamu suruh dulu.. kamu kan katanya suka kalo memek aku botak....”
“Heheheee.... iyaa.. iyaa... basically, dari pertama dulu aku suka memekmu apa adanya, soalnya sempit banget, terus wangi pula. Tapi iya, aku seneng banget pas kamu akhirnya nurutin aku buat nyukur jembutmu... I love you, sayang...”
Hancur sudah hati saya mendengar Anisah dan Rudi berbicara seperti itu. Karena waktu saya tau dia mulai mencukur habis bulu kemaluannya 3 tahun lalu, dia bilang supaya alat kelaminnya bersih dari kuman dan tidak lembab serta bau.
Lalu mereka berdua berbarengan duduk di pinggiran tempat tidur. Rudi mengelap batang kontolnya dengan secarik kain yang sepertinya adalah kaos singlet milik saya. Sementara Anisah sedang menggulung rambut panjangnya. Lalu dia mengangkangkan kedua kaki jenjangnya lebar-lebar, seolah sudah tahu bahwa Rudi akan membersihkan lubang kemaluannya. Dan sepertinya, Rudi melakukan itu dengan penuh rasa ikhlas dan sayang, sambil kemudian mengulum bibir Anisah dengan lembut. Namun tiba-tiba aku dikejutkan dengan pembicaraan mereka lagi..
3010Please respect copyright.PENANAqnNASWeJyI
3010Please respect copyright.PENANAq5t84oBTt5
3010Please respect copyright.PENANA6kSXGZJMbR
“Eeehhh... anaknya bunda sudah bangun rupanya yaa...” kata istri saya. Nada bicaranya agak terdengar kaget, namun terkontrol. “...sudah dari tadi nak?” lanjutnya.
Lalu dia berjalan ke arah belakang pintu untuk kemudian balik lagi kearah Rudi sambil menggendong Afifah. Rupanya inilah penyebab Anisah mendesah dan mengerang dengan menahan suaranya. Ternyata ada Afifah yang sedang tidur disaat mereka saling memanjakan alat kelamin mereka... Gila!!
“Kamu gimana sih?” ujar Rudi yang juga segera bangkit berdiri sambil mengelap wajah istri saya dengan kaos singlet tadi. “..wajahmu masih belepotan peju gitu malah gendong-gendong Fifah.. nanti kalau masuk mulutnya lagi kayak waktu itu gimana?”
“Hehehehe... gak apapalah beiib..” sahut Anisah, “... minum peju ayahnya iniii... halaaalll.. lagipula rasanya gurih... bundanya aja doyan banget kok.. hahahaha...”
“Ya itu kamuu… kalo Fifah jangan dulu ya nak…” ujar Rudi.
“Biarin lah…” sahut Istriku, “..gapapa Fifah udah pernah ngerasain dari kecil. Biar gedenya nggak kaget.. udah apal rasa peju.. peju ayahnya… ahahahhahaa…”
“Iya siih.. tapi nggak gitu juga dong, sayaaang..” kata Rudi sambil mengecup kening Afifah. Lalu dia menyulut sebatang rokok. Dan sambil masih bertelanjang bulat, Rudi menggendong anak perempuan kecil yang masih polos itu. Sementara batangannya yang masih saja terlihat besar itu, menggantung dan bergoyang bebas dengan gagahnya.
“Halloo anak ayaahh.. kenapa udah bangun? Pengen lihat bunda sama ayah lagi ngewe yaa..? Nakal iih.. kayak bundanya aja...” kata Rudi.
“Alloo ayaahh..” sahut Anisah seraya menirukan suara anak kecil, “... kalo aku kayak bunda, nanti toket aku besal juga doongg.. telus memekna sempit.. gapapa deeehhh... doain aku cepat besal ya ayaahhh.. bial nanti kontolnya ayah cepet ngelasain enak di jepit memekna Fifah..” lanjut Anisah sambil merapatkan tubuh telanjangnya di samping Rudi seraya memeluknya.. dan dia juga menyulut sebatang rokok. Entah kapan dia mulai merokok, saya tidak tahu.
“Hahahaha.. kamu iihh.. masa memek anaknya disuruh ngentot kontol ayahnya sendiri.. kamu ngaco ah..” ujar Rudi sambil mencubit lembut puting susu Anisah yang langsung sedikit berjengit dan menggelinjang manja. “Kamu kenapa bangunnya sekarang nak? Aturan nanti aja, pas ayah sama bunda udah pake baju....” lanjutnya.
“Iiiihh... aku kan pingin liat kontolnyaa ayah lagii... Akyu naksil kontolna ayaaahhh... emang bunda aja yang boleh liat inii..??” sahut Annisah sambil menggenggam kontolnya Rudi.
“Hehehehee... boleehh.. tapi jangan tuman yaa, nanti kamu jadi perek.. kayak bunda..”
“Gapapa aku jadi pelekna ayaahh juga… bial kayak bunda.. bial aku bisa di entooooot telus sama kontolnya ayah yang besaallll daann panjaanngg dan ennyakk.. telus dipipisin peju deh ke memek sama ke mulut aku. Uuhh.. aciin dan enyaakk.. aku mau juga minum pejuna ayaahhh...!” Lalu mereka berdua berpelukan sembari tertawa terbahak-bahak.
3010Please respect copyright.PENANA0WKWFzYrqt
3010Please respect copyright.PENANAyR76r9QuGm
Sementara di hati dan fikiran saya berkecamuk perang batin.. kenapa Anisah berbicara seperti itu? Kenapa dia bilang Rudi adalah ayahnya Afifah? Sudah berapa lama perselingkuhan ini berjalan? Namun pertanyaan-pertanyaan itu bisa menunggu. Mereka rupanya masih belum ingin beranjak keluar kamar. Mereka malah terus merokok dan sekarang mereka berdua duduk di pinggiran tempat tidur. Afifah sekarang di pangku Anisah. Pembicaraan-pembicaraan mereka makin terdengar liar dan mengerikan buat kuping saya.
“Eh Nis...” kata Rudi, “... kira-kira Afifah tadi sempet ngeliat kita ngewe lagi nggak?”
“Gak tau...” jawab Anisah, “... tapi nggak apapa juga lah, biar dia tahu proses waktu bikin dia.. kalo dia tanya, bilang aja lagi bikin adek buat dia.”
“Hahahahaa.... bener... bener... toh tadi buang dalem.”
“Tapi dia pasti lihat lagi pejumu yang di mukaku tadiii... nggak gitu banyak sih. Nggak kaya waktu itu.. dan nggak sebanyak pejunya Eko yang aku buang.. hahahaha....”
“Tapi setidaknya Fifah nggak tau kalau pejunya Eko kamu keluarin kan...??” tanya Rudi.
“Kalau itu sih, jangankan Afifah.. Eko aja nggak tau.. pokoknya dia taunya Fifah adalah anaknya. Padahal kan asalnya Fifah dari kontol kamu ya sayaanngg...” kata Anisah sambil menggenggam dengan erat kontolnya Rudi.
“Iyaaaa...” sahut Rudi tegas. “Lalu rencana kita gimana?”
“Tenang sayang.. pokoknya habis kita mandi, kita siap-siap dan langsung jemput ibu. Koper-koperku kan udah disana.”
“Bukaann... bukan rencana kita yang nanti malem sayaaanngg... rencana kamu mau mbuang monyetmu yang gendut dan nggak penting ituu...”
“Hooo... hahahahha... aku pikir yang kita mau pergi ini. Aku aja sampai lupa kalau aku masih punya suami.. hhehehe... kalau rencana yang itu sih aku udah minta persetujuan ibuku. Dia sih oke-oke aja.. pokoknya kata dia, diurus yang bener, diatur yang rapih.. dan tetep jaga rahasia kita. Dia mau bantu kita kok. Toh pacarnya dia yang baru kan lawyer, beib...”
“Oke.. oke... tapi si Heru nggak tau tentang hal ini kan?”
“Hal yang mana?”
“Perceraianmu...”
“Ooo.. itu dia tau. Santai aja sayang...”
“Berarti dia nggak tau kalo ibumu punya selingkuhan lagi?”
“Hahahaha.... nggak... dia aja mau di buang sama ibu...”
“Okelah... berarti nanti malam udah ready ya...”
“Buat kamu dan kontolmu... memekku dan Fifah selalu ready sayang… hahahaa…”
“Baguuss... secepatnya kamu cerai, kamu langsung aku nikahin. Oke?”
“Siap sayang... tapi abis masa idah laah kamu nikahin aku..”
“Kelamaan… Kalau nggak gimana?” tanya Rudi.
“Yaaa... gapapa juga sih.. gak penting.. toh cuma nyari resminya doang… hahahahah... ngewenya kan udah duluaaannnn…. Udah punya anak pula!”
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Sementara Afifah yang ada di gendongan Anisah hanya bengong melihat mereka berdua, walaupun ada sunggingan senyum di bibirnya, namun saya yakin dia masih belum mengerti apa-apa. Dan tubuhnya yang mungil ikut bergoyang-goyang ceria, seiring dengan tawa kedua orang tua kandungnya. Tubuh sepasang manusia itu berguncang-guncang gembira, diiringi goyangan lembut dan mantap dari sepasang buah dada Anisah yang besar, serta anggukan gontai namun gagah dari batang zakar Rudi yang menggantung, walaupun masih saja terlihat besar dan kencang, tapi saya yakin, itu sudah mulai mengecil.
3010Please respect copyright.PENANA8DbThv61T2
Dan dengan ajakan manja Anisah, mereka berdua mengajak Afifah ke kamar mandi di dalam kamar untuk membersihkan tubuh mereka. Dan dengan langkah penuh kekalahan, saya yang sudah kehabisan kata-kata dan amarah, beranjak keluar rumah. Entah kemana saya nggak perduli. Saya hanya ingin pergi dari rumah jahanam ini. Saya keluar rumah dengan diiringi dengan suara Annisah dan Rudi yang berteriak kecil..
“Hahaha.. Afifaaah.. lihattt… kontolnya ayah ngaceng lagi tuuhh.. kita cium-cium yuk..”
“Besar ya nak kontolnya ayah? Boleh di masukkin ke memeknya bunda lagi nggak?
“Ya boleh lah ayaaaahhh...... Fifaahh... bunda ngewe lagi yaaa... kamu disini aja, liat memeknya bunda dientot kontolnya ayaahh… yesss.... hahahaha...”
3010Please respect copyright.PENANARyqlhlPMpt
*****
3010Please respect copyright.PENANAo9jZ649BmZ
Ketika jam menunjukkan pukul 18.00, dari kejauhan terdengar suara adzan Maghrib berkumandang. Walaupun berat, saya mencoba melangkah ke arah masjid terdekat. Ketika langkah ketiga, ada suara dari telfon genggam saya. Saya buka, ternyata ada kabar di WhatsApp dari Anisah..
“Kamu dimana? Kok belum pulang? Nanti kamu bikin makan sendiri ya Mas.. aku sama Fifah mau nginep di rumah ibu. Tapi hari Senin aku pulang kok..”
Aku membalas; “Iya.. kamu sudah jalan?”
“Belum Mas.. nanti jam 8 aku jalannya.. kamu pulang jam berapa?”
“Ok.. aku OTW...”
3010Please respect copyright.PENANAFmf1RPUYtv
Mengetahui hal itu, saya segera balik badan ke arah rumah. Niatan saya sudah jelas. Saya akan melabrak mereka. Namun apa yang terjadi, sesampainya saya dirumah, mereka sudah tidak ada. Mereka sudah pergi.. entah kemana, dan sepertinya terburu-buru. Apa yang akan terjadi dalam empat hari ini. Entahlah.. saya tak tahu...
Dan secara naluriah saya menelfon Anisah. Tidak diangkat. Lalu Saya menelfon ibu mertua, yang jelas-jelas sudah mengetahui hubungan anaknya dengan lelaki lain. Dan ketika saya bertanya baik-baik tentang semuanya, jawaban ibu mertua malah semakin membuat saya semakin sakit hati. Ternyata Anisah sudah berhubungan dengan Rudi tak lama sejak kami menikah. Dan selama ini, mereka kadang bertemu dan berhubungan badan dirumah ibu mertua saya.
Bahkan ibu mertua saya jugalah yang menyarankan Anisah untuk menceraikan saya, untuk di nikahi Rudi, dengan alasan Rudi melebihi saya dari semua hal... mulai dari soal fisik, penampilan, rumah tangga, ekonomi bahkan urusan persetubuhan...
“Pokoknya kamu relain aja Anisah diambil Rudi buat jadi istrinya.. toh Afifah adalah hasil hubungan mereka, bukan dari kamu. Dan kata Anisah, kamu juga nggak pernah bisa nyenengin dia, baik di ranjang maupun keuangan. Bahkan ibu juga tau kalau Rudi lah yang selama ini ngasih uang dan muasin Annisah.. sudahlah Ko.. lupain Annisah. Kamu cari aja yang lain.. mungkin masih ada yang mau sama kamu.”
“Sejak kapan mereka berhubungan?” tanya saya dengan amarah teredam.
“Hmmm... nggak lama setelah kalian menikah..” Jawab Ibu Mertua saya dengan santainya.. “..kalau nggak salah, nggak lama setelah Anisah resign dari kantornya..”
“Lalu sekarang mereka kemana?”
“Ini.. ada sama ibu dan Rudi.. mau ke bandara, kami diajak jalan-jalan sama Rudi ke Bali. Sama pacar ibu juga kok..”
3010Please respect copyright.PENANAkDAJD2QHO9
Saya segera menutup telfon. Dan masuk kembali ke dalam rumah dengan gontai. Saya nggak tahu harus ngapain.. saya kalut. Dan entah kenapa saya ingin meninggalkan pesan untuk Annisah sepulangnya mereka dari entah kemana itu. Lalu saya menyalakan komputer untuk menulis pesan.
Saya dan Annisah memang mempunyai drive masing-masing dari Hard Drive yang dibikin partisi. Selama ini tak pernah saya mencoba atau mempunyai keinginan untuk melihat drive istri saya tersebut, tapi malam ini saya berniat untuk membongkarnya. Apakah itu folder atau emailnya.. dan saya siap menerima apapun hasil di dalam drive tersebut.
Tak ada yang aneh.. di dalam drive Annisah, tak ada yang mencurigakan juga. Semua folder saya buka. Namun sebelum menutup Drive Annisah, saya membuka setelan file tersembunyi. Dan ada banyak folder yang muncul. Saya buka satu-satu.. dan ternyata ada banyak sekali folder-folder lain didalamnya. Ada folder “Seksinya Kami”, yang berisi foto-foto Annnisah dan Afifah, dan tentu saja Foto-foto Rudi.... Tak ada satupun foto saya di dalam folder itu.
Dan ada beberapa folder foto, yang berisi Foto-foto telanjang Annisah dan Rudi... dan juga Afifah... menurutku, mereka sudah kelewatan…
3010Please respect copyright.PENANAeYICXQy7ES
Ada juga beberapa foto yang tidak bugil, namun masih berkesan syur dan seksi.. spertiknya, Annisah pernah menggunakan foto-foto itu untuk dikirimkan kepada Rudi, entah via WA atau email. Dan dia juga menyertakan Afifah dalam foto-foto tersebut. Sejak Fifah kecil sampai sekarang
Dan ternyata ada juga folder yang berisi film-film. Ini yang membuat saya kaget dan lemas selemas-lemasnya. Ternyata itu adalah film-film persetubuhan Annisah dan Rudi.. dan jumlahnya banyak sekali. Gila... mereka sengaja memfilmkan adegan demi adegan syur yang semuanya tidak pernah terbayang bagi saya untuk melakukannya.
Dan Parahnya, saya melihat ada beberapa film yang dimana mereka melakukan persetubuhan dan ada Afifah disitu... terjaga.. melihat bundanya di puaskan birahinya oleh “katanya” ayah kandungnya sendiri... Gila!!!
Juga ada video Annisah yang sedang bermasturbasi. Dia mengocok kemaluannya sendiri dengan jemarinya. Sambil bertelanjang bulat, Annisah berusaha mandapatkan klimaksnya sambil menyebut nama Rudi.. semua kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Ketika dia mencapai klimaks, banyak sekali cairannya yang keluar... memuncrat-muncrat dengan liar. Annisah tak mampu mengontrol dirinya. Dia bergelinjang hebat sambil 1 tangannya meremas-remas buah dadanya, dan tangan 1 lagi menutupi kemaluannya yang masih saja mengeluarkan cairan kenikmatannya. Saya lemas sekali melihat rekaman ini, karena dia juga melakukan hal itu disamping Afifah yang memperhatikannya dengan bingung.
3010Please respect copyright.PENANApdIp7hWpEk
Ada satu video lagi yang berdurasi panjang, dimana mereka sedang memanjakan birahi dengan posisi duduk, di sofa ruang tamu rumah mertua. Ketika Rudi sedang ejakulasi, Annisah memeluknya dengan erat sambil mengulum bibir Rudi. Dan saat mereka sedang beristirahat dengan posisi yang sama, terdengar suara Afifah menangis dari dalam kamar. Lalu, Annisah bangun dari atas pangkuan Rudi, dan berjalan telanjang bulat masuk ke kamar. Saat balik ke ruang tamu, Annisah menggendong Afifah yang masih sesenggukan, sepertinya Afifah masih berumur 6 bulanan. Terlihat ada banyak cairan yang mengalir keluar dari dalam selangkangan Istri saya yang masih terlihat berbulu, walaupun dicukur rapih. Lalu Rudi menyuruh Annisah duduk di sofa dan mengangkang. Terlihat Rudi berlutut untuk membersihkan cairannya yang menetes dari dalam memek Annisah. Namun tak lama kemudian, Rudi bangkit berdiri, dan Annisah segera mengulum kontol si Rudi untuk membersihkan sisa cairan alat kelamin mereka.. dengan masih menggendong Afifah. Belum selesai rasa terkejut saya, tiba-tiba ada ibu mertua saya, yang juga telanjang bulat, datang ke ruang tamu..
“Kunaon si Fifah nangis Teh..?” tanya ibu mertua saya di dalam video itu.
“Enggak apa-apa bu...” sahut Annisah yang melepas kulumannya. Tangan kirinya masih menggendong Fifah, sementara tangan kanannya mengocok dengan lembut batang zakarnya Rudi. “..laper kayaknya si Fifah. Mau nenen..”
“Oo.. ya sudah di nenenin aja dulu. Rud..” mertua saya berpaling ke Rudi, “.. dikasih dulu itu kavlingnya Fifah.. jangan dikuasai sendiri..” lanjutnya sambil tersenyum. Dan sepertinya Ibu mertua saya sudah biasa saja dengan keadaan seperti ini.
Rudi terlihat tersenyum, “Iya sayaaanngg... ini juga sudah selesai. Sekarang teteknya Nissah buat Fifah semua..” katanya sambil meremas bongkahan pantat dan payudara mertuaku serta mengulum bibirnya.
“Bagus budak bageur..” ujar ibu mertua saya sambil menggenggam kontol Rudi.
“Terus kenapa ibu kesini?” tanya Annisah.. “..udah selesai ngewenya?”
3010Please respect copyright.PENANAkzykwRE3kQ
Ibu mertua saya mengangguk-angguk sambil tersenyum. Lalu memanggil entah siapa yang ada di dalam kamarnya untuk keluar. Tak lama kemudian, keluarlah lelaki gagah setengah baya dari dalam kamar ibu mertua saya. Dia juga telanjang bulat, batang zakarnya yang terlihat basah, mengangguk-angguk gagah. Hampir sebesar punya Rudi. Lalu akhirnya mereka berempat duduk bersama-sama di sofa. Sementara Afifah masih menyusu.
Jujur saja, ini pertama kali buat saya melihat tubuh telanjang ibu mertua saya. Untuk ukuran perempuan berusia 49 tahun, badannya masih bagus sekali. Buah dadanya besar, pinggulnya kencang dan mantap, dan kemaluannya masih terlihat rapat.. tanpa bulu.
Secara aneh, birahi saya timbul melihat adegan demi adegan di dalam video ini. Rasa cemburu dan marah yang bercampur dengan rangsangan seksual yang aneh, membuat batangan saya bangun. Dan saya masih meneruskan melihat video itu. Suasananya terlihat santai dan biasa sekali buat mereka. Walaupun 2 pasang manusia jahanam itu bertelanjang bulat namun seperti tak ada rasa canggung sedikitpun...
“Rudi tadi sudah keluar?” tanya pria yang merupakan pacar ibu mertua saya.
“Sudah Om.. kenapa?”
“Nggak apa-apa.. masih pengen main lagi atau gimana?”
“Ya pasti masih lah... kamu gimana?” potong ibu mertua saya. “..si teteh aja masih pengen digenjot lagi nonoknya, ya sayang?” lanjutnya.
“Heheheh... ya masih laahh.. mau tukeran lagi Om?”
“Yuk...” sahut pacar mertua saya. “..boleh ya Rud?” tanyanya kepada Rudi.
“Hehehe... ya boleh lah Om. Anisah mau di entot dimana?”
“Disini aja.. Kasian si Fifah kalau ditinggal lagi.” Jawab pria itu.
“Yasudah... kita ngewe dikamar aja bu?” tanya Rudi kepada Mertua saya yang dijawab dengan anggukan dan senyuman yang terlihat genit.
3010Please respect copyright.PENANA34HaCcqrpK
Tak lama setelah itu, ibu mertua saya menggandeng tubuh telanjang Rudi masuk kedalam kamar dengan menggenggam kontol besarnya. Sementara Annisah membaringkan Afifah, yang sepertinya sudah tertidur, diatas sofa. Lalu dengan gerakan yang sangat erotis, Annisah memutar tubuhnya dan duduk di pangkuan pria itu seraya memeluk dan mengulum bibirnya.
“Kontolnya Om Heru ketagihan memek aku ya?” tanya Annisah dengan manja. Pria yang ternyata bernama Heru itu hanya tersenyum sambil mengulum bibir Annisah dan meremas payudara mengkalnya. “Om Heru nakal... masa memek ibu sama anaknya di ewe semua sih?”
“Heheheh... pacarmu juga... emang nggak puas sama nonok kamu, sampe nonok ibu pacarnya di pake juga?” Tanya si Heru ini seraya mengelus selangkangan istri saya.
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, sementara saya juga mendengar ada suara lenguhan dan desahan dari dalam kamar.
“Om.. memeknya ibu masih enak ya?” tanya Annisah lagi.
“Iya, masih legit... enak banget!”
“Enakan mana sama memek anaknya?”
“Sama... sama-sama enak. Beruntung Rudi memiliki kamu..”
“Aahh.. sama aja.. Om juga bisa make memek aku kapan aja..”
“Heheheh... iya juga ya..” ujar Heru. Dan sepertinya dia baru tersadar, kalau ada kamera video yang merekam semua itu. “Eehh.. ini videonya masih nyala nggak teh?”
“Hooo.. iya.. heheheh... lupa matiin..”
Adegan terakhir yang saya lihat adalah, tangan si Heru meraih ke arah kamera, sementara Annisah sedang memasukkan batang kontol pacar ibunya itu ke dalam memeknya. Lalu Tiba-tiba gelap. Kamera sudah dimatikan.
3010Please respect copyright.PENANAz9TRRX2jY5
Saya hanya terdiam. Namun entah kenapa, saya malah ingin bermasturbasi melihat semua hal ini. Kembali saya melihat vidoe-video Annisah, juga foto-foto bugilnya. Kali ini sambil onani.. Ada banyak foto-foto Annisah dan ibu mertua saya.. rupanya mereka sering sekali melakukan pesta sex semacam ini.. Mereka seperti sudah lupa atau sengaja melupakan kalau mereka sebenarnya adalah ibu dan anak. Mereka berlaku seperti selayaknya 2 orang pelacur murahan...
Tak lama kemudian, saya beneran ejakulasi di atas keyboard laptop.. dan tanpa berniat untuk membersihkannya, Saya tutup komputer tersebut dengan kemarahan yang sebisa mungkin saya redam. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi dari rumah.. entah kemana... Dan baru saja saya hendak memasukkan Hape ke dalam tas, ada notifikasi WhatsApp dari Anisah.. lalu saya buka dan baca..
3010Please respect copyright.PENANAZifbMviRJ4
“Maaf mas aku bohong selama ini. Dan kata ibu, sepertinya kamu sudah tahu semuanya.. maafin aku ya mas.. kalau sekiranya Mas Eko sakit hati, aku dicerein aja... gapapa kok, aku rela. Mungkin aku bakal sendiri dulu, pinginnya sih langsung kawin lagi mas. Tapi kayaknya aku pacaran aja dulu deh sama si Rudi, toh sama aja kayak udah nikah.. bisa gituan juga. Maaf ya mas.. maaaf banget.. usahain ikhlas ya mas, Mas Eko pasti bisa laahh.... Salam buat keluargamu yaa.. daaann.. hmm.. ee.. anu.. btw, mohon doa restunya, biar aku sama Rudi bisa langgeng sampe beneran sah!”
“Apa salah saya?” jawab saya.
“Eh di bales.. heheheh.. Kirain nesu? Nggak ada yang salah sih sama Mas Eko..”
“Hmm.. trus kenapa kamu jadi begini? Apa sebabnya kamu selingkuh sama Rudi?
“Hmm.. Nggak ada sebab sih mass... ini berjalan dengan apa adanya kok. Pokoknya intinya gini, aku cerita ya.. jangan dipotong dulu. Soalnya seru banget ceritanya.. Ini berawal dari Farewell Party waktu aku resign, 6 bulan abis kita nikah. Mas Eko nggak ada di rumah waktu itu pas Rudi nganterin aku pulang. Mas lagi keluar kota. Pas banget ya waktunya.. aku gak rencana lho padahal. Malam itu, aku agak mabuk memang. Lalu... ya sudah, kejadian. Awalnya dia maksa cium-cium bibir aku, sambil ngegrepe toket dan meki aku, masih aku bolehin tuh.. terus dia malah ngajakin ML.. nakal ya mas.. walaupun awalnya aku nolak, tapi akhirnya aku gak kuat juga pas dia nekat ngeluarin kontolnya.. gedeee banget mas... gila deh.. terus dia tempel-tempelin ke muka sama bibir aku.. yaa.. mau gimana lagi? Akhirnya nyelip deh.. masuk ke mulut.. hihihihi... Nih.. ada foto-fotonya.. pake hapenya Rudi sih, cuma dikirim ke akuu... buat kenang-kenangan katanya..”
“Buat apa aku liat?” sahutku ketus.
“Yee.. biasa aja dong. Gak ada maksud apa-apa kok.. cuma mau ngasih liat doang.. hihihi…”
Terjadi jeda chat untuk beberapa waktu. Lalu, masuk lagi pesan dari istri saya. Ternyata beneran dia kirimkan foto-foto di awal perselingkuhan itu dimulai. “Ini foto waktu toket aku mulai dia grepe-grepe mas. Rudi ternyata udah merencanakan semua, dia sudah niat mau ngajak aku ngewe sepulangnya dari party. Tadinya dia mau buka kamar sebelum tahu kalo aku sendirian di rumah. Dan dia jujur bilang kalau emang udah lama dia pingin ngajak aku pacaran.. yaa.. selingkuh-selingkuh gitu deh mas.. karena katanya, dia udah naksir aku sejak aku masuk ke kantor itu duluuu banget, aku kan jadi malu, GR dan agak nyesel gitu.. kalo tau kontolnya segede gitu kan, aku mending kawin ama dia aja yaa.. wkwkwkwk… “
“..nah trus yang dua ini waktu dia mulai maksa-maksa nggrepe memekku.. Gimana nggak ngaceng mas kontol tuh lelaki? Badan aku bagus, tetekku nggemesin, walau saat itu masih ketutupan bulu, tapi meki aku kan emang mungil banget.. trus suaminya lagi nggak ada pula.. kan kesannya aku jadi kayak dipasrahin untuk dia pake gitu. Trus si Rudi lagi proses cere, dan katanya, kontolnya bener-bener penasaran pengen ngerasain meki aku.. aku kan malah jadi kasihan sama dia.. hahaha...”
“Gila kamu! Masa kalau katanya dipaksa, kamu malah mengangkangkan kakimu seperti itu?” saya membalas dengan nada emosi.
“Kan aku bilang tadi.. aku kasihan sama dia mas.. yaudah aku memilih pasrah aja.. hahahaha..” balasnya. Saya sudah nggak tau mau nulis apa lagi. Lalu dia kembali mengirimkan foto.
“Nah.. yang ini waktu kontolnya nyelip di mulutku.. gak nyelip juga sih sebenernya, emang niat aku sepong.. hihihihi..”
3010Please respect copyright.PENANAKieWMaIrto
Makin sedih hati saya mengetahui kelakuan istri saya ini. Dia menceritakan dan memperlihatkan itu semua dengan enteng dan gamblangnya, seolah sudah nggak perduli dengan apa yang sedang berkecamuk di dalam hati dan pikiran saya. Lalu kembali saya terdiam ketika dia kembali mengirimkan foto-foto jahanam.
“Naahhh… kalo yang ini waktu akhirnya aku diperkosa.. Eh.. nggak layak juga sih bilang diperkosa, lha wong akunya juga akhirnya mau… Tapi aku maklum Mas... Saat itu kan, Rudi lagi pisah ranjang.. mungkin awalnya aku hanya dianggap seperti pelampiasannya aja.. semacam memanfaatkan situasi.. yaahhh.. one night stand gitu lah.. mumpung lagi ada kesempatan..”
“Karena kan ya.. 1. yang punya memek lagi mabok, 2. suaminya au kemana.. 3. Pejantannya lagi sange berat.. 4. meki aku sempit banget, katanya enak.. hihihihihi.. ya Mas Eko dah taulah ya rasanya.. hahahaa.. dan jujur, aku juga penasaran kan, gimana ya rasanya memekku dimasukkin kontol segede gitu.. daripada mbayangin doang, aku pikir, aku coba ajalah sekali.. Gak taunya… subhanaalllaahhhh… memekku nagih muluu… hahahaha..”
Dibalik kesedihan dan hancurnya hati saya, batin saya dengan jujur mengakui kalau batangannya si Rudi memang jauh lebih besar dan jauh lebih panjang dari punya saya.
Rasa minder yang semakin menjadi-jadi dengan melihat foto-foto itu, malah diiringi dengan rasa maklum yang aneh, saya malah memaklumi terjadinya perselingkuhan dan persetubuhan itu. Semua itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh dua manusia biadab tersebut. Saya mengakui kekalahan.. dan dengan rasa gelombang birahi yang nggak sepantasnya ini, saya mengakui kalau Anisah lebih pantas bersanding dengan Rudi.. atau dengan bahasa lain, kemaluan istri saya itu lebih pantas dimasuki dan dinikmati oleh alat kelamin yang besar seperti punya Rudi. Lalu dengan pasrahnya, saya malah kembali mengocok titit saya seraya bertanya kepada Anisah, “Lalu setelah itu, kalian ngapain?”
Anisah menjawab, ”Yaaa… Rudi akhirnya aku paksa untuk nginep. Semaleman sampe besoknya aku digenjot terus.. mana buang dalem mulu, hahahaha... Tapi jujur mas, aku sempet sedikit ngerasa bersalah gitu sih mas sama kamu, pas dia numpahin spermanya di mulut aku.. cuma gimana yaa.. hmm.. rasa peju-nya Rudi bisa bikin gue lupa sama elu.. hahaha.. gak jadi merasa bersalah deh… abiiisss, kontolnya Rudi bisa bikin enyak mekinya bini luu.. wakakakak… sumpah demi awloh mas.. enak banget meki gue dia bikin… titit lu gak bakal mampu dehhhh.. wkwkwkwk…!”
“Cuma karena itu?” Tanya saya kembali dengan amarah tertahan. “..cuma karena soal selangkangan kamu bisa ngelupain aku? Gila kamu!!”
“Eits, jangan nge-gas dong.. Awalnya iya... tapi ternyata dia bisa memberikan lebih di segala hal.. mulai dari materi, perhatian dan kasih sayang, bahkan anak. 6 bulan kita nikah, aku nggak hamil-hamil. 2 minggu memekku disiram peju panasnya Rudi setiap hari, jadi Fifah... dan soal selangkangan.... maaf... titit mas Eko kecil banget. Aku sekarang sukanya di ewe sama kontol-kontol yang besar.. hihiihii.. maaf ya masss... sori banget lho… hahahaha… nggak sori-sori amat juga siiihhhh.. hahahahahaha… nggak rugi juga gue cere ama lu.. dapetnya KONTOL.. Hahahahaaa…”
Sebenarnya saya sangat tersinggung dengan kata-kata Annisah. Tapi saya sudah kehabisan kata dan kalimat untuk melawan lisan Annisah. Yang keluar hanya.. “Saya bisa telefon kamu?” Balasan Annisah Cuma.. “Hmm.. mau ngapain? Liat ntar aja ya. Ini masih otw ke bandara. Sampe di Suta, aku usahain.. 1 jam lagi deh.. tungguin aja.. sambil ngapain kek.. #wink.”
3010Please respect copyright.PENANADZ59yNyPE7
Saya kembali terpekur menatap layar monitor PC. Sambil menunggu kabar dari Annisah, akhirnya saya kembali menyaksikan dan melihat Foto-foto dan film-film persetubuhan Annisah. Ternyata tidak cuma Rudi dan Heru yang menjadikan istri saya sebagai pelampiasan birahi mereka.
Paling tidak ada 3 lelaki lagi yang film dan/atau fotonya ada di folder-folder file milik Annisah. Ada 2 foto yang memperlihatkan tubuh Annisah sedang dinikmati dengan cara yang menjijikan. Dia tengkurap diatas tubuh lelaki yang tidak kelihatan wajahnya. Sementara zakar besar lelaki itu ada didalam lubang vagina Annisah. Dan pada saat bersamaan, liang dubur istri saya itu sedang digenjot oleh pria yang saya tidak kenal.
3010Please respect copyright.PENANAxg8RFzHy1N
3010Please respect copyright.PENANAgvx0rBaRjb
Dan herannya, gelombang rangsangan birahi yang eneh tadi, kembali menggerayangi saya. Dan saya tidak kuasa untuk menahan gelombang tersebut. Yang saya lakukan selanjutnya adalah kembali membuka celana saya, dan kembali ber-onani... sambil melihat foto-foto istri saya sedang dinikmati tubuhnya oleh lelaki-lelaki yang bukan muhrimnya. Tepat ketika saya hendak membersihkan sperma saya yang tertumpah di lantai, Hape saya berbunyi.. Annisah. Dan tanpa berepot-repot merapihkan diri, saya segera mengangkat telfon.
“Ya Nis...” kata saya membuka pembicaraan. Nada suara saya, saya usahakan diredam sedemikian rupa supaya tetap berkesan tenang. “.. sudah sampai?” tanya saya.
“Halo Mas.. sudah nih.. baru saja.”
Saya malas menanyakan yang lain. Saya berusaha berbicara langsung pada tujuan. “Kamu senang ya mempermalukan dan menghianati saya?”
“Lhoo?? Kok nanya gitu sih? Aku kan sudah berusaha untuk jujur.. itu aja dengan asumsi Mas Eko sudah tahu semuanya.. pertanyaan aku adalah, Mas Eko tahu darimana kalau Mas Eko aku khianati. Bener dong?”
Saya terdiam. Perkataan Annisah ada benarnya. “Iya..” sahut saya singkat.
“Nah..” Lanjut Annisah, “Mas Eko tahu darimana kalau aku ditiduri oleh lelaki lain?”
Tanpa banyak cingcong, saya ceritakan semua kejadian yang tadi siang saya saksikan langsung. Detail. Tanpa ada yang saya tambahkan. Annisah diam saja. Saya yakin dia merasa bersalah. Namun ternyata saya yang salah.
“Ooo... gitu...” ujarnya, “..kirain tahu dari orang. Tapi kalau Mas Eko ngeliat sendiri ya sudah.. jelas kan semuanya.” Jawabnya enteng. “Gimana Mas?” tanyanya genit.
“Gimana apanya?”
“Gimana perasaanmu ngeliat istrimu ini lagi di entot lelaki lain....”
“Sedih..” jawab saya singkat.
“Sedih? Yakin kamu nggak marah? Kenapa aku dan Rudi gak kamu labrak?”
“Mmh.. nggak tahu. Nggak bisa..”
“Nggak bisa apa nggak mau?”
“Maksud kamu?”
“Heheheh... maksudku, kamu nggak punya keberanian untuk melabrak kami karena takut, atau kamu nggak mau melabrak kami, karena di dalam hati Mas Eko, Mas mengakui kalau persetubuhanku dan Rudi enak untuk dilihat? Ayo ngaku...?!”
Aku terdiam cukup lama. Annisah benar-benar mengetahui apa yang ada di dalam hati dan otak saya. “Iya..” hanya itu yang sanggup keluar dari mulut saya.
“Iya apa?” tanya Nissah lagi dengan nada merajuk. Manja.
“Iya.. ee.. enak dilihat..”
“Hahahahaha.... aku tahuuu... Mas Eko terangsang ya? Ngaceng nggak titit mu?”
Skak Mat pikir saya.. “Iii.. ya..”
“Hahahahah... aduuuhhh.. Mas Eko ih.. nakal..”
Saya terdiam.
“Tapi Mas Eko nggak sambil coli kan ngeliat memek istrinya lagi digenjot kontol sebesar itu? Hihihihi....” tanya Annisah vulgar sambil setengah berbisik.
“Ee.. eng.. enggak..”
“Good! Terus, colinya kapan? Hahahahahahah.... pasti coli dong.. gak mungkin enggak.. masa cuma ngaceng doang?”
Sudah kepalang tanggung. Akhirnya saya menceritakan apa yang saya lihat didalam folder komputer miliknya. Annisah malah tambah tertawa. Suaranya yang renyah malah menambah beban perasaan saya.. rasa kangen, sayang, benci, marah, horny.. semua campur jadi satu.
“Wah.. Mas Eko ya diam-diam ternyata...”
“Ternyata apa?” tanya saya.
“Ternyata seneng ngeliat calon mantan istrinya ini lagi di ewe orang.. sambil coli pula.”
Saya hanya terdiam..
Lalu saya meminta satu hal dari Annisah. Saya tidak menduga kalau nada bicara saya berkesan begging.. “Nis.. tolong.. jangan.. ceraikan saya..”
“Heh??? Gimanee??”
“Tolong jangan ceraikan saya..”
“Mas.. dengar yaa..” pintanya dengan suara lembut. “Mas sudah tahu semua apa yang aku lakukan.. Mas Eko masih mau sama aku? Bahkan Afifah bukan anakmu lho..” Lalu dia menurunkan suaranya, “... memekku sudah dimasuki oleh banyak kontol. Terus Mas Eko masih mau menerima aku sebagai istri?”
“Iya..” jawab saya tegas, walau suara saya bergetar.
“Mas Eko sakit jiwa!” kata Annisah.
“Kita berdua sakit jiwa Nis.. kamu nggak sadar? Kamu bersetubuh...”
“..ngewe mas.. ngewe..” potongnya.
“... ya.. apalah itu..” lanjut saya, “..kamu begituan didepan Afifah.. kamu begituan bareng dengan ibumu.. apa itu nggak sakit jiwa namanya?”
Annisah terdiam sejenak. “Yah.. iya.. mungkin aku sakit jiwa.” Katanya.
“Yasudah... tolong pikirkan soal permintaan saya..”
Ada jeda yang cukup lama sebelum akhirnya dia melanjutkan, “Nanti sepulangnya dari Bali, kita ngobrol lagi ya... bertiga sama sama Rudi juga..”
“Iya..”
“Oh Mas... aku mau minta satu hal..” ujarnya.
“Apa?”
“Sekiranya aku memutuskan untuk tetap jadi istrimu, aku minta satu syarat..”
“Apa itu?”
“Bolehkan aku ngewe dengan orang lain.. dan kita gak akan pernah bersetubuh lagi..”
Saya menghela nafas panjang. “Iya..” jawab saya.
“Bahkan dirumah, bahkan ketika kamu juga lagi ada dirumah.. bahkan aku sampai hamil..”
Aku kembali mengiyakan.
“Oke..”
“Satu hal juga Nis...”
“Apa?”
“Bolehkan saya untuk melihat kamu..”
“Heh? Pas aku lagi ngewe?”
“Iya..”
“Soal itu Aku nggak janji... lihat nanti aja...”
“Yasudah...”
“Oke. aku akan pikirkan baik-baik..”
“Nis.. selama kamu di Bali, saya harus ngapain? Saya beneran nggak tahu harus berbuat apa...” tanya saya memelas.
“Hehehe... kan banyak video aku lagi ngewe, dan foto-foto aku telanjang mas. Liat dan tonton aja semua. Sambil coli juga nggak apa-apa. Boleh kok aku dijadiin bacol.. hahahaha...”
“Iya... baiklah...”
“Atau kalau kamu mau, sewa pecun aja... daripada titit Mas Eko dikocok pake tangan doang... nanti lecet lho... wakakakakk... toh istrimu ini saja udah lama kok jadi pereknya orang-orang.. hihihihi..”
Saya hanya tersenyum kecut mendengar Annisah berbicara begitu. Lalu saya memintanya untuk merekam semua persetubuhannya di Bali dan mengirimkannya pada saya.
“Mas Eko Gila!! Hahahaa... tapi oke.. nanti coba aku kirim. Jangan lupa coli ya...”
“Iya..”
“Oh Mas... satu lagi.. btw, aku sudah gak mau pakai jilbab lagi. Gerah! Bye Mas Eko....”
Pembicaraan selesai.
Lalu dia mengirim 2 foto..
“Ini sebagai pembanding mas.. punya Rudi sama punya kamu.. mohon maaf, jangan tersinggung.. jangan diambil hati.. pikirkan baik-baik...“ J
3010Please respect copyright.PENANAdl0SUE4IWQ
Saya tak bisa berkata apa-apa lagi………………….
T a m a t
ns 15.158.61.6da2