Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrj6sNXGgg
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc69SdY4jWm
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqofdBos3yN
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqNJolxmxnr
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg3HEi1umGX
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZ467rERgG
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglyGHQt1sv
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ22EKrW44f3
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFwmrtuUwQ
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeoeU5lxUW8
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNeQbRxisp
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIdyMu8rl1r
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UZRV3Irmk
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9yV92lIRh
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXJ9Bo6QfM
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcTIXxD7iG
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7KVcOCcrP
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrg2wKBXgx
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUIN1BIMwW
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjBHUdcoNo
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡob4rOPxKLA
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxmJ50GEA2E
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqgdojcxaV0
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSgNz6azns
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOx2hbbU9Fv
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡucQz6YVn1N
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BF5PN8Nqb
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzWdBUsVbEW
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtSCYLlY2pr
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXjyFROCXni
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4H0p71X6ta
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIdzZqaiNH
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAVVxiB0su
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNKrLbEz9L
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0xdZwqP26
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7nphgrJRB
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1geBLqzSq4
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dZz9V14E0
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0MEjTz4IO
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjClUKx7TC
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyORWTA2hm
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuh8Y1QGmJR
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWL06mM4uWD
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFpfUYmEBl
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rHnOhdu8k
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1umFBwmc1O
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmC7UZoA7iY
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0KwleoIZ4b
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCsAG9AlXU
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZBwHQKGNp
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvS6nn37vLA
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYTC0j630v
“Terus?!”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5lAjtyunG
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRDoLF6rp0
“Gue?!” seruku kaget.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoW2c9MDG48
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjDzzV5U5u
“Terus?”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29sMaPUSES
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybqspggr5X
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6LAlzZMH6
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcqy4Rezi2
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrlsAKB2vU
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjgxF4DIfMb
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlQ4J7g0ED
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupE2etN9Lj
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0W8pOZrL6
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZYne2INo3
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP762bkr4wA
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3xL7Y2dfa
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0XlKZc7qej
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbvpTKXJE0l
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPaDn2DNKA
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlcTkLHeqpI
Iya. Tante tunggu ya
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HpVBth0zX
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsobuK66Wn
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2SAFdnIRD
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmz3VIVRBG
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIoyvIsDA9U
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyHmUncuTt
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0MqY3UuPhT
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzonxIs4eg
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXL8qJyLn5M
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbB03KjDfoM
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwJj9BLlBfH
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1tUVXboex
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgN0XsZvRya
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
9827Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWUBDm3KPgX
