Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
14829Please respect copyright.PENANAurcYijxmiv
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
14829Please respect copyright.PENANAzWQUbikxSo
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
14829Please respect copyright.PENANAl1ALCj9FMM
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
14829Please respect copyright.PENANAsNpuoPSkP4
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
14829Please respect copyright.PENANAM5YMdJQ0fs
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
14829Please respect copyright.PENANA2nFiVU1lOi
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
14829Please respect copyright.PENANAXs3Eah6eB5
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
14829Please respect copyright.PENANAxeorQ1c3pe
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
14829Please respect copyright.PENANAZyuQL7bHR1
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
14829Please respect copyright.PENANAFrStmi75r0
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
14829Please respect copyright.PENANAQsUcWDWw1d
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
14829Please respect copyright.PENANAMQfUw6QRfU
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
14829Please respect copyright.PENANAv8JGkm226y
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
14829Please respect copyright.PENANAuTm8Pa0nAF
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
14829Please respect copyright.PENANAg0nTEQIuc9
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
14829Please respect copyright.PENANAH94w5WvTzO
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
14829Please respect copyright.PENANA6U9ulSP0eh
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
14829Please respect copyright.PENANAapsRkz5ApO
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
14829Please respect copyright.PENANA1JjurJuN1h
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
14829Please respect copyright.PENANA22ozokZ5il
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
14829Please respect copyright.PENANA7hGXk7TFtH
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
14829Please respect copyright.PENANAiK6Gqk9PR7
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
14829Please respect copyright.PENANAztjLVzWZf6
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
14829Please respect copyright.PENANAQSK4TQmQCf
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
14829Please respect copyright.PENANAAYFmV718Sw
14829Please respect copyright.PENANARZkMyL75uT
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
14829Please respect copyright.PENANAYBHj8B7zs6
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
14829Please respect copyright.PENANASfpel89sa8
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
14829Please respect copyright.PENANATUZy6CDbYq
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
14829Please respect copyright.PENANABv15HqF1PJ
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
14829Please respect copyright.PENANAfLPech85iQ
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
14829Please respect copyright.PENANAfnn1wM0eJI
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
14829Please respect copyright.PENANAPTj1UzVB2o
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
14829Please respect copyright.PENANAD0gp1hxVpJ
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
14829Please respect copyright.PENANAS0OwawW8nl
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
14829Please respect copyright.PENANAm4Og2p7u1a
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
14829Please respect copyright.PENANAIFYtd9UgjY
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
14829Please respect copyright.PENANAhnwjWOSePo
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
14829Please respect copyright.PENANAB7EdvwAPFu
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
14829Please respect copyright.PENANAPlyxWKkpaY
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
14829Please respect copyright.PENANANJjgqEmtrz
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
14829Please respect copyright.PENANAqRNRvUPUtc
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
14829Please respect copyright.PENANADRBiJTD18Q
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
14829Please respect copyright.PENANAszxyXrAzgr
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
14829Please respect copyright.PENANASwrviUNlr1
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
14829Please respect copyright.PENANA0t1hv04FWk
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
14829Please respect copyright.PENANAnnYoGTp6U1
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
14829Please respect copyright.PENANAcL9ffglyko
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
14829Please respect copyright.PENANAVzjLl0t1pE
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
14829Please respect copyright.PENANAaXv96z5v1E
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
14829Please respect copyright.PENANAsSMdqVpIUp
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
14829Please respect copyright.PENANABz5mv8HhPc
“Terus?!”
14829Please respect copyright.PENANAS3P8oBi6X6
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
14829Please respect copyright.PENANAY7BvEkfVva
“Gue?!” seruku kaget.
14829Please respect copyright.PENANABPLSSuakFJ
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
14829Please respect copyright.PENANAVy1jIGnZU9
“Terus?”
14829Please respect copyright.PENANAa3pmz6sRJL
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
14829Please respect copyright.PENANAyzIqjEa22F
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
14829Please respect copyright.PENANA2Axbmmi9M7
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
14829Please respect copyright.PENANAsuKfEvGGio
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
14829Please respect copyright.PENANAhRz0bOtnHn
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
14829Please respect copyright.PENANAh2d9lk7vkO
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
14829Please respect copyright.PENANAw9HXH3p9Gv
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
14829Please respect copyright.PENANAlGJppujPrI
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
14829Please respect copyright.PENANA8yQtekGnKF
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
14829Please respect copyright.PENANAts8ylDAjUc
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
14829Please respect copyright.PENANAGYdBUdiMCq
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
14829Please respect copyright.PENANA2BtNfDx90L
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
14829Please respect copyright.PENANAYkDNwKmPDN
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
14829Please respect copyright.PENANASlgKWCtmgP
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
14829Please respect copyright.PENANA26N0dH9RfB
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
14829Please respect copyright.PENANAqFGivtcaAO
Iya. Tante tunggu ya
14829Please respect copyright.PENANA2uReruArRx
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
14829Please respect copyright.PENANAXefUOEUyKl
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
14829Please respect copyright.PENANA9G3rMF9W0Y
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
14829Please respect copyright.PENANAGm3Z858kxc
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
14829Please respect copyright.PENANA8WOkOd8fda
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
14829Please respect copyright.PENANA0yjnO84n03
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
14829Please respect copyright.PENANAJR3N0fDa7S
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
14829Please respect copyright.PENANAmeXWmxk7e4
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
14829Please respect copyright.PENANAImZwiJQYmJ
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
14829Please respect copyright.PENANAdFM31mkEqA
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
14829Please respect copyright.PENANAoUEXiwE2bD
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
14829Please respect copyright.PENANACEieIf8wFq
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
14829Please respect copyright.PENANAby4rVCZTna
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
14829Please respect copyright.PENANA26oUef0M6I