Peristiwa yang harus dirahasiakan bersama Mama itu tidak berhenti sampai di situ saja. Esok malamnya terjadi lagi “:sesuatu” yang sangat “sesuatu”.
13968Please respect copyright.PENANAFJCCr5hBee
Ketika makan malam bersama Mama, aku mulai melihat Mama sebagai sosok yang sangat menggiurkan. Tubuh yang tinggi montok dengan kepadatan yang luar biasa untuk wanita seusianya. Memang Mama rajin senam tiap pagi, sehingga menghasilkan tubuh yang begitu padat di sekujurnya. Tidak ada yang kendor sedikit pun.
13968Please respect copyright.PENANAhNAFAXxh8g
Kulit Mama pun putih mulus, wajah Mama masih terlihat cantik. Ya, semuanya itu mulai kuperhatikan sejak Mama kusetubuhi, sebagai pasangan seksual yang sangat memuaskan. Bukan lagi seorang ibu yang melahirkanku.
13968Please respect copyright.PENANARZpOBqM0Kp
Sikap Mama sendiri terasa mulai berubah. Kemaren Mama kelihatan seperti sedih. Bahkan kulihat air matanya berjatuhan ketika aku sudah siap – siap mau berangkat kuliah.
13968Please respect copyright.PENANAGEob4uQhe2
Tapi sore tadi, ketika melihatku datang, Mama jadi kelihatan ceria. Tatapannya jadi seperti tatapan seorang wanita kepada seorang lelaki yang dicintainya. Senyumnya juga jadi manis di mataku. Manis sekali.
13968Please respect copyright.PENANABqVwwHtD0m
Mama bahkan berkata, “Nanti kalau mau tidur sama Mama lagi, mandi dulu yang bersih ya Sayang. Supaya badanmu harum.”
13968Please respect copyright.PENANAKfmmwODECS
“Iya Mam. Setelah isi perutku turun, aku mau mandi sebersih mungkin,” sahutku, “Nanti kita begituan lagi kan Mam?”
13968Please respect copyright.PENANA62DR2Tf1La
“Iya. Tapi kalau mau ngecrot, lepasin di dalam aja ya.”
13968Please respect copyright.PENANAY7krh0jcEW
“A… aku cuma takut bikin Mama hamil.”
13968Please respect copyright.PENANABzx753toCv
“Nggak mungkin hamil. Mama kan masih ikutan KB sejak kamu lahir sampai sekarang, belum pernah dicabut. Takut mama kebablasan dalam bergaul.”
13968Please respect copyright.PENANAU3ncGTyjpk
“Termasuk waktu Mama kebablasan dengan Oom Dani itu kan?”
13968Please respect copyright.PENANAWj79PYVJSI
“Sudahlah Abe. Itu masa lalu mama. Jangan diungkit – ungkit lagi. Dani itu lelaki bajingan yang hanya mengincar harta mama. Sekarang mama sudah benci dia. Benci sekali.”
13968Please respect copyright.PENANAEMzei8T1ZH
“Mobil peninggalan almarhum Papa juga dijual untuk memenuhi keinginan dia kan?”
13968Please respect copyright.PENANApKNsLxFFyk
“Sudahlah. Jangan ungkit – ungkit lagi masa lalu mama yang kelam itu. Sekarang mama kan suydah punya kamu.”
13968Please respect copyright.PENANAXpfv9LIfcC
“Iya… sampai kapan pun aku takkan mengkhianati dan meninggalkan Mama.”
13968Please respect copyright.PENANAwEsJKN78W1
Mama mencium pipiku. Lalu berkata setengah berbisik, “Sekarang mandi dulu gih. Pakai air panas aja, biar lancar aliran darahmu.”
13968Please respect copyright.PENANAYfuxGEClCM
“Iya Mam,” sahutku sambil melangkah ke arah kamar mandi pribadi Mama.
13968Please respect copyright.PENANAHbwgOjlr0w
Sebenarnya kamarku juga ada kamar mandinya. Tapi di kamarku hanya ada shower, tanpa water heater. Sementara kamar mandi Mama ada water heaternya. Karena itu aku jadi sering mandi di kamar mandi Mama.
13968Please respect copyright.PENANA40kj1iO8nU
Di kamar mandi, ketika tubuhku sedang disemprot oleh air hangat shower yang mengepul, aku tersenyum sendiri. Karena aku merasa memenangkan sesuatu. Sedikitnya aku telah berhasil mengubah sikap Mama dengan drastis.
13968Please respect copyright.PENANA6zNR2khZBD
Kalau kemaren Mama tampak menyesal, kini malah tampak ceria. Bahkan secara tidak langsung Mama sudah memberi lampu hijau untuk melakukan seperti yang kemaren lagi.
13968Please respect copyright.PENANA6bILlTslKi
Kenyataan menggembirakan itu membuatku berubah juga. Bahwa aku tak usah sembunyi – sembunyi untuk berjumpa dengan janda yang usianya seumuran dengan Mama itu lagi. Dengan Mama, segalanya lebih aman dan bisa kulakukan kapan saja. Sementara dengan janda itu, selalu saja aku harus mencari saat yang tepat untuk menemuinya, terutama pada saat anaknya sedang tidak ada.
13968Please respect copyright.PENANAO4mNpcAKzC
Yang membuatku agak kaget, adalah ketika aku melihat memek Mama sekarang… jadi bersih dari jembut! Dalam keadaan bersih plontos begitu, memek Mama jadi lebih jelas bentuknya. Sampai lipatan – lipatannya pun terlihat dengan jelas…!
13968Please respect copyright.PENANAzA5JHCZ8tF
“Memeknya dicukur Mam?” tanyaku sambil menepuk – nepuk memek Mama.
13968Please respect copyright.PENANAtBHapuV9Mi
“Iya. Kalau sudah gondrong suka dicukur. Karena suka gatel kalau keringatan,” sahut Mama ketika aku semakin mendekatkan mataku ke memek Mama.
13968Please respect copyright.PENANAtTPOAb5N7U
“Lebih bagus gundul gini Mam. Kalau dijilatin takkan nyelip jembut di gigiku.”
13968Please respect copyright.PENANAWfhV1vacUw
13968Please respect copyright.PENANAccvTAKcvtC
“Kamu kok seperti yang sudah berpengalaman Be.”
13968Please respect copyright.PENANAALmwXMSFyS
“Berpengalaman gimana maksudnya Mam?”
13968Please respect copyright.PENANAZZ2xwcWN6w
“Pengalaman ngentot cewek.”
13968Please respect copyright.PENANAQ2xdJZUO7n
“Pengalaman sih gak ada,” sahutku berbohong, “aku cuma sering nonton bokep sama teman – teman kuliahku. Sering juga mendengar cerita mereka yang sudah berpengalaman.”
13968Please respect copyright.PENANApqajYeiV08
Mama bergumam, “Owh… kirain…”
13968Please respect copyright.PENANAeTi0o5PmZA
Sebenarnya aku berbohong. Belakangan ini aku sering berada di rumah seorang janda bernama Kaila, tapi aku suka menyebutnya Tante Lala.
13968Please respect copyright.PENANAhCs38EFY9Q
Tante Lala itu ibu sahabatku sendiri. Dan sahabatku itu bernama Rendi.
13968Please respect copyright.PENANAIJz97JpXqn
Aku masih ingat benar awal dari dekatnya hubunganku dengan Tante Lala itu, yakni pada waktu aku datang ke rumahnya.
13968Please respect copyright.PENANAnrG2j3EjDU
“Abe?! Ayo masuk, “sambut Tante Lala setelah membuka pintu depan rumahnya.
13968Please respect copyright.PENANAsiGljy5nZz
“Iya Tante… terima kasih…” sahutku sambil masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
13968Please respect copyright.PENANAuaQgdIq6uK
“Rendi lagi ke Blitar Be,” ucap Tante Lala sambil duduk di sofa yang berhadapan denganku. Membuatku terkesiap, karena gaun rumah yang dikenakannya sangat tipis dan transparant. Sehingga samar – samar aku bisa melihat beha dan celana dalamnya di balik gaun rumah tipis transparan itu.
13968Please respect copyright.PENANALR5UeyeOLR
“Ohya?! Mau lama dia di sana Tante?” tanyaku sambil memandang ke arah lain, karena Tante Lala duduk sambil bertumpang kaki, sehingga paha putih mulusnya terlihat jelas di mataku.
13968Please respect copyright.PENANA0brzvpHLlK
“Selama liburan aja,” sahut Tante Lala sambil tersenyum, “Kamu juga libur sekarang kan?”
13968Please respect copyright.PENANAxfhaSHXSpE
“Iya Tante. Meski Rendi berbeda fakultas denganku, tapi Rendi kan seuniversitas denganku. Ohya… di Blitar ada saudara?”
13968Please respect copyright.PENANAiS5QlJrwTl
“Iya. Tante punya adik di sana. Jadi Rendi mau menikmati liburan di rumah oomnya yang di Blitar itu.”
13968Please respect copyright.PENANASLcon9XTT5
Aku berkali – kali harus membuang pandanganku ke arah lain. Tidak berani bertatapan mata dengan ibunya Rendi itu. Karena dia seperti sedang memperhatikanku terus.
13968Please respect copyright.PENANAEUdf1l6bQV
Sambil menunduk aku berkata, “Kalau tau Rendi mau ke Blitar, aku mau ikut. Sekalian ingin tau suasana Jawa Timur.”
13968Please respect copyright.PENANA5Wo3aIW6cb
“Memangnya Rendi nggak ngasih tau kalau dia mau ke Blitar?” tanya Tante Lala sambil berdiri, lalu melangkah ke arah sofa yang kududuki. Dan duduk di samping kiriku.
13968Please respect copyright.PENANAkGEBHpgA6F
“Nggak ngasih tau, Tante,” sahutku mulai salah tingkah, karena Tante Lala duduknya terlalu merapat padaku.
13968Please respect copyright.PENANAs1YsgH9HTB
“Memang keberangkatan Rendi mendadak. Setelah mendapat telepon dari oomnya, Rendi langsung bilang mau berangkat ke Blitar,” ucap Tante Lala, “Tapi Abe kalau nggak ada teman selama liburan ini, nginap aja di sini. Biar tante ada temen juga.”
13968Please respect copyright.PENANA1oKn9aSplK
Ucapan itu dilontarkan oleh Tante Lala sambil memegang tanganku, disertai remasan perlahan.
13968Please respect copyright.PENANAweSXLV6w6m
Aku mulai grogi. “Iii… iya Tante. Ta… tapi aku gak bawa baju ganti,” sahutku nyeplos begitu saja.
13968Please respect copyright.PENANANsYEbFbfnc
“Kalau buat tidur aja sih tante punya beberapa pakaian baru yang tadinya akan kuberikan untuk Rendi di hari ulang tahunnya sebulan lagi. Nanti boleh kamu miliki. Buat Rendi sih bisa beli lagi sebelum dia datang. Yang penting, jangan ngomong apa-apa sama Rendi nanti,” ucap Tante Lala sambil menarik tanganku dan meletakkannya di atas lututnya yang terbuka sampai ke pertengahan pahanya.
13968Please respect copyright.PENANA4Z2DvKBkP9
Aku degdegan menghadapi kenyataan ini. Apalagi setelah mendengarkan bisikan Tante Lala, “Kamu mengerti kan apa yang harus kamu lakukan kalau tanganmu sudah berada di lutut tante?”
13968Please respect copyright.PENANATQollNbZZI
“Bo… boleh Tante?” tanyaku tergagap.
13968Please respect copyright.PENANA2k7b44Frr8
“Boleh. Justru tante sedang membutuhkan keberanianmu sekarang.”
13968Please respect copyright.PENANAwPbt6vMaf2
Meski belum punya pengalaman, sebagai seorang mahasiswa tentu saja aku mengerti apa yang harus kulakukan sebagai “keberanian” seperti yang diinginkan oleh Tante Lala itu.
13968Please respect copyright.PENANAIuOmaFkGFZ
Tanpa diminta kedua kalinya, aku merayapkan tanganku yang agak gemetaran ini ke paha Tante Lala. Tante Lala malah melingkarkan lengan kanannya di pinggangku, sambil merapatkan pipi kanannya ke pipi kiriku.
13968Please respect copyright.PENANAiiZ7YtYWhE
Paha dan pipi Tante Lala terasa hangat… menimbulkan desir – desir aneh di dadaku. Mungkin inilah yang disebut desir nafsu birahi.
13968Please respect copyright.PENANAXhePLYfpgS
Sementara itu tanganku sudah tiba di pangkal paha Tante Lala yang lebih hangat lagi. Membuatku mulai lupa segalanya. Ketika tanganku menyentuh celana dalamnya, aku tak kuasa lagi menahan diri, untuk menyelinapkan tanganku ke balik celana dalam Tante Lala. Sampai menyentuh sesuatu yang empuk hangat…
13968Please respect copyright.PENANAtGlFt7900x
Nafasku mulai tak beraturan. Hah – hoh – ha – hoh terus. Namun Tante Lala memagut bibirku, lalu melumatnya. Sementara jemariku sudah menyelinap ke dalam celah basah yang licin dan hangat itu.
13968Please respect copyright.PENANAEO4A3Fo1LU
Saat itu aku betul – betul belum pernah menyetubuhi perempuan. Tapi meski belum berpengalaman, aku yakin bahwa jemariku sedang berada di dalam liang memek Tante Lala.
13968Please respect copyright.PENANAGsX5XBqiDN
“Kamu udah pernah menyetubuhi cewek Be?” tanya Tante Lala sambil melingkarkan lengannya di leherku. Dan menatapku dari jarak yang sangat dekat.
“Belum pernah Tante,” sahutku.
“Sama sekali belum pernah?”
“Iya Tante.”
13968Please respect copyright.PENANAT4BSVxemCz
“Serius Be… kamu belum pernah menyetubuhi perempuan?”
“Belum pernah Tante. Silakan aja tanyain Rendi. Dia tau benar rahasia pribadiku.”
“Hush… semua ini harus dirahasiakan. Rendi jangan sampai tau.”
13968Please respect copyright.PENANAqoBeXijAfG
“Iii… iiiyaaa Tante…”
“Kamu mau merasakan ngentot memek Tante gak?”
“Kalau dikasih sih mau… mau banget Tante…”
ns 15.158.61.45da2