#5 Nikmat itu sungguh Terlarang493Please respect copyright.PENANAfORATYlF4y
493Please respect copyright.PENANAx6GdiSBk7h
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”493Please respect copyright.PENANAmQKAr37p6R
493Please respect copyright.PENANA4JYr2uaW1x
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”493Please respect copyright.PENANARu21SSGdm5
493Please respect copyright.PENANAIJQNyL4DBg
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”493Please respect copyright.PENANAA2mL2MBwJv
493Please respect copyright.PENANAdbTaCNSYwf
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.493Please respect copyright.PENANADqtTRvRCES
493Please respect copyright.PENANAyMC3nd6a8E
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.493Please respect copyright.PENANA6LpEwPDlH7
493Please respect copyright.PENANABCztkCRox4
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.493Please respect copyright.PENANAB7cVivv183
493Please respect copyright.PENANAFmDq4hHxOF
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.493Please respect copyright.PENANAIXuykyWptH
493Please respect copyright.PENANAkD5G7pQyWB
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.493Please respect copyright.PENANAFwsPSbH9YK
493Please respect copyright.PENANA27sdoOYdmF
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.493Please respect copyright.PENANAR6vZzn0SfT
493Please respect copyright.PENANA2z5Z8OwKdS
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.493Please respect copyright.PENANAxLNW7xhdHN
493Please respect copyright.PENANAFhTd1tYyh3
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.493Please respect copyright.PENANAJLcB9Xv7UM
493Please respect copyright.PENANAxXpyROPh5W
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.493Please respect copyright.PENANA3Notm6blkn
493Please respect copyright.PENANAEpUsAWoD7b
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.493Please respect copyright.PENANA8j92Th5vWj
493Please respect copyright.PENANAXAbWR4Bej6
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.493Please respect copyright.PENANAGw7QftgMJa
493Please respect copyright.PENANA4dtdZjwCiG
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.493Please respect copyright.PENANA4Lk04VdIZA
493Please respect copyright.PENANAbkfrcilXzq
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.493Please respect copyright.PENANARLLuq7F2dg
493Please respect copyright.PENANAcw7tBPPJPl
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.493Please respect copyright.PENANAF1hepJszuL
493Please respect copyright.PENANABZmbPkEyVZ
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.493Please respect copyright.PENANA7qfzoBDl9U
493Please respect copyright.PENANAVVKd25kvLu
“Empshh…,” aku melenguh pelan.493Please respect copyright.PENANATdfmLYvcA9
493Please respect copyright.PENANAFqSNJu3ydX
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.493Please respect copyright.PENANAELQchGGWdj
493Please respect copyright.PENANAkO6ZXWfZDo
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.493Please respect copyright.PENANAkpt4WJ2KUt
493Please respect copyright.PENANAe9cSHcH6IT
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.493Please respect copyright.PENANAvpThqxsZZy
493Please respect copyright.PENANAlTQmXg25tc
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.493Please respect copyright.PENANADClzs1g76N
493Please respect copyright.PENANAVPdEeTLB9h
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”493Please respect copyright.PENANAXV9YXpwkBd
493Please respect copyright.PENANA5KOdwHJg9E
Aku tidak menjawab.493Please respect copyright.PENANAHa8MwZh926
493Please respect copyright.PENANARix15NvOR6
“Enak, tan?” cercanya.493Please respect copyright.PENANAGnfF07zhxB
493Please respect copyright.PENANAjl7jQtWPw9
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.493Please respect copyright.PENANAjCstg3audq
493Please respect copyright.PENANA4PgPkTaf8r
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.493Please respect copyright.PENANAFRjVMD2fZK
493Please respect copyright.PENANAELBSWF5xKa
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.493Please respect copyright.PENANAzzdTwjxqXT
493Please respect copyright.PENANAO5ngUzo3eu
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.493Please respect copyright.PENANA2ojtcHdvW7
493Please respect copyright.PENANACmLFf6k0K5
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.493Please respect copyright.PENANAuxp4p0zzFE
493Please respect copyright.PENANAnPQbciRHTo
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.493Please respect copyright.PENANA12ApzTuoX7
493Please respect copyright.PENANAjyoKgXIvaI
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.493Please respect copyright.PENANAcFrWrCePdF
493Please respect copyright.PENANANRSiKxpnD3
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.493Please respect copyright.PENANAdXEnRRLD4o
493Please respect copyright.PENANARTP5osgSrY
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.493Please respect copyright.PENANACEGLhYLOPW
493Please respect copyright.PENANA4lbICrhfKr
“Selamanya?”493Please respect copyright.PENANAPzbzrDNM0f
493Please respect copyright.PENANA7s9H6wY6m4
“Selamanya.”493Please respect copyright.PENANAlH8lsMI0Or
493Please respect copyright.PENANAKQle9BnRNI
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”493Please respect copyright.PENANA1YRQa8KYpj
493Please respect copyright.PENANAVDCaykHwTA
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.493Please respect copyright.PENANAYuaUFHB00G
493Please respect copyright.PENANA4Pq0YBhkpL
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.493Please respect copyright.PENANAn7zhUSnE86
493Please respect copyright.PENANAbojjORGwjN
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?493Please respect copyright.PENANARZ4zzaSysM
493Please respect copyright.PENANACbkZPvAGnA
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.493Please respect copyright.PENANANr6Yj1pzbW
493Please respect copyright.PENANAOi7Wqe7pnp
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.493Please respect copyright.PENANAhYXJJ5r4IM
493Please respect copyright.PENANAZ6k2fgCaKF
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”493Please respect copyright.PENANA7bpdJ5bA94
493Please respect copyright.PENANAjDoyuxfzkm
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.493Please respect copyright.PENANAmm19ANJ10y
493Please respect copyright.PENANAEqUvZBhQqZ
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”493Please respect copyright.PENANAMI26PATYMd
493Please respect copyright.PENANAKw8eQUJehZ
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”493Please respect copyright.PENANAdRDtaqscjQ
493Please respect copyright.PENANA8IMlX0Zh27
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”493Please respect copyright.PENANAppo7HCPTTV
493Please respect copyright.PENANACLaEcAkTzz
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.493Please respect copyright.PENANA5p4xtLUl5Z
493Please respect copyright.PENANAW9BSssnZ12
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.493Please respect copyright.PENANAO9t5087dKG
493Please respect copyright.PENANAWsbQAByghs
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.493Please respect copyright.PENANA6EInt8rSq8
493Please respect copyright.PENANAAkyH9VdpCj
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”493Please respect copyright.PENANA7hD0nKjrV3
493Please respect copyright.PENANAuCNhb4zcii
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”493Please respect copyright.PENANA9w6loqx4nx
493Please respect copyright.PENANAufJ3mj36wO
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.493Please respect copyright.PENANAcCiYCJQiZ2
493Please respect copyright.PENANArrBZSVJinf
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.493Please respect copyright.PENANA5SEhiBnFo4
493Please respect copyright.PENANApJSJK01JvT
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.493Please respect copyright.PENANAwFdnHJQlCY
493Please respect copyright.PENANAaIsYnzCfs5
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.493Please respect copyright.PENANAyjgqPQUFtS
493Please respect copyright.PENANAsmcznHETB2
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.493Please respect copyright.PENANALZ7Vf77Caw
493Please respect copyright.PENANA5sFmQfE8uF
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.493Please respect copyright.PENANAFK3gADVO2Y
493Please respect copyright.PENANA7zzUTb4qsM
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.493Please respect copyright.PENANAwVzQbbeqZS
493Please respect copyright.PENANA8n5vpcbOv7
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”493Please respect copyright.PENANASKRHoApiuN
493Please respect copyright.PENANAaq8gJaL96p
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”493Please respect copyright.PENANAy4Fzm4WKws
493Please respect copyright.PENANAle66YnWgIH
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.493Please respect copyright.PENANAXkAW8uYQ2n
493Please respect copyright.PENANAHkR7bvPLcQ
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.493Please respect copyright.PENANAFbH6aTCGBi
493Please respect copyright.PENANAjR8wCJKuOZ
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”493Please respect copyright.PENANAXgiMXETOB2
493Please respect copyright.PENANAAYx3h6zWeE
“Engga!”493Please respect copyright.PENANAAlgumLsNeV
493Please respect copyright.PENANAFc3xj7iPQH
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.493Please respect copyright.PENANAP8iZRhJGuI
493Please respect copyright.PENANAgJ9VF1D2KC
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.493Please respect copyright.PENANAwFPbbzra0R
493Please respect copyright.PENANACBeNQooZ0d
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.493Please respect copyright.PENANAvnQF2wEz6h
493Please respect copyright.PENANAiMSpP9r81l
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”493Please respect copyright.PENANAcowwA75Ncs
493Please respect copyright.PENANAtueslv95rp
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.493Please respect copyright.PENANA8EeED8JVG6
493Please respect copyright.PENANAdOQ0M5kFJG
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.493Please respect copyright.PENANAqNhyVIdz68
493Please respect copyright.PENANA3WPeYupYnx
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.493Please respect copyright.PENANArlkdWCe4RC
493Please respect copyright.PENANARuAdOQfgGL
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.493Please respect copyright.PENANAqDj6LnITic
493Please respect copyright.PENANAr9CI7cdS69
***493Please respect copyright.PENANAJ2Ir4ALMhY
493Please respect copyright.PENANA6pIb2YgS6o
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.493Please respect copyright.PENANAuUnoZIraj3
493Please respect copyright.PENANABhb9iepGjv
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.493Please respect copyright.PENANAGuVkflTLrW
493Please respect copyright.PENANAnkW0UbJpVD
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.493Please respect copyright.PENANAAB4cjjAYIs
493Please respect copyright.PENANAtDRhU6MFMH
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.493Please respect copyright.PENANAG47Shp4XpX
493Please respect copyright.PENANAOAu3dH4bTz
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.493Please respect copyright.PENANA5FEplHFZaV
493Please respect copyright.PENANA2WcEN3fCpB
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”493Please respect copyright.PENANAvBUe9lBGOX
493Please respect copyright.PENANA83mZ2e61z2
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.493Please respect copyright.PENANAnpMVcfHT6p
493Please respect copyright.PENANAI6gW84KzaY
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”493Please respect copyright.PENANA99dEdfC5CE
493Please respect copyright.PENANATRdj7g9pwu
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.493Please respect copyright.PENANAfGEvR8OSjv
493Please respect copyright.PENANAN3haodOxqu
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.493Please respect copyright.PENANAVVqNj9Swg0
493Please respect copyright.PENANA2FR1MNJf82
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.493Please respect copyright.PENANA3zYTxuvVs1
493Please respect copyright.PENANA7DJ8iIrtwY
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.493Please respect copyright.PENANA6xoO6hv1lN
493Please respect copyright.PENANAUBfcuu34Av
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.493Please respect copyright.PENANAQgAdvCGiyF
493Please respect copyright.PENANAwfEqE6E65G
“Jangan di tutupin, tan.”493Please respect copyright.PENANAimZb1lzpyk
493Please respect copyright.PENANA8CSKaXsh7U
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.493Please respect copyright.PENANAkaUEmFp1id
493Please respect copyright.PENANACTk7G5TpOJ
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.493Please respect copyright.PENANAhlum4cYEVO
493Please respect copyright.PENANAeTBrazyx2N
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.493Please respect copyright.PENANAnXB6kkp9gz
493Please respect copyright.PENANAkCMwzl8GKl
Aku tidak menjawab.493Please respect copyright.PENANAtuHQKBacxx
493Please respect copyright.PENANAl6pfFaWrwe
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.493Please respect copyright.PENANAFNr1Bgj3vN
493Please respect copyright.PENANAMPo3oNHqu3
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.493Please respect copyright.PENANA3vGrQq0oUb
493Please respect copyright.PENANAMWynpckynK
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.493Please respect copyright.PENANAZucPTUi01X
493Please respect copyright.PENANA84wXDolTzl
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.493Please respect copyright.PENANA4Y4D0P60TD
493Please respect copyright.PENANACol0zoSWMq
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.493Please respect copyright.PENANAWYBUqiDPRf
493Please respect copyright.PENANAJA6KnXfOV1
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.493Please respect copyright.PENANAMtIX3zZMuX
493Please respect copyright.PENANAWZRHR1lZAC
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.493Please respect copyright.PENANAYAYPmh5XuG
493Please respect copyright.PENANAhvlSXbb3Vs
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.493Please respect copyright.PENANA7awFZCIuGQ
493Please respect copyright.PENANARa6VR1ZHAc
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.493Please respect copyright.PENANAnYoBjfj8jD
493Please respect copyright.PENANAorWPXV5cLk
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.493Please respect copyright.PENANALHnldcBapu
493Please respect copyright.PENANAKc2YAVjBOP
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.493Please respect copyright.PENANA7XRhTFESCg
493Please respect copyright.PENANADrVT6h4ktn
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.493Please respect copyright.PENANAxrjjUdnYpc
493Please respect copyright.PENANAjW5BkUGDdh
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.493Please respect copyright.PENANAViQOdtqkKw
493Please respect copyright.PENANAmQdlnTd6Wg
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.493Please respect copyright.PENANAPKLpzLLLOj
493Please respect copyright.PENANAl55vWiAkS1
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.493Please respect copyright.PENANAIONduW5lWu
493Please respect copyright.PENANAR1EIkv5cfu
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”493Please respect copyright.PENANAM6t5jjzbNs
493Please respect copyright.PENANAt7YH0tp7bU
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.493Please respect copyright.PENANAgtIz8gdFTb
493Please respect copyright.PENANAXP7gx2O0F0
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.493Please respect copyright.PENANAs1HpFEgAtm
493Please respect copyright.PENANAoLm8oEX1F3
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.493Please respect copyright.PENANA1H7DV9VwLi
493Please respect copyright.PENANAeLSJHOLQgw
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.493Please respect copyright.PENANAQecCBJoeRT
493Please respect copyright.PENANABg6OdPB1Mp
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.493Please respect copyright.PENANANkRW9wRj4Q
493Please respect copyright.PENANAOexaVLrqns
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.493Please respect copyright.PENANAb9iB4Y7dKH
493Please respect copyright.PENANAamQnRRxfSw
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.493Please respect copyright.PENANAjkEPX4YMar
493Please respect copyright.PENANAKSkApKeDOY
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.493Please respect copyright.PENANAInwBf5twQG
493Please respect copyright.PENANAwh9pof3YS8
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.493Please respect copyright.PENANAwiAatFFWIj
493Please respect copyright.PENANAwWJ5jhVb2I
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.493Please respect copyright.PENANAWs6QAQrJ3X
493Please respect copyright.PENANA9rnnYe34WE
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.493Please respect copyright.PENANAX8mgUAakLw
493Please respect copyright.PENANA5QoXul74Dd
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.493Please respect copyright.PENANAdifwivQz01
493Please respect copyright.PENANAjfGO1wxUw5
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.493Please respect copyright.PENANAWG5T7z9c1H
493Please respect copyright.PENANAgTK0DNt4Mm
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.493Please respect copyright.PENANA2tncs42Yag
493Please respect copyright.PENANAsIcTp8B6pi
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.493Please respect copyright.PENANARVL2sPRSjw
493Please respect copyright.PENANAmdmKHyWM5O
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.493Please respect copyright.PENANAjHbjr5z1q7
493Please respect copyright.PENANAkkZsAbxmaQ
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”493Please respect copyright.PENANA81IiyG11Rb
493Please respect copyright.PENANAhFplofjaZj
“engga, Jorok!”493Please respect copyright.PENANAys08R8ze7X
493Please respect copyright.PENANAqJ9qSP9kJL
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.493Please respect copyright.PENANADK7SzGHZ6b
493Please respect copyright.PENANAn59UooJhuI
“Kunci pintunya.” Kataku.493Please respect copyright.PENANANZOeu1W8Ba
493Please respect copyright.PENANA8u7l9RpNwA
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.493Please respect copyright.PENANAfojbY7G0mh
493Please respect copyright.PENANARp42NvktQF
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.493Please respect copyright.PENANAyXNy0nsoGF
493Please respect copyright.PENANAB15wGDZRLq
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.493Please respect copyright.PENANANDMWkiq4tV
493Please respect copyright.PENANAAIPbWIryz7
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.493Please respect copyright.PENANAUefDr0rLIs
493Please respect copyright.PENANAC8BOOn28oT
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.493Please respect copyright.PENANARGcCBmIymW
493Please respect copyright.PENANAldbhjgb6U8
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.493Please respect copyright.PENANAr1qNQ4iczY
493Please respect copyright.PENANAg5yemsSP3F
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.493Please respect copyright.PENANABlEdacJjuW
493Please respect copyright.PENANA5uux7JbJtD
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.493Please respect copyright.PENANAkkT4Mtxahb
493Please respect copyright.PENANAZs2BGvyrSe
“Masih lama gak?” tanyaku.493Please respect copyright.PENANAup7aSmJiaa
493Please respect copyright.PENANAVYBqnqHfzB
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.493Please respect copyright.PENANAQLxO3oLdGj
493Please respect copyright.PENANAmw47lcT4sa
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”493Please respect copyright.PENANA7ZvsHlhcwx
493Please respect copyright.PENANApPzQLIU8tn
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.493Please respect copyright.PENANA6VqqsaE9Hh
493Please respect copyright.PENANA5PBKhEArDa
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”493Please respect copyright.PENANAjNmHqwGS64
493Please respect copyright.PENANAtkPuzJ5awh
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”493Please respect copyright.PENANALJIhmvrl8u
493Please respect copyright.PENANALqkWJWzKM9
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.493Please respect copyright.PENANAconLV9Ft5L
493Please respect copyright.PENANAYnpAnrzAH1
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.493Please respect copyright.PENANAeGxtsuaI7x
493Please respect copyright.PENANA1DEemZLXcz
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.493Please respect copyright.PENANA2GxCMJD9FX
493Please respect copyright.PENANA9KQ92MjfqV
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”493Please respect copyright.PENANAtZYj0K0zig
493Please respect copyright.PENANAcTbaae2DRS
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”493Please respect copyright.PENANA2vrwkmmt4F
493Please respect copyright.PENANApu214CM1lZ
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.493Please respect copyright.PENANAU6NblN2oXh
493Please respect copyright.PENANA9iBdiEznnb
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.493Please respect copyright.PENANAVT5ajBEbWs
493Please respect copyright.PENANA3dSOJHlnio
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”493Please respect copyright.PENANAJ7UMZt8s6y
493Please respect copyright.PENANACPsLoZEyJ9
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.493Please respect copyright.PENANAAiM5TsvrY1
493Please respect copyright.PENANALXpn7cjPzb
“Gak!” jawabku ketus.493Please respect copyright.PENANAKy1vs8yEor
493Please respect copyright.PENANAOh5Hsm7Htk
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.493Please respect copyright.PENANAYwnpHdETWL
493Please respect copyright.PENANAAy5S3HF35g
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”493Please respect copyright.PENANAAn6e2HpJRE
493Please respect copyright.PENANAHm7Gzp2N4o
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.493Please respect copyright.PENANABiFlzrZ6BR
493Please respect copyright.PENANAeRddT2UF7d
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.493Please respect copyright.PENANAL3cnyGd0np
493Please respect copyright.PENANADumGRb394c
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.493Please respect copyright.PENANANsA8g1efw6
493Please respect copyright.PENANAycK9f9o5nv
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.493Please respect copyright.PENANAk50cUerpU0
493Please respect copyright.PENANACfR6zZHyfF
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.493Please respect copyright.PENANApNAh6vkxoJ
493Please respect copyright.PENANAeXPBtvfpLV
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.493Please respect copyright.PENANAl6RFDf6yOz
493Please respect copyright.PENANA1O9rCnmn1x
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”493Please respect copyright.PENANAcul7CHFqFM
493Please respect copyright.PENANAo6oYH8nPRi
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.493Please respect copyright.PENANArSLIEkfCE9
493Please respect copyright.PENANA6AMV0UcP6T
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.493Please respect copyright.PENANA6ZNfT84IEh
493Please respect copyright.PENANAdn7Dgm4ZFC
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.493Please respect copyright.PENANAAE0Wp6hQYY
493Please respect copyright.PENANAnxPuiUebV5
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.493Please respect copyright.PENANAmsNKXjipaw
493Please respect copyright.PENANAfHyWWx6gFr
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.493Please respect copyright.PENANAE5M1ZKvFwy
493Please respect copyright.PENANAJgDGz1PIW7
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.493Please respect copyright.PENANAuDUygPcWHF
493Please respect copyright.PENANAPZG51jNv4t
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.493Please respect copyright.PENANA5WDdVU8sbC
493Please respect copyright.PENANAoi0805VDao
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.493Please respect copyright.PENANAEFy0bqGHPR
493Please respect copyright.PENANA486fDAYnRF
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.493Please respect copyright.PENANAmNocRRYkq8
493Please respect copyright.PENANAvHYPF7rGYw
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.493Please respect copyright.PENANA3MGVhmlEfO
493Please respect copyright.PENANAefaNzzZMIT
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
493Please respect copyright.PENANA8qQo6Sbwum
Bersambung
493Please respect copyright.PENANAdR7xlB5cMG
493Please respect copyright.PENANAhORx6HKPBM
493Please respect copyright.PENANAmUhpjsb5fi