Aku meninggalkanmu di ranjang, dan kemudian aku mencuci baju kita yang berlumuran darah, tak selang berapa lama aku mendengar pintu kamarku diketuk dan aku membukanya, aku terkejut melihat siapa yang datang.
"May, dimana May? dimana dia"Bella tampak cemas.
"Dia di ranjang lagi rehat"jawabku datar.
Bella langsung nyelonong masuk dan mendatangimu.
"May kamu nggak papa kan?kenapa luka mu disana-sini"Bella menangis.
Kamu bangun dari tidurmu dan duduk bersandar.
"Ngapain kamu kesini?"bentakmu sinis.
"Aku kawatir sama kamu may!"ia ingin memegang wajahmu tapi kamu tangkis.
"Aku udah baikan, kamu pulang aja"seraya mengusirnya.
"Tapi aku mau jagain kamu May!"pinta Bella dan meraba lengan mu.
"Aku udah ada yang jagain!"kamu menatap ku yang masih berdiri di samping pintu.
"Aku minta sama kamu, mulai sekarang jangan ganggu hidup aku!"bentakmu.
Mendengar perkataan kasarmu Bella langsung membuang muka dan menatapku dengan pandangan tajam, ia seperti ingin memakanku.
"Ya udah kalau gitu aku pulang dulu"Bella pun pergi dengan sangat kecewa.
Aku menutup pintu dan ingin melanjutkan mencuci, tapi kamu memanggilku.
"Sa"ucapmu lirih.
"Iya kenapa?"aku berjalan mendekatimu.
Kamu menarik tanganku dan mendudukkanku di sampingmu, kamu langsung merangkulku dan berkata,
"Apa di dunia ini nggak ada tempat buat kita berdua aja Sa"ucapmu seraya mengeratkan pelukanmu.
"Cepat sembuh ntar aku ajak ke tempat yang hanya ada kita berdua, ok"aku membelai rambutmu.
Kamu memandangku, memindahkan tanganmu ke pipiku, lalu mencoba menciumku, tapi aku hanya diam dan menjauhkan tubuhku, tapi kamu malah menarik pinggangku agar makin mendekat.
"Bolehkan aku mencium mu?"tanyamu seraya membelai pipiku dengan lembut.
Aku menggigit bibir bawahku dan menutup mataku, kamu tersenyum seperti mendapatkan jawaban iya dariku.
Kamu menarik leher ku dan mulai menempelkan bibirmu pada bibirku, aku merasa aneh karna tak pernah berciuman sebelumnya, kamu menyedot dan menjilat bibirku beberapa kali, membuatku sedikit terbiasa, aku merangkulkan tanganku di pinggangmu dan mendadak tersadar, lalu aku mendorong tubuhmu ke kasur.
"Kamu nggak boleh banyak bergerak! harus banyak istirahat!"aku pergi meninggalkan mu dengan wajah merah bercampur malu.
Kamu tersenyum dan kembali berbaring di kasur.
***
Vika dan Dona kembali dari membeli beberapa makanan dan barang, mereka penasaran bagaimana keadaanmu.
"May kamu baik-baik aja kan?"tanya mereka berdua seraya mendekatimu.
Kamu bangun dan duduk.
"Aku dah baikan kok"
"Wah kenapa bisa babak belur kayak gini!, dasar tu Alex beraninya main keroyokan"kata Dona dengan sangat marah.
"Duh kasian, wajah kamu yang ganteng jadi remuk gini May, hix hix"ucap Vika seraya memegang wajahmu.
"Ehemmmm, kalian beli makanan nggak sih, aku laper nih"ucapku menghentikan perlakuan Vika seraya menatapmu.
"Beli kok, ya udah kita makan dulu yuk"kata Vika mengangkat beberapa tas plastik di tangannya.
Aku ke dapur dan mengambil beberapa piring, kemudian kita berempat makan bersama, kamu menyumpitkan daging dan menaruhnya di piringku.
"Kamu harus makan yang banyak"ucapmu yang tak menyadari ada siapa disana.
"Yang harusnya makan banyak tu kamu!,kamu kan masih belum sembuh"Aku melirikmu dan mengambil daging lain lalu menaruhnya di piringmu.
Vika dan Dona saling berpandangan dan mencibir.
"Cieeee Don, kita ketinggalan cerita nih! kenapa nggak sekalian suap-suapan aja sih"ujar Vika yang masih menyumpit makanannya.
"Sini Vik aku suapin ack ackk"ujar Dona bercanda dan menyuapi Vika.
Kita berdua tersipu malu melihat ulah mereka.
***
Di tempat lain Bella sedang berjalan dan memasuki kamarnya, dia membanting tas Dior yang ada di tangannya sambil berteriak,,
"Aaaarrrrchh dasar wanita jalang"nafasnya terengah-engah.
Kebetulan Alex berada di kamar itu juga, dia sedari tadi menunggu Bella, melihat Bella marah dia menghampirinya.
"Sayanng kamu kenapa?,siapa yang bikin kamu marah gini sayang?,siapa namanya biar aku kasih dia plajaran"Alex membelai rambut kekasihnya itu.
"Sayang, kamu tau anak fakultas sejarah yang namanya Nessa?, aku benci sama tu cewek sayang"Bella berkata dengan manja.
"Memangnya kenapa?, apa yang dia lakuin ke kamu sayang?"
"Ehhm, dia bikin gosip yang tidak-tidak tentangku sayang! pokoknya aku nggak suka sama dia"Bella beralasan.
"Tenang aja sayang, aku bakal kasih pelajaran ke dia, tunggu aja ya"
"Makasih sayang"ucap Bella dengan senyum jahatnya.
***
Keesokan harinya, aku menyuruhmu untuk tidak pergi ke kampus dulu, karna sebagian lukamu masih belum sembuh.
"Hari ini nggak usah ke kampus May, kamu istirahat aja, kalau ada apa-apa von aku ya! biar aku yang ngomong ke bu dosen, kalau kamu lagi sakit"ucapku padamu sebelum pergi.
"Daaa May hati-hati ya"kata Vika dan Dona berpamitan.
***
Di kantin.
"Beneran kamu sama May udah jadian Sa?"tanya Dona seraya menatapku.
"Yang bilang siapa? Enggak lah!"bantahku seraya menyeruput es jeruk di depan mejaku.
"Tapi kayaknya kalian makin deket, ya nggak Don?"
"Iya iya"
"Kita ini kan teman sekamar, wajar lah kita deket, udah ayo makan lagi"pintaku pada mereka agar berhenti bertanya.
Perbincangan kami terhenti karna Rian datang menghampiri kami.
"Hallo cewek-cewek, pada ngerumpi apa nih?"ucapnya seraya duduk disampingku.
"Biasa masalah cewek, mau tau aja kak"jawab Dona.
"Loh sepertinya kurang 1 nih, si May kemana?"tanyanya.
"May lagi sakit ka!,dia diasrama"
"Loh, sakit apa emang?"
"Cuman demam kok, paling besok juga dah sembuh"
"Oh gitu, oh ya lusa malam, kalian ada acara nggak?"
"Memangnya kenapa kak?,kita free kok, tugas makalah kita udah slesai"jawab Vika.
"Ibuku berulang tahun dan karna kalian temennya Nessa, jadi aku juga ngundang kalian untuk datang"
"Asyikkk, bisa makan gratis"celetuk Vika.
"Vikaa"Dona menjitak kepalanya.
"Kami usahain datang ya kak, makacih udah ngundang kami"ucapku padanya.
"Oh ya, ajak May juga dia kan teman kalian"
"Iya nanti aku ajak dia kak"
Rian pun kembali pergi ke kelasnya.
Ponselku berbunyi.
"Iya bu ada apa"
"Kamu gimana sayang kabarnya? ada makan teratur nggak?"tanya ibu.
"Ini juga lagi makan kok, ibu dan lainnya gimana? Baik juga kan?"
"iya semuanya baik aja kok"
"Ya udah ini aku mau masuk kelas bu, kapan-kapan disambung lagi ya"
"Iya Sa, jaga diri kamu baik-baik disana ya"
"Iya bu"
***
Pelajaran hari ini pun usai, aku segera bergegas ke asrama karna ingin melihat keadaanmu, Vika dan Dona ada les tambahan jadi mereka akan pulang agak telat.
Setibanya di depan pintu asrama aku membukanya perlahan, berfikir mungkin kamu sedang tidur dan aku tak ingin membangunkan mu.
Dan ternyata pikiranku salah, kamu sedang tidak di kamar, dan aku mendengar suara percikan air di kamar mandi, mungkin kamu sedang mandi, pikirku.
Kamu sengaja tidak menutup rapat pintu kamar mandi, entah apa alasannya, aku berjalan membuka pintu itu dan melihatmu mengguyur tubuhmu dengan air shower, padahal aku sudah sering melihatmu mandi tapi entah kenapa hatiku masih saja berdebar, dan rasanya makin kencang.
Kamu yang tersadar bahwa seseorang datang, langsung mematikan air shower dan melihat ku berdiri di depan pintu, kamu tersenyum kecil.
"Bisa bantu aku menggosok punggungku nggak?, tanganku masih sakit"pintamu dengan nada manja.
Aku hanya diam, dan mengingat kejadian saat aku menggosok punggungmu dulu, aku tak ingin melakukannya.
"Aduhhh sakitnya tanganku"kamu membuat alasan agar aku mau membantumu.
Akhirnya aku melepas sandalku dan menghampirimu.
"Dasar manja"ucapku seraya mengambil sabun dari tanganmu.
Kamu tersenyum jahat.
Aku membubuhi tanganku dengan sabun, lalu mengusapnya ke punggungmu dengan lembut, aku berusaha menahan diriku, aku tak ingin kejadian kemaren terulang lagi.
Kamu menikmatinya dan mendadak membuka shower yang ada di atas kepalaku, hingga air itu membasahi seluruh badanku, sontak aku kaget.
"Duuhh May kenapa di nyalain showernya, tuh kan aku jadi basah kuyup"aku ingin keluar mengindari air shower itu, tapi kamu malah menangkapku dan memeluk pinggangku seraya menarikku ke pelukanmu.
"Salah siapa ngintip orang mandi, kamu tu harus di kasih pelajaran"katamu sambil menggelitiki ku, aku pun merasa geli dan berbalik badan menatapmu.
"Apa an sih, geli tau"
Aku melihat bibirmu yang manis dan mungil terbasahi oleh air, aku menggigit bibir bawahku seraya memberi tanda padamu, dan kamu sadar itu.
Kamu menarik leherku dan mencium bibirku, aku mencoba menahanmu, tapi kamu menggenggam kedua tanganku, dan masih terus menciumku. Kamu membalikkan badanku dan mndorongku ke dinding kaca, dan perlahan melepaskan bajuku yang basah terkena air, kamu mengecup pundakku, aku mendesah menikmatinya,kamu mencium leherku, dan kita bercumbu disana.
Beberapa saat kemudian, kita keluar dari kamar mandi, aku membantumu mengeringkan rambutmu karna tanganmu masih sakit, Vika dan Dona baru saja datang.
"Apa diluar hujan ya?, atau ada yang sengaja mandi bareng"ejek Vika karna melihat rambut kami basah kuyup.
Kamu tersenyum mendengar perkataan Vika.420Please respect copyright.PENANAy6bzQ8cwqc
"Jangan-jangan......"
"Berisik kamu Vik! udah kalian cepet mandi sana terus ganti baju, kita pergi bareng nanti"
"Emangnya kita mau kemana?"tanya Dona.
"Kalian lupa ya, lusa kan kita diundang kak Rian ke acara ibunya, jadi kita harus beli kado"
"Oh iya aku lupa, kado buat camer ya"ujar vika cengengesan.
Mereka pergi bergegas untuk mandi.
"Memangnya kamu juga harus pergi ya?"tanyamu padaku
"Iya kamu juga diundang kok, kamu juga harus datang ya, kita berangkat bareng kok"
"Tapiii...."kamu menghentikan perkataanmu.
"Nggak usah khawatir, aku tau kamu nggak terlalu suka kak Rian, anggep aja kamu nemenin aku, ok"
"Hemm ya udahlah"
***
Kami ber empat pergi ke mall, masuk dari toko satu ke toko yang lain, kamu mampir di sebuah toko boneka dan membeli dua boneka bebek yang sangat lucu, aku mencarimu kemana-mana, kamu tau aku akan datang lalu menyembunyikan boneka itu dibelakang badanmu.
"Kamu beli apa May?"aku bertanya kepadamu.
"Oh ini kado lah buat ibunya Rian"kamu beralasan.
"Ehm gitu, yuk keluar temen-temen dah nunggu tuh"aku menarik tanganmu.
"Gaess, aku laper nih, yuckk kita cari makan dulu, udah waktunya makan malam nih"sahut vika memegang perutnya.
kita akhirnya makan di salah satu cafe yg ada di mall itu.
420Please respect copyright.PENANASdCoIjUg10