535Please respect copyright.PENANA8lgnE93Abs
Flashback
“Aku tidak memasukkan racun ke dalamnya,” ucap Ira sambil menarik tangan Jaehyun dan menaruh satu batang coklat ke tangan Jaehyun.
Sepeninggalan Ira, Jaehyun menatap coklat di tangannya.
“Arkgh...aku benci obat,” ucap Jaehyun sambil membuka bungkus coklatnya, ia mulai memakannya perlahan.
Jaehyun menyenderkan punggungnya.
“Apa dia tahu sesuatu tentang diriku? Apa mungkin Winwin memberitahu semuanya pada gadis batu itu. Ani, Winwin tidak mungkin melakukan itu. Uhm, cheolttae andwae,” ucap Jaehyun.
Dari luar terdengar suara pintu yang ditutup keras.
“Ck, bajingan itu minum lagi,” gerutu Jaehyun, ia meletakkan coklatnya di atas nakas dan berjalan keluar kamar.
Ia melihat Ira yang tengah membantu Winwin masuk ke kamarnya, Jaehyun hanya berdiri di ambang pintu sambil menyender ke tembok.
“Untuk apa? Sunbae kan hanya pergi ke pesta ulang tahun,” tanya Ira.
“Sssstt, aku berbohong pada Ira, aku pergi menghadiri pernikahan mantanku,” jawab Winwin.
“Dia terlalu banyak minum,” gerutu Ira.
Terdengar suara tabrakan antara barang dan kasur, Jaehyun bisa menebak kalau Ira membanting Winwin.
“Dasar yeoja gila,” komentar Jaehyun.
“Hya!!” teriak Winwin.
Jaehyun tertawa kecil.
“Dia pasti merengek setelah ini,” batin Jaehyun.
“Tetaplah disini,” ucap Winwin.
“Hanya sampai sunbae tidur,” ucap Ira.
Jaehyun yang mendengar itu kembali ke kamarnya setelah menutup pintu.
Tapi baru 15 menit, Jaehyun tidak bisa tidur, dia memikirkan Ira.
Mungkin juga Winwin.
“Mereka tidak melakukan hal aneh-aneh di dalam sana, kan?” tanya Jaehyun pada dirinya sendiri.
Ia mendudukkan dirinya.
“Tidak mungkin,” sangkal Jaehyun, ia mencoba untuk berfikir positif.
Tapi seberapa besarpun Jaehyun ingin mengelak, Jaehyun tetap saja penasaran.535Please respect copyright.PENANAnY2c0csVof
“Aishh...” ucap Jaehyun sambil mengacak rambutnya kesal.
Ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar Winwin.
Dan dia menemukan Ira yang duduk dengan kaki ditekuk di atas kursi.
Dia tertidur, dengan posisi yang 95 % bisa membuatnya jatuh.
Jaehyun menghela nafasnya, ia berjalan ke arah Winwin dan merapikan selimutnya.
Ia menatap Ira sekilas.
“Gomawo...oppa,” ucap Ira.
Dia masih di alam mimpinya.
Jaehyun terdiam, ia seperti pernah mendengar suara ini di suatu tempat.
Tapi dia tidak ingat.
Detik selanjutnya mungkin Ira akan jatuh dari kursi kalau saja Jaehyun tidak punya refleks yang bagus untuk menangkap tubuh Ira.
Jaehyun menghela nafasnya, dengan terpaksa dia menggendong Ira ala brydal style dan megantarkannya ke kamarnya.
“Kenapa aku harus mengangkatnya ketika aku sendiri sedang tidak ingin berjalan,” gerutu Jaehyun dalam perjalanan.
Begitu sampai dikamar Ira, Jaehyun menidurkan Ira.
Awalnya Jaehyun menyelimuti Ira hingga sekujur tubuhnya tertutup selimut, tanpa terkecuali.
Tapi saat dia sudah di ambang pintu, dia kembali dan menurunkan selimut tadi hingga ke dada Ira.
“Kenapa aku menolongnya?” batin Jaehyun setelah menutup pintu kamar Ira. Flashback off.
“Hya, kau masih sakit?” tanya Ira sambil melambaikan tangannya di depan Jaehyun.
Jaehyun menggeleng, dia melanjutkan sarapannya lagi yang tinggal dua sendok.
Ira berdecak.
“Ini,” ucap Ira sambil menyodorkan dua pil.
“Aku tidak perlu obat itu lagi,” ucap Jaehyun.
“Ini vitamin, dokter Yoon menyuruhmu untuk menghabiskannya,” jelas Ira.
Dia menyodorkan satu gelas air.
Dengan terpaksa Jaehyun meminum vitamin yang diberikan Ira, dan setelah itu Ira menyodorkan permen rasa sprite.
“Setelah ini cepat bersiap,” suruh Ira.
Dia mengangkat nampan berisi makanan untuk Winwin yang malas bergerak dari tempat tidur.
Ira berjalan menuju ke kamar Winwin.
Acara peresmian dimulai jam sepuluh, tapi Jaehyun sudah harus berdiri di samping ayahnya sejam yang lalu.
Ira dan Winwin berjaga tak jauh dari mereka.
“Gomawo,” ucap Winwin.535Please respect copyright.PENANAQfobQNZeZk
“Aku juga, untuk semalam,” balas Ira.
“Semalam?” tanya Winwin tidak mengerti.
“Eo. Sunbae yang mengangkatku ke kamar, kan?” tanya Ira.
Winwin menautkan keningnya,bingung dengan apa yang dimaksud Ira.
“Bukan, aku hanya ingat sampai kau yang tidur dikursi,” jawab Winwin.
Kali ini Ira yang mengernyit.
“Lalu siapa yang memindahkanku? Aku tidak punya penyakit berjalan saat tidur,” tanya Ira.
“Siapa lagi? Sudah dapat dipastikan kalau itu Jaehyun,” jawab Winwin.
“Dia?” tanya Ira sambil menatap Jaehyun tidak percaya.
“Dia masih punya sisi kemanusiaan,” jawab Winwin. Ira hanya mengangguk mengerti.
“Sunbae memakai rompi, kan?” tanya Ira.
“Eo. Aku memakainya karna saranmu,” jawab Winwin.
“Good. Aku punya firasat buruk tentang hari ini, jadi kita harus hati-hati,” jelas Ira, Winwin mengangguk mengerti.
“Aku percaya dengan instingmu,” ucap Winwin.
Ira mengangguk sekali, mereka kembali mengamati keadaan.
Jaehyun yang duduk dikursi paling depan hanya bisa memasang senyum manisnya ketika teman-teman ayahnya menyapa.
Seringkali dia harus berdiri dan menyalami teman-teman ayahnya.
Dan sekarang, dia akhirnya bisa duduk sambil mendengar ayahnya yang menyampaikan pidato setelah pengangkatan sebagai ketua.
Jaehyun menghela nafas, dia haus, sangat malah.
Hanya saja tadi Ira melarang untuk menerima makanan dan minuman dalam bentuk apapun.
Dan itu jelas membuat Jaehyun kesal, karena itu adalah perintah dokter Yoon, dia hanya bisa meminum minuman yang dibawakan Ira atau Winwin.
Tidak juga sih, Ira berbohong pada Jaehyun lebih tepatnya.
~Jdorr!!!~
Suara tembakan itu terdengar ketika Tuan Jung masih menyampaikan pidatonya, Jaehyun menatap ayahnya, jas abu-abu Tuan Jung perlahan menampakkan cairan merah di bagian dadanya.
“Appa!” teriak Jaehyun, ia berlari ke arah Tuan Jung.
Sedangkan Ira sudah ikut berlari melindungi Jaehyun dengan pistol ditangannya.
Winwin sudah berlari mengejar si pelaku.
Suasana semakin tidak terkontrol, banyak orang berlarian.
Ketika sudah sampai di atas panggung, Jaehyun mencoba untuk menjaga agar ayahnya tetap sadar.
“Appa,” panggil Jaehyun.
Tuan Jung hanya bisa tersenyum.
“Tenanglah. Sekarang lebih baik kita bawa Tuan Jung ke rumah sakit,” ajak Ira.
Jaehyun mengangguk, keduanya bekerja sama membantu Tuan Jung.
Begitu Tuan Jung sudah masuk kedalam mobil, begitu juga dengan Jaehyun, ada satu orang yang berusaha menculik Jaehyun dan Tuan Jung.
Sebelum itu terjadi, Ira tanpa belas kasihannya menghajar orang itu tanpa ampun.535Please respect copyright.PENANAD9ycThia4M
“Siapa yang menyuruhmu!hah?!!” tanya Ira ketika ia berhasil mengalahkan orang tadi, dia duduk di punggung orang tadi dan mengunci kepalanya.
“Katakan padaku!” teriak Ira.
“Hya! Cepatlah!!” teriak Jaehyun.
Ira tersadar, dia masih harus membawa Tuan Jung ke rumah sakit.
“Ah, maaf,” ucap Ira.
Dia meninggalkan orang tadi dan segera masuk ke mobil.
Ira yang menyetir dengan kecepatan diatas 60 km/jam.
Untung saja jalanan tidak terlalu ramai.
Jangan tanyakan penampilan Ira sekarang, ia sangat berantakan dengan luka lebam yang kembali bertambah.
Tapi Ira tidak peduli, yang dia pedulikan adalah Tuan Jung.
Mereka sampai di rumah sakit setelah lima menit perjalanan, Tuan Jung segera dibawa ke ruang gawat darurat.
Ira mencoba menetralkan nafasnya setelah berlari, begitu juga Jaehyun.
“Jaehyun-ssi,” panggil Ira. Jaehyun menatap Ira.
“Aku harus pergi, jangan percaya orang lain. Aku akan kembali secepat yang aku bisa,” lanjut Ira sebelum dia berlari meninggalkan Jaehyun.
“Hya! Kau mau pergi kemana??!” teriak Jaehyun, tapi Ira tidak mendengar dan terus berlari.
Ira kembali lagi ke gedung tempat pengangkatan Tuan Jung tadi, dia harus mengambil sesuatu.
Dan kebetulan sekali dia bertemu dengan Winwin.
“Sunbae!” panggil Ira, Winwin menoleh.
“Kau baik-baik saja?” tanya Winwin.
“Harusnya aku yang bertanya pada sunbae,” jawab Ira setelah melihat keadaan Winwin yang lebih kacau daripada dirinya.
“Dimana mereka?” tanya Winwin.
“Mereka dirumah sakit,” jawab Ira, dia berjalan menuju ke dalam gedung yang sudah sepi.
“Kau mau apa?” tanya Winwin.535Please respect copyright.PENANAOvGr3rILXf
“Mengambil petunjuk,” jawab Ira.
Dia menghampiri salah satu meja dan mengambil sebuah benda kotak kecil dari sana.
“Kapan kau menaruhnya disitu?” tanya Winwin.
“Saat kita tiba,” jawab Ira, dia kembali berjalan menuju ke meja lainnya, lalu ke panggung, belakang panggung, dan podium.
“Berapa banyak yang kau taruh?” tanya Winwin, dia menerima semua kamera kecil yang diberikan Ira.
“Masih ada lima diluar,” jawab Ira.
Keduanya berjalan ke luar gedung dan mengambil kamera yang disembunyikan Ira.
10 menit kemudian
“Akhirnya,” ucap Ira setelah dia turun dari pohon.
“Kau meletakkannya ditempat yang tidak bisa dilihat banyak orang,” ucap Winwin.
“Kalau aku meletakkannya di tempat terbuka namanya bukan kamera pengintai,” balas Ira.
“Ayo, aku sudah selesai,” ajak Ira.
Keduanya kembali ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Tuan Jung, nantinya mereka akan kembali ke rumah karna Tuan Jung sudah punya pengawal sendiri.
Begitu sampai disana, ternyata keadaan Tuan Jung sudah stabil, luka tembakannya tidak terlalu dalam.
Ira menemukan Jaehyun yang duduk di depan kamar Tuan Jung.
“Ayo pulang,” ajak Jaehyun.
“Kau tidak ingin lebih lama disini?” tanya Ira.
“Untuk apa? Toh dia tidak apa-apa,” jawab Jaehyun sambil berdiri dari duduknya.
Ira menghela nafas,
“Tadi saja dia sangat khawatir,” gumam Ira, dia mengikuti langkah Jaehyun.
Jaehyun melepas jas yang dia pakai dan melemparkannya ke Ira sebelum masuk kedalam mobil.
“Ck, dasar,” gerutu Ira sambil membuka pintu mobil.
Winwin menunggu di dalam mobil, karena dia tahu kalau Jaehyun pasti akan meminta untuk pulang.
“Mau makan dulu?” tawar Winwin.
“Tidak. Aku ingin langsung pulang,” jawab Jaehyun, ia memejamkan matanya dan menyenderkan punggungnya ke kursi mobil.
“Sunbae, ada P3K?” tanya Ira.
“Aku lupa membawanya,” jawab Winwin.
Ira mengarahkan kaca depan mobil ke arahnya agar ia bisa melihat keadaan wajahnya yang terlihat kacau sekarang, dengan luka lebam yang ada di pipi kanan, bibir kiri bawah dan pelipis kirinya.
“Aissh...lain kali akan kupastikan tikus-tikus itu tidak memukul wajahku,” ucap Ira sambil kembali ke posisinya.
Mendengar ucapan Ira membuat Winwin tertawa.
“Memang kenapa? Ini mengurangi kadar kecantikanku,” ucap Ira sambil membenarkan poninya.
“Hm..kau benar, kalau begitu kadar ketampananku juga berkurang sekarang,” balas Winwin.
“Ck, kalian berisik,” gumam Jaehyun.535Please respect copyright.PENANAW3s0ab5VQA
“Dia tidak punya rasa terima kasih,” gerutu Ira.