“Aku baik-baik saja,” jawab Ira, ia berbalik dan berlari ke arah sniper yang menembaknya.
Dengan gerakan yang gesit, Ira berhasil menembak pistol ditangan sniper tadi.
Dan sebelum sniper itu lari, Ira berhasil menembak salah satu kaki sniper tadi, membuat sniper itu terjatuh.
Ira berhenti berlari dengan nafas memburu, ia mencoba untuk mengatur pernafasannya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Winwin sambil memegang kedua bahu Ira.
Ira menepuk dadanya dan terdengar suara benda terpukul.
“Selalu pakai rompi anti peluru saat bertugas,”jawab Ira sambil tersenyum, Winwin menghela nafas lega sambil tersenyum.
“Baguslah,” ucap Winwin.
Disisi lain, Jaehyun tersenyum tipis.
Setidaknya dia tidak kehilangan salah seorang pegawainya.
“Ayo, sebelum semuanya menjadi rumit,” ajak Ira yang dibalas anggukan Winwin.
“Jaehyun-ah! Ayo,” ajak Winwin, Jaehyun mengangguk kemudian berjalan menuju ke mobil.
#Mobil
Karena ada anak-anak, Ira duduk dibelakang dengan anak-anak tadi.
Ia menenangkan anak-anak yang tadi menangis karena shock, ada Sujin, Yuah, Sora, dan Donghyun.
“Eonni, apa mereka akan ditangkap polisi?” tanya Sujin dengan wajah polosnya yang menatap Ira.
“Tentu saja, jadi kalau kalian besar nanti kalian bisa menjadi polisi. Dan juga menjadi polisi itu sangat keren. Kalian juga melindungi orang lain, kalian pasti mau melindungi orang lain, kan?” tanya Ira, ia tersenyum menatap anak-anak di hadapannya.
“Ne!” jawab keempatnya kompak.
“Noona, apa noona tidak takut?” tanya Donghyun yang berada dipangkuan Ira.
“Kalau untuk melindungi orang lain kenapa harus takut? Donghyun juga harus menjadi orang yang berani seperti noona,” jawab Ira, Donghyun mengangguk semangat.
“Bagaimana dengan panti asuhannya?” tanya Ira.
“Entahlah, kurasa penyerangan ini karena salah satu anggota pejabat, mereka ingin menyingkirkan seseorang,” jawab Winwin.
“Kalian tidur dulu, nanti kalau sudah sampai, eonni bangunkan oke. Donghyun juga,” ucap Ira.
Semua anak kompak menjawab ‘ya’ dan mulai melakukan perintah Ira.
Ira mengelus kepala Donghyun, mencoba untuk membuatnya tidur secepat mungkin.
“Aku akan menghubungi pihak panti,” ucap Ira, ia mengambil ponsel dari saku jas nya dan menghubungi kenalannya.
“Apa kau bisa cari tahu keadaan panti Hyonsun sekarang?” tanya Ira.
“Sebentar....uhm, ah ini. Belum ada yang kembali, semua polisi masih sibuk mengevakuasi di gedung theater,”
“Kalau begitu katakan kalau aku membawa Sujin, Yuah, Sora, dan Donghyun,” ucap Ira.
“Oke,” setelah panggilan terputus, Ira menghela nafasnya.
“Kita harus ke apartemenku dulu,” ucap Ira.
“Untuk apa aku harus ke apartemenmu?” tanya Jaehyun.
“Kau mau anak-anak ini bermain dirumahmu?” tanya Ira.
Jaehyun menghela nafas pasrah.
#Apartemen
Mereka sampai di apartemen Ira ketika jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Semua anak-anak tadi Ira tidurkan di kamarnya, Tuan Jung menghubungi Ira untuk menanyakan keadaan.
“Ne, tidak perlu khawatir Tuan, aku akan menjaganya dengan baik. Ne...” Ira mengakhiri panggilan dengan helaan nafas lega, ia kembali masuk ke dalam apartemen, karena ia melakukan panggilan diluar apartemen.
Begitu Ira membuka pintu, ia kaget dengan sosok Jaehyun yang berdiri disamping pintu apartemen entah sejak kapan.
“Hya! Kau mengangetkanku!” seru Ira, ia menatap Jaehyun dengan raut kesal.
“Apa?” tanya Ira yang sudah kembali menjadi Ira keras kepala, ia masih harus bersikap keras kepala pada Jaehyun karena belum melihat perubahan.572Please respect copyright.PENANAAGnVxcQvaw
“Buatkan aku makanan,” suruh Jaehyun, setelah itu Jaehyun langsung pergi meninggalkan Ira.
“Heol. Bukannya berterimakasih atau apa setelah aku selamatkan,” ucap Ira,
Ia berjalan menuju ke dapur dan dia sudah menemukan Winwin disana.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Ira.
“Entahlah, aku juga tidak tahu,” jawab Winwin, masalahnya adalah Winwin hanya memandangi bahan makanan yang tadi ia keluarkan dari kulkas dan ia letakkan diatas meja.
“Kau tinggal bilang padaku kalau kau ingin kubuatkan makanan,” ucap Ira, ia mulai memakai apronnya dan mulai mengambil bahan-bahan yang lain.
“Apa makanan yang disukai Jaehyun?” tanya Ira.
“Semuanya, asalkan bukan udang,” jawab Winwin.
Ira mengangguk mengerti.
Ia mengeluarkan daging dari kulkas dan beberapa sayur.
“Masukkan kembali yang kau ambil tadi. Atau kau mau kumasakkan yang lain? Karna aku akan membuat steak untuknya,” tanya Ira.
“Uhm...kau akan membuatkannya?” tanya Winwin.
“Uhm,” jawab Ira.
“Apa kau bisa membuatkanku pasta? Aku sedang ingin makan itu,” tanya Winwin.
“Tentu,” jawab Ira sambil tersenyum, ia memulai kegiatan memasaknya.
“Mau kubantu?” tanya Winwin.
“Cuci saja bahan-bahannya setelah kau mengembalikan barang yang kau ambil kedalam kulkas,” jawab Ira.
“Yes sir,” jawab Winwin yang membuat Ira tertawa kecil mendengarnya.
Tanpa dua orang ini sadari, Jaehyun sedaritadi mengawasi keduanya.
“Padahal aku sudah membuat rangkaian kalimat untuk berterimakasih padanya. Tapi kenapa yang ku ucapkan malah hal lain?” batin Jaehyun, pada akhirnya ia kembali ke sofa depan tv.
“Setidaknya aku mengucapkan terimakasih. Tidak-tidak, bukankah tugasnya memang melindungiku?” batin Jaehyun begitu ia duduk, kedua tangannya ia lipat didepan dada. Pikirannya berkecamuk tentang ‘terima kasih pada Ira’.
Hanya saja otak dan hatinya berlawanan, jadilah ia memikirkan itu terlalu dalam sampai ia tidak tahu berapa lama ia berdiam diri disana dengan pandangan kosong.
“Hya, Jung Jaehyun!” seru Ira yang sudah berdiri disamping Jaehyun. Wajahnya benar-benar terlihat kesal,
Apalagi dia sudah berkali-kali memanggil Jaehyun, tapi pemuda itu tak berkutik
Bahkan Ira pikir Jaehyun tidur dengan mara terbuka,
Jaehyun yang sadar dari lamunannya mendongak menatap Ira.
“Kau ini tidur dengan mata terbuka atau apa?! Aku memanggilmu berkali-kali tapi kau tidak menyahut juga,” omel Ira.
“Ada apa?” tanya Jaehyun.
“Makananmu sudah siap,” jawab Ira.
#Meja makan
Jaehyun masih memperhatikan makanan di depannya, walaupun sebenarnya dia sangat ingin memakannya sekarang.
“Hya, apa kau pikir ada racun atau semacamnya disana, eoh? Cepat makan atau aku yang akan memakannya,” tanya Ira.
“Arraseo,” jawab Jaehyun dengan nada ketus.
“Dasar,” ucap Ira, ia mulai memakan pastanya, begitu juga dengan Winwin.
“Apa pelatihan kau juga diajari membuat yang seperti ini?” tanya Winwin.
“Memang kau pikir di pangkalan pelatihan ada waktu untuk ini?” tanya Ira yang dibalas cengiran Winwin.
Jaehyun mulai memakan makanannya.
“Gomawo,” ucapan Jaehyun ditengah-tengah acara makan membuat Ira tersedak makanannya.
“Uhuk-uhuk! Ne?” tanya Ira disela batuknya.
“Kau bicara dengan siapa?” tanya Winwin sambil menatap Jaehyun yang bahkan tidak menatap keduanya.
“Untuk tadi,” jawab Jaehyun tanpa menatap ke arah Ira.
Batuk Ira berhenti setelah ia meminum air putih, ia menatap Winwin kemudian beralih ke Jaehyun.
“Eo, memang sudah tugasku,” jawab Ira.
10 menit kemudian
“Aku akan menggunakan kamar yang kanan, jangan ada yang masuk ke kamar itu,” ucap Jaehyun sambil berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan.
“Rumah siapa yang mengatur siapa, lagipula itu kamar oppaku,” batin Ira.
“Biar aku saja yang membereskan, lebih baik kau tidur sekarang,” ucap Winwin.
“Eh? Tidak apa?” tanya Ira.
“Eo. Aku sudah biasa melakukan ini,” ucap Winwin.
“Kalau kau bilang sudah biasa aku jadi merasa tidak enak, tau..” balas Ira.
“Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran,” ancam Winwin.
“Ayay captain!” seru Ira, setelah itu ia berjalan menuju ke kamarnya.
Ia tidur di lantai kamarnya dengan selimut sebagai alasnya, karena empat anak panti tadi tidur di kasurnya.
Untung saja ia punya banyak persediaan selimut.
Ia sudah mengatur selimutnya sedemikian rupa, tapi masalahnya sekarang adalah ia tidak bisa tidur.
“Hm...ada sedikit perkembangan,” ucap Ira, ia menatap langit-langit kamarnya.
Ira memutuskan untuk bermain game di ponselnya tanpa menggunakan suara.
Sampai tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampakkan wajah Kyuhyun.
“Uh, oppa? Kukira oppa ada piket hari ini,” ucap Ira, ia bangkit dari duduknya.
“Aku tidak enak badan, lagipula siapa yang tidur dikamarku?” tanya Kyuhyun.
“Ah...dia anak Tuan Jung,” jawab Ira.
“Oh,” jawab Kyuhyun.
“Oppa mau tidur dikamarku?” tawar Ira.
“Tidak usah, kembalilah tidur,” jawab Kyuhyun, kemudian ia menutup pintu. Ira tak mau ambil pusing, ia kembali melanjutkan acara bermain gamenya yang tertunda.
Keesokan harinya
Ira tersentak kaget ketika suara teriakan membahana memenuhi apartemennya, ia langsung keluar dari kamarnya dan ia mendapati Jaehyun yang sudah keluar dari kamar Kyuhyun
“Hya!!ini masih jam enam pagi!” omel Ira, ia mengacak rambutnya kesal.
“Bukankah aku sudah bilang jangan sampai ada orang yang masuk ke dalam kamar?!” tanya Jaehyun, dan saat itulah Kyuhyun keluar dari kamarnya dengan wajah mengantuknya.
“Lagipula itu kamar oppaku, aku tidak berhak melarangnya,” jawab Ira.
“Ada apa?” tanya Winwin yang baru bangun dari tidurnya, padahal dia yang tidur di sofa ruang tengah.
Dan keributan itu terjadi di ruangan itu.
“Suruh bosmu yang menyebalkan ini untuk diam,”jawab Ira, ia berjalan menuju ke kamarnya.
“Ah ya, kita harus mengantarkan anak-anak ke panti asuhan pagi ini,” lanjut Ira sebelum masuk kedalam kamarnya.
09.00 a.m
Setelah sarapan di apartemen Ira, mereka akhirnya pergi ke panti asuhan.
Dan Jaehyun harus duduk di depan lagi.
“Sunbae,” panggil Ira.
“Apa?” tanya Winwin yang masih sibuk menyetir, ia melirik Ira lewat kaca mobil.
“Bukankah hari ini Jaehyun harus pergi ke acara peresmian?” tanya Ira.
“Eo, kita masih punya waktu satu jam, tenang saja,” jawab Winwin.
Ira menatap Jaehyun yang sepertinya sedang badmood.
“Hya,” panggil Ira, bahkan Jaehyun tidak menoleh.
“Ck, dasar,” gerutu Ira.
Ia tidak jadi berbicara dengan Jaehyun karena ia jadi ikut badmood.
ns 15.158.61.46da2