Keesokan harinya...804Please respect copyright.PENANAU1gXs08O3B
Telfon masuk dari ponsel Ira membuat Ira terpaksa membuka matanya untuk mengangkat telfon pagi dari atasannya.
“Oh my god!” seru Ira yang sudah sepenuhnya sadar ketika melihat siapa yang menelfon. Tuan Jung.
“Yeoboseo,” sapa Ira.
“Ah, mian Ira-ah, aku harus menelfonmu sepagi ini,” balas Tuan Jung.
“Tidak apa-apa kok, anda tidak mengganggu kegiatan saya,” ucap Ira.
“Sebenarnya sih iya,” batin Ira miris.
Terdengar suara tawa dari sebrang.
“Jadi begini, aku ingin kau membawa Jaehyun pergi dari daerah ini untuk sementara. Aku sudah mendengar semuanya dari Winwin, kau bekerja dengan baik,” jelas Tuan Jung.
“Ah ne, kamsahamnida. Itu sudah tugasku,” jawab Ira.
“Aku belum bisa menemukan tempat yang tepat, aku akan menyerahkan semuanya padamu. Tolong lindungi Jaehyun, aku tidak mau dia menjadi umpan karena aku,” jelas Tuan Jung.
“Ne, saya mengerti. Saya akan melindunginya sebagaimana mestinya,” balas Ira.
“Jangan lupa untuk mengubah sifatnya. Setidaknya dia mau berbicara denganku seperti ayah dan anak semestinya,” tambah Tuan Jung.
Ira sedikit terharu mendengar permitaan Tuan Jung yang sesederhana itu.
“Ne, saya akan berusaha semaksimal mungkin,” jawab Ira, setelah itu telfon ditutup.
Ira menghela nafasnya, bahkan penampilannya masih acak-acakan sekarang.
“Hya, Ira-ah,” panggil Kyuhyun berbarengan dengan pintu kamar Ira yang terbuka.
Ira menatap Kyuhyun dengan wajah lesu.
“Apa lagi?” tanya Kyuhyun, dia menunda permintaan yang sebelumnya ingin dia katakan pada Ira.
“Aku harus pergi ke luar kota,” jawab Ira.
“Ck, kau bisa berlibur sekalian. Cepat buatkan aku sarapan,” balas Kyuhyun, kemudian dia menutup pintu.
“Aishh..andai aku bisa melempar sepatu ke kepalanya,” gerutu Ira, dia bangkit dari posisinya dan segera menuju ke kamar mandi.
Setelah mandi, Ira tidak langsung memakai seragamnya.
Dia masih memakai celana pendek pink dan kaus putih polos, karena memang dia belum ada niat untuk ke rumah Jaehyun sekarang.
“Apa oppa akan menyuruh teman oppa itu untuk menginap disini?” tanya Ira.
“Eo,” jawab Kyuhyun sambil memakan sarapannya, Ira duduk disamping Kyuhyun.
“Jadi, mungkin aku akan sering kesini,” ucap Ira.
“Kau bilang kalau Tuan Jung menyuruhmu untuk fokus ke Jaehyun,” tanya Kyuhyun.
“Eo, tapi aku tidak bisa menahan rasa penasaranku. Oppa kan tahu kalau darah detektif mengalir dalam tubuhku,” jawab Ira.
“Ck, terserah kau saja. Cepat pakai seragammu!” suruh Kyuhyun.
“Nanti saja. Ah iya, apa oppa tahu tempat persembunyian paling baik?” tanya Ira.
Kyuhyun tampak berfikir.
“Kau bisa tinggal di villa milik appa,” jawab Kyuhyun.804Please respect copyright.PENANAv8FqCx5r4O
“Ah! Iya, appa kan punya villa di dekat pantai itu, kan? Assa!” seru Ira.
“Kau bisa menggunakannya, tapi jangan merusaknya,” ucap Kyuhyun.
“Memang aku ini monster apa?” balas Ira dia menatap Kyuhyun dengan wajah kesalnya.
Belum sempat Kyuhyun membalas, suara bel apartemen membuat Ira harus membukakan pintu.
Dengan keadaannya yang belum memakai seragam.
“Eh? Kalian berdua kenapa disini?” tanya Ira ketika dia membuka pintu, dan mendapati Winwin dan Jaehyun disana.
“Kau,” lanjut Ira sambil menunjuk satu orang di samping Winwin dan Jaehyun.
“Neo nuguya?” tanya Ira.
“Aku sudah bilang kalau kau bisa datang nanti malam,” ucap Kyuhyun, namja di samping Jaehyun dan Winwin itu menatap Kyuhyun.
“Kalian masuklah dulu,” ajak Kyuhyun.
Semua orang berkumpul di ruang santai, kecuali Jaehyun yang memilih masuk ke dalam kamar Ira.
“Ada apa?” tanya Ira.
“Tuan Jung menyuruhku untuk membawa Jaehyun pergi dari rumah,” jawab Winwin.
“Lalu, dia?” tanya Ira sambil menunjuk namja disamping Kyuhyun.
“Ah, dia orang yang selalu mencarikan informasi untuk kita,” jawab Kyuhyun.
Ira kaget.
“Jinjja?!” tanya Ira, Kyuhyun mengangguk.
“Wuah...,” lanjut Ira.
“Namanya Yesung,” ucap Kyuhyun.
Ira mengangguk mengerti.
“Ah iya, aku sudah menemukan tempatnya,” ucap Ira sambil menatap Winwin.
“Benarkah? Kapan kita berangkat?” tanya Winwin.
“Setelah ini, aku akan bersiap,” jawab Ira.
“Arraseo,” balas Winwin.
Ira bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.
Begitu menutup pintu, dia melihat Jaehyun yang hanya diam berdiri di depan jendela kamar.
“Apa yang dia lakukan?” batin Ira sambil membuka lemarinya dan mengambil baju yang akan dia pakai.
“Kita berangkat nanti malam, aku ingin ke tempat itu sebelum pergi,” ucap Jaehyun yang menghentikan pergerakan Ira.
“Tempat itu? Dimana?” tanya Ira.
“Bukan urusanmu,” jawab Jaehyun.
Ira menghela nafas, ia meletakkan kembali bajunya ke tempat semula.
Dia berjalan mendekati Jaehyun.
“Jaehyun-ssi,” panggil Ira.
Jaehyun tidak menoleh, membuat Ira berdecak kesal.
“Apa kau pernah berfikir tentang apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang dirimu?” tanya Ira.
Jaehyun terdiam, dia terkejut dengan pertanyaan Ira yang mendadak seperti ini.
“Aku tidak peduli,” jawab Jaehyun.
“Apa kau tahu kalau terkadang orang yang kau abaikan itu menaruh harapan padamu?” tanya Ira.
Jaehyun tidak bisa menjawab.
“Pergi,” suruh Jaehyun.
Ira menurut, dia membiarkan Jaehyun memikirkan kata-katanya barusan.
Ira menutup pintu kamarnya, kemudian dia berjalan menuju ke kamar Kyuhyun karena dia ingin meminjam pakaian Kyuhyun.
Sedangkan Kyuhyun sudah berangkat bekerja.
“Jaehyun meminta untuk pergi nanti malam, aku akan pergi dulu,” ucap Ira begitu keluar dari kamar Kyuhyun.
“Kau mau kemana?” tanya Winwin.
“Bertemu dengan temanku,” jawab Ira.
“Aku pergi dulu,” lanjut Ira, Winwin mengangguk mengiyakan.
Tadi Ira sudah bilang pada Yesung yang berada di kamar Kyuhyun untuk menjaga apartemen selama dia keluar.
Ira berbohong soal alasannya bertemu dengan teman lama, karena dia akan pergi ke rumah seseorang.
Perjalanan itu tidak perlu waktu lama, hanya 30 menit dan dia sudah sampai di depan apartemen yang dia cari.
“Dia cukup kaya juga,” ucap Ira, dia berjalan masuk ke dalam apartemen dan mencari apartemen nomor 127.
Begitu dia sudah menemukannya ia memencet bel apartemen, tak lama kemudian pintu terbuka, menampakkan sosok namja dengan wajah sama dengan yang Ira lihat di dokumen.
“Lee Taeyong-ssi?” tanya Ira memastikan.
“Ne,” jawab namja bernama Taeyong itu.
Ira tersenyum.
“Aku ingin bertanya beberapa hal tentang Jaehyun,” ucap Ira, Taeyong terdiam ketika mendengar nama Jaehyun disebut.
“Kau tidak keberatan, kan?” tanya Ira.
Taeyong terdiam sejenak, sebelum dia mengangguk dan membiarkan Ira masuk kedalam apartemennya.
30 menit kemudian
Ira meneteskan air matanya, ia merasa bersalah telah menanyakan semua ini.
Taeyong yang duduk di depannya menyodorkan sekotak tisu, Ira mengambil satu dan mengelap air matanya.
“Jaehyun, bukanlah orang yang seperti itu. Dia adalah orang yang paling kami sayangi, dia tidak pernah marah dengan orang lain,” ucap Taeyong.
“Wajar saja, dia mengalami banyak tekanan. Aku bisa memaklumi itu,” balas Ira sambil tersenyum.
“Tadi kau bilang kalau kau pengawal pribadinya?” tanya Taeyong.
“Eo, kau mau menitip sesuatu?” tanya Ira.
“Kau pandai menebak,” jawab Taeyong, ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya.
Tak lama kemudian dia kembali dengan kotak hitam dengan pita putih diatasnya.
“Berikan padanya,” ucap Taeyong.
“Uhm. Aku akan memberikannya,” balas Ira sambil menerima kotak yang diberikan Taeyong.
“Ada lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Taeyong.
“Dimana namja itu dirawat?” tanya Ira. Taeyong tersenyum miris.
“Aku akan mengantarmu kesana,” jawab Taeyong, Ira mengangguk mengiyakan.
ns 15.158.61.6da2