Keesokan harinya
Ira sudah bersiap dari jam lima pagi karena acara yang harus dihadiri oleh Jaehyun pagi ini. Perjalanan mereka akan memakan waktu sekitar empat jam, untungnya Jaehyun sudah bangun dan mau bersiap-siap.
“Ira-ah,” panggil Winwin, Ira yang tadinya duduk di sofa menghampiri Winwin ke kamar Jaehyun.
“Apa?” tanya Ira.
“Siapkan pakaian untuk Jaehyun, aku harus ke kamar mandi sekarang,” jawab Winwin, belum sempat Ira menjawab, Winwin sudah berlari meninggalkan kamar Jaehyun.
Ira menuruti apa perkataan Winwin dan ia berjalan menuju ke kamar Jaehyun.
Ia mulai memilih pakaian di walk in closet milik Jaehyun.
“Wahhh...dia punya selera fashion yang bagus,” komentar Ira. Ia mengambil salah satu setelan jas, tak lupa dengan atributnya.
“Siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku?” tanya Jaehyun yang baru keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk kimono.
“Winnie sunbae,” jawab Ira, ia menaruh setelan jas yang telah dipilihkannya di atas kasur Jaehyun.
Ia berniat keluar dan memberikan waktu untuk Jaehyun berganti baju.
“Mau kemana kau?” tanya Jaehyun.
“Tentu saja keluar, kau mau aku tetap disini sementara kau berganti baju, begitu?” jawab Ira, ia tidak jadi memutar kenop pintu dan menatap Jaehyun.
“Eo,” jawab Jaehyun asal, padahal dia tadinya ingin menyuruh Ira untuk memanggil Winwin.
Tapi entah kenapa jawaban Ira tadi malah membuat Jaehyun kesal.
“Oh..baiklah, lakukan sesuka hatimu,” balas Ira, ia duduk di meja belajar Jaehyun dan ia mengikuti kata Jaehyun.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Jaehyun sambil menatap Ira.
“Kau tidak membolehkanku keluar,” jawab Ira.
“Ck, dasar yeoja gila,” gerutu Jaehyun.
“Karena itulah aku disini dan menghadapi namja yang sama gilanya sepertiku,” jawab Ira, ia mengambil ponsel disakunya dan mulai bermain game kesukaannya.
Jaehyun?
Dia benar-benar berganti baju di depan Ira, untungnya dia memakai boxer.
Sedangkan Ira tetap fokus dengan gamenya sambil menunggu Jaehyun selesai memakai kemeja dan celananya.
“Kau berganti baju sangat lama untuk ukuran orang yang pernah mengikuti wajib militer,” komentar Ira tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Jaehyun yang baru memakai kemeja berdecak kesal, ia berjalan ke arah Ira.
“Kau...” ucap Jaehyun yang sudah berdiri didepan Ira, sedangkan Ira mendongak menatap Jaehyun dengan tatapan polosnya.
“Bermain dengan seekor singa,” ucap Jaehyun.
“Aku tahu, karena itulah aku akan menjadi kancilnya,” jawab Ira. Ia memasukkan ponselnya kedalam sakunya.
Ara berjalan menghindari Jaehyun untuk mengambil jas dan dasi yang masih tergeletak di atas kasur Jaehyun.
Ira mengambilnya dan berniat memakaikannya pada Jaehyun.
Tapi Jaehyun malah menyahut jas dan dasinya, Ia pergi keluar kamar dan menyuruh Winwin untuk mengurus dasinya.
#Mobil
Ira melanjutkan acara tidurnya yang tertunda dimobil dan menyuruh Winwin untuk membangunkannya kalau mereka sudah sampai.
“Bagaimana cara memecatnya?” tanya Jaehyun.
“Minta pada ayahmu,” jawab Winwin.
Jaehyun menghela nafas kasar.
“Baru satu hari tapi dia sudah membuatku hampir lepas kendali karena keras kepalanya,” jelas Jaehyun.596Please respect copyright.PENANAiXY4uuxHqV
“Hm..itulah yang aku rasakan tentang dirimu,” ucap Winwin.
“Aku tidak sekeras kepala dia,” balas Jaehyun.
“Kurasa kau lebih keras kepala darinya. Dia ini profesional, membedakan mana yang harus di sikapi dengan keras kepala dan mana yang harus di sikapi dengan sikap kekanak-kanakannya,” jelas Winwin.
“Dia itu keras kepala,” ujar Jaehyun.
“Dia itu profesional, kalau kau penasaran dengan sifat aslinya kau harus mencaritahunya sendiri,” balas Winwin.
“Aku hanya ingin dia pergi dari hidupku,” jawab Jaehyun.
“Kalian berisik,” ucap Ira tanpa membuka matanya.
“Berhenti mengaturku,” balas Jaehyun yang tidak di tanggapi oleh Ira yang masih saja memejamkan matanya.
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Winwin membangunkan Ira dan mereka bertiga pergi ke ruang rapat.
“Kau menghafalnya?” tanya Winwin.
“Ya, kali ini cukup singkat. Gadis batu itu melakukan pekerjaannya dengan baik,” jawab Jaehyun.
Ira yang berjalan di belakang tidak bisa mendengar yang dibicarakan oleh Jaehyun dan Winwin.
“Tapi bukan berarti aku ingin dia tetap menjadi pengawalku,” lanjut Jaehyun.
Karena yang diperbolehkan masuk hanya anggota rapat, Winwin dan Ira terpaksa menunggu di ruang tunggu.
“Setelah ini dia masih ada jadwal?” tanya Ira.596Please respect copyright.PENANAZe8j9PAc5k
“Uhm, satu lagi. Dia hanya perlu menghadiri acara bakti sosial,” jawab Winwin yang dibalas anggukan mengerti oleh Ira.
“Andai saja sikapnya semanis yang dia tunjukkan di publik,” ucap Ira.
“Dulu dia memang seperti itu, yakinlah kalau sikapnya dirumah itu adalah topengnya,” balas Winwin. Ira menunjukkan wajah berfikirnya.
“Pekerjaan ini cukup menguras otak ternyata,” komentar Ira yang dibalas dengan senyuman Winwin.
“Ayo kita ke cafe, aku melihat satu di depan, membosankan kalau menunggunya selama dua jam,” ajak Ira yang dibalas anggukan oleh Winwin.
Dua jam kemudian
“Padahal dulu sebelum aku bekerja disini aku merupakan salah satu penggemarnya,” ucap Ira.
“Benarkah?” tanya Winwin.
“Eo. Aku mengikuti tes juga karena dia, tapi aku sedikit kesal sekarang,” jawab Ira.
“Lalu kenapa kau tidak mengundurkan diri?” tanya Winwin.
“Ini pekerjaan pertamaku setelah aku keluar dari pasukan khusus, aku tidak mungkin menolaknya. Aku juga tidak mau menjadi bahan bullyan oppa lagi dirumah,” jawab Ira.
“Kau saudara angkat Kyuhyun?” tanya Winwin.
“Uhm, oppa mengadopsiku saat umurku sepuluh tahun,” jawab Ira, ia kembali menyeruput kopinya.
Winwin mengangguk mengerti.
“Kajja, dia pasti sudah selesai sekarang,” ajak Winwin.
Keduanya kembali ke mobil, dan benar saja kalau Jaehyun sudah selesai.
“Bagaimana presentasi pertamamu?” tanya Winwin.
“Aku sudah pernah melakukannya berkali-kali,” jawab Jaehyun.
“Di depan publik,” tambah Ira sambil masuk kedalam mobil.
“Aku ingin menamparnya,” gumam Jaehyun sambil menatap Ira intens.
“Kau tidak akan menakutiku dengan itu,” ucap Ira, Jaehyun mengalihkan pandangannya ke arah lain.
#Gedung prosanium
Acara bakti sosial kali ini dilakukan di dalam gedung prosanium, karena nantinya Jaehyun harus menampilkan satu penampilan solo di acara tersebut.
Mereka datang ketika acara baru saja dimulai, Ira dan Winwin langsung duduk disalah satu kursi penonton.
“Padahal aku sangat ingin melihatnya terus seperti ini,” ucap Ira, Winwin menoleh ke arah Ira.
“Kau terus mengatakan itu. Kalau kau ingin melihat sisinya yang seperti ini, carilah cara untuk mengubahnya. Aku sudah menyerah untuk itu, karena itulah aku berharap padamu,” jelas Winwin.
“Aku sudah memikirkannya sejak hari pertamaku sampai aku tidak bisa tidur. Dan aku pikir menjadi keras kepala padanya di awal adalah cara yang ampuh, aku harus bisa sekeras kepala dia,” ujar Ira.
“Eo, dan kau berhasil membuatnya frustasi,” ucap Winwin.
“Dia perlu diberi pelajaran tentang apa yang orang lain rasakan karena sikapnya. Baru kemudian aku bisa lanjut ke sikap berikutnya. Oh ya, apa kau tidak bisa menceritakannya padaku?” tanya Ira yang dibalas gelengan oleh Winwin.
Pada akhirnya Ira terdiam ketika dia mendengar suara Jaehyun yang tengah tampil solo dipanggung sambil bermain piano.
“Dia sangat keren,” ucap Ira, setidaknya dia bisa menikmati pemandangan Jaehyun yang sekarang, Jaehyun yang ia sukai, dan dia menikmati penampilan live Jaehyun yang sedari dulu ia inginkan.
Dua jam kemudian
“Apa banyak petinggi lain disini?” tanya Ira sambil berbisik ke Winwin.
“Eo, banyak pejabat yang diundang,” jawab Winwin.
“Aku merasa kalau ada yang tidak beres,” ucap Ira.
“Lalu bagaimana sekarang?” tanya Winwin.
“Kita harus keluar sebelum..”
~braakk!!!~
Salah satu lampu spotlight jatuh di tengah panggung, membuat semua orang yang berada disana berteriak heboh.
“Aku harus menjemput Jaehyun sekarang,” ucap Ira, ia berlari meninggalkan Winwin dan menuju ke belakang panggung.
“Hya, Jaehyun-ssi!!” teriak Ira, keadaan digedung sudah tidak terkontrol lagi. Karena ada lima pria berpakaian serba hitam dan kacamata.
“Jaehyun-ssi!!” Ira kembali berteriak sambil berlari.
Dan ketika ia melihat keributan, ternyata Jaehyun tengah berkelahi dengan salah seorang pria berbaju hitam, ada anak-anak disana.
Ira segera berlari dan melayangkan tendangan ke arah pria yang menyerang Jaehyun.
Empat anak yang berada dibelakang Jaehyun sudah menangis ketakutan.
Pria tadi bangun, dan tanpa babibu langsung menyerang Ira.
Dengan keahliannya, Ira menyerang balik pria itu.
“Hya, bawa pergi anak-anak itu dari dalam gedung,” suruh Ira disela perkelahiannya.
Jaehyun yang masih agak shock menangkap permintaan Ira setelah beberapa detik, ia mengangguk meskipun Ira tidak tahu.
Jaehyun segera membawa empat anak dari panti asuhan tadi pergi darisana.
“Jangan melukai yang bukan targetmu! Kau keterlaluan, bagaimana kalau mereka anak-anakmu!” teriak Ira, ia melayangkan satu pukulan dan tendangan ke arah kepala yang membuat pria tadi terjatuh dengan darah mengalir di pelipisnya.
“Tidak berperasaan,” ucap Ira, ia melayangkan satu pukulan lagi yang berhasil membuat pria tadi kehilangan kesadarannya.
Ira langsung berlari ke arah Jaehyun keluar tadi.
Ia menemukan Jaehyun dan keempat anak tadi di sebelah mobil, berusaha bersembunyi dari orang-orang berbaju hitam.
“Masukkan mereka kedalam mobil,” suruh Ira, ia ikut berjongkok disebelah Jaehyun.
“Aku tidak membawa kuncinya,” jawab Jaehyun.
“Aishh,” gumam Ira.
Dan saat itulah ia melihat Winwin yang tengah berkelahi.
“Tunggu disini,” ucap Ira sebelum dia berlari ke arah Winwin dan membantu Winwin menghabisi pria berbaju hitam.
“Hya, buka pintu mobil,” suruh Ira, ia mengambil alih pria yang tadi menghajar Winwin.
Winwin mengangguk, dia melemparkan kunci mobil ke Jaehyun dan Jaehyun berhasil menangkapnya.
Jaehyun segera memasukkan empat anak tadi ke dalam mobil.
Setelah mengunci mobil lagi, Jaehyun menoleh dan mendapati seseorang dengan pistol mengarahkan pistolnya ke arah Winwin.
Jaehyun segera berlari ke arah Winwin, dia sengaja menabrakkan dirinya ke Winwin.
~Jdor!!~
Suara pistol itu berbarengan dengan Jaehyun dan Winwin yang jatuh ke tanah, dengan keadaan selamat untungnya.
Ira yang mendengar suara pistol langsung berbalik, ia menendang untuk yang terakhir kalinya dan berhasil melumpuhkan pria yang menyerangnya.
~Jdor!!~
Suara tembakan kembali terdengar, seorang penembak mengarahkan pistol itu ke arah Jaehyun dan Winwin.
Tapi tembakan itu tidak mengenai Jaehyun maupun Winwin.
Ketika Jaehyun dan Winwin menoleh, mereka mendapati Ira yang menjadi tebeng bagi Jaehyun.
“Ira-ah,” panggil Winwin.
----------------------------------------------------------------------------
Thank you for reading my story,596Please respect copyright.PENANAyfTyBksSoX
596Please respect copyright.PENANA0F5T2H0lp8