Sebulan sudah pasca aku kehilangan janinku. Meski ada terbersit rasa syukur anak tersebut tidak lahir ke dunia, namun tetap saja aku merasa kehilangan. ?????? Kondisiku mulai Pulih, hubungan ku dengan suami pun kembali normal. Suatu malam suamiku mengajakku bercinta, “Kita bikin anak yukkk Bun, hitung2 buat ganti yang kemarin.” Antusias suami merayu ku utk enak-enak malam itu. Aku yang sudah kembali normal, tentu saja gairah seksual pun kembali menggelora. Maka malam itu aku digenjot suami sampai kelelahan. Entah kenapa malam itu energi suami luar biasa dahsyatnya. Namun tetap saja ada rasa yang berbeda jika dibandingkan dengan penis-penis lain, terutama penis Pak Kyai. …ahhhhh… ?? Alhamdulillah pekerjaan suami lancar, gaji tidak seberapa tapi cukup untuk kami berempat. Aku pun kembali fokus mengasuh anak-anak. Semua cerita luka lama sudah mulai aku hapus satu persatu. Perlahan-lahan. Aku ingin memulai hidup baru bersama suami dan anak-anak Doa kami terkabul, setelah rajin menyirami rahim ku, meski harus kuakui kadang aku kurang menikmatinya. Namun karena kewajiban aku sebagai istri dan sikap suami yang begitu baiknya maka semua perasaan ini aku pendam saja. Tak kuasa rasanya jika aku harus berkeluh kesah hanya karena kurang dalam hubungan sex. Aku pun dinyatakan hamil lagi. Menurut dokter, memang jika perempuan mengalami keguguran kemungkinan hamil lagi akan cepat. Kami bersyukur diberi rejeki ini. Terutama suami yang memang antusias sekali membuat anak. Hampir tiap malam aku digenjotnya. Gayanya masih seperti dahulu konvensional saja gak pernah macam-macam. Kadang aku bertanya-tanya, ini orang apa gak pernah baca artikel soal seks atau gak pernah nonton film porno mungkin yaa. Atau bagaimana. Tapi semuanya kuterima dan kunikmati saja. Ngidamku kali ini biasa saja. Bahkan boleh dibilang gak ngidam sama sekali. Aktifitas sehari-hari aku tetap lancar tanpa hambatan. Kecuali memang aku merasa gairah ku setelah hamil ini makin meningkat tajam. Rasanya, tersentuh sedikit sudah becek gak karuan. Sementara suami mulai menurun gairahnya. Aku maklumi karena beliau sibuk bekerja di pabrik yang menguras tenaganya. Maka ketika pulang waktunya istirahat menghilangkan penat. Pepatah mengatakan “Pesta pasti berakhir,” setiap ada kebahagiaan pasti akan muncul cobaan. ???? Usia kandunganku 6 Bulan, sudah lumayan besar perut ini membengkak. Kabar buruk itu menghampiri aku. Suamiku kecelakaan sepulang dari pabrik. Motornya terlindas truk kontainer yang mengakibatkan suami terluka parah. ?????? Kemungkinan tertolong tipis sekali. Aku hanya pasrah dengan berlinang airmata aku terus berdo’a menunggu kabar dari dokter yang sedang mengoperasi suami. Hampir 3-4 Jam aku menunggu dengan perasaan yang tidak menentu. Bagaimana nasib diri ini setelah kejadian ini. “Suami Ibu masih koma belum bisa dijenguk, kita do’akan yang terbaik, kami sudah melakukan yang terbaik. Semoga suami Ibu bisa melewati masa kritisnya, insyaAllah beliau akan siuman dalam dua hari ini.” “Namun harus dipahami, alat reproduksi suami ibu sudah tidak bisa berfungsi lagi. Beberapa jaringan hancur. Kondisinya masih ada, bentuknya sedikit ada perubahan.” Demikian penjelasan dokter yang hampir saja membuat aku pingsan. Aku berusaha tegar, mencerna apa yang diutarakan dokter tadi. Terkuras sudah airmata ini. Malangnya nasib suamiku. Aku hanya bisa berdo’a semoga suami diberikan kesembuhan. Hampir dua bulan suami terbaring lemah dirumah sakit. Alhamdulillah nyawanya masih bisa diselamatkan, kakinya masih berfungsi dengan baik. Wajah sedikit saja terdapat guratan aspal, tangan dalam keadaan baik. Bagian dada penuh dengan jahitan. Juga perut, paha dan selangkangan. Pihak perusahaan, Alhamdulillah membiayai biaya rumah sakit. Hanya saja karena menurut dokter suami harus istirahat total selama 6 bulanan mungkin satu tahun, maka pihak perusahaan mengusulkan agar suami mengundurkan diri dari pekerjaannya. Karena statusnya karyawan kontrak maka suami tdk mendapatkan pesangon atau apapun namanya. Otomatis kehidupan kami hanya mengandalkan dari tabungan selama ini saja. Putus asa rasanya memikirkan Nasib ini, suami masih terbaring lemah, perutku sudah mulai membesar 8 bulan, sebentar lagi melahirkan. Di tengah kondisi yang serba galau ini, entah mendapat ide darimana, aku nekat membuat akun Twitter. Aku mulai berselancar di dunia maya, mencoba peruntungan. Aku banyak membaca akun Twitter yang menjual diri dan sebagainya. Maka aku coba-coba aja mentwit, “Butuh uang, wanita Hamil, siap melayani.” ???? Gemetar jari ini mengklik tombol send, gelisah namun adrenalinnya meningkat. Seperti sudah kuduga, beberapa DM mulai masuk, kewalahan aku membalas satu persatu perkenalan dan permintaan pertemanan. Beberapa hari saja followers-ku mencapai 10.000. Beberapa mention dan DM hanya iseng saja, aku abaikan, beberapa ada yang serius dan menanyakan tarifnya. Aku bingung harus jawab apa. Berapa kira-kira tarif yang pantas. Aku belum pernah menjual diri sebelumnya. Aku beranikan saja menyebut angka 3 juta. Angka yang fantastis, tapi biarlah kalaupun gak ada yang mau, anggap saja ini hanya permainan belaka. Beberapa akun menyatakan kemahalan. N*ki** M****ni saja gak segitu harganya. Memeknya emang terbuat dari apa. Dan lain sebagainya yang kadang juga hinaan. Aku telan semuanya, gak perlu marah. Ini sudah resiko. Hingga suatu hari ada akun menyanggupi 2 juta, syaratnya gak pakai kondom dan crot di dalam. Deg-degan aku jawab, “Ya”. Dan satu lagi permintaannya, mainnya dirumahku. Celaka..aku gak mungkin bawa orang yang gak dikenal ke rumahku. Tapi aku butuh uang. Kuputar otakku bagaimana caranya. Akhirnya aku buat skenario bahwa orang tersebut boleh datang ke rumahku dan jika tetangga bertanya maka dia akan mengenalkan diri sebagai saudara suami dari kampung dan ingin menengok kondisi suamiku. Semua sudah diatur, hari dan jam pun sudah disepakati. Tamu yang ditunggu pun sampai ke rumahku. Aku kenalkan dia ke suamiku yang duduk di kursi roda. “Ayah, ini saudara Bunda, Om Yanuar. Dia lama gak ketemu Bunda, malam ini ijin menginap…” Om Yanuar berumur 57 tahun berperawakan gempal, berkulit bersih dan wangi. Maklum pengusaha batubara dari Banjarmasin Kalimantan Selatan. Suamiku diam tak bersuara. Om Yanuar menyapa suami dengan ramah mencairkan suasana. Bercerita masa kecilku di kampung, yang entah bagaimana bisa-bisanya Om Yanuar mengarang cerita demikian .lancarnya Aku menyiapkan makan malam untuk kami semua, kemudian menyuapi anak-anak dan suami, sekaligus memberikan obat untuk suami. Setelah kulihat semua terlelap dalam dekapan malam, aku beranjak keluar kamar menuju kamar tamu. Dimana Om Yanuar sudah menunggu dikamar itu telanjang. Aku tersentak kaget mendapati Om Yanuar bugil. Malu-malu aku menghampiri tempat tidur menundukkan wajah. “Kenapa ? Kayak belum pernah lihat laki-laki telanjang aja. Atau belum pernah lihat yang bentuknya seperti ini ?” Sambil memamerkan kelaminnya. Aku bergidik melihat bentuknya. Disana-sini berbenjol-benjol seperti ditanam bola-bola kecil di sepanjang batang penisnya. Om Yanuar terkekeh melihat kekagetan ku. “Kamu pasti akan suka dan menjerit malam ini sayang. Ini mutiara Om tanam untuk kepuasan kamu. Aku merinding membayangkan bagaimana penis aneh itu nanti masuk ke dalam rahimku. “Kamu cantik, Sayang. Kulitmu halus, perutmu ini menggoda sekali. Om memang punya fantasi ngewe dengan wanita hamil dan berkerudung begini.” Lanjutnya mengagumi keadaanku sambil mengelus perut dan tanganku. Aku berusaha menenangkan diri. Kucoba tersenyum mengikuti keinginan Om Yanuar. Aku buka bajuku satu persatu. Ketika hendak membuka kerudungku Om Yanuar melarangnya. “Kalau boleh biarkan kerudungmu jangan dilepas yaa, sayang.” Pandai sekali Om Yanuar menyenangkan hati Wanita, aku merasa tersanjung. Dan kami pun berciuman hangat, menggebu, aku yang dilanda kehausan seperti mendapati telaga yang jernih airnya, menghilangkan dahaga selama ini. Setiap inchi tubuh dilumat Om Yanuar tanpa sisa. Itilku yang merekah, habis disedotnya hingga cairan orgasmeku pun dilahapnya. Baru pertama aku melihat lelaki begitu semangat menyedot semua cairan yang ada di dalam memekku. Tiba masa eksekusi, penis itu menempel tepat di depan mulut vagina. Dan blessssshh ahhhhhhhh…jeritku. sakiiit Pedih….perih namun gatal sekaligus yang aku rasakan. Sensasi gerigi di batang itu membuat aku merasa gatal yang amat sangat. Itil ku seperti digigiti sesuatu…dinding-dinding rahim seakan diolesi minyak panas. “Ahhhhh…..benar2 nikmat sensasi nya ngewe ibu hamil begini,” erang Om Yanuar ketika semua batangnya sudah terbenam ditubuhku. Bibirku dilumatnya, aku balas lumatannya, kami saling bertukar Saliva, bokongku gemetar merasakan gigitan semut di dalam vaginaku. Gerinjal-gerinjal mutiara ketika batang itu digerakkan, sungguh membuat aku kepanasan dan kegatalan yang amat sangat. Om Yanuar bersemangat sekali menggenjot tubuhku, namun dia tetap menjaga posisinya agar tidak menindih perutku yang besar. Lidahnya tak henti-henti mengecup dan menjilat puting susuku. Bercak-bercak merah sudah banyak di dada dan leherku. Tapi aku tak peduli, kenikmatan ini begitu menggodaku. Aku tak ingin kenikmatan ini hilang buru-buru. Vaginaku menjepit batang itu dengan sempurna seolah-olah gak ingin dilepaskan. Om Yanuar yang merasakan itu tersenyum mesum. “Gila memek kamu, sayang. Kenapa bisa galak begini. Nakal yaa.” Aku diam tak menjawab, aku sibuk menggoyangkan pinggulku meraih kenikmatan yang saat ini ada di depan mata. Aku sudah tidak menghitung berapa kali aku orgasme. Aku kehausan, batang aneh itu membuatku gila. Hingga subuh menjelang aku masih bergoyang di atas perut Om Yanuar. Batang aneh itu masih perkasa mengaduk-ngaduk rahimku. Hingga akhirnya Om Yanuar pun mengecrot sepuasnya. Berliter-liter sperma kurasakan memenuhi rahimku. “Dek..minum yang banyak pejuh Om yaa….” celetuk Om Yanuar diperutku sambil diusap-usapnya perutku. “Anak pintar..kamu pasti kuat dan hebat kalau minum banyak pejuh Om….” ucapnya mesum ke bayiku Paginya anak-anak bermain di luar, suamiku lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar. Aku seperti biasa masak dan beres-beres rumah. Om Yanuar memutuskan menginap 3 hari, selain katanya belum puas menikmatiku, kerjaannya pun bisa di handle bawahannya. Maka tiga hari itu Om Yanuar gunakan utk menikmatiku sepuasnya. Di Kamar mandi, di dapur, di ruang tamu saat anak-anak dan suami gak ada. Dan setelah menumpahkan semua benihnya di rahimku selama tiga hari itu, tiada hari tanpa berkelamin denganku, Om Yanuar pun pamit, dan berterima kasih atas layananku yang memuaskan. Segepok uang lembaran 100.000 diberikannya padaku. Tanganku gemetar menerima honor dari hasil pelacuranku. ?????? Hari itu resmi sudah aku menjadi pelacur menjajakan tubuh ini demi rupiah. Dan Om Yanuar adalah orang yang pertama menikmatinya. Kuhitung 10 juta uang dari Om Yanuar, mataku berkaca-kaca. “Om, banyak sekali ini…” “Jangan menangis sayang itu harga yang cocok untuk perempuan se-indah kamu. Om berharap kamu tidak menjual diri kamu lagi yaa. Semoga ini cukup utk biaya kelahiran anak kamu.” Aku tersedu, dibalik keganasannya di tempat tidur ternyata tersimpan kelembutan seorang lelaki yang aku dambakan. “Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi Om yaa,” pesannya sebelum meninggalkan rumah dan berpamitan ke suamiku. Aku merasa kehilangan…???? Tiga malam yang seharusnya hanya soal “penjual dan pembeli” saja, rupanya sudah menyisipkan asmara di hatiku. Tapi aku harus sadar diri. Om Yanuar gak akan mungkin sudi dengan perempuan seperti aku ini. Aku harus membunuh perasaan ini dan membuangnya jauh-jauh. Setelah kepergian Om Yanuar, aku hanya fokus kepada anak dan suamiku. Akun Twitter-ku gak pernah aku buka, hingga aku mendapat kabar, Pak Kyai terkena skandal. Cukup ramai orang membicarakan. Ada seorang gadis meminta pertanggungjawaban pak Kyai atas perbuatan tidak senonohnya. Pak Kyai dilaporkan ke pihak yang berwajib. Aku hanya menghela nafas, semoga Pak Kyai bisa melewati masa ini. Dari berita yang aku dengar rupanya bukan hanya satu perempuan yang melapor, ada 3 yang merasa tertipu oleh Pak Kyai. Kasuspun tidak dilanjutkan, yang kudengar bahwa mereka bersedia menyelesaikan secara kekeluargaan, mengingat Pak Kyai seorang tokoh. Dua perempuan konon dinikahi dan yang satunya menuntut ganti rugi berupa uang. Setelah itu aku gak tahu lagi kondisi dan kabarnya beliau. Aku berusaha tidak melibatkan diri ke dalam persoalan orang lain. Masalah hidupku saja begitu banyak dan berliku.
ns 15.158.61.5da2