Aku bergegas pergi mencarimu, salah satu anak buah Alex tinggal di lingkungan itu, dia sempat melihatku, dia langsung masuk ke mobil dan menelpon Alex.
"Bos! ingat nggak cewek yang dibenci Bella?, ini aku ngelihat dia bos, dia lagi naik taxi di area perumahanku"
"Oh cewek itu! kebetulan banget, ikutin dia, kalau ada kesempatan, kamu tau kan apa yang harus kamu lakuin"perintahnya.
"Siaap bos, nanti aku kabarin lagi"lalu ia mengakiri panggilanya dan segera mengikuti taxi yang ku tumpangi.
Di dalam taxi aku terus menelponmu, tapi kamu tetap tidak mengangkat, lalu aku mengirimimu pesan.
"Aku lagi di jalan angkat telpon ku"
Setelah membaca pesan itu, kamu pun mengangkat telpon dariku.
"Kamu dimana? ini aku nyusul kamu!, aku lagi didalem taxi"ucapku cemas.
Kamu berdiri seraya terkejut, karna kamu tau aku takut kegelapan,kamu panik karna tau aku pergi sendirian.
"Kamu ini gila ya!,jam berapa ini sekarang! kenapa kamu nggak tidur aja di rumah Rian"bentakmu padaku.
"Aku nggak mau tau, aku mau ketemu kamu sekarang!,cepet bilang kamu di mana?"
"Kamu turun aja ditepi jalan yang banyak lampunya, nanti aku nyusul kamu"
"Ya udah aku turun di persimpangan jalan deket taman asrama ya?"kataku.
"Iya udah aku kesitu sekarang"kamu bergegas pergi menyusulku.
Aku mengatakan kepada pak sopir untuk menurunkanku dekat lampu merah, lalu aku turun dari taxi, tepat di depanku adalah jalan penyebrangan, dan aku melihat kamu ada di sebrang jalan.
Lampu masih merah jadi aku menunggu sebentar, aku melambaikan tanganku padamu dengan senyuman di bibirku, dan kamu pun membalas melambaikan tangan.
Lampu berubah hijau, tanda pejalan kaki diperbolehkan berjalan, malam itu sepi hanya sedikit pejalan kaki yang lalu lalang, aku melangkahkan kakiku lebih cepat karna tak sabar ingin segera memelukmu, tapi mendadak mobil sedan berwarna biru, melaju dengan sangat kencang dan aku tidak bisa mengindarinya.
Mobil itu pun menabrakku sampai aku terlempar ke pinggir jalan, lalu mobil itu segera berlalu pergi begitu saja, meninggalkan tubuhku tergeletak disana.
"Tiiiidaaakkkkkkk"teriakmu sambil berlari menghampiri ku, kamu memeluk tubuh ku yang tak berdaya dan berlumuran darah.
"May"ucapku lirih menahan sakit.
"Sa, bangun Sa!"suaramu merintih dan menangis.
"Nessaaaaaaaaa"kamu berteriak memanggil namaku tapi aku sudah tak sadarkan diri.
Tubuhku berlumur darah, kamu segera menelpon ambuland, selang berapa menit mereka datang dan menjemput kita berdua.
Di dalam mobil ambuland, kamu menelpon Vika dan Dona.
"Don, Dona, baru aja Nessa di tabrak lari, dan sekarang kita menuju ke rumah sakit, tolong kabarin ortunya Nessa ya, aku akan kirim alamat Rumah sakitnya ke kamu bentar lagi"katamu terisak-isak.
"Ya Allah May, kok bisa sampai seperti itu"Dona mulai cemas.
"Kenapa Don?"tanya Vika.
"Ceritanya panjang kalian kesini aja dulu, nanti aku jelasin ya"
"Ok, ok! tunggu kami kesitu ya"Dona langsung menghubugi Rian dan ibuku, mereka langsung syok mendengarnya, dan bergegas ke rumah sakit.
***
Di tempat lain di dalam mobil seseorang sedang menelpon .
"Bos aku sudah menabrak cewek itu!,tapi aku nggak tau bos, dia masih hidup atau dah mati"ucap pria itu dengan cemas.
"Apaaaaa! goblok banget kamu, kalau dia mati kita bisa celaka"kata Alex.
"Maaf bos maaf"
"Ya udahlah kita lihat perkembanganya nanti gimana, kamu beresin dulu jejak kamu"
"Baik bos."
***
Di koridor rumah sakit Rian dan ibuku berlari mencari ruanganku, karna aku baru saja sampai dan terluka parah maka dokter langsung membawaku ke UGD untuk dioperasi, Rian melihatmu lalu langsung mendatangimu.
"Sebenarnya apa yang terjadi May?"bentak Rian padamu sambil mengangkat kerah bajumu.
"Nessa turun di pinggir jalan, waktu lampu hijau dia nyebrang, tapi mendadak ada mobil yang nabrak dia dan langsung kabur"isakmu menjelaskan.
"Apa salah anakku ya Allah"kata ibuku sambil terus menangis.
"Tante duduk dulu di sini kita tunggu dokter keluar dulu ya"sahut Rian menenangkan ibuku.
Kemudian Vika dan Dona pun tiba, mereka langsung memeluk ibuku.
"tanteeeeee, Nessa gimana tan? dia nggak terluka parah kan!"tanya Dona sambil menangis.
"May aku suruh kamu jagain Nessa kenapa bisa seperti ini"ujar Vika memarahimu.
"Udah jangan saling menyalahkan, kita tunggu aja dokter sampai keluar"kata Dona menengahi.
Operasi berjalan 4 jam an, kami semua masih terjaga, pukul menunjukkan jam 1 malam akhirnya dokter keluar dari ruangan itu, kami semua langsung mendatangi dokter tersebut.
"Gimana keadaan anak saya Dok?"tanya ibuku berharap cemas.
"Oh anda ibunya?"
"Iya dok saya ibunya"
Dokter menghela nafas menandakan ada suatu kegagalan.
"Kami sudah berusaha yang terbaik, pasien mengalami kelumpuhan, dan juga kepalanya membentur benda keras, jadi ada beberapa syaraf mengalami kerusakan, kemungkinan dia juga akan sulit berbicara, kami sudah berusaha semampunya, selebihnya kita kembalikan kepada yang diatas"
"Maksut dokter! Anak saya akan bisu dan lumpuh"tanya ibuku memperjelas.
"Bisa di katakan seperti itu, tapi seiring berjalannya waktu, jika dia mau melakukan qemoterapy, dia mungkin bisa sembuh"ucap dokter itu lalu meninggalkan kami semua.
Kami semua langsung lemas, ibuku tak henti-hentinya menangis, kamu menyuruh Vika dan Dona pulang untuk beristirahat.
"Rian kamu bawa ibunya Nessa pulang dulu, biar aku disini nungguin dia, besok pagi kalian bisa datang lagi"ujarmu.
"Tolong jagain anak tante ya May, besok tante kesini lagi"
"Iya! tante istrahat aja dulu"
Mereka semua pergi dan meninggalkanmu sendri, kamu merenung dan menunggu kapan aku akan di bawa ke ruang inap, selang berapa menit suster tampak memindahkanku, dan kamu pun mengikutinya.
Kamu duduk disamping ranjangku, tak bisa berkata apa-apa lagi, entah apa yang harus kamu lakuin selanjutnya, bagamana dengan hidupku selanjutnya, kamu menangis tertatih-tatih berharap ini semua adalah mimpi, sampai kamu terlelap disampingku hingga pagi.
***
Di ruang dokter, ibuku tampak berbincang.
"Apa benar Dok tidak ada jalan lain untuk anak saya dok?"tanya ibuku dengan penuh harap.
"Ini hanya kesimpulan, semuanya kembali ke pasien, jika dia ingin cepat sembuh, dia harus berjuang melawan penyakitnya, maka akan ada perkembangan"
"Jadi masih ada harapan dok!"
"Tentu saja!,buat pasien lebih bahagia, maka dia tidak akan slalu bersedih dan menerima keadaanya"
"Terima kasih dok"ibuku menahan tangis kebahagiannya.
"Tapi untuk sementara kita tidak tau sampai kapan dia akan bangun"
***
Hari berganti hari, kamu selalu setia menungguku, setelah pulang kuliah kamu masih sempat menjengukku menjagaku setiap hari begitupun teman-temanku yang lain, mereka slalu datang menjengukku bergantian.
Ibuku memutuskan untuk membawaku pulang ke madiun, berat rasanya dirimu tuk meninggalkanku, tapi mau gimana lagi, kamu pun masih harus meneruskan kuliah, kamu berpesan kepada ibuku untuk segera menghubungimu jika aku sudah bangun nanti.
Ayah dan adikku pun ikut syok melihat keadaanku, setiap hari ibuku yang merawatku di rumah, berharap agar aku cepat bangun dari tidur panjangku.
***
Suatu pagi aku tiba-tiba membuka mataku, tapi aku tak bisa bersuara, aku mencoba memanggil ibuku yg berada tepat di sampingku, tapi suaraku tak pernah bisa didengar, dan enggan keluar dari mulutku, aku menggerakkan tanganku lalu menyentuh ibuku, ibuku terkejut.
"Nessa kamu sudah bangun sayang"ibuku berteriak memanggil ayahku, dan menyuruhnya segera memanggil dokter.
Lalu dokter pun datang memeriksaku,
"Bagaimana dok?"tanya ayahku.
"Bisa kita berbicara dluar!"
Ayah mengikuti dokter keluar kamarku.
"Beberapa luka yg didapatnya dahulu sudah sembuh total, tapi dia akan sulit berbicara dan berjalan, saya mohon anda bersabar ya pak"kata dokter itu dan berpamitan.
Ayahku pun berlinang air mata, seakan tak percaya putri kesayanganya akan lumpuh dan bisu, dia menenangkan hatinya dan kembali ke ruanganku.
Ibuku tak henti-hentinya memeluk dan mengusap rambutku.
"Sabar ya sayang, ini semua cobaan, ibu yakin suatu hari nanti kamu pasti bisa kembali normal lagi"isak ibu menahan tangisnya.
428Please respect copyright.PENANAPaxqT9JaMy