Kompleks apartemen.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZPaiRs66j
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UaZ6yeslD
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxC7i5xxOHR
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOwCIWkbKA
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMcyn9acrS
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXGxsbUj6U
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJC7LyUs4pd
.....
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡat7l5LQ6mt
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaatt0xrGLS
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkhJaQAEoi
Ding!
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRn98RmyP7L
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFB8kVL50s
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOZ7R8Lu2kK
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMf7HG7EgJQ
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIGBEd0Poa
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYntG25RjTX
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpn4W6eqfz
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSiPnd8tLyt
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmRh9Mc0Xn
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUx6GExigHX
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLFAAKWojV6
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3h8fJoh9fq
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwTYczwgIP0
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0HMFOYjWM
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrcB5Wf6xM4
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPE3CdAJ8n
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8H6vBASbKq
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQspzZscieS
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRkQnDqqzY
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfRCVWZmSTE
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVsMGRktCO
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwb26oOqF8U
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzzmx8rpJqi
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCVdHMII5m1
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExBBvImz9G
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9zIwXPqfl
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg01nF7sTSt
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡowQztJh1LW
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ahCyggn6G
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioVcWbNIhV
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizarBipcJz
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUziaS2Mlj
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoZcpf4zQ5
Sendawaa...
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89FWbMJoXC
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOITC2sllt
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBAASkFZiAk
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnzjMREy1V
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGdWFI0SXw
"..."
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEaCk9Hbpml
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9hqTZv1Er
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AdT2RhUeY
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjlVeIERLUN
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HktPRRwsP
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtzgB0oG2cY
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFC3Sssfih
Klunting, klunting...
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5O7fVSTOzX
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXFYvnOAUH
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVOf7oTo27Y
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GSXnRGeCn
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8iwf7IGBLU
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphnrnWeNks
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisa6RvEDKb
"...." Jeni Yan terdiam.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2m2X4XOiol
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaGdd7BC3Il
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9bMhSORlz
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIwjVzDFL7L
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHEPUE77aqa
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhaGA8twZi
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPU0uCwHPm
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUpWUABCQX
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJE8UtrQAD
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HaqHbNvE0
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5w6JmZaedK
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs5gZGfjkuT
"..." Jeni Yan terdiam.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcX59ighmJ
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPOy9b4djPU
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoiQv4Xdd9B
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXBRTf9ylrF
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
187Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuJhtQw7pc
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns 15.158.61.41da2
