Pria manapun yang melihat Rasti pasti dibuat terpesona dengan kecantikannya, aura keibuannya, serta sifat lembut dan ramahnya. Rasti dipuja-puja oleh semua lelaki, baik pelanggannya, anak-anaknya, serta suami tetangga. Begitupun dengan teman-teman anaknya. Teman-teman anak sulungnya, si Riko, Romi dan Jaka, sering bermain ke rumahnya. Mereka sangat penasaran dengan ibu teman mereka ini. Mereka ingin selalu berlama-lama di sana, dengan harapan dapat melihat dan menonton aksi-aksi Rasti yang membuat adik kecil dalam celana mereka berontak. Tidak jarang pula mereka menuntaskannya dengan beronani di kamar mandi rumah Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvgKjBcWPjp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbo6kQ96FN
Dan kali ini mereka punya kesempatan yang sangat bagus untuk mewujudkan fantasi-fantasi nakal mereka lainnya. Rasti ingin memberikan hadiah pada Tedi dengan menuruti semua keinginan anaknya tersebut di hari ulangtahunnya. Teman-teman Tedipun kebagian imbasnya. Sungguh beruntung.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJnjn7gBWG
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMNVA47YzPy
Mereka sudah berada di dalam mobil Rasti, yang mana ibu teman mereka itu bertelanjang bulat duduk di kursi kemudi! Siap membawa mereka kemanapun yang mereka inginkan. Tedi dan kawan-kawan, plus si bungsu, semua duduk di belakang. Rasti sendirian di depan. Untungnya semua kaca mobil Rasti menggunakan kaca film sehingga mereka tidak perlu takut kelihatan orang dari luar.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3O8C8UoqIo
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cs2BYe4cs
“Jadi kita mau kemana dulu nih?” tanya Rasti pada Tedi dan teman-temannya. Mereka saling pandang, bingung mau memulainya dari mana. Apakah harus ke pantai, ke taman kota, ke kolam renang atau mungkin ke pasar. Melihat tingkah mereka yang kebingungan itu Rasti jadi tertawa dibuatnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3lZl87SFx
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ2Kr8YktW8
“Hahaha… kalian ini, padahal kemarin kayaknya semangat banget”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMrUk6SE1TK
“Kita semangat kok tante, semangat bangeeeet malah, hehehe”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpKaldrHFW
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLezd8qA6k6
“Terus? Kemana dong kalian maunya? Kalian bebas kok bilang maunya apa, asal gak gila banget aja yah, hihihi” pancing Rasti lagi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfwTiZKnOC
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhk8MGbeHc
“I..iya tante” jawab mereka serempak.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOH2Jofp5E
“Eh, Ted, lo bukannya pengen punya kamera DSLR? Minta sekarang aja sama mama lo!” usul Jaka. Tedi memang menyukai fotografi, teman-temannya tahu itu. Sebagai ibu, Rasti juga sudah lama tahu ketertarikan dan minat Tedi pada fotografi, dengan senang hati Rasti mau memenuhi permintaan anaknya itu. Ya, selain permainan fantasi ini, Rasti juga sudah janji akan membelikan hadiah ‘betulan’ buat Tedi. Apapun yang Tedi minta, berapapun harganya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxNDfK0paq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVspM8GgFHM
“Benar juga tuh, kita ke mall dulu yuk Ma, beliin Tedi kamera.” setuju Tedi dengan usul Jaka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMutu6E8Rp
“Ohh… Oke deh sayang. Kamu ingin beli sebagus dan semahal apapun pasti Mama beliin kok buat kamu.” ujar Rasti sambil tersenyum manis pada Tedi melalui spion depan.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFzfRK6fFp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9TOqFtcU6
“Makasih Ma, Mama memang paling baik deh.” puji Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf62m1HuHdk
“Iya.. emang enak banget punya Mama kayak Mama lo Ted, iri gue, duh…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkLNtv7ctMP
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxaLfaRqwit
“Hahaha, kalian ini… Berangkat sekarang?” kerling Rasti pada mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnEbyEP9hNh
“Iya Mah…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2pImrsodo
“Siap bos, meluncuuuur, hihihi…” ujar Rasti dengan riangnya. Sungguh Ibu yang sempurna. Betapa bahagianya Tedi dan adek-adeknya. Juga betapa beruntungnya Riko, Romi, dan Jaka bisa berteman dengan Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjUi5VmTjyr
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡajTpx26DoM
Mereka mulai meluncur ke mall terdekat. Tedi dan teman-temannya asik memperhatikan betapa seksinya Rasti yang nyetir sambil bugil. Rambut panjangnya diikat sehingga tengkuk dengan bulu-bulu halusnya terlihat menggoda. AC mobil berhembus pelan menyapu kulit putih mulus Rasti yang terbuka bebas. Sungguh mempesona. Tentunya sangat menyenangkan bagi mereka melihat gerak-gerak Rasti yang tetap gesit mengendalikan mobil dengan kondisi telanjang bulat begitu. Bagaimana kaki jenjang Rasti asik injak-lepas pedal, dan tangan Rasti yang lihai memainkan perseneling dan stir.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcf8X7dC6bg
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNazbbKNTH
“Duh… jangan dilihatin terus. Tante jadi grogi nih nyetirnya” ujar Rasti sok manja, pura-pura risih diperhatikan oleh mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpHlhZ4YKT
“He he… Tante cantik banget sih, sayang dong kalo dilewatin…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokfi7EKy5g
“Buka kacanya dong Tante…?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYW12vJwbAb
“Iih gila kalian ah… Nggak ah…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhyB0Vbw33
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzmFaIzGdF
Tapi karena Tedi protes nagih janji bakal penuhi semua fantasi mereka, Rastipun nurut. Hanya kaca di jendela supir yang dibuka. Semua jendela lainnya tertutup rapat. Tedi dan kawan-kawan memilih untuk tidak terlihat.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6OFGObzuw
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8ve2gbRwu
“Curang ih kalian, dasar…” protes Rasti manja. Tapi to Rasti tetap menuruti kemauan mereka. Awalnya hanya buka sedikit-sedikit jendelanya, pas sepi barulah dibuka penuh. Kebetulan mobil Rasti jenis SUV yang besar, bukan jenis sedan. Jadi rasti berani nekat aja. Karna mobil jenis ini ground clearancenya tinggi, posisi kursi penumpangnya juga tinggi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8SfZiumig
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbC4iMvBiAp
Bahkan saat lampu merah Tedi dan teman-temannya melarang Rasti menutup kaca mobil. Beberapa kali Rasti nurut, karena paling banter mobil yang menjejerinya tidak lebih tinggi dari mobil mereka. Bahkan teman-teman Tedi punya ide, beberapa kali di lampu merah mereka minta Rasti pura-pura nanya jalan pada pengemudi kendaraan di sampingnya, baik mobil maupun motor! Dalam posisi itu Rasti yang hanya menaikkan sedikit kaca mobilnya memang hanya akan terlihat sebatas pundak. Tentunya sangat seksi sekali dilihat dari luar, Rasti akan tampak seperti telanjang, padahal memang benar! Tidak hanya itu, Tedi juga ikutan iseng mengerjai ibu kandungnya itu dengan menyuruh Rasti membeli koran ke pedagang koran di perempatan lampu merah. Sungguh sesuatu yang menegangkan namun juga menggairahkan bagi mereka maupun Rasti sendiri.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡynCTZ9EGWK
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6ymLa3MLo
Merekapun akhirnya sampai ke mall. Tedi dan kawan-kawan sudah memakai baju ganti. Untuk Rasti sendiri, Tedi membawakan sebuah selendang. Walhasil Rasti cuma pakai selendang yang dililitkan pada tubuhnya dan dipeniti. Selendang yang dibawa Tedi juga sangat pendek, lebarnya sekitar 30cm dan panjangnya tidak sampai 2 meter. Hanya bisa dililitkan 3 kali, dan hanya menutupi area dada-paha atas. Jika sekilas, orang tidak akan memperhatikan bahwa yang dikenakan rasti hanyalah lilitan selendang, sekilas pakaian Rasti malah seperti pakaian yang dirancang desainer terkenal, karna motif selendang yang dibawa Tedi memang ngejreng warnanya, dan bahannya terbuat dari kain yang sangat halus dan lembut. Pasti bukan kain murah, pikir teman-teman Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdwWV8WjTn2
Mall itu adalah mall baru yang ada di kawasan apartemen baru yang elit. Jelas mallnya cukup mewah dan mentereng. Dirancang untuk jadi tempat belanja kalangan kelas atas, termasuk para selebritis. Jadi pakaian Rasti tidak akan terlalu menarik perhatian karna memang banyak yang berpakaian seksi dan terbuka seperti Rasti di mall itu. Dan lagi, karena mall ini baru, ada banyak toko yang kosong, belum laku, ataupun sudah laku tapi belum buka. Meski begitu tetap saja itu menegangkan bagi Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGx8X9iWSFU
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBmAJeDUpI
Meskipun banyak wanita yang berpakaian seksi di dalam mall itu, tapi Rasti tetap yang paling menarik bagi Tedi dan teman-temannya. Bagi mereka Rasti adalah wanita paling cantik dan paling menarik di dunia. Apalagi dengan pakaian seperti itu, Rasti melenggang di dalam mall sambil menggendong si bungsu. Sebuah pemandangan yang sangat mencolok dan indah, Rasti benar-benar jadi pusat perhatian.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KsVRUsBRb
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3FvoIu85o9
“Sayang…kamu jangan nakal yah… jangan minta mimik susu dulu yah, hihihi” ujar Rasti pada anak bungsunya. Tapi di dalam hati dia malah penasaran bagaimana rasanya menyusukan anaknya di tempat umum dengan pakaian seperti itu, dia berharap anaknya itu nanti bakal rewel minta nyusu padanya. Tedi dan teman-temannya yang mendengarnyapun juga berharap demikian.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmonqWrYIy
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04UPMvmxbk
Tujuan mereka langsung ke tempat penjualan kamera. Tedipun mendapatkan kamera impiannya. Kamera terbaru plus tambahan lensa untuk longshoot. Total harganya lebih dari 15 juta. Rasti dengan senang hati memenuhi permintaannya itu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnq4wH3DBjS
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhrwwrfoPq
“Spesifikasi kamera ini sudah cukup buat kamu sayang? Boleh kok kalo minta yang lebih canggih…” tanya Rasti yang betul-betul tidak mempermasalahkan harga. Tapi Tedi merasa cukup dengan kamera barunya ini. Rasti senang Tedi bukan anak yang royal, apalagi minat dan hobinya ini tentu sesuatu yang positif, Rasti mendukungnya 200%. Bahkan selain permintaan Tedi, diam-diam Rasti merencanakan hadiah ‘betulan’ lain yang dia siapkan sendiri untuk Tedi. Sungguh teman-teman Tedi dibuat iri dengan Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnbCN9NAUV
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIwZfeJoxm
Di dalam toko kamera yang relatif masih sepi juga, pelayan toko yang semua pria jadi bisa melihat dan bahkan berkomunikasi dengan Rasti dari dekat. Beberapa kali mereka terlihat menelan ludah. Kelihatan sekali mupeng dan tidak konsen. Rasti yang menyadari putting susunya tercetak jelas, mencoba menutupinya dengan menggendong si bungsu di depan.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8NHm3XE6Xx
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbcwoy27cfI
“Duh sayang, kamu ni ngasih mama pakaian rawan banget gini siih…?” bisik Rasti setelah keluar dari toko kamera.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0GN8XnoGX
“He he he… tapi asyik kan Ma?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqx25YUqTp
“Hiih… Kamu ini…” ucap Rasti gemas. Tapi dalam hati Rasti sadar apa yang sedang mereka lakukan hari ini, dan dia bertekad untuk menikmatinya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLobckPX2H
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQG2PnhSox0
Setelah membeli kamera mereka lalu mutar jalan-jalan di mall. Berkali-kali si bungsu yang berada dalam pelukannya rewel, membuat Rasti kewalahan menenangkannya. Suara rewelan Bobby malah semakin menarik perhatian pengunjung mall. Rasti berusaha cuek dengan tatapan mata orang-orang disekitarnya. Gilanya, teman-teman Tedi malah memprovokasi Rasti untuk netekin Bobi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAbgH9aEDW
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7XEaa4tc4
“Gak mau ah, masak netekin Bobi di sini?” tolak Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtiZkX5ao1w
“Bobinya kayaknya haus tuh tante, masak dibiarin aja, iya gak Ted?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIYnENWOhh
“I..iya Ma… Bobi haus tuh.” jawab Tedi ikut-ikutan. Tapi Rasti tetap belum mau untuk netekin Bobi, tidak di tengah-tengah kerumunan orang-orang begini. Namun teman-teman Tedi malah semakin keras suaranya membujuk ibu teman mereka itu, membuat orang-orang semakin melirik ke arah mereka. Entah apa yang dipikirkan para pengunjung yang mendengar ocehan-ocehan teman-teman Tedi itu pada Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa5OGtmdiDf
“Ayo Tante buka susunya Tante…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOltMJSPm4x
“Iya buka dong Tante, cepetan…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmbZujLFHf
Sungguh membuat Rasti semakin malu. Hampir-hampir Rasti mengalah karna Bobi yang memang rewel terus, susah banget disuruh diam.Untung saja saat Rasti sudah mulai mencari-cari tempat aman untuk menyusui Bobi, pada akhirnya Bobi malah mulai anteng sendiri tanpa harus disusui.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4ZLStKg68
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxf10MWRMat
“Dasar kalian ini… Puas mainin mama?” ujar Rasti pura-pura kesal saat akhirnya mereka tiba di bagian sepi mall tersebut. Teman-teman Tedi hanya cengengesan. Tedi yang sedari tadi melihat mamanya dipermalukan juga ikut tertawa kecil, karena memang hal itu membuat penisnya ngaceng.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNJiXhqVhg1
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIHsrYaEgS
“Ma… aku mau fotoin mama boleh?” pinta Tedi kemudian. Dia tentunya juga harus menikmati momen ini sebaik-baiknya. Apalagi dia baru saja dibelikan kamera super canggih.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGx6FCX0uB
“Kamu mau jadiin mama sebagai model kamu sayang? Boleh kok…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRH483vo0Zx
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphb30FnDEq
Di dalam mall di sudut-sudut yang menarik dan diperbolehkan untuk mengambil gambar, Tedipun berulang kali meminta Rasti untuk berpose cantik. Rastipun tahu betul bagaimana caranya berpose bak model professional. Pose seksi, ekspresi imut, binal, dan sebagainya dipamerkannya. Baik sambil menggendong si bungsu maupun berfoto sendiri.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXQhpKqRZ6
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQFAezjhI7U
Di lantai atas yang hampir 50% tokonya masih belum terisi, kondisinya sangat sepi. Mereka menuju satu sisi yang pertokoannya masih kosong melompong. Entah belum mulai disewakan atau memang belum laku. Tedi meminta Rasti berpose pada pagar atrium. Sebagaimana banyak mall lain, arsitektur mall ini juga berbentuk atrium. Yaitu ruang tengah yang terbuka. Dari lantai-lantai atas bisa melihat ke bawah dengan pengaman pagar pembatas. Di situlah Rasti berpose, membelakangi ruang atrium, sehingga foto Rasti berlatar belakang atrium mall yang luas, dan para pengunjung mall yang berlalulalang, kebanyakan di lantai-lantai bawah. Tentunya Bobi sudah dititipkan pada temannya yang bergantian membantu menggendong.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCdbTVFUY5E
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡacQhJGR20v
“Ma… buka selendangnya dong…?” Pinta Tedi setelah beberapa jepret.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOakfnx7NiO
“Haah, gila ih… di tempat umum begini…?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuC19hKMuQ1
“Gak dibuka semuanya Ma, dilepas aja 1 ikatan di dada… turunin dikit… tunjukin belahannya…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWXuvFoUZOE
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMNuDiOjnZ
“Ooh, kamu minta foto seksi ya, hi hi… gitu sih gapapa…” Setelah celingak celinguk, memastikan kondisi aman Rasti pun membuka peniti dan mengendorkan lilitan selendangnya. Setelah itu Rasti menyilangkan tangannya di bawah dadanya, menahan selendang itu melorot ke bawah dari dadanya. Rasti mengekspos belahan dadanya tapi bagian putingnya masih tertutup.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvVB6HfFrk
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqBPXz6tp3
“Nunduk Tante…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdocXOPJjWb
“Ekspresinya yang nakal Tante…” Teman-teman Tedi sok-sokan ikut mengarahkan.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs2KYic3C4j
“Iya iya… Iih ternyata kamu pingin jadi fotografer model-model seksi ya? Malah Mama yang dijadikan eksperimen nih… iya deh mama turutin.” jawab Rasti sambil mengerlingkan matanya ke anaknya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUbTMxTbuX
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ocFrWD9WC
Namanya tempat umum, mereka tentunya tidak bisa dengan leluasa melakukan sesi foto erotis dadakan itu. Tiap satu jepret, mereka harus waspada melihat sekitar. Terutama Rasti. Tapi toh justru ini asyiknya. Sampai beberapa foto kemudian, “Buka lagi dong ma… tunjukin semuanya…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoMqIosWRsj
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ28wkpug4t8
“Hah, kamu nyuruh mama bugil di sini sayang? Gila kamu ah… jangan dong… Terlalu bahaya!”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkBXZ5ha7FV
“Bugil sih nanti aja, he he he… kita masih punya banyak waktu. Pelan-pelan aja… tunjukin aja susunya ma…” jelas Tedi. Rasti penasaran juga. Ditengoknya kanan kiri. Ada orang berjalan ke arah mereka. Rasti malah menaikkan selendangnya lagi. Menutup rapat-rapat dadanya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxFck8uF5x
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgqD1fZE2Tc
“Aah mama… kok dipake lagi sih! Ayo buka…” protes Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGsAly8pFM
“Bentar dong sayang, ada orang tuh! Kamu ini…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFi4OmXjx9
Meski Rasti kemudian tidak sedang berpose karna tegang mengawasi sekitar, Tedi tetap memotretnya beberapa kali. Sehingga beberapa orang yang hendak menuju ke arah mereka melihat dan mengira bahwa ada sesi pemotretan profesional dan mengurungkan niatnya. Lagi pula di area itu memang belum ada toko yang buka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO3QoL6deGM
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcQBBlnfDH
“Ayo tante buka…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1LpJhYTLg
“Sudah aman tante…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYzvz3zxLQA
“Ayo maa…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYMYXR5WbP
“Iyaa iyaa kalian ini…” Rasti kembali menurunkan selendangnya. Sebagian besar dadanya terekspos.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqR0KtfSPF
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUwOu5VKcCJ
“Buka semua ma… keluarin susunya…” pinta Tedi lagi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VWY3BBX8Z
“Duuh…” Rasti tengak-tengok lagi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLuvBnBbEO
“Aman ma…” Tedi mencoba meyakinkan. Dia lalu menyuruh teman-temannya berjaga-jaga mengawasi keadaan. Akhirnya Rasti nurut. Dadanya dikeluarkan semua, tapi selendangnya masih ditahan di bawah dadanya. Pemandangan yang erotis sekali bagi Tedi dan teman-temannya, meski sudah biasa melihat ketelanjangan Rasti, sensasi kali ini jelas beda. Berkali-kali mereka menelan ludah saking tergiurnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUnLyE7VDQL
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrUm0Uh57O
Beberapa foto berhasil dijepret Tedi yang bergaya bak fotografer profesional. Rasti memang susah konsentrasi karna tegang dan was-was. Tapi ada juga sensasi kenikmatan yang dirasakan Rasti yang sebenarnya memang punya sisi eksibisionis. Aah ini sebenarnya kesempatan untuk berekspresi bagi Rasti, melampiaskan nalurinya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMU4y3WwGTG
DIa menengok pada kawan Tedi yang berjaga, “Aman..?” tanyanya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKSd5tdBnei
“Aman kok tante… jangan khawatir…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCJ43Od05S
Rasti menarik napas panjang. Diturunkan lagi selendangnya hingga pinggul. Bagian atas tubuhnya benar-benar telanjang sekarang.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhXPCJ1Riq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8weAPrinXA
“Cakep ma…!” puji Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7cVlg1xFZ
“Dasar kalian ini. Untung mama perginya sama kalian, kalau sama Norman mungkin dia udah nekat genjotin mama sekarang, hihihi” ujar Rasti cekikikan. Rasti kemudian mencoba konsentrasi untuk berpose. Berbagai pose sensual binal berhasil diambil gambarnya oleh Tedi yang jadi semangat sekali.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNrAH6LqqXG
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoXNvdd62Kb
Sudah sangat banyak foto yang diambil Tedi. Dia sekarang sangat menikmatinya. Gilanya Rasti bahkan meminta menggendong Bobi lagi, berpose bersama bayinya yang mana dia masih tetap bertelanjang dada.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPjGMLjSws6
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRNnCJX3sZF
“Kamu pengen nyusu sekarang sayang?” tanya Rasti pada bayinya sambil melirik pada Tedi. Sungguh membuat Tedi dan teman-temannya belingsatan dengan tingkah Rasti, dan Jepret! Sebuah momen yang tidak lazimpun terabadikan. Seorang ibu muda cantik yang bertelanjang dada menyusui bayinya dengan latar belakang mall!11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlq9OFyBvzY
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1dP02gENG7
Teman-teman Tedi yang berjaga malah ikut tergiur melihat pemandangan itu. Mereka lengah dibuatnya. Tidak sadar ada 2 orang security mall yang datang mendekati mereka. Baru sadar setelah dekat karena langkah sepatunya terdengar. Rasti yang panik menitipkan bayinya pada teman-teman Tedi lagi, lalu berusaha menaikkan kembali selendangnya, tapi tentu tidak sempurna karena selendang itu dipakai dengan cara dililitkan di tubuhnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoiMEOPjvFd
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqGhli2iCb
“Aduuh, penitinya dimana tadi ya sayang..?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdc0pLmDyk
“Lho, gak tau Ma, kan Mama yang pegang..?” Tedipun ikut panik. Namun teman-teman Tedi malah cengengesan seakan menikmati tontonan ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF0LIPxwhEW
“Aduh, ilang deh sayang, ga tau jatuh dimana… ada lagi?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡseCbq90oDz
“Ga ada lagi ma…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHoalMksLl
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhJko2GeEu
Mereka semakin panik seiring dengan derap langkah sepatu yang juga semakin mendekat. Hingga akhirnya…11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6ejm6qyqK
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkHPAaPiCoG
“Sedang apa kalian!?” Tanya salah seorang security tegas. Ratno dan Adi, itu nama yang tertulis di seragam mereka. Ratno tampak sebagai seniornya Adi, lebih tua, berkumis tebal, rambut tipis, dan badan sedikit gempal. Sementara Adi terlihat lebih culun, usianya paling seusia Rasti atau malah di bawahnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTEf6cXcOG
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnzxTxqTSjo
“Mm nggak pak cuma jalan-jalan aja… Yuuk…” Tedi mencoba menghindar dengan mengajak pergi. Tapi Rasti yang gak konsen malah sibuk memastikan selendang yang dipakainya sudah aman, karna tidak ada peniti, diapun menahannya dengan tangan.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEN9vCyO6v
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8p3xeFreb7
“Eeh, gimana?” tanya Rasti lugu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uHGiE02Xg
“Ayook…” Tedi mendesak.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTjhjBVWTg
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzfopLaRvy
“Tunggu dulu…” cegah Pak Ratno. “Kalian melakukan sesi pemotretan di sini? Boleh lihat ijinnya?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOfYkwVMIX
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1amaFlJjFc
“Kami iseng aja kok pak, bukan profesional… Lagian kami gak motret-motret di area yang dilarang motret kok pak… Di sini boleh kan?” Elak Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy41djNtKbq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqiT65IdUg
“Hmm, di sini memang belum dilarang… tapi kalo untuk tujuan komersil…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBTbEp8JTX4
“Kami bukan profesional pak..”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSjJPxZki6
“Hmm, iya, tapi tadi ada laporan pengunjung yang jadi enggan ke sini karena ada aksi kalian…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcH7n77ySYK
“Tapi kan di sini belum ada toko yang buka pak?” Jaka ikut bicara.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30jrBkIGv5
Adi membisiki Pak Ratno, mereka kemudian mencermati Rasti, Tedi, dan teman-temannya. Melihat si bungsu yang sedang digendong teman Tedi. Dia merasa agak aneh dengan rombongan ini. Empat anak yang tampaknya masih remaja, dengan seorang wanita muda cantik, dan seorang bayi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrEwXLitaha
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLTdYAx8qh
“Bayi siapa ini?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHN7rU75tze
“Eh, ba..bayi saya pak…” jawab Rasti. Kedua security itu berpandangan dan mengamati Tedi dan teman-temannya lagi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWcygbDtyd
“Itu bayinya si non?” Tanya pak ratno penasaran. Rasti mengangguk.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhsCAihseX
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GKRVgwWeS
“Mana bapaknya…?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhtq2aHZvQ
“Eee… bapaknya gak ada pak, ga tau deh di mana…?” jawab Rasti tersipu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTgebpCH07B
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5C5S26nDN
“Kok ga tau gimana?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2imY9SMXVO
“Tadi sedang jalan-jalan di bawah, sedang liat-liat gadget!” ujar Tedi berinisiatif berbohong. Dia melirik mamanya kesal. Mama nih jujur amat sih… pikir Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDVqZCqnSo
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡry0hdSKc96
Setelah saling berbisik lagi, Pak Ratno memutuskan membolehkan mereka pergi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1NhcFAQQf4
“Ya udah, non pake bajunya… terus jangan di sini ya… ga boleh ada sesi pemotretan lagi!” Ujar Adi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgA6chRpD01
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ccknetALR
“Mm… saya cuma pake ini aja pak…” jawab Rasti lugu. Jawaban yang kemudian kembali membuatnya diamati terus oleh kedua security itu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07QopvfsLb
“Non ga bawa baju?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhKGmxg8Tm
“Yaa iniii… baju saya…” jawab Rasti dengan entengnya. Pak Ratno dan Adi tampak terkejut dan saling berbisik lagi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTC6YaHd1lK
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCcP0bR520
“Kami pergi dulu pak… maaf…” Tedi yang mencium gelagat buruk merasa harus segera cabut.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQwPYLZMHm
“Bentar!” sergah Pak Ratno lagi. “Kalian bukan professional? Dari tadi saya curiga. Ini modelnya cantik begini, pakaiannya sengaja berkostum begini…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnhSD9R7gT
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiW6VX0QZWK
“Bener pak kami bukan profesional” Tedi mulai tegang. Tidak mungkin mengatakan sejujurnya, serta mengatakan kalau perempuan itu adalah mamanya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGnTZGXcFfN
“Maaf non, coba tangannya disamping, kami harus periksa…” Ujar Adi yang melihat dari tadi Rasti menyilangkan tangan di depan dan memegangi selendangnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzQGrmNM3PY
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdKWEv84waG
“Aduh, periksa apa yah pak, saya ga bawa apa-apa kok” Rasti menengok ke sekitar. Di seberang atrium sana ada beberapa orang lalu lalang. Satu dua orang tampak memperhatikan mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCabkNaDhz
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9RD14Iwes
“Sudah nurut saja… biar segera selesai urusannya!” tegas kedua security itu. Tedi panik. Tak tahu harus berbuat apa. Tapi Rasti yang tadinya panik, setelah menarik napas panjang kini berangsur-angsur lebih tenang. DIa dari awal sudah bertekad akan menikmati apapun yang terjadi. Ini momen yang langka. Ini saatnya mengekspresikan diri… Entah kesambet setan dari mana, tiba-tiba Rasti malah jadi excited.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6LTVLfNn0
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuFlXXSoCx4
“Ba..baik pak… maaf ya…” Rasti menengok sekitar lagi. Ah, kondisi belum aman, dia melihat pengunjung yang memperhatikan mereka dari seberang atrium malah bertambah. Mungkin ada sekitar 5 orang. Pastinya mereka penasaran melihat sekelompok pengunjung bermasalah dengan security mall.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKlnU0SliWl
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDRGFgku0B
Rasti menghela napas dan menghitung dalam hati, satu dua tiga.. tangannya diturunkan ke samping. Sreett…! Selendang dari bahan halus yang melilit tubuhnya terlepas sepenuhnya dan merosot jatuh di kakinya. Rasti kini bugil! Telanjang bulat tanpa ada apapun yang menutupi!11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCZazrxRTt
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVqMlm2DrV5
“Haah…” Pak Ratno dan Adi langsung ternganga melihat pemandangan tak terduga ini.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXeiCtacuDV
“Woow…” bisik teman-teman Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZpHTj8r9l
Terdengar juga sayup-sayup suara riuh di belakang mereka. Ya, beberapa pengunjung memang sedari tadi ikut mengamati, dan aksi Rasti itu surprise banget buat mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9616ULLHYg
Mendengar suara riuh pengunjung itu kedua satpam yang salah tingkah tampak panik. Sebenarnya mudah saja Ratno tinggal menyuruh Rasti kembali memakai selendangnya, tapi dasar pria, dia juga tak mau cepat-cepat pemandangan ini hilang berlalu. Pak Ratno secepat kilat berinisiatif menggeser posisi berdirinya, mendorong kasar Adi di sebelahnya. Posisi mereka kini menutupi Rasti dari pandangan pengunjung mall yang lain.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ34MkAj6VHM
“Hei, ini bukan tontonan, maaf, tolong ya…!” Seru Ratno pada para pengunjung yang menonton, seraya menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar dan pergi. Tapi yang ada bukannya bubar, malah tambah ada pengunjung lain yang tadinya tidak tahu ada kejadian, malah jadi tahu dan penasaran ikut nonton, hanya saja memang mereka hanya berdiri di seberang pagar atrium, tidak ada yang berani mendekat.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxRlZDnLe5
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYLH8w8XeO
“Apa ini? Non hanya memakai selendang ini ke sini? dan kalian bilang ini bukan sesi foto profesional??” tanya Ratno kemudian setelah berhasil mengatasi salah tingkahnya. Tapi tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan wajah mupengnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKqPLDQexgB
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AuwqnL9EU
“Mm.. memang bukan kok pak…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7X9GD8jCg8
“Iya, saya bukan model profesional kok pak Ratno… mas Adi… Hi hi hi…” Rasti yang menyilangkan kedua tangan di dadanya mencoba ikut menjawab, tapi malah banyak ketawa ketiwinya. Upaya sia-sia Rasti untuk menutupi bagian vitalnya malah menjadi pose yang memiliki daya rangsang tersendiri.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnbu1oKu7M
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ZqFcqiVAh
Adi yang belum bisa mengendalikan salah tingkahnya berbisik lagi pada pak Ratno, keduanya menengok ke belakang. Walah, pengunjung malah pada berkerumun di seberang. Malah ada yang mengambil gambar dengan HPnya. Ratno berteriak kesal sambil menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar. Tidak semudah itu tentunya menyuruh kerumunan itu bubar. Rasti sendiri malah berusaha melongok-longok melihat kerumunan itu. Edannya, Rasti malah kemudian melambaikan tangannya sambil melontarkan senyum pada kerumunan itu. Betul-betul jiwa lonte.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcdddvK4ZgU
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoKrJTFQ6Z
“Suit suiitt…” Riuh suara para pengunjung dibuatnya. Ratno yang menyadari tingkah Rasti itu tanpa pikir panjang langsung menggaet lengan rasti, mencoba menggelandangnya menuju ruang pertokoan kosong di sisi itu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi5xdKLLG7M
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ261s4OxQ4p
“Aduuh.. pak Ratno, jangan kasar-kasar dong…” ucap Rasti manja. “Saya mau dibawa kemana? Boleh saya pakai baju saya dulu?” Rasti melawan, mencoba bertahan di tempatnya untuk meraih kain selendangnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5KKWuyYjV
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOaimvNxwck
“Baju apaan?! itu cuma selembar kain… Kita ke balik toko-toko di sana, sembunyi dari pandangan orang-orang!”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZItXuue19b
“Eeh, emang saya mau diapain pak…?” Ucap Rasti, terdengarnya lebih ke arah genit, ketimbang ketakutan. Pak Ratno makin gemas dibuatnya. “Sudah, ayo ikut…!”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmpqBfcdIVp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXVxMdROEfs
“Be… bentar pak…” Di tengah kepanikannya Tedi malah memberanikan diri menyela. Sementara teman-temannya yang lain diam membisu. Tegang sekaligus excited juga menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1x01L20U1
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhS3odAV65
“Apa…?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtAc2ZZNwY
“Sebelum dibawa ke sana, boleh saya ambil fotonya dulu… sekalii aja…” pinta Tedi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7uWpkBThjG
“Apa maksudnya? Kamu mau motret kita!?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0YA1mfO056
“Bu.. bukan, mau motret Ma.. eh, motret model saya aja…” Hampir saja Tedi berkata ‘mama’. “Ini momennya bagus banget, saya ingin ambil gambar model saya polos, dengan latar belakang kerumunan orang itu… boleh ya… Bapak minggir dulu?” jelas Tedi sambil menengok ke arah kerumunan pengunjung di seberang atrium sana. Tambah banyak yang berkerumun. Ini jelas momen yang tak boleh dilewatkan. Meskipun jumlahnya cuma sekitar belasan atau paling pol 20 orang, karna untung saja ini di lantai atas yang masih sepi, coba kalau di lantai bawah, pasti ratusan orang yang ngerumunin. Ya iyalah, sejak awal kan memang memilih foto-foto di lantai yang sepi ini. Gumamnya dalam hati.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKfXsdZpRo
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteKHknQpl7
Pak Ratno dan Adi berbisik, menengok ke belakang untuk kesekian kalinya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsVDGo1mQga
“Ga bisa! Enak aja kamu…” tegas pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1ovFbIHDF
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmXg6zIx2d
“Duuh, kenapa sih? Boleh dong paak” Ucap Rasti. Tedi surprise juga, ibunya itu ternyata malah ikut membantu membujuk pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ndxeqZauj
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Uc5mvRxJg
“Gini ini kalian masih mengelak bukan professional??” Ucap security paruh baya itu geleng-geleng kepala.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs03yCX8J4B
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjJeyFlmpB
Saat itu Tedi berpikir cepat sekaligus nekat. Tanpa menunggu persetujuan Tedi langsung saja mengambil jarak dan membidik mereka dengan kameranya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZjfU3rLPQn
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaakTsRwSc
“Eiitt… kamu…” pak Ratno dan Adi spontan menghindar dari ruang bidik kamera Tedi. Yes! Seru Tedi dalam hati, dapat juga gambar mamanya polos di dalam mall dengan latar belakang kerumunan pengunjung mall lain. Ini yang dia inginkan! Tapi momennya begitu cepat. Baik Tedi dan Rasti seolah punya koneksi batin, Tedi secepat mungkin menjepret Rasti beberapa kali, dan Rasti juga langsung sadar pose dan ekspresi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWgNOSvj7i1
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRVo0f2rEZ
Momen itu hanya berlangsung 3 atau 4 detik saja, karna pak Ratno yang langsung setengah berlari ke arah Tedi sambil gusar mencoba untuk merebut kameranya. “Aduh maaf pak… Jangan pak…” Tedi memohon sambil mencoba mempertahankan kameranya. Rasti spontan juga berlari membantu Tedi dengan menarik tangan pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtdFCIBTxPq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXpH2sDQMB
“Jangan dong pak please… Ayoo, saya mau dihukum apa deh…” malah Rasti kini yang menarik pak Ratno menuju komplek pertokoan kosong sebagaimana tadi Rasti mau dibawa oleh pak Ratno ke situ.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBG4RvxSVLC
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDZGi81R5A
“Ayoo pak…” Rasti ngotot, sambil berjalan lengan pak Ratno dipeluknya erat. Walhasil kulit lengan pak Ratno menyenggol dan bersentuhan langsung dengan kelembutan payudara Rasti yang telanjang. Seakan hilang kekuatan, mau tak mau pak Ratno mengikuti langkah Rasti. Penisnya yang dari tadi sudah nyut-nyutan kini menegang maksimal. Benar-benar pemandangan yang seru. Teman-teman Tedi dan Adi si security muda cuma bisa celingak-celinguk dan menelan ludahnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSc6S5w93kc
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6mUziYCUZ
“Huu…” Riuh pengunjung mall mengiringi ketika Tedi, Rasti, pak Ratno dan Adi kini menghilang di balik pertokoan. Sebelum menyusul, teman-teman Tedi berinisiatif mengambil selendang Rasti yang tergeletak. Tapi kemudian, entah siapa yang punya ide duluan, mereka saling berbisik dan sedikit berdebat, tapi kemudian tampak sepakat. Selendang Rasti mereka sembunyikan!11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsXztV3sTN5
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3C4a96jjGt
Di lorong pertokoan yang sepi itu, Rasti dan lainnya tersembunyi dari pandangan seluruh pengunjung mall. Pak Ratno dengan napas memburu langsung meremas payudara Rasti. Matanya dan mata Rasti saling menatap. Pandangan Rasti yang sayu dan tanpa perlawanan sama sekali semakin menaikkan libido pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRRsgm1KZo
“Aah pak…” desah manja Rasti makin membuat birahi pak Ratno meluap-luap.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApVUTkZYaX
Tedi dan Adi hanya mematung, tak tahu harus berbuat apa, terlebih bagi Tedi karena wanita itu adalah ibunya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFS8nbqDCcA
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU715XYgEir
“Wow..” gumam teman-teman Tedi yang menyusul dan menjumpai pemandangan itu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1Ic7ERfw5
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2c4GQrE48X
“Bo.. bos…?” Ucap Adi ragu-ragu, dia tentunya tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Pak Ratno dan Rasti masih saling memandang tanpa bicara. Entah kenapa lidah keduanya kelu. Hanya bahasa tubuh yang bicara. Remasan tangan pak Ratno pada payudara Rasti makin kencang. “Aaahh… Paak Ratno…” lenguh Rasti pelan. Lenguhan itu terdengar bagai perintah pada pak Ratno untuk terus mengeksplorasi tubuh Rasti. Jelas sekali keduanya kini sedang dilanda birahi yang tak terbendung.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8f7t4mxlp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRzay4pDIc
“Booss…” usik Adi lagi. Tampaknya dia makin panik saja melihat perkembangan yang terjadi ini.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGyQ7614faR
“Berisik lo ahh…!” Hardik pak ratno. “Sana berjaga! Kalian juga ngapain di sini, sana pergi…!” Ujar Pak Ratno pada Adi dan Tedi dan kawan-kawan. Rasti melirik Tedi dan teman-temannya, kepalanya mengangguk tanda dia menyetujui pak Ratno. Rasti menginginkan anaknya juga menyingkir dari situ.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BPRPybrIu
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH6rvmUYqj7
“Cepetan… Adi, lo ngapain masih diam aja… Jaga di luar…! Jangan sampai ada orang kesini!” suruh pak Ratno. Dengan tergopoh-gopoh Adi beranjak. Sementara Tedi dan kawan-kawan masih ragu untuk pergi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTDRiRIX4Br
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQ9j6crpHz
“Ma… mama…” Ucap Tedi pelan, sebenarnya tidak jelas juga tujuan Tedi memanggil Rasti, dia tahu apa yang akan terjadi tak akan bisa dicegah. Dan memang Rasti dan pak Ratno sendiri sudah tidak menggubris, lidah mereka kini berpagutan. Panas…!11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxfWUpQ5Lcq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUkxfCkd0k
Beberapa saat berpagutan, pak Ratno jengah juga melihat Tedi dkk yang belum juga beranjak. “Kalian juga pergi sana!” bentak Ratno mengusir mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj9fXpZ8YtX
“Udah sayang… keluar dulu… jagain Bobi yah?” kata Rasti ikut-ikutan. Pak Ratno sempat bertanya-tanya mendengar Rasti memanggil Tedi dengan sebutan ‘sayang’. Tapi itu tidak dipusingkannya lebih jauh.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0EeVoJxsh
Kata-kata Rasti jelas lebih ampuh buat Tedi. Terbukti Tedi dan teman-temannya langsung menyingkir kemudian. Tapi tetap saja, selain kemudian tetap berusaha mengintip pergumulan pak Ratno dan mamanya, Tedi juga ingin memotret mereka diam-diam. Pak Ratno dan Rasti yang juga menyadari itu kini sudah tak peduli lagi, ketimbang ngurusin ngusir Tedi dan kawan-kawan, mereka lebih memilih untuk konsentrasi dalam menikmati persetubuhan. Bagi teman-teman Tedi, ini adalah pemandangan yang mereka tunggu-tunggu. Mereka akhirnya bisa juga melihat secara langsung bagaimana ibu teman mereka yang cantik dan seksi ini disetubuhi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNdVLkHw1S
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgtOJK3jgY
Pak Ratno yang nafsunya sudah diubun-ubun langsung menurunkan celananya, lalu merebahkan tubuh Rasti di atas kardus lusuh. Dia ingin menikmati wanita cantik ini secepatnya. Tanpa menunggu apa-apa lagi diapun menghujamkan penisnya ke vagina Rasti. Tidak terlalu sulit karena vagina itu memang sudah banjir sejak tadi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOW47m7mNi
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsu96xpSP0
“Nghhh… pak….” Lenguh Rasti manja sambil memeluk erat tubuh pria itu. Pak Ratno sendiri sedang sangat menikmati betapa nikmatnya penisnya dijepit oleh vagina Rasti. Dia merasa seperti mimpi bisa menyetubuhi seorang model yang luar biasa cantik. Bagai ketiban durian runtuh.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8rbj6MDkv
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtncWtVcDU
Sambil penisnya asik keluar masuk vagina Rasti, tangan pak Ratno juga tidak mau diam menjelajahi bagian tubuh Rasti yang lainnya. Payudara Rasti diremas-remasnya, mulut Rasti dikobel-kobel pakai jarinya. Rasti juga terus memandang sayu pada pak Ratno, membuat pria itu jadi semakin bernafsu pada dirinya. Rasti benar-benar melayani pria itu sepenuh hati layaknya melayani pelanggan-pelanggan royalnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLIhmBxJGZX
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXs0eum1xK7
“Ugh… Mimpi apa gua semalam bisa ngentotin model cakep kayak non… siapa namanya tadi?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkOfv6yiH1E
“Ngghhh… Rasti pak…” jawab Rasti terengah-engah.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQDeX0YJyU
“Non Rasti cantik banget, nafsuin, he he he…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjTx8tLfA8
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIAyvL5hvH1
“Mmhh… makasih Pak… tapi saya bukan model kok Pak…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTcQSkrwaR
”Jadi benar non ini bukan model?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXhFJaupDnq
“Iya… kan saya… sudah bilang dari tadi… ssshh… terus Pak…” Rasti menjawab dengan nafas terputus-putus sambil terus menikmati genjotan pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAw7q60tCpO
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGGsgMKQS1
“Jadi non ini siapa?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSINoi2LYQ
“Saya… saya lonte Pak… ngghhh…” jawab Rasti terang-terangan.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHA2FbIRGuU
“Hah? Lonte? Terus mereka itu?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0FN52kagq
“Anak saya dan teman-temannya pak…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEFNNPBhOB
“Hah?” alangkah terkejutnya Ratno mendengar jawaban Rasti. Dia tentunya tidak habis pikir kalau wanita secantik Rasti adalah seorang lonte, terlebih para remaja tadi yang ternyata adalah anaknya dan teman-teman anaknya. Namun mengetahui hal itu pak Ratno malah semakin menjadi-jadi menyetubuhi Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmP43wkbgl
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbOU0K4iBMD
“Terserah deh mau lonte atau apa, yang penting cakep.” ujar pak Ratno sambil membalikkan tubuh Rasti. Dia ingin menyetubuhi Rasti dengan gaya doggy. Gaya yang tidak pernah mau dilakukan istrinya. Betapa girangnya dia mendapati Rasti menurutinya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDllapZHDvG
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLzA5jNyOV
“Hihihi… ya udah pak dinikmati yah..” ucap Rasti manja. Merekapun lanjut bersetubuh dengan panasnya. Dengan gaya seperti itu pak Ratno terus-terusan meremas buah dada Rasti yang menggantung bebas. Sesekali mereka berciuman. Tedi benar-benar banyak mendapatkan momen yang luar biasa hot untuk diabadikan. Momen ibu kandungnya yag sedang digenjot security mall yang tampangnya tidak bisa dibilang ganteng.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1k4L5F9Ea7
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡibrI9bGPuN
Rasti juga sangat menikmati sensasi bersetubuh di tempat umum begini. Apalagi sambil ditonton oleh anaknya dan teman-teman anaknya, bahkan difoto segala. Dia merasa melayang-layang. Vaginanya terasa sangat basah mengapit penis hitam pak Ratno. Baik pak Ratno maupun Rasti betul-betul terbuai. Tanpa sadar mereka terus bersetubuh diringi suara tangisan Bobi yang kembali rewel.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGeeOvuwcSa
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡICvySJs8A3
“Itu bayinya non kan? Nangis tuh…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYCMwfVGSc
“Iya Pak. Sayang… kalian tolong jagain Bobi bentar yah…” ujar Rasti pada Tedi dan teman-temannya yang ia tahu masih asik mengintip di sana. Rasti malah memilih untuk menuntaskan birahinya dulu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQLFwtirQV
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTRmz6im0eT
“I..iya ma.” sahut Tedi. Pak Ratno nyengir dibuatnya, dan makin semangat menggenjot Rasti. “Aah… Lonte…” Racaunya berkali-kali.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHMTDLNLIR
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwkaSswY3IS
“Cepetan yah Pak…” ucap Rasti kemudian pada pak Ratno, dia tidak tega juga membiarkan bayinya rewel lama-lama. Pak Ratnopun benar merespon dengan makin mempercepat kocokan penisnya. Membuat tubuh Rasti makin melenting-lenting dalam pelukannya. Teman-teman Tedi sampai menahan napas menyaksikannya. Adegan yang fantastis!11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxYIuytoxp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLcY6oEJDGP
“Gua a ahh sampai… terima nih peju… Lontee… Arggghhhh….” Menjelang klimaksnya pak Ratno makin dalam menancap vagina rasti, dan Rasti sama sekali tidak berupaya melepaskan diri. Justru pak Ratno merasa Rasti balas menekankan tubuhnya ke belakang seakan ingin penis pak Ratno menancap lebih jauh hingga ke rahimnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpKQnPPVpUS
Crooootttt……. Tubuh pak Ratno kelojotan dilanda orgasme yang rasanya berkali-kali lebih nikmat dengan menyemburkan seluruh pejunya di liang Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6EOMdZfOpt
“Shhhh… Pak….” Rasti memejamkan mata meresapi tiap tetes orgasme pak Ratno yang deras menerjang rahimnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrrszSDoLN
Mereka klimaks bersamaan. Lagi-lagi Rasti menampung pria yang entah siapa begitu saja di dalam vaginanya. Benih-benih dari sang security menyemprot dengan bebasnya ke vagina ibunya Tedi itu, yang mungkin saja akan menjadi anak nantinya. Baik Tedi maupun teman-temannya dibuat terpesona melihat pemandangan ini. Hanya dengan menonton saja rasanya mereka ingin muncrat. Tedi tentunya tidak lupa untuk mengabadikan momen itu, terlebih ekspresi ibunya yang sedang dilanda orgasme.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhAl3Bgovo
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhYTlpzTjs
“Ughhh… makasih yah non… bolehkan kapan-kapan lagi, hehe…” Ucap pak Ratno setelah mereda, namun masih sedikit terengah-engah.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOw3SMZbVO
“Kalau selanjutnya sih bayar pak, hi hi hi hi…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33fTUTfHJ5
“Ah, si non gitu… iya deh bayar, tapi kasih diskon yah non, kalau bisa 100% he he he,” ucap pak Ratno seenaknya. Rasti hanya tertawa cekikikan mengiyakan saja omongannya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEOcaHRZBwi
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqbqHXabOu
“Woi Di! Sini lo!” panggil pak Ratno pada Adi yang betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik menjaga keadaan di luar.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLLi8eaidp
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4NufeojvS
“Ya bos?” sahut Adi sambil masuk ke dalam.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmJc8CLLJmT
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOfAehLyLJO
“Cicipin nih lonte cantik, mumpung gratis.” suruh pak Ratno sambil melirik Rasti. Pandangan mata Rasti tak menunjukkan keberatan sama sekali. Tapi Adi sendiri justru terlihat ragu-ragu dan takut. Dia tidak sebejat pak Ratno. Adi benar-benar takut ketahuan meskipun celananya juga sangat sesak karena mendengar suara lenguhan dan desahan sedari tadi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUd4GLmTzWF
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01JmYfTE9v
Di luar dugaan Rasti malah mempersilahkan bahkan menyemangati pemuda itu. “Ayo mas Adi… kalau mau gapapa… Kapan lagi lho? Besok ga bisa gratis lho.. hi hi hi…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMNX2A26sl
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEyk1678HLP
“Ayo, tolol lo rejeki ditolak… sok jaim banget sih lo, kapan lagi seumur hidup lo bisa ngerasain cewek secantik ini? Goblok lo…!” ujar pak Ratno kesal.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6D9uloDTV3
Justru Rasti kemudian yang beranjak dan menghampiri Adi, meraih tangannya dan menariknya pelan dan menggoda. “Yuuk mas Adi… pak, kayaknya mas Adi ini malu kalo diliat, pak Ratno gantian jaga deh…” goda Rasti lagi. Namun di luar dugaan Rasti, ternyata Adi benar-benar masih kuat imannya. Hal itu sungguh membuat Rasti kagum padanya. Dia tidak ingin memaksa juga.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2nmbnEgx5w
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFdz4tWm2y
“Goblok lo Di!” maki pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡboCiseBjWZ
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsG91uXscu
“Ya sudah kalau mas Adi gak mau, tapi kalau suatu saat mas pengen datang saja ya ke rumah saya… Nanti saya kasih layanan spesial gratis deh untuk mas Adi.” ujar Rasti kemudian. Dia lalu mengambil pena dari saku kemeja security itu dan menuliskan alamatnya di telapak tangannya. Namun justru yang semangat adalah pak Ratno.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhdTD594n9
“Eh, jangan lupa diinfokan ke manager-manager mall juga, hi hi hi…” lanjut Rasti kemudian promosi. Tentunya kalau pada manager Rasti akan meminta bayaran.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFHNZAhUAa
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedp7OOlvVx
“Eh, i..iya” jawab Adi gugup. Sungguh membuat Rasti gemas terhadapnya, sampai-sampai Rasti mencubit pipi Adi.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqyXOqQUmj
“Ya udah.. mas Adi dan pak Ratno balik kerja gih sana.”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmxGYwZbfq
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmG5UmQne7K
“Iya non, ah.. lo goblok Di…” Pak Ratno masih saja kesal dengan sikap culun Adi. Kedua security itupun meninggalkan mereka.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWvSyw75Q9
“Makasih ya pak Ratno… Rasti tunggu di rumah ya…”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7eWMEDcBT
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbmsNFgvMP
Fiuhh… Leganya Tedi. Rastipun juga ingin segera pegi dari sana. Bisa-bisa bakal ada orang lain lagi yang lewat, gak bakal ada habisnya nanti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7mBxRMztuu
“Sayang, ambilin selendang Mama dong…” Pinta Rasti.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcvOacBu02x
Namun Tedi tidak bisa menemukan selendangnya.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgk3rZwoEA
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmEgdWiqfCs
“Selendang mama tadi mana sih?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9zTVK200n
“Hah? Emang ga ada tergeletak di situ… Duuh, kemana ya?”11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAglGzdjgCn
11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYq3musI9yk
“Hilang tante? Duh… gawat tuh…” ujar teman-teman Tedi pura-pura tidak tahu.11674Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJiWnujmtj
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
