Pria manapun yang melihat Rasti pasti dibuat terpesona dengan kecantikannya, aura keibuannya, serta sifat lembut dan ramahnya. Rasti dipuja-puja oleh semua lelaki, baik pelanggannya, anak-anaknya, serta suami tetangga. Begitupun dengan teman-teman anaknya. Teman-teman anak sulungnya, si Riko, Romi dan Jaka, sering bermain ke rumahnya. Mereka sangat penasaran dengan ibu teman mereka ini. Mereka ingin selalu berlama-lama di sana, dengan harapan dapat melihat dan menonton aksi-aksi Rasti yang membuat adik kecil dalam celana mereka berontak. Tidak jarang pula mereka menuntaskannya dengan beronani di kamar mandi rumah Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIDgMBZb9Q
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGnTEKmlfVP
Dan kali ini mereka punya kesempatan yang sangat bagus untuk mewujudkan fantasi-fantasi nakal mereka lainnya. Rasti ingin memberikan hadiah pada Tedi dengan menuruti semua keinginan anaknya tersebut di hari ulangtahunnya. Teman-teman Tedipun kebagian imbasnya. Sungguh beruntung.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE8kXh4GeO0
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsy9cUCTr29
Mereka sudah berada di dalam mobil Rasti, yang mana ibu teman mereka itu bertelanjang bulat duduk di kursi kemudi! Siap membawa mereka kemanapun yang mereka inginkan. Tedi dan kawan-kawan, plus si bungsu, semua duduk di belakang. Rasti sendirian di depan. Untungnya semua kaca mobil Rasti menggunakan kaca film sehingga mereka tidak perlu takut kelihatan orang dari luar.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIsBkzWelI
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoyBvHDfPh
“Jadi kita mau kemana dulu nih?” tanya Rasti pada Tedi dan teman-temannya. Mereka saling pandang, bingung mau memulainya dari mana. Apakah harus ke pantai, ke taman kota, ke kolam renang atau mungkin ke pasar. Melihat tingkah mereka yang kebingungan itu Rasti jadi tertawa dibuatnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6sMcezbI4B
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNIzybQewq
“Hahaha… kalian ini, padahal kemarin kayaknya semangat banget”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJ6Z3xanRM
“Kita semangat kok tante, semangat bangeeeet malah, hehehe”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ43SJkKSUgi
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhUIlmx7UwF
“Terus? Kemana dong kalian maunya? Kalian bebas kok bilang maunya apa, asal gak gila banget aja yah, hihihi” pancing Rasti lagi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotVHn0Kptj
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtQYOT56ZZ
“I..iya tante” jawab mereka serempak.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyttVNaaFbC
“Eh, Ted, lo bukannya pengen punya kamera DSLR? Minta sekarang aja sama mama lo!” usul Jaka. Tedi memang menyukai fotografi, teman-temannya tahu itu. Sebagai ibu, Rasti juga sudah lama tahu ketertarikan dan minat Tedi pada fotografi, dengan senang hati Rasti mau memenuhi permintaan anaknya itu. Ya, selain permainan fantasi ini, Rasti juga sudah janji akan membelikan hadiah ‘betulan’ buat Tedi. Apapun yang Tedi minta, berapapun harganya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvIsldqIVzP
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbWJCmX6T1W
“Benar juga tuh, kita ke mall dulu yuk Ma, beliin Tedi kamera.” setuju Tedi dengan usul Jaka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSP6TBvamYD
“Ohh… Oke deh sayang. Kamu ingin beli sebagus dan semahal apapun pasti Mama beliin kok buat kamu.” ujar Rasti sambil tersenyum manis pada Tedi melalui spion depan.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLRhPglVsk
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhOzXr15gE
“Makasih Ma, Mama memang paling baik deh.” puji Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM1vz3m7xPq
“Iya.. emang enak banget punya Mama kayak Mama lo Ted, iri gue, duh…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQlH2NdT9Q
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcCuJu9Yyu
“Hahaha, kalian ini… Berangkat sekarang?” kerling Rasti pada mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKVHYKmJ3Br
“Iya Mah…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2ZzF7LSNN
“Siap bos, meluncuuuur, hihihi…” ujar Rasti dengan riangnya. Sungguh Ibu yang sempurna. Betapa bahagianya Tedi dan adek-adeknya. Juga betapa beruntungnya Riko, Romi, dan Jaka bisa berteman dengan Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgeRDssLQi
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡucewxjT44u
Mereka mulai meluncur ke mall terdekat. Tedi dan teman-temannya asik memperhatikan betapa seksinya Rasti yang nyetir sambil bugil. Rambut panjangnya diikat sehingga tengkuk dengan bulu-bulu halusnya terlihat menggoda. AC mobil berhembus pelan menyapu kulit putih mulus Rasti yang terbuka bebas. Sungguh mempesona. Tentunya sangat menyenangkan bagi mereka melihat gerak-gerak Rasti yang tetap gesit mengendalikan mobil dengan kondisi telanjang bulat begitu. Bagaimana kaki jenjang Rasti asik injak-lepas pedal, dan tangan Rasti yang lihai memainkan perseneling dan stir.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUoa9YFgQM
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdA40uhPC4V
“Duh… jangan dilihatin terus. Tante jadi grogi nih nyetirnya” ujar Rasti sok manja, pura-pura risih diperhatikan oleh mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHunqu4wZZ3
“He he… Tante cantik banget sih, sayang dong kalo dilewatin…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbiMPevdkDH
“Buka kacanya dong Tante…?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG19VdHlVrj
“Iih gila kalian ah… Nggak ah…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyXYV50bMK
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6f55t9sMe
Tapi karena Tedi protes nagih janji bakal penuhi semua fantasi mereka, Rastipun nurut. Hanya kaca di jendela supir yang dibuka. Semua jendela lainnya tertutup rapat. Tedi dan kawan-kawan memilih untuk tidak terlihat.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHdMMpEcS7Z
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsy8ZFzDL1i
“Curang ih kalian, dasar…” protes Rasti manja. Tapi to Rasti tetap menuruti kemauan mereka. Awalnya hanya buka sedikit-sedikit jendelanya, pas sepi barulah dibuka penuh. Kebetulan mobil Rasti jenis SUV yang besar, bukan jenis sedan. Jadi rasti berani nekat aja. Karna mobil jenis ini ground clearancenya tinggi, posisi kursi penumpangnya juga tinggi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qbg9pi1Sj
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvPDEd14yU
Bahkan saat lampu merah Tedi dan teman-temannya melarang Rasti menutup kaca mobil. Beberapa kali Rasti nurut, karena paling banter mobil yang menjejerinya tidak lebih tinggi dari mobil mereka. Bahkan teman-teman Tedi punya ide, beberapa kali di lampu merah mereka minta Rasti pura-pura nanya jalan pada pengemudi kendaraan di sampingnya, baik mobil maupun motor! Dalam posisi itu Rasti yang hanya menaikkan sedikit kaca mobilnya memang hanya akan terlihat sebatas pundak. Tentunya sangat seksi sekali dilihat dari luar, Rasti akan tampak seperti telanjang, padahal memang benar! Tidak hanya itu, Tedi juga ikutan iseng mengerjai ibu kandungnya itu dengan menyuruh Rasti membeli koran ke pedagang koran di perempatan lampu merah. Sungguh sesuatu yang menegangkan namun juga menggairahkan bagi mereka maupun Rasti sendiri.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlmFyPSiZ31
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMv2KMYkcU
Merekapun akhirnya sampai ke mall. Tedi dan kawan-kawan sudah memakai baju ganti. Untuk Rasti sendiri, Tedi membawakan sebuah selendang. Walhasil Rasti cuma pakai selendang yang dililitkan pada tubuhnya dan dipeniti. Selendang yang dibawa Tedi juga sangat pendek, lebarnya sekitar 30cm dan panjangnya tidak sampai 2 meter. Hanya bisa dililitkan 3 kali, dan hanya menutupi area dada-paha atas. Jika sekilas, orang tidak akan memperhatikan bahwa yang dikenakan rasti hanyalah lilitan selendang, sekilas pakaian Rasti malah seperti pakaian yang dirancang desainer terkenal, karna motif selendang yang dibawa Tedi memang ngejreng warnanya, dan bahannya terbuat dari kain yang sangat halus dan lembut. Pasti bukan kain murah, pikir teman-teman Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvgSb4bJXUl
Mall itu adalah mall baru yang ada di kawasan apartemen baru yang elit. Jelas mallnya cukup mewah dan mentereng. Dirancang untuk jadi tempat belanja kalangan kelas atas, termasuk para selebritis. Jadi pakaian Rasti tidak akan terlalu menarik perhatian karna memang banyak yang berpakaian seksi dan terbuka seperti Rasti di mall itu. Dan lagi, karena mall ini baru, ada banyak toko yang kosong, belum laku, ataupun sudah laku tapi belum buka. Meski begitu tetap saja itu menegangkan bagi Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8tzRmTWwG
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAiCXBm5Ya
Meskipun banyak wanita yang berpakaian seksi di dalam mall itu, tapi Rasti tetap yang paling menarik bagi Tedi dan teman-temannya. Bagi mereka Rasti adalah wanita paling cantik dan paling menarik di dunia. Apalagi dengan pakaian seperti itu, Rasti melenggang di dalam mall sambil menggendong si bungsu. Sebuah pemandangan yang sangat mencolok dan indah, Rasti benar-benar jadi pusat perhatian.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQeiHrBAig
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2T0PZ2gtB
“Sayang…kamu jangan nakal yah… jangan minta mimik susu dulu yah, hihihi” ujar Rasti pada anak bungsunya. Tapi di dalam hati dia malah penasaran bagaimana rasanya menyusukan anaknya di tempat umum dengan pakaian seperti itu, dia berharap anaknya itu nanti bakal rewel minta nyusu padanya. Tedi dan teman-temannya yang mendengarnyapun juga berharap demikian.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNUaTYLua8p
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvF1QU46Ss
Tujuan mereka langsung ke tempat penjualan kamera. Tedipun mendapatkan kamera impiannya. Kamera terbaru plus tambahan lensa untuk longshoot. Total harganya lebih dari 15 juta. Rasti dengan senang hati memenuhi permintaannya itu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgTXCEX1Ne
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFIo2t1ncDg
“Spesifikasi kamera ini sudah cukup buat kamu sayang? Boleh kok kalo minta yang lebih canggih…” tanya Rasti yang betul-betul tidak mempermasalahkan harga. Tapi Tedi merasa cukup dengan kamera barunya ini. Rasti senang Tedi bukan anak yang royal, apalagi minat dan hobinya ini tentu sesuatu yang positif, Rasti mendukungnya 200%. Bahkan selain permintaan Tedi, diam-diam Rasti merencanakan hadiah ‘betulan’ lain yang dia siapkan sendiri untuk Tedi. Sungguh teman-teman Tedi dibuat iri dengan Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfgrVIa3VD
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJnX55SMJRR
Di dalam toko kamera yang relatif masih sepi juga, pelayan toko yang semua pria jadi bisa melihat dan bahkan berkomunikasi dengan Rasti dari dekat. Beberapa kali mereka terlihat menelan ludah. Kelihatan sekali mupeng dan tidak konsen. Rasti yang menyadari putting susunya tercetak jelas, mencoba menutupinya dengan menggendong si bungsu di depan.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVd3K0SpnIL
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Dj86rlnZd
“Duh sayang, kamu ni ngasih mama pakaian rawan banget gini siih…?” bisik Rasti setelah keluar dari toko kamera.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1frZwJuHS
“He he he… tapi asyik kan Ma?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeiWpOeYeO
“Hiih… Kamu ini…” ucap Rasti gemas. Tapi dalam hati Rasti sadar apa yang sedang mereka lakukan hari ini, dan dia bertekad untuk menikmatinya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtwkLFgNU1
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoS8iBFxxjY
Setelah membeli kamera mereka lalu mutar jalan-jalan di mall. Berkali-kali si bungsu yang berada dalam pelukannya rewel, membuat Rasti kewalahan menenangkannya. Suara rewelan Bobby malah semakin menarik perhatian pengunjung mall. Rasti berusaha cuek dengan tatapan mata orang-orang disekitarnya. Gilanya, teman-teman Tedi malah memprovokasi Rasti untuk netekin Bobi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8dwx2NY61Q
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeL5crN7huF
“Gak mau ah, masak netekin Bobi di sini?” tolak Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDbIdeOYri
“Bobinya kayaknya haus tuh tante, masak dibiarin aja, iya gak Ted?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2g8FsYSNT3
“I..iya Ma… Bobi haus tuh.” jawab Tedi ikut-ikutan. Tapi Rasti tetap belum mau untuk netekin Bobi, tidak di tengah-tengah kerumunan orang-orang begini. Namun teman-teman Tedi malah semakin keras suaranya membujuk ibu teman mereka itu, membuat orang-orang semakin melirik ke arah mereka. Entah apa yang dipikirkan para pengunjung yang mendengar ocehan-ocehan teman-teman Tedi itu pada Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALJXzTZksI
“Ayo Tante buka susunya Tante…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2Jxyrts3Z
“Iya buka dong Tante, cepetan…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3F0NULuuYK
Sungguh membuat Rasti semakin malu. Hampir-hampir Rasti mengalah karna Bobi yang memang rewel terus, susah banget disuruh diam.Untung saja saat Rasti sudah mulai mencari-cari tempat aman untuk menyusui Bobi, pada akhirnya Bobi malah mulai anteng sendiri tanpa harus disusui.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBYDK6kmsmI
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2VtdEFf0f
“Dasar kalian ini… Puas mainin mama?” ujar Rasti pura-pura kesal saat akhirnya mereka tiba di bagian sepi mall tersebut. Teman-teman Tedi hanya cengengesan. Tedi yang sedari tadi melihat mamanya dipermalukan juga ikut tertawa kecil, karena memang hal itu membuat penisnya ngaceng.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRcfZ319R07
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjLeiS07XGS
“Ma… aku mau fotoin mama boleh?” pinta Tedi kemudian. Dia tentunya juga harus menikmati momen ini sebaik-baiknya. Apalagi dia baru saja dibelikan kamera super canggih.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvbGyV4qP4T
“Kamu mau jadiin mama sebagai model kamu sayang? Boleh kok…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMdzsx4eFK
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxH1lqvtx1
Di dalam mall di sudut-sudut yang menarik dan diperbolehkan untuk mengambil gambar, Tedipun berulang kali meminta Rasti untuk berpose cantik. Rastipun tahu betul bagaimana caranya berpose bak model professional. Pose seksi, ekspresi imut, binal, dan sebagainya dipamerkannya. Baik sambil menggendong si bungsu maupun berfoto sendiri.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIYvaRP1Bu
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBt6vtxbcv
Di lantai atas yang hampir 50% tokonya masih belum terisi, kondisinya sangat sepi. Mereka menuju satu sisi yang pertokoannya masih kosong melompong. Entah belum mulai disewakan atau memang belum laku. Tedi meminta Rasti berpose pada pagar atrium. Sebagaimana banyak mall lain, arsitektur mall ini juga berbentuk atrium. Yaitu ruang tengah yang terbuka. Dari lantai-lantai atas bisa melihat ke bawah dengan pengaman pagar pembatas. Di situlah Rasti berpose, membelakangi ruang atrium, sehingga foto Rasti berlatar belakang atrium mall yang luas, dan para pengunjung mall yang berlalulalang, kebanyakan di lantai-lantai bawah. Tentunya Bobi sudah dititipkan pada temannya yang bergantian membantu menggendong.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMnb4Vh8ZiR
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVc5cSNVotl
“Ma… buka selendangnya dong…?” Pinta Tedi setelah beberapa jepret.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9qiDNU4Qi
“Haah, gila ih… di tempat umum begini…?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPomOIzDIQT
“Gak dibuka semuanya Ma, dilepas aja 1 ikatan di dada… turunin dikit… tunjukin belahannya…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5rO5PKCBr
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvKQSHXs7EH
“Ooh, kamu minta foto seksi ya, hi hi… gitu sih gapapa…” Setelah celingak celinguk, memastikan kondisi aman Rasti pun membuka peniti dan mengendorkan lilitan selendangnya. Setelah itu Rasti menyilangkan tangannya di bawah dadanya, menahan selendang itu melorot ke bawah dari dadanya. Rasti mengekspos belahan dadanya tapi bagian putingnya masih tertutup.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAYStadxEn
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzhG09OJAo
“Nunduk Tante…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalHYiCAcYD
“Ekspresinya yang nakal Tante…” Teman-teman Tedi sok-sokan ikut mengarahkan.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYiROKjD7M
“Iya iya… Iih ternyata kamu pingin jadi fotografer model-model seksi ya? Malah Mama yang dijadikan eksperimen nih… iya deh mama turutin.” jawab Rasti sambil mengerlingkan matanya ke anaknya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpFvdUC6QMz
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufkwpAB8qI
Namanya tempat umum, mereka tentunya tidak bisa dengan leluasa melakukan sesi foto erotis dadakan itu. Tiap satu jepret, mereka harus waspada melihat sekitar. Terutama Rasti. Tapi toh justru ini asyiknya. Sampai beberapa foto kemudian, “Buka lagi dong ma… tunjukin semuanya…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbiLP3jSKM
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLxQLFs5y6
“Hah, kamu nyuruh mama bugil di sini sayang? Gila kamu ah… jangan dong… Terlalu bahaya!”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGFZc2GAqC
“Bugil sih nanti aja, he he he… kita masih punya banyak waktu. Pelan-pelan aja… tunjukin aja susunya ma…” jelas Tedi. Rasti penasaran juga. Ditengoknya kanan kiri. Ada orang berjalan ke arah mereka. Rasti malah menaikkan selendangnya lagi. Menutup rapat-rapat dadanya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphTqj2kkHY
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnaXv4c9xOm
“Aah mama… kok dipake lagi sih! Ayo buka…” protes Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYpkLwPnd6i
“Bentar dong sayang, ada orang tuh! Kamu ini…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEKGkt6bOYw
Meski Rasti kemudian tidak sedang berpose karna tegang mengawasi sekitar, Tedi tetap memotretnya beberapa kali. Sehingga beberapa orang yang hendak menuju ke arah mereka melihat dan mengira bahwa ada sesi pemotretan profesional dan mengurungkan niatnya. Lagi pula di area itu memang belum ada toko yang buka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv7NJyveo3Q
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrrO9r3k63I
“Ayo tante buka…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwkC34PMDK
“Sudah aman tante…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJziwsOPUQ
“Ayo maa…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGwPpxOpQo
“Iyaa iyaa kalian ini…” Rasti kembali menurunkan selendangnya. Sebagian besar dadanya terekspos.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAH4hAek1pT
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcGHImID9F4
“Buka semua ma… keluarin susunya…” pinta Tedi lagi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7od5cMr43
“Duuh…” Rasti tengak-tengok lagi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡknKyAlm5KS
“Aman ma…” Tedi mencoba meyakinkan. Dia lalu menyuruh teman-temannya berjaga-jaga mengawasi keadaan. Akhirnya Rasti nurut. Dadanya dikeluarkan semua, tapi selendangnya masih ditahan di bawah dadanya. Pemandangan yang erotis sekali bagi Tedi dan teman-temannya, meski sudah biasa melihat ketelanjangan Rasti, sensasi kali ini jelas beda. Berkali-kali mereka menelan ludah saking tergiurnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9d6woM5o0H
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgDFn7z2VQQ
Beberapa foto berhasil dijepret Tedi yang bergaya bak fotografer profesional. Rasti memang susah konsentrasi karna tegang dan was-was. Tapi ada juga sensasi kenikmatan yang dirasakan Rasti yang sebenarnya memang punya sisi eksibisionis. Aah ini sebenarnya kesempatan untuk berekspresi bagi Rasti, melampiaskan nalurinya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6iklS4UNJ
DIa menengok pada kawan Tedi yang berjaga, “Aman..?” tanyanya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWdYtdBBvg
“Aman kok tante… jangan khawatir…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTA7c7YssD2
Rasti menarik napas panjang. Diturunkan lagi selendangnya hingga pinggul. Bagian atas tubuhnya benar-benar telanjang sekarang.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY1yMepz32q
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemq7RljyUA
“Cakep ma…!” puji Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDA0f3VhfAG
“Dasar kalian ini. Untung mama perginya sama kalian, kalau sama Norman mungkin dia udah nekat genjotin mama sekarang, hihihi” ujar Rasti cekikikan. Rasti kemudian mencoba konsentrasi untuk berpose. Berbagai pose sensual binal berhasil diambil gambarnya oleh Tedi yang jadi semangat sekali.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPEkD0mEgv
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRNctH3h5o1
Sudah sangat banyak foto yang diambil Tedi. Dia sekarang sangat menikmatinya. Gilanya Rasti bahkan meminta menggendong Bobi lagi, berpose bersama bayinya yang mana dia masih tetap bertelanjang dada.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9aeoxzSRDN
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvUSk4cMy1
“Kamu pengen nyusu sekarang sayang?” tanya Rasti pada bayinya sambil melirik pada Tedi. Sungguh membuat Tedi dan teman-temannya belingsatan dengan tingkah Rasti, dan Jepret! Sebuah momen yang tidak lazimpun terabadikan. Seorang ibu muda cantik yang bertelanjang dada menyusui bayinya dengan latar belakang mall!10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnHj50SqCOa
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZWWUOzI5e
Teman-teman Tedi yang berjaga malah ikut tergiur melihat pemandangan itu. Mereka lengah dibuatnya. Tidak sadar ada 2 orang security mall yang datang mendekati mereka. Baru sadar setelah dekat karena langkah sepatunya terdengar. Rasti yang panik menitipkan bayinya pada teman-teman Tedi lagi, lalu berusaha menaikkan kembali selendangnya, tapi tentu tidak sempurna karena selendang itu dipakai dengan cara dililitkan di tubuhnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHuQlcFXOsl
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCOZHMs3nr
“Aduuh, penitinya dimana tadi ya sayang..?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fTMQjPFY3
“Lho, gak tau Ma, kan Mama yang pegang..?” Tedipun ikut panik. Namun teman-teman Tedi malah cengengesan seakan menikmati tontonan ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRwPb45BCgs
“Aduh, ilang deh sayang, ga tau jatuh dimana… ada lagi?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmQ6Ky2ica
“Ga ada lagi ma…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOhnEAiUJjX
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJR1hInGfFW
Mereka semakin panik seiring dengan derap langkah sepatu yang juga semakin mendekat. Hingga akhirnya…10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhrPgbFiLO
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7qSzIEOwsc
“Sedang apa kalian!?” Tanya salah seorang security tegas. Ratno dan Adi, itu nama yang tertulis di seragam mereka. Ratno tampak sebagai seniornya Adi, lebih tua, berkumis tebal, rambut tipis, dan badan sedikit gempal. Sementara Adi terlihat lebih culun, usianya paling seusia Rasti atau malah di bawahnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4SKNvmcNi
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXywIF6g0h
“Mm nggak pak cuma jalan-jalan aja… Yuuk…” Tedi mencoba menghindar dengan mengajak pergi. Tapi Rasti yang gak konsen malah sibuk memastikan selendang yang dipakainya sudah aman, karna tidak ada peniti, diapun menahannya dengan tangan.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWyQjTo7Iju
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPY8bCaW4ZC
“Eeh, gimana?” tanya Rasti lugu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1gMtbg0h01
“Ayook…” Tedi mendesak.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfyscVazXAi
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNdADnAyqiS
“Tunggu dulu…” cegah Pak Ratno. “Kalian melakukan sesi pemotretan di sini? Boleh lihat ijinnya?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhmHbPWqpk
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTSDJ2wGHH
“Kami iseng aja kok pak, bukan profesional… Lagian kami gak motret-motret di area yang dilarang motret kok pak… Di sini boleh kan?” Elak Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWBH61cjt0
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNXNeHhYhW
“Hmm, di sini memang belum dilarang… tapi kalo untuk tujuan komersil…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI22W4Qw1Yj
“Kami bukan profesional pak..”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYanL5aCZ1
“Hmm, iya, tapi tadi ada laporan pengunjung yang jadi enggan ke sini karena ada aksi kalian…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3C6a1CknO
“Tapi kan di sini belum ada toko yang buka pak?” Jaka ikut bicara.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKWhLpUCwr
Adi membisiki Pak Ratno, mereka kemudian mencermati Rasti, Tedi, dan teman-temannya. Melihat si bungsu yang sedang digendong teman Tedi. Dia merasa agak aneh dengan rombongan ini. Empat anak yang tampaknya masih remaja, dengan seorang wanita muda cantik, dan seorang bayi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZoaNnt1tS
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQ1sQ286Is
“Bayi siapa ini?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GdF7ObrZ2
“Eh, ba..bayi saya pak…” jawab Rasti. Kedua security itu berpandangan dan mengamati Tedi dan teman-temannya lagi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8nTtlxweB
“Itu bayinya si non?” Tanya pak ratno penasaran. Rasti mengangguk.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwBCw77t7jt
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrXKw42Wob
“Mana bapaknya…?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKGem039cND
“Eee… bapaknya gak ada pak, ga tau deh di mana…?” jawab Rasti tersipu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlkfmSs3lE
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWwxXkcA3V
“Kok ga tau gimana?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkASMJnnZSJ
“Tadi sedang jalan-jalan di bawah, sedang liat-liat gadget!” ujar Tedi berinisiatif berbohong. Dia melirik mamanya kesal. Mama nih jujur amat sih… pikir Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIVRSXD2EtD
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcR9ImblPtl
Setelah saling berbisik lagi, Pak Ratno memutuskan membolehkan mereka pergi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7uwNzHz6dI
“Ya udah, non pake bajunya… terus jangan di sini ya… ga boleh ada sesi pemotretan lagi!” Ujar Adi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9890U9Hfp
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2h9Wj2UsZG
“Mm… saya cuma pake ini aja pak…” jawab Rasti lugu. Jawaban yang kemudian kembali membuatnya diamati terus oleh kedua security itu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrQr7JkGmx
“Non ga bawa baju?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhf2PygeL0W
“Yaa iniii… baju saya…” jawab Rasti dengan entengnya. Pak Ratno dan Adi tampak terkejut dan saling berbisik lagi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLD1cg64Nfw
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPDuw95DgNx
“Kami pergi dulu pak… maaf…” Tedi yang mencium gelagat buruk merasa harus segera cabut.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtOZQvEmUgn
“Bentar!” sergah Pak Ratno lagi. “Kalian bukan professional? Dari tadi saya curiga. Ini modelnya cantik begini, pakaiannya sengaja berkostum begini…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcop84Vv5va
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKmrfYu0BZ
“Bener pak kami bukan profesional” Tedi mulai tegang. Tidak mungkin mengatakan sejujurnya, serta mengatakan kalau perempuan itu adalah mamanya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtZlwp3oxpQ
“Maaf non, coba tangannya disamping, kami harus periksa…” Ujar Adi yang melihat dari tadi Rasti menyilangkan tangan di depan dan memegangi selendangnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHGymKVrf1
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9lxHKJwRp
“Aduh, periksa apa yah pak, saya ga bawa apa-apa kok” Rasti menengok ke sekitar. Di seberang atrium sana ada beberapa orang lalu lalang. Satu dua orang tampak memperhatikan mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAviiTl9c3b
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZBkUGEEw6
“Sudah nurut saja… biar segera selesai urusannya!” tegas kedua security itu. Tedi panik. Tak tahu harus berbuat apa. Tapi Rasti yang tadinya panik, setelah menarik napas panjang kini berangsur-angsur lebih tenang. DIa dari awal sudah bertekad akan menikmati apapun yang terjadi. Ini momen yang langka. Ini saatnya mengekspresikan diri… Entah kesambet setan dari mana, tiba-tiba Rasti malah jadi excited.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYCtZFQvATi
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWSJ2k3VKP
“Ba..baik pak… maaf ya…” Rasti menengok sekitar lagi. Ah, kondisi belum aman, dia melihat pengunjung yang memperhatikan mereka dari seberang atrium malah bertambah. Mungkin ada sekitar 5 orang. Pastinya mereka penasaran melihat sekelompok pengunjung bermasalah dengan security mall.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3A1sjrQMiv
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3l9AqECcTt
Rasti menghela napas dan menghitung dalam hati, satu dua tiga.. tangannya diturunkan ke samping. Sreett…! Selendang dari bahan halus yang melilit tubuhnya terlepas sepenuhnya dan merosot jatuh di kakinya. Rasti kini bugil! Telanjang bulat tanpa ada apapun yang menutupi!10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSwiUSEwwB3
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIsjidO7QZ
“Haah…” Pak Ratno dan Adi langsung ternganga melihat pemandangan tak terduga ini.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qEN0jgANq
“Woow…” bisik teman-teman Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3UmBigmbiR
Terdengar juga sayup-sayup suara riuh di belakang mereka. Ya, beberapa pengunjung memang sedari tadi ikut mengamati, dan aksi Rasti itu surprise banget buat mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqkt8hyUIZ
Mendengar suara riuh pengunjung itu kedua satpam yang salah tingkah tampak panik. Sebenarnya mudah saja Ratno tinggal menyuruh Rasti kembali memakai selendangnya, tapi dasar pria, dia juga tak mau cepat-cepat pemandangan ini hilang berlalu. Pak Ratno secepat kilat berinisiatif menggeser posisi berdirinya, mendorong kasar Adi di sebelahnya. Posisi mereka kini menutupi Rasti dari pandangan pengunjung mall yang lain.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4sluKzYsON
“Hei, ini bukan tontonan, maaf, tolong ya…!” Seru Ratno pada para pengunjung yang menonton, seraya menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar dan pergi. Tapi yang ada bukannya bubar, malah tambah ada pengunjung lain yang tadinya tidak tahu ada kejadian, malah jadi tahu dan penasaran ikut nonton, hanya saja memang mereka hanya berdiri di seberang pagar atrium, tidak ada yang berani mendekat.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcF6jgwuvhJ
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTqAz4Nygx
“Apa ini? Non hanya memakai selendang ini ke sini? dan kalian bilang ini bukan sesi foto profesional??” tanya Ratno kemudian setelah berhasil mengatasi salah tingkahnya. Tapi tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan wajah mupengnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYm0XPYtOF
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkqn0OlRij
“Mm.. memang bukan kok pak…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7vNCQ0rcl
“Iya, saya bukan model profesional kok pak Ratno… mas Adi… Hi hi hi…” Rasti yang menyilangkan kedua tangan di dadanya mencoba ikut menjawab, tapi malah banyak ketawa ketiwinya. Upaya sia-sia Rasti untuk menutupi bagian vitalnya malah menjadi pose yang memiliki daya rangsang tersendiri.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCcUaxEPCil
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7BVI9WNPS
Adi yang belum bisa mengendalikan salah tingkahnya berbisik lagi pada pak Ratno, keduanya menengok ke belakang. Walah, pengunjung malah pada berkerumun di seberang. Malah ada yang mengambil gambar dengan HPnya. Ratno berteriak kesal sambil menggerakkan tangannya menyuruh mereka bubar. Tidak semudah itu tentunya menyuruh kerumunan itu bubar. Rasti sendiri malah berusaha melongok-longok melihat kerumunan itu. Edannya, Rasti malah kemudian melambaikan tangannya sambil melontarkan senyum pada kerumunan itu. Betul-betul jiwa lonte.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYuqCnMzyAx
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGSuPMRw5f7
“Suit suiitt…” Riuh suara para pengunjung dibuatnya. Ratno yang menyadari tingkah Rasti itu tanpa pikir panjang langsung menggaet lengan rasti, mencoba menggelandangnya menuju ruang pertokoan kosong di sisi itu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpI578NJRp
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYjwXGVDLD
“Aduuh.. pak Ratno, jangan kasar-kasar dong…” ucap Rasti manja. “Saya mau dibawa kemana? Boleh saya pakai baju saya dulu?” Rasti melawan, mencoba bertahan di tempatnya untuk meraih kain selendangnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiz9vVbxe0d
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9Zek1ySW0
“Baju apaan?! itu cuma selembar kain… Kita ke balik toko-toko di sana, sembunyi dari pandangan orang-orang!”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgOnPqQtVI
“Eeh, emang saya mau diapain pak…?” Ucap Rasti, terdengarnya lebih ke arah genit, ketimbang ketakutan. Pak Ratno makin gemas dibuatnya. “Sudah, ayo ikut…!”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWl7kgsHJvO
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGQVX5JWoW
“Be… bentar pak…” Di tengah kepanikannya Tedi malah memberanikan diri menyela. Sementara teman-temannya yang lain diam membisu. Tegang sekaligus excited juga menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vrrC5TibD
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEytmeFlqd
“Apa…?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRgOjexnuQ3
“Sebelum dibawa ke sana, boleh saya ambil fotonya dulu… sekalii aja…” pinta Tedi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8D7RngfVT
“Apa maksudnya? Kamu mau motret kita!?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCW4GuwOwp
“Bu.. bukan, mau motret Ma.. eh, motret model saya aja…” Hampir saja Tedi berkata ‘mama’. “Ini momennya bagus banget, saya ingin ambil gambar model saya polos, dengan latar belakang kerumunan orang itu… boleh ya… Bapak minggir dulu?” jelas Tedi sambil menengok ke arah kerumunan pengunjung di seberang atrium sana. Tambah banyak yang berkerumun. Ini jelas momen yang tak boleh dilewatkan. Meskipun jumlahnya cuma sekitar belasan atau paling pol 20 orang, karna untung saja ini di lantai atas yang masih sepi, coba kalau di lantai bawah, pasti ratusan orang yang ngerumunin. Ya iyalah, sejak awal kan memang memilih foto-foto di lantai yang sepi ini. Gumamnya dalam hati.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzN87iZ1Xj
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYnxusl50V
Pak Ratno dan Adi berbisik, menengok ke belakang untuk kesekian kalinya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8D82jFWpub
“Ga bisa! Enak aja kamu…” tegas pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQQiGHPIWP
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtj0eTDddgt
“Duuh, kenapa sih? Boleh dong paak” Ucap Rasti. Tedi surprise juga, ibunya itu ternyata malah ikut membantu membujuk pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8BQW3EPP6I
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9afT14IolP
“Gini ini kalian masih mengelak bukan professional??” Ucap security paruh baya itu geleng-geleng kepala.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlSJN6WvvVJ
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKm20FZzkzB
Saat itu Tedi berpikir cepat sekaligus nekat. Tanpa menunggu persetujuan Tedi langsung saja mengambil jarak dan membidik mereka dengan kameranya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR8tCiX4SQ1
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGdENVbSKR
“Eiitt… kamu…” pak Ratno dan Adi spontan menghindar dari ruang bidik kamera Tedi. Yes! Seru Tedi dalam hati, dapat juga gambar mamanya polos di dalam mall dengan latar belakang kerumunan pengunjung mall lain. Ini yang dia inginkan! Tapi momennya begitu cepat. Baik Tedi dan Rasti seolah punya koneksi batin, Tedi secepat mungkin menjepret Rasti beberapa kali, dan Rasti juga langsung sadar pose dan ekspresi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsqvAUyiou
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLrvrPsysi
Momen itu hanya berlangsung 3 atau 4 detik saja, karna pak Ratno yang langsung setengah berlari ke arah Tedi sambil gusar mencoba untuk merebut kameranya. “Aduh maaf pak… Jangan pak…” Tedi memohon sambil mencoba mempertahankan kameranya. Rasti spontan juga berlari membantu Tedi dengan menarik tangan pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcWDmEJ6Sx
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyk8oIs9gFB
“Jangan dong pak please… Ayoo, saya mau dihukum apa deh…” malah Rasti kini yang menarik pak Ratno menuju komplek pertokoan kosong sebagaimana tadi Rasti mau dibawa oleh pak Ratno ke situ.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNkBDCUgvB
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioS0srfTcc
“Ayoo pak…” Rasti ngotot, sambil berjalan lengan pak Ratno dipeluknya erat. Walhasil kulit lengan pak Ratno menyenggol dan bersentuhan langsung dengan kelembutan payudara Rasti yang telanjang. Seakan hilang kekuatan, mau tak mau pak Ratno mengikuti langkah Rasti. Penisnya yang dari tadi sudah nyut-nyutan kini menegang maksimal. Benar-benar pemandangan yang seru. Teman-teman Tedi dan Adi si security muda cuma bisa celingak-celinguk dan menelan ludahnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXrhX3CAPp
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNU2kgLFpu
“Huu…” Riuh pengunjung mall mengiringi ketika Tedi, Rasti, pak Ratno dan Adi kini menghilang di balik pertokoan. Sebelum menyusul, teman-teman Tedi berinisiatif mengambil selendang Rasti yang tergeletak. Tapi kemudian, entah siapa yang punya ide duluan, mereka saling berbisik dan sedikit berdebat, tapi kemudian tampak sepakat. Selendang Rasti mereka sembunyikan!10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7diJpwQPH
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIwMDSZeV4e
Di lorong pertokoan yang sepi itu, Rasti dan lainnya tersembunyi dari pandangan seluruh pengunjung mall. Pak Ratno dengan napas memburu langsung meremas payudara Rasti. Matanya dan mata Rasti saling menatap. Pandangan Rasti yang sayu dan tanpa perlawanan sama sekali semakin menaikkan libido pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLWqhphFoI
“Aah pak…” desah manja Rasti makin membuat birahi pak Ratno meluap-luap.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6aM2mpnqEB
Tedi dan Adi hanya mematung, tak tahu harus berbuat apa, terlebih bagi Tedi karena wanita itu adalah ibunya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFA90jk5e7V
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGDefy77sn
“Wow..” gumam teman-teman Tedi yang menyusul dan menjumpai pemandangan itu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiR5TPiHeLT
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZCEX2RvHAU
“Bo.. bos…?” Ucap Adi ragu-ragu, dia tentunya tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Pak Ratno dan Rasti masih saling memandang tanpa bicara. Entah kenapa lidah keduanya kelu. Hanya bahasa tubuh yang bicara. Remasan tangan pak Ratno pada payudara Rasti makin kencang. “Aaahh… Paak Ratno…” lenguh Rasti pelan. Lenguhan itu terdengar bagai perintah pada pak Ratno untuk terus mengeksplorasi tubuh Rasti. Jelas sekali keduanya kini sedang dilanda birahi yang tak terbendung.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ZuwsLQLIN
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡewBBc4gfJW
“Booss…” usik Adi lagi. Tampaknya dia makin panik saja melihat perkembangan yang terjadi ini.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxV6asY30S1
“Berisik lo ahh…!” Hardik pak ratno. “Sana berjaga! Kalian juga ngapain di sini, sana pergi…!” Ujar Pak Ratno pada Adi dan Tedi dan kawan-kawan. Rasti melirik Tedi dan teman-temannya, kepalanya mengangguk tanda dia menyetujui pak Ratno. Rasti menginginkan anaknya juga menyingkir dari situ.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkp1DKysRwa
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyBya5bknG
“Cepetan… Adi, lo ngapain masih diam aja… Jaga di luar…! Jangan sampai ada orang kesini!” suruh pak Ratno. Dengan tergopoh-gopoh Adi beranjak. Sementara Tedi dan kawan-kawan masih ragu untuk pergi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYbh6RInyQ
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYMT01FmJr
“Ma… mama…” Ucap Tedi pelan, sebenarnya tidak jelas juga tujuan Tedi memanggil Rasti, dia tahu apa yang akan terjadi tak akan bisa dicegah. Dan memang Rasti dan pak Ratno sendiri sudah tidak menggubris, lidah mereka kini berpagutan. Panas…!10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAum2rSWHHj
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99FKkiDA5T
Beberapa saat berpagutan, pak Ratno jengah juga melihat Tedi dkk yang belum juga beranjak. “Kalian juga pergi sana!” bentak Ratno mengusir mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvIQ7tVwIUL
“Udah sayang… keluar dulu… jagain Bobi yah?” kata Rasti ikut-ikutan. Pak Ratno sempat bertanya-tanya mendengar Rasti memanggil Tedi dengan sebutan ‘sayang’. Tapi itu tidak dipusingkannya lebih jauh.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBOJ4GPwID
Kata-kata Rasti jelas lebih ampuh buat Tedi. Terbukti Tedi dan teman-temannya langsung menyingkir kemudian. Tapi tetap saja, selain kemudian tetap berusaha mengintip pergumulan pak Ratno dan mamanya, Tedi juga ingin memotret mereka diam-diam. Pak Ratno dan Rasti yang juga menyadari itu kini sudah tak peduli lagi, ketimbang ngurusin ngusir Tedi dan kawan-kawan, mereka lebih memilih untuk konsentrasi dalam menikmati persetubuhan. Bagi teman-teman Tedi, ini adalah pemandangan yang mereka tunggu-tunggu. Mereka akhirnya bisa juga melihat secara langsung bagaimana ibu teman mereka yang cantik dan seksi ini disetubuhi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lSujJgZue
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ09H3QDQWEz
Pak Ratno yang nafsunya sudah diubun-ubun langsung menurunkan celananya, lalu merebahkan tubuh Rasti di atas kardus lusuh. Dia ingin menikmati wanita cantik ini secepatnya. Tanpa menunggu apa-apa lagi diapun menghujamkan penisnya ke vagina Rasti. Tidak terlalu sulit karena vagina itu memang sudah banjir sejak tadi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGvLxdnlDj
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjClZCxc1x
“Nghhh… pak….” Lenguh Rasti manja sambil memeluk erat tubuh pria itu. Pak Ratno sendiri sedang sangat menikmati betapa nikmatnya penisnya dijepit oleh vagina Rasti. Dia merasa seperti mimpi bisa menyetubuhi seorang model yang luar biasa cantik. Bagai ketiban durian runtuh.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ60CXCKO1YK
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiz24SCg8Jq
Sambil penisnya asik keluar masuk vagina Rasti, tangan pak Ratno juga tidak mau diam menjelajahi bagian tubuh Rasti yang lainnya. Payudara Rasti diremas-remasnya, mulut Rasti dikobel-kobel pakai jarinya. Rasti juga terus memandang sayu pada pak Ratno, membuat pria itu jadi semakin bernafsu pada dirinya. Rasti benar-benar melayani pria itu sepenuh hati layaknya melayani pelanggan-pelanggan royalnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiCPCtk25E8
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMUxMIBGRo8
“Ugh… Mimpi apa gua semalam bisa ngentotin model cakep kayak non… siapa namanya tadi?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBwQcJOg6lJ
“Ngghhh… Rasti pak…” jawab Rasti terengah-engah.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLrq3AM6mD
“Non Rasti cantik banget, nafsuin, he he he…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKm1JzCxG5
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYq51G7NAZ
“Mmhh… makasih Pak… tapi saya bukan model kok Pak…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEbvB5RTDS0
”Jadi benar non ini bukan model?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQlZsqqjDD3
“Iya… kan saya… sudah bilang dari tadi… ssshh… terus Pak…” Rasti menjawab dengan nafas terputus-putus sambil terus menikmati genjotan pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡelXrn9O6vg
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RlXCUXJk8
“Jadi non ini siapa?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpICVYQhP7f
“Saya… saya lonte Pak… ngghhh…” jawab Rasti terang-terangan.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8conuZct8u
“Hah? Lonte? Terus mereka itu?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Z4f7YXjHL
“Anak saya dan teman-temannya pak…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Hh6uM1lpQ
“Hah?” alangkah terkejutnya Ratno mendengar jawaban Rasti. Dia tentunya tidak habis pikir kalau wanita secantik Rasti adalah seorang lonte, terlebih para remaja tadi yang ternyata adalah anaknya dan teman-teman anaknya. Namun mengetahui hal itu pak Ratno malah semakin menjadi-jadi menyetubuhi Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4bIOTkodA
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vC6lxZWxc
“Terserah deh mau lonte atau apa, yang penting cakep.” ujar pak Ratno sambil membalikkan tubuh Rasti. Dia ingin menyetubuhi Rasti dengan gaya doggy. Gaya yang tidak pernah mau dilakukan istrinya. Betapa girangnya dia mendapati Rasti menurutinya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAJ5OSb9I2
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrUR9n7xjBQ
“Hihihi… ya udah pak dinikmati yah..” ucap Rasti manja. Merekapun lanjut bersetubuh dengan panasnya. Dengan gaya seperti itu pak Ratno terus-terusan meremas buah dada Rasti yang menggantung bebas. Sesekali mereka berciuman. Tedi benar-benar banyak mendapatkan momen yang luar biasa hot untuk diabadikan. Momen ibu kandungnya yag sedang digenjot security mall yang tampangnya tidak bisa dibilang ganteng.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUD9ADVPI7U
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnSdRjzjWL
Rasti juga sangat menikmati sensasi bersetubuh di tempat umum begini. Apalagi sambil ditonton oleh anaknya dan teman-teman anaknya, bahkan difoto segala. Dia merasa melayang-layang. Vaginanya terasa sangat basah mengapit penis hitam pak Ratno. Baik pak Ratno maupun Rasti betul-betul terbuai. Tanpa sadar mereka terus bersetubuh diringi suara tangisan Bobi yang kembali rewel.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLsepdOdpb
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTNnYAhCLe9
“Itu bayinya non kan? Nangis tuh…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCY4K5sei4
“Iya Pak. Sayang… kalian tolong jagain Bobi bentar yah…” ujar Rasti pada Tedi dan teman-temannya yang ia tahu masih asik mengintip di sana. Rasti malah memilih untuk menuntaskan birahinya dulu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8vi9RPJtH
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYOH5YzKht
“I..iya ma.” sahut Tedi. Pak Ratno nyengir dibuatnya, dan makin semangat menggenjot Rasti. “Aah… Lonte…” Racaunya berkali-kali.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡigiYYPFat7
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE5CltFUFsv
“Cepetan yah Pak…” ucap Rasti kemudian pada pak Ratno, dia tidak tega juga membiarkan bayinya rewel lama-lama. Pak Ratnopun benar merespon dengan makin mempercepat kocokan penisnya. Membuat tubuh Rasti makin melenting-lenting dalam pelukannya. Teman-teman Tedi sampai menahan napas menyaksikannya. Adegan yang fantastis!10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKvapOPH9I
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJMN1C6nGsN
“Gua a ahh sampai… terima nih peju… Lontee… Arggghhhh….” Menjelang klimaksnya pak Ratno makin dalam menancap vagina rasti, dan Rasti sama sekali tidak berupaya melepaskan diri. Justru pak Ratno merasa Rasti balas menekankan tubuhnya ke belakang seakan ingin penis pak Ratno menancap lebih jauh hingga ke rahimnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZy2aeehSGX
Crooootttt……. Tubuh pak Ratno kelojotan dilanda orgasme yang rasanya berkali-kali lebih nikmat dengan menyemburkan seluruh pejunya di liang Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhEWBzYzUr
“Shhhh… Pak….” Rasti memejamkan mata meresapi tiap tetes orgasme pak Ratno yang deras menerjang rahimnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4224N2hEl
Mereka klimaks bersamaan. Lagi-lagi Rasti menampung pria yang entah siapa begitu saja di dalam vaginanya. Benih-benih dari sang security menyemprot dengan bebasnya ke vagina ibunya Tedi itu, yang mungkin saja akan menjadi anak nantinya. Baik Tedi maupun teman-temannya dibuat terpesona melihat pemandangan ini. Hanya dengan menonton saja rasanya mereka ingin muncrat. Tedi tentunya tidak lupa untuk mengabadikan momen itu, terlebih ekspresi ibunya yang sedang dilanda orgasme.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKBNifSM33
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRM4W4ugGb0
“Ughhh… makasih yah non… bolehkan kapan-kapan lagi, hehe…” Ucap pak Ratno setelah mereda, namun masih sedikit terengah-engah.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkZvCs7C8g
“Kalau selanjutnya sih bayar pak, hi hi hi hi…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMn6GMwEaP
“Ah, si non gitu… iya deh bayar, tapi kasih diskon yah non, kalau bisa 100% he he he,” ucap pak Ratno seenaknya. Rasti hanya tertawa cekikikan mengiyakan saja omongannya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBISGLM1oWw
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfyZ1sH2ifr
“Woi Di! Sini lo!” panggil pak Ratno pada Adi yang betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik menjaga keadaan di luar.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsYJyxIH2G
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemej50q3IA
“Ya bos?” sahut Adi sambil masuk ke dalam.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡatBMknwtaO
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnz4yBsXpS1
“Cicipin nih lonte cantik, mumpung gratis.” suruh pak Ratno sambil melirik Rasti. Pandangan mata Rasti tak menunjukkan keberatan sama sekali. Tapi Adi sendiri justru terlihat ragu-ragu dan takut. Dia tidak sebejat pak Ratno. Adi benar-benar takut ketahuan meskipun celananya juga sangat sesak karena mendengar suara lenguhan dan desahan sedari tadi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8SDQTCd6AJ
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFAgye4k2un
Di luar dugaan Rasti malah mempersilahkan bahkan menyemangati pemuda itu. “Ayo mas Adi… kalau mau gapapa… Kapan lagi lho? Besok ga bisa gratis lho.. hi hi hi…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlWkI0tMd2e
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrynauvOuNs
“Ayo, tolol lo rejeki ditolak… sok jaim banget sih lo, kapan lagi seumur hidup lo bisa ngerasain cewek secantik ini? Goblok lo…!” ujar pak Ratno kesal.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq3GjfwwxTs
Justru Rasti kemudian yang beranjak dan menghampiri Adi, meraih tangannya dan menariknya pelan dan menggoda. “Yuuk mas Adi… pak, kayaknya mas Adi ini malu kalo diliat, pak Ratno gantian jaga deh…” goda Rasti lagi. Namun di luar dugaan Rasti, ternyata Adi benar-benar masih kuat imannya. Hal itu sungguh membuat Rasti kagum padanya. Dia tidak ingin memaksa juga.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzlZyyVZyy8
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCP2tVm17Dz
“Goblok lo Di!” maki pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkgAuXDq7L
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZGMRKwITKN
“Ya sudah kalau mas Adi gak mau, tapi kalau suatu saat mas pengen datang saja ya ke rumah saya… Nanti saya kasih layanan spesial gratis deh untuk mas Adi.” ujar Rasti kemudian. Dia lalu mengambil pena dari saku kemeja security itu dan menuliskan alamatnya di telapak tangannya. Namun justru yang semangat adalah pak Ratno.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUR26mfCvzJ
“Eh, jangan lupa diinfokan ke manager-manager mall juga, hi hi hi…” lanjut Rasti kemudian promosi. Tentunya kalau pada manager Rasti akan meminta bayaran.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeu02Rdp58J
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RuALtluqG
“Eh, i..iya” jawab Adi gugup. Sungguh membuat Rasti gemas terhadapnya, sampai-sampai Rasti mencubit pipi Adi.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRczxwRMZDn
“Ya udah.. mas Adi dan pak Ratno balik kerja gih sana.”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZSmI36hMR
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5SZgPCWGLk
“Iya non, ah.. lo goblok Di…” Pak Ratno masih saja kesal dengan sikap culun Adi. Kedua security itupun meninggalkan mereka.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpyTH2ZQ8zH
“Makasih ya pak Ratno… Rasti tunggu di rumah ya…”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWgVTXeehzO
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeIi099dq76
Fiuhh… Leganya Tedi. Rastipun juga ingin segera pegi dari sana. Bisa-bisa bakal ada orang lain lagi yang lewat, gak bakal ada habisnya nanti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrWwbuEksFh
“Sayang, ambilin selendang Mama dong…” Pinta Rasti.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ70lliLl7O5
Namun Tedi tidak bisa menemukan selendangnya.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLX9j4bvLN
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMh3rOLhx46
“Selendang mama tadi mana sih?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqDMOWbyYy
“Hah? Emang ga ada tergeletak di situ… Duuh, kemana ya?”10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HtsVA3aEh
10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw5QviG0d5I
“Hilang tante? Duh… gawat tuh…” ujar teman-teman Tedi pura-pura tidak tahu.10533Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZY1JUrqJKW
Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
