x

Escape from Mall…………………………..5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyTjwJtnaf
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5uApdF3coz
“Jadi gimana dong? Masa tante harus kembali ke parkiran telanjang bulat gini sih?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCJ3Cy3QTE
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAagIBla9tG
“Ya mau gimana lagi tante… selendangnya gak ketemu sih…” ujar teman-teman Tedi santai masih berpura-pura tidak tahu. Mereka memang tidak punya niat untuk mengembalikan selendang itu. Mereka ingin mengisengi ibu teman mereka ini. Sungguh kurang ajar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6EN4DWcupW
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSEVZDGlya
Rasti sendiri juga curiga kalau teman-teman Tedi itulah yang menyembunyikan selendangnya. Meskipun kalau memang merekalah pelakunya, Rasti malah memilih untuk mengikuti permainan mereka ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFA4LikfjIu
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQN7zcwHxmX
Mereka kemudian berembuk bagaimana mencari jalan keluar yang aman bagi Rasti. Sebagaimana banyak mall lain, tiap lantai di mall ini ada tempat parkir mobilnya. Di lantai tempat mereka berada, pintu keluar ke tempat parkir lantai itu hanya berjarak 10-15 meteran dari komplek pertokoan yang kosong itu. Akhirnya disepakati solusinya Rasti ditinggal di situ bersama Bobi, sedangkan Tedi dan teman-temannya turun mengambil mobil yang diparkir di basement untuk di bawa ke lantai atas. Untunglah Tedi sudah bisa nyetir.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAeOKsMfKuA
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡspF5aes5zm
Saat Tedi dan teman-temannya pergi, Bobi mulai rewel. “Cayaaangk… bentar ya kak Tedi sedang pergi ambil mobilnya buat jemput mama ke atas. Duh, kamu haus ya… maaf ya tadi susu mama masih dibuat mainan sama pak satpam. Hi hi hi… Yuk mimik susunya sekarang…” Sungguh cara seorang ibu becandain anak yang tidak lazim. Tapi bagaimana lagi, itulah Rasti yang sekarang merasa sexy sekali telanjang di situ sendirian, menyusui bayinya, sementara di seberang sana dia bisa mendengar sayup-sayup orang yang berlalu lalang. Ada desiran-desiran perasaan di dalam dadanya yg susah dideskripsikan. Berdebar-debar, waswas, tegang, excited, bangga, malu, sensual, dan sebagainya campur aduk menjadi satu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCvjNHCpyC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡllrE7DlIWw
“Tedi sama teman-temannya kok lama sih… duh…” pikir Rasti gemas setelah 15 menit berlalu. “Pasti mereka sengaja berlama-lama... Paling ini juga bagian dari fantasi mereka. Dasar!” Tebak Rasti. Ya, Tedi memang sengaja meninggalkan ibunya sejenak bertelanjang bulat di tempat ramai sendirian. Teman-teman Tedipun terpuaskan fantasinya mengisengi ibu teman mereka yang seksi itu. Untunglah memang di situ sangat aman. Rasanya tidak akan ada pengunjung yang masuk ke kompleks pertokoan yang jelas-jelas masih kosong itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyiezsdrZfd
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbE6HcWqWL
Bobi cuma sebentar menyusu, dan kini dia sudah tertidur di gendongan rasti. Gara-gara Tedi tidak datang-datang, perasaan campur aduk yg dirasakan Rasti tadi makin menjadi-jadi. Rasti kemudian iseng-iseng jalan melenggak-lenggok di lorong pertokoan kosong itu bak peragawati. Berpose-pose di depan kaca toko yg besar-besar itu dengan gaya binal, mengekspos payudara dan selangkangannya sambil berkhayal jadi model porno. Rasti merasa geli sendiri dengan tingkah konyolnya itu. “Ah dasar kurang kerjaan,” cibirnya pada diri sendiri.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIbSqvngAl
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIg49gHDHB3
“Duuh Tedi lama amat sih... tega banget sama mama... kalo mama ketahuan orang trus diperkosa rame-rame gimana coba? Iih jangan-jangan kamu malah kegirangan ya sama temen-temenmu? Dasar... kayak tadi kamu seneng kan mama diperkosa pak satpam?” Rasti mulai ngomong sendiri dalam hati. Membayangkan persetubuhan yang baru saja dilaluinya Rasti jadi senyam-senyum sendiri. Ah, malah jadi horni lagi dia sekarang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2805BjFq8
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgt2yzis7c
“Duh, Tedi.. mama dingin nih…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVF4EZC26Qs
“Pak Ratnooo... sini dong entotin Rasti lagi... Hi hi hi……” Pikiran Rasti mulai liar tidak jelas, dan dia menertawakan dirinya sendiri juga. Rasti mengintip-ngintip ke seberang mall. Aah, sekarang di sana terlihat sepi juga... tidak dilihatnya pengunjung lalu lalang. Lantai atas ini memang pada dasarnya belum full beroperasi, jadi jarang pengunjung yang naik.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZZdk6Uxlg
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88sWN0A861
“Kayaknya asyik kali ya kalau jalan kesana, belanja-belanja sambil bugil. Pasti heboh banget, hi hi hi…” Rasti mulai berkhayal sambil melangkah keluar komplek pertokoan itu dengan bergaya, tapi... langsung lari masuk ke dalam lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Jyp9elxha
“Hi hi hi... ga jadii...” Rasti excited sendiri kayak anak-anak sedang main petak umpet. Kemudian ngintip-ngintip lagi. “Kayaknya sepi deh... kayaknya kalo jalan keluar sampe atrium aman.” Rasti berjingkat keluar, tapi sudah sampai keluar setengah jalan menuju atrium, dilihatnya orang di seberang atrium, Rasti pun buru-buru lari masuk lagi. Tingkah dan ekspresinya yang malah kegirangan sungguh sangat menggemaskan. Ya, bagaimanapun Rasti memang masih sangat muda, masih suka main-main, bercanda, serta konyol-konyolan seperti remaja.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS7OWRAp8Nr
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzssb2V5yd
“Aah payah… Ah penakut... Ayo keluar...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALbRThWdPd
“Gilaa Ah...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs5eoXTkWBn
“Paling-paling dikira orang gila trus dilaporin satpam...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrP0BfzGzY
“Ketemu pak Ratno lagi dong?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNR9Jmqm3lG
“Iya...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMubGsHJ0x2
“Dientot lagi dong...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC1DRLRizxd
“Ihh… asyik kan?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2SboqBjrhd
“Aah nggak Ah, Pak Ratno mah jelek... mas Adi itu lho yg nggemesin.”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrozBg5hXcC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4SWZV4NS5j
Rasti malah jadi berdebat dengan diri sendiri. Konyol. Untung kegilaan Rasti cuma berakhir di khayalan yang ngaco gara-gara kurang kerjaan. Tapi membayangkan aksi itu memang menjadi keasyikan tersendiri bagi Rasti. Libidonya naik.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx17xNEL5HW
“Huhh… puas kamu Tedi ngerjain mama kayak gini? Bandel deh kamu...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCwpkSyMBmH
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VDKGlnqai
Tiba-tiba, glek!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ONhX4iXH6
Di tengah Rasti asyik mengintip dan berkhayal, dia melihat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti sesaat. Gawat! Sekelompok orang datang dari bawah dan begitu sampai di lantai itu, mereka langsung berjalan menuju ke arahnya! Mereka bukan pengunjung mall! Tampaknya para tukang yang mengurusi pengerjaan pertokoan kosong yang memang tampak belum selesai itu. “Aah, kenapa mereka mulai ngerjainnya siang-siang begini? Aneh sekali...” Pikir Rasti panik. Tapi yang penting apa yang harus dia lakukan? Di tengah panik Rasti malah menghitung-hitung jumlah tukang itu. Duuh… Ada sekitar 9 orang! Darahnya berdesir. Tubuhnya seketika menghangat. Sungguh sensasi yang susah digambarkan. “Aduuh... gimana nih, Tediii... tolong Mama!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8H2xxNC98
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKKEJHCwDT
Saat-saat genting Rasti akhirnya mempunyai ide. Dia akan pura-pura pingsan!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfSunA6f5i
“Ya…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmL2BIMW7u
“Haah, ide macam apa itu?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFU8R18py5
“Biarin... emang ada ide lain?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTQdXjKaUe
“Lari aja…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR7Km9Z9GLd
“Lari ke mana?!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFdWcWwLkR
Lagi-lagi Rasti berdebat dengan diri sendiri. Secepat kilat Rasti ambil posisi di atas kardus tempatnya dientot oleh pak Ratno tadi, Bobi ditaruh di sebelahnya di lantai.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUJHPjUxVi8
“Maaf ya sayaang.. bentar aja kok.” Ujar Rasti pada bayinya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmICXoFBREQ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljRD16VnKz
Para pekerja itu makin dekat dan akhirnya benar-benar masuk ke komplek pertokoan itu. Alangkah terkejutnya mereka mendapati sesosok wanita bertelanjang bulat tergeletak dengan bayi di sampingnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNoPiuPzgJ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjGTH5qa4C
“Wow!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYp8h4YSLR
“Wiih Siapa nih?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbzvrYRkya
“Kenapa dia?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrcMmjvsHUg
“Wuih cantik coy!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1OlxuaunIT
“Buset bening...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW4wAZ15btD
“Itu bayinya?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHTazZyyC3
“Masih hidup nggak tuh??” Mereka berkomentar macam-macam melihat keadaan ini. Rasti hanya bisa mendengarkan sambil berdebar-debar. Dadanya serasa digedor-gedor dari dalam. Dia merasakan ada yang mendekat dan… Tiba-tiba dia merasakan kakinya diraba-raba. Seet… Rasti menelan ludahnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3kBnAmUD9t
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2D3iYVyvt5
“Mulus bro...!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8XyWdV7XMg
“Gilee... ga nahan…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9u0bP32Dc
“Anjriitt, sumpah beneran cantik ternyata…!” Ujar si peraba itu yang kini menyibak rambut yang menutupi sebagian wajah Rasti. Dia kini melihat jelas wajah Rasti yang elok. Satu tangan lagi dirasakan Rasti meraba kulit mulus kakinya dan menjalar sampai ke paha Rasti. Benar-benar bimbang Rasti dibuatnya, detak jantungnya berdebar makin keras. Haruskah dia bangun sekarang?5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy990zMKWr3
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHn9tizecjj
“Heeh apa ini??” tiba-tiba terdengar suara lain yang lebih berwibawa.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTRu4yvR71
“Eeeh.. ng nggak bos… ii... Ini boos...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4Nld78GcA
“Hah? Siapa dia? Kenapa kok tergeletak disini...?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwWvn9WePPl
“Yaa ga tau bos, kita datang udah kayak gini keadaannya...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDdMU2YECG
“Itu bayinya?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcR7LAmUQB
“Ya kemungkinan... bayi siapa lagi? Gimana nih bos?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYducutuWd
“Ambil bayinya, gendong dulu... kasihan..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh1LXiFVuc9
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMNAdJi1le
Rasti lalu mendengar langkah kaki menghampirinya. Lalu... set, dia merasakan tubuhnya ditutupi dengan sesuatu kain!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPDTZjRXdb3
“Non... non...” ujar pria itu berusaha membangunkan Rasti. Inilah saatnya. Rasti harap rencananya berjalan lancar!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbQBxK9WDq
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQVMg2u4ts
Rasti pura-pura terbangun dalam kekagetan, celingak-celinguk, kebingungan, ketakutan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7S5SYe50FQ
“Aahh...! Kyaa...! Siapa kalian?? Ini dimana....?? Tolong...! Bo... bobiii... bobi...!” Pekik Rasti bersandiwara.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nV3kLJLcC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgp826SFoYB
“Tenang non, tenang… tenang… non aman...! Kami bukan orang jahat!” Si suara berwibawa yang dipanggil bos itu dengan sigap membekap mulut Rasti, tapi dia berusaha tidak sampai menyakiti Rasti. “Non aman! Tenang dulu.... siapa Bobi?” Ucapnya meyakinkan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hYPQyL5Xv
“Anak saya!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrD7quuVJwc
“Ini Bobi?” orang yang dipanggil bos itu kemudian menyodorkan Bobi pada Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrGaZMIXBo
“Jangan khawatir.. Dia juga aman...” ucapnya menenangkan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68cmPXeyQG
“Bobii...!” Rasti meraih bobi dan mendekapnya. Otomatis kain yang menutupi tubuhnya yang ternyata adalah sebuah jaket terlepas dari tubuhnya. Rasti tidak peduli. Dalam hatinya Rasti sangat menikmati ini. Telanjang bulat dikerumuni banyak pria asing tak dikenal.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwPaTRvCWk
“Wow..” gumam para pekerja itu. Glek... jakun, mereka naik turun melihatnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6Es8K66RF
“Non kenapa disini? Telanjang begini, apa yg terjadi?” Kata si bos yang kini Rasti mencermati wajahnya. Kharismatik juga. Rasti cuma menggeleng-geleng cepat, pura-pura bingung.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIcoGwovosL
“Ambilin minum!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX8meYDnCpc
“Iya bos.. ini.. bos.”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1xgkUMKxp
Rasti menerima minum yang ditawarkan. Saat Rasti minum, si bos menutupi tubuh Rasti kembali dengan jaketnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5h6eqHjiu7
“Non bisa ingat-ingat tadi sebelum pingsan, non sedang apa? Sama siapa?” Rasti celingak-celinguk berlagak bingung mencari sesuatu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWwzwiMYdFm
“Kami tidak menemukan apa-apa bersama non di sini selain anaknya non... ee.. Bobi ya namanya...? Tapi tidak ada pakaian, tidak ada tas, atau apa pun lainnya...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSOAjXtbshu
Rasti makin terisak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTntAw4BSmQ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMFT6hRNI6d
“Duh, actingku lumayan juga. Hihihi, bakat nih” dalam hati Rasti memuji diri sendiri.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHlWS0D2aN
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGilhgPZq4
“Wah kasihan nih... kayaknya korban perkosaan dan perampokan...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Qt3Eo2PQy
“Gila... tega bener pelakunya...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdmP5T41rQl
“Tapi lumayan juga ya, si non nya cantik bener...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dfX95jzLP
“Anjrit, beruntung pelakunya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5jTQWhDAOM
“Hushh! Parah lo… denger tuh si non nya…!” terdengar para tukang itu berbisik-bisik. Rasti yang mendengarnya jadi geli-geli bangga dalam hati. Padahal barusan dia bukan diperkosa, tapi malah dia yang berinisiatif mengajak kedua satpam tadi bersenggama. Dia juga sangat senang dipuji-puji cantik oleh mereka. Dasar Rasti binal.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡISSXhxQMuZ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlAJcSTPuX
“Udah, panggil security! Suruh hubungi polisi sekalian!” Ujar si bos mengambil keputusan. Rasti yang mendengarnya jelas malah panik.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTbwLCQTwYJ
“Jangaan paak… please jangan! Ga usah...!” Cegah Rasti cepat. “Saya malu pak... sudah saya ga apa-apa...” Rasti mencoba berdiri masih sambil membawa Bobi di gendongannya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHipnxyWzF2
“Eit... pelan-pelan non... jangan bangun dulu...” Si bos berusaha mencegah tapi Rasti tetap ingin berdiri. Akibatnya jaket yang hanya diselampirkan di pundaknya itu melorot lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1zcyXoGg4s
“Woow...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZf8lygHtKI
“Ihiiy…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedevq1wV4p
“Ga bosen-bosen nih…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq29y4asbwD
Riuh suara pekerja itu membuat si bos geleng-geleng kepala.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpuR9142KP
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQb5l1no5sC
“Aduh,” keluh Rasti, tapi sejatinya di dalam hati teriak, “yes!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzYuAMnxgr
Si bos kemudian buru-buru memakaikan jaket itu lagi. Rasti pasif saja menuruti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBTyDufAVcX
“Aah si bos niih...” gumam para pekerja itu lagi kecewa, mereka tentunya ingin terus menikmati pemandangan indah tubuh Rasti yang polos.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQ4eskTZKp
Karna tangan rasti mendekap Bobi, jaket itu lagi-lagi hanya bisa ditaruh di pundak Rasti. Jadi bagian depannya masih terbuka, termasuk bulu-bulu halus di selangkangannya terlihat jelas. Bahkan cairan kental yang mengalir dari vaginanya juga disadari oleh para tukang. Sungguh seksi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcueGqScDyx
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLIhtMXuMC
“Wah bener korban perkosaan nih... kasihan ya...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9vAtlIndQa
“Kasihan apa pengen?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNwPgBp7Yv
"Gimana lagi coy... kasihan sih, tapi... seksi juga..." Di saat seperti ini Rasti malah semakin berbunga-bunga dibicarakan seperti itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVlSBS9yb8R
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2dmxCKFrjz
Si bos yang mendengar ucapan mereka menghardik para pekerjanya. Dia lalu menyuruh salah satu dari mereka membelikan pakaian dan sisa pekerja lainnya dia suruh keluar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07aUwLBhgM
“Huuu...” koor protes para pekerja itu terdengar kompak. Si bos mendelik kesal pada tingkah anak buahnya itu tapi Rasti tertawa geli dalam hati. Puas sekali. Aah, andai bisa lebih lama. Bahkan Rasti membayangkan akankah dirinya akan dijadikan ajang pelampiasan nafsu oleh tukang-tukang itu? Brrr... menggigil sekaligus berdebar-debar Rasti membayangkan dirinya digangbang mereka semua. Rasti kemudian mengamati fisik si bos lagi. Kulitnya hitam penuh tatto, badannya kekar, kumis tebal menghiasi wajahnya menambah kesan macho. Meski beberapa uban tampak di rambutnya yang masih lebat, rasti menaksir umur si bos paling baru awal 40an. Wajahnya tidak tampan, tapi juga tidak jelek-jelek amat. Aah… Rasti jatuh hati pada si bos ini. Rasti memang gampang banget kesengsem pada pria. Dan kalo sudah kesengsem ya tubuhnya rela diberikan tanpa syarat, hihihi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyU9T6lKML2
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnR6r5iNM9
Singkat cerita Rasti kini di dalam sebuah ruangan salah satu toko kosong di situ, bersama si bos dan 2 orang pekerja lain yang tampaknya juga senior di antara yang lainnya. Tapi kedua pendamping bos itu lebih banyak diam. Para pekerja lain berada di luar ngintip-ngintip di balik kaca. Rasti diinterogasi, dia kini sudah memakai daster minim yang terbuka di bagian pundaknya, hanya menggunakan tali tipis yang diikat. Bahkan Rasti tidak dibelikan pakaian dalam sama sekali! Tadinya si bos memarahi orang suruhannya yang membelikan baju seminim itu. Tapi Rasti meyakinkannya bahwa dia tidak apa-apa dan mengucap terimakasih berkali-kali.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZto83Frzq
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNiPCh6yFWT
Rasti cerita panjang lebar dengan cerita dan acting yang meyakinkan. Satu sisi mengiba, sisi lain berusaha menampakkan ketegaran. Dan si bos tampak sekali empati padanya. Rasti sendiri kaget dia bisa spontan mengarang cerita perkosaan dan perampokan fiktif itu dengan lancar. Dia jadi berulang kali memuji diri sendiri dalam hati. Rasti juga menceritakan alasannya kenapa dia tidak mau dilaporkan polisi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnkI0VLDgIW
“Tapi saya benar-benar tidak ingin ada polisi pak… Benar… Pertama, saya sekarang sangat malu… Ta… tapi… ee, lagian saya bersyukur juga ga sampe disakiti pak…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqTDsYUza5e
Si bos yang mendengarkan manggut-manggut, tapi Rasti masih menangkap kegusaran nampak di wajahnya. Merasa belum cukup, Rasti pun melanjutkan argumennya, “Dan… ee, harta saya yang hilang tidak seberapa pak… Saya tidak membawa uang tunai banyak, tidak ada kartu kredit atau ATM, dan saya juga tidak memakai perhiasan… Ma… Makanya… Saya sangsi polisi akan berbuat banyak. Saya yakin juga polisi pasti tidak akan mampu menangkap orang yang… yang… mem… perkosa saya…” Ucap Rasti tersendat. Tenggorokannya tercekat. Meyakinkan!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVpO1pkc48
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZVNQUZa8N
“Saya memilih melupakan semuanya pak…!” Pungkas Rasti sambil berusaha setragis mungkin.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RQuMNkUkx
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMbP0elNXo
“Tapi.. non yakin…? Non rela? Pemerkosa itu harus dihukum… enak sekali dia bisa jalan bebas, pasti dia bakal nyari korban lain!” ujar si bos geram.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3X5vJbEZMp
“Mana ada perempuan yang rela diperkosa, tapi saya pesimis dengan kerja polisi pak… maaf, saya juga ga mau repot. Udah malu… ga ada hasilnya… apalagi kalo sampai masuk berita… memang kesal sekali pak, tapi ya mau gimana lagi… sudah nasib…!” ucap Rasti berkaca-kaca. Si bos manggut-manggut, sebagai mantan preman dia juga paham bagaimana cara kerja polisi yang memang tak bisa diharapkan untuk kasus-kasus ‘kecil’ seperti ini. Si bos benar-benar larut ke dalam cerita Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRUf17XpEh
“Ya udah kalo gitu non saya antar pulang…?” Tawarnya simpatik.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxPPYkhYkO
‘Duh mau bangeeet’, ucap binal Rasti dalam hati. Tapi tentu bibirnya berkata lain.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7PQIgE2RCF
“Ee ga usah pak, saya sebenernya ke sini sama anak saya yang lain dan teman-temannya. Tapi kami berpisah, mereka main-main sendiri tadi…” Rasti melirik jam dinding.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMzS99IZZZ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡElPQ1opUQV
“Mustinya sebentar lagi mereka akan ke atas mencari saya... Eee… Saya bawa mobil pak… Oh ya… pak… saya juga akan sangat malu kalau anak saya sampai tahu apa yang terjadi pada ibunya… kasihan juga... ee… ja di…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGcsRadZL8
“Non ingin dirahasiakan ke anak non juga…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr59k16zWge
“Iya pak, saya malu, anak saya juga pasti… dia pasti akan sangat terpukul… dan… ee…” Rasti pura-pura kalut dan kebingungan. Si bos yang melihat itu jadi makin iba, apalagi paras Rasti yang jelita membuatnya menaruh hati.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDQFtr29ob
“Oke non… saya paham. Menurut saya sekarang yang penting non pulang dan menenangkan diri dulu, kalaupun nanti non ingin mengambil keputusan atau langkah apapun, jika butuh bantuan saya siap membantu.” Ucapnya tulus.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZYTncnFV7
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZwJVZGSli
----------------------5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpVMc2phtr
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb1rsoDCsmL
Begitulah akhirnya Rasti lolos dari masalah itu. Rasti sebenarnya sudah siap mental jika harus kegangbang lagi oleh para tukang-tukang itu, tapi hidup bukanlah seperti cerita-cerita panas di forum cerpan 64.237.43.945037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhcN4dIJol
Ya, ternyata ada si bos yang fisiknya preman tapi hatinya baik. Dan… Rasti jatuh hati padanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ85W1ZqBkW4
“Ba.. bapak sudah menikah? Sudah punya istri…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLeo4X38CcV
“Ee… ng.. saya sudah bercerai… kenapa tanya itu?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4AUQXjjVr
“Mm, ng..gak, soalnya bapak baik banget sama perempuan… makasih ya pak...” Rasti menghadiahkan senyum super manisnya. Laki-laki manapun pasti blingsatan mendapatkan senyuman Rasti yang dahsyat. Tak terkecuali si bos yang dari tadi sok cool ini, tapi sebenarnya dari awal juga sangat mupeng mengagumi kecantikan Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsIEh8WIez
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6jHgpUNnVT
Rasti memberi alamat dan nomor telepon pada si bos dan memintanya datang ke rumah kapan-kapan. Rasti berniat ingin ‘membalas’ kebaikannya, juga mengganti baju yang dia belikan. Meski si Bos berulang bilang bahwa baju itu tidak usah diganti, Rasti ngotot meminta dia datang ke rumah. Rasti ingin 'balas budi'.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjTi5bJMnYR
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFqX18aMqql
Di sisi lain lantai itu, Tedi dan teman-temannya dari tadi sebenarnya sudah datang, tapi melihat banyak tukang berkerumun di komplek tempat Rasti sembunyi, mereka langsung ngumpet di pojok mall sambil mengintip penasaran. Ya, mereka bukan mengintip cemas akan apa yang terjadi pada Rasti saat itu, tapi lebih ke mupeng membayangkan Rasti sedang digangbang oleh para tukang itu. Mereka juga sibuk berpikir bagaimana caranya bisa ngintip lebih dekat supaya benar-benar bisa menyaksikan adegan yang saat itu hanya bisa mereka bayangkan sambil menahan konak. Setelah beberapa saat gelisah di pojok mall itu, mereka melihat Rasti keluar diantar oleh salah seorang tukang, kemudian Rasti membungkuk-bungkuk pada semua tukang, tampak seperti hendak pamit dan mengucapkan terima kasih. Makin mupenglah Tedi dan teman-temannya. Melihat pemandangan itu, dugaan mereka bahwa telah terjadi gangbang makin kuat. Tedi pun kemudian langsung lari menuju Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg4lOOWe8m4
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2M3u4X7pA
“Maa…” panggil Tedi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZGPQPeLlM
“Aah… itu anak saya dan teman-temannya pak… mari… te… terima kasih…!” ucap Rasti pada si bos dan para tukang yang lain lalu bergegas menghampiri Tedi sebelum Tedi sampai. Rasti memeluk Tedi erat karna berpikir bahwa si bos dan para tukang itu masih memperhatikan dirinya. Tedi sendiri kikuk dan bertanya-tanya kenapa Rasti tiba-tiba memeluknya erat.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1cI9XZKjgo
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QTlFfAJRF
--------------------------------------------------------------5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kao70wNQJ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡav9gFJFiiS
Kini, mereka semua sudah beranjak pergi dari mall itu dan kembali berkendara. Tapi Rasti masih memakai daster minim pemberian si bos tadi. Tedi dan teman-temannya pun tidak peduli, mereka seakan lupa bahwa seharusnya hari itu Rasti wajib bugil sepanjang perjalanan. Ya, kini pikiran mereka dipenuhi dengan pertanyaan apa tadi yang terjadi antara Rasti dan para tukang itu tadi di mall.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF0TiHyF1wg
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriAKWIAkxy
“Ma...tadi itu gimana ceritanya?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNZUOkCCR1
“Iya tante.. cerita dong...?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5yBS8IkrS
“Tante diperkosa sama tukang-tukang itu?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzjQfif19x
Tak tahan penasaran, beragam pertanyaan pun terlontar dari mulut Tedi dan ketiga temannya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBLLwC41bL
Tanpa menjawab, Rasti senyum-senyum sendiri. Aah, bikin gemas mereka saja!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxLN5eGehym
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6QAgHEVof1
“Tante digangbang! Duuh sayang banget ga lihat…” celetuk Romi. Rasti tergelak, mencubit teman Tedi itu. “Dasar kamuu… mesum melulu pikiranmu itu lho.. parah…!” Cibir Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmjyvWh2GjH
“Makanya cerita dong…?” ucap Romi nyengir.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymOavDhKYN
“Kalian sih nakal, ninggalin Tante sendirian di sana... Huuh...!” Rasti pura-pura merajuk, tapi sejurus kemudian mengerling pada mereka sambil tersenyum menggoda, “Emangnya mau tau aja atau mau tau banget?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRKokky2Pb
“Mau tau bangeeettt!” Keempat remaja itu menjawab kompak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vg6yjGm0S
Rasti tertawa.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡehivAVXIZo
“Hihihi, ya udah kalo gitu kita pulang ya? Nanti cerita di rumah…” Rasti tidak ingin merusak khayalan mereka kalau sebenarnya dia tidak diapa-apakan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9TKcmTEsAN
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XKgnKIKsi
“Iih gak bisa gitu dong ma, petualangan kita belum selesai nih...” Protes Tedi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH3UhjNyXd4
“Hihi, ya udah kalo gitu ceritanya nanti yah? Hmmm… Gimana sayang? Jadi ke tempat itu?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfXObm40Ps
“Ya jadi lah ma... dah disiapin kan?” Jawab Tedi. Riko, Romi dan Jaka pun saling berpandangan. Tampaknya Tedi dan Rasti ternyata sudah merencanakan dan menyepakati tujuan keduanya ini sebelumnya, dan mereka tidak diberitahu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo0cRovcHHc
“Ted, kita kemana nih sekarang…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQTOHmE8cT
“Lihat aja ntar…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUEYoHJFVu
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqoV6WZah9V
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBqenZqLEW
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡheiyoNiw4p
The slums old man………………………………………....5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡju2anaDEGo
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdb4LWOnBR
Mereka meluncur ke daerah pinggiran. Tidak terlalu jauh, sehingga waktu tempuhnya memang tidak lama. Tapi daerah yang dituju itu benar-benar sudah ‘pinggiran’ kondisinya. Ya, kumuh lingkungannya dan miskin penduduknya. Sebuah pemukiman di bantaran sungai yang sudah mendekati muara ke laut utara. Daerah ini hampir menuju desanya pacar Rasti semasa SMA dulu. Tapi daerah ini sangat miskin. Sebagian penduduknya ada yg jadi nelayan, tapi bukan pemilik kapal, hanya jadi awak kapal saja. Sebagian lainnya mengemis di jalan. Tidak jarang juga yang terjerumus kriminalitas, jadi maling sampai begal. Yang paling mending jadi kuli bangunan. Bagaimana dengan kaum perempuannya? Sebagian dari mereka melacur seperti Rasti, dan bagi keluarganya itu adalah mata pencaharian yang lumrah. Tapi jangan ditanya bagaimana kualitas pelacur di daerah ini. Dapat yang muda saja sudah untung, karna kebanyakan pelacur disini tua-tua! Tidak jarang usia kepala 4, bahkan ada yang kepala 5 Alias hampir jadi nenek-nenek! Ironis memang. Begitulah gambaran daerah kumuh ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcTMIP8RSC3
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrtXTTF9Ua
Rasti dan Tedi sudah punya info tentang daerah ini sebelumnya, di desa ini mereka mengunjungi sebuah bangunan rumah yang difungsikan menjadi semacam panti jompo. Bukan hanya penampungan orang tua, tapi dulu tempat itu juga sebagai penyalur dana santunan, ada kalanya juga menjadi tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan, termasuk juga menangani kesehatan para lonte, mendidik mereka tentang PMS, obat-obatan, kontrasepsi, dan sebagainya. Dulu yang mendirikan adalah sebuah LSM, tapi karna minimnya dana, juga kucuran donatur yang mandeg, LSM itupun bubar dan rumah itu menjadi tak terurus. Sekarang terbengkalai, hanya ada 1 atau 2 mantan anggota LSM itu yang mengabdikan diri mengurusi rumah itu. Mereka rutin mengunjungi dan mengurusi segala keperluannya. Tapi terbatas sekali yang bisa mereka lakukan. Dan juga tidak bisa setiap hari mereka datang, paling banter seminggu sekali itu sudah untung. Pernah 2 bulan lebih tak ada kunjungan sama sekali.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBQH5Ckuz5
Rumah ini sampai sekarang masih digunakan, paling tidak sebagai base camp jika ada bantuan. Sehari-harinya rumah ini dijadikan tempat nongkrong para orang tua, main catur, kartu dan sebagainya. Tapi tidak hanya nongkrong, ada juga beberapa kakek yang tinggal di situ, menghabiskan masa tuanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6ZX04l6Oz
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNymc9FkbN6
Dokter pribadinya Rasti termasuk yang pernah berhubungan kerja dengan LSM ini dulunya, Rastipun tahu info ini dari dokternya itu. Lalu apa yang direncanakan Rasti dan Tedi dengan mengunjungi tempat ini? Beramal! Itu ide Tedi, dan Rasti menyetujuinya dengan antusias. Ya, Rasti di sini bermaksud menyumbangkan sejumlah uangnya. Uang yang didapat sepenuhnya dari hasil menjajakan dirinya kepada para hidung belang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWJIvCPLFR
Di rumah itu Rasti menemui seorang bapak tua yang mewakili penghuni lainnya secara khusus dan penduduk desa pada umumnya. Pak Unang namanya. Rasti tentu sudah janjian sebelumnya dengan pak Unang ini yang usianya sudah 59 tahun ini. Jadi sudah tampak sangat tua. Dia menyambut Rasti dengan sumringah. Tak peduli giginya yang sdh tinggal 50% dia tertawa lebar memamerkannya. Kedatangan Rasti di situ jelas menarik perhatian warga. Mobil mewah, cewek cantik putih mulus. Pemandangan indah yang jarang mereka saksikan secara langsung. Rasti dikerumuni bagai artis, dan memang itulah yang mereka kira.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtjH2WFXxCz
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHWtxjZuKR
Di dalam rumah, Rasti ditemui pak unang dan rekan-rekannya yang sama-sama tua. Tidak tanggung-tanggung, Rasti berniat menyumbang uang 20 juta. Jumlah yang membuat penghuni rumah itu berdecak kagum dan berbinar-binar gembira. Rasti membawa semuanya tunai dalam sebuah tas hitam kecil, mirip tas pinggang. Kecil memang tas itu, karena Rasti membawa uang 20 juta itu dalam pecahan 50 ribuan. Artinya, tas itu hanya memuat empat bendel uang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJLLMf6eUm
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpM9e6xfd1
Mereka kemudian saling berbincang dan bercerita-cerita. Obrolan yang ramah dan cair, tidak tampak seperti basa-basi membuat Tedi makin mengagumi Mamanya. Dia pun sibuk mengabadikan momen itu. Rasti yang dikelilingi pria-pria tua kumuh, benar-benar objek yang menarik baginya. Pesona Rasti seakan bertambah dua kali lipatnya. Pembawaan Rasti yang membumi, tidak canggung, tidak grogi, tidak eksklusif, selalu ramah, menebar senyum dan tawa, bahkan tangannya sering juga tidak sungkan menyentuh lawan bicara, tidak ada kesan jarak sama sekali. Rasti bagai bidadari yang diturunkan dari langit khusus untuk berada di tengah-tengah mereka.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZSUFJXhWzS
Tak bisa dielakkan, percakapan mereka kemudian menjurus ke pekerjaan Rasti yang sudah begitu dermawannya menyumbang uang sebesar itu. Tanpa malu Rastipun mengaku terus terang profesinya sebagai pelacur.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4OlXobsr5
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3TTKWCDmw
“Ooooh… Lonte……”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUqWUSsRhk
“Se… Serius non Rasti?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4JA0SHadB
“Hi hi hi… ya serius lah pak, emang kenapa?” Ucap Rasti senang melihat reaksi para orang tua itu mendengar pengakuannya. Reaksi yang kurang lebih sama dengan semua pria lain yang baru tahu profesinya. Reaksi yang selalu membuat Rasti berbunga-bunga tanpa pernah bosan. Ya, bukan Rasti namanya kalau tidak begitu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEw8LTFPj0x
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclhUcB08TF
“Nggak sih… Kirain non bintang film.”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX04kCX6nvA
“Iya, non kan cakep, kenapa ngelonte?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvlq2Yp0hY
“Lho, justru karena saya cantik kan makanya jual diri… Kalau jelek mah jual sayur aja di pasar. Hi hi hi…” Jawab Rasti geli.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7vWfZ4UTu
“I ya sih… Tapi cewek sini jelek-jelek juga pada ngelonte tuh…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuPqQWOa86
Celetukan ini sukses memancing tawa semua yang mendengar, tak terkecuali Tedi dan ketiga kawannya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ZsqPE45yh
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrIIAtf0mNY
"Wah anak saya juga kadang melonte, tapi ya hasilnya ga seberapa..." Ucap salah seorang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXXEvYc3cNE
“Anak lo ngaca dong, tampang begitu laku berapa emangnya? Hua ha ha…!” Respon seorang yang lainnya. Beberapa orang lainnya ikut tertawa.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVE6BAEl3kZ
“Kampret lo, masih mending anak gue ketimbang si Imah tuh! Tua bangka masih aja jual diri!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHOeAi7u280
“Tapi si Imah penghasilannya lebih besar dari anak lo!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoAVS5Mevn
“Iya ya… kok bisa begitu ya…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkBjAAipBnt
“Ya iya laah… empotannya Imah lebih josss tau gak lo!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtN38S9X5wd
“Udah pengalaman tuh! Lebih pinter muasin sopir trek. Ha ha ha…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ERZ4kZOsB
Pecah tawa lagi di antara mereka. Obrolan tentang lonte sama sekali tidak dianggap tabu oleh mereka. Padahal ada juga satu dua orang ibu-ibu nimbrung di situ. Rasti sendiri yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, kadang tertawa kecil sambil tangannya menutupi mulutnya. Sungguh cantik ekspresinya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGYcAUWpLH
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLRIBv9Px82
"Wah kalo lontenya kayak non pasti pelanggan ngantri ya..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu13RxGPrPa
"He he he gue pun juga pasti ikut ngantri..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTR2NAIUPL
"Pala lo peyang! Emang lo punya duit dari mana?"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyeZx4mXyx1
"Iye, lonte kayak neng pasti mahal ya...?"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUQ5kDM8Rs
"Tapi neng baik banget sih... udah cantik, mau jadi lonte pula... udah gitu uangnya disedekahin..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjHmlDK6LM
Bahkan salah seorang ibu-ibu ada yang ikut berkomentar, "enak ya... kalo gue secantik eneng, pasti udah jual diri gue... ga perlu repot2 jadi tukang cuci..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRgB9RB7Pyn
Begitulah komentar-komentar yang ada sama sekali tidak menganggap tabu profesi Rasti. Bahkan memuji-muji Rasti dan kecantikannya tentu saja.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTpwavYEiv
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQdykG8GYu
Setelah obrolan agak mereda, Tedi kemudian meminta ijin sesi foto khusus untuk Rasti dengan suasana rumah itu. Entah darimana keberanian Tedi muncul. Sebuah ide terlintas begitu saja di benaknya. Tedi memperkenalkan diri sebagai seorang fotografer model. Ia menjelaskan dengan percaya diri seakan-akan memang itu sudah menjadi salah satu agenda kunjungan mereka, bahwa akan ada sesi pemotretan resmi untuk sebuah majalah pria. Penuh percaya diri, berlagak seperti fotografer profesional, Tedi menjelaskan pada bapak-bapak tua disana bahwa Rasti adalah model yang dikontrak oleh majalahnya untuk tampil di edisi bulan depan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYU7PH7NdL
Bapak-bapak tua itu manggut-manggut mendengar penjelasan Tedi. Rasti baru ngeh bahwa dari tadi memang mereka belum memperkenalkan diri sebagai ibu-anak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjMNpw7yPSK
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGweBXOHZI
"Bapak-bapak tetep disini aja ya seperti biasa. Jadi bapak-bapak ceritanya melakukan kegiatan biasa sehari-hari, yang nonton tv, main catur, dan sebagainya... nanti saya ambil gambarnya juga sebagai latar belakang. Nanti ceritanya model saya berperan jadi pelayan di sini, saya mau ambil gambarnya sedang menyapu, ngepel, nyuci, bikin minum, dan lain-lain. Oke ya pak...?" Terang Tedi panjang lebar memberi arahan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiAe4cfAL1y
Meski terkejut karna tak ada skenario sama sekali soal ini, diam-diam Rasti mengagumi anak sulungnya itu. Tedi tampaknya berbakat jadi fotografer profesional. Dalam hati, Rasti berniat menguliahkan Tedi ke jurusan fotografi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgyjCVHcPIQ
Ya, memang tidak ada perbincangan atau perencanaan sebelumnya antara Tedi dan Rasti. Jelas Tedi spontan punya ide ini, pikir Rasti. Ia pun tak keberatan sama sekali mewujudkan keinginan anaknya itu. Yang mana menyuruh ibu kandungnya sendiri mengerjakan pekerjaan pelayan di rumah lusuh yang dipenuhi pria-pira tua kumuh itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡajQrPriPAf
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMmLETEYsWH
"Wah kalo pelayan begini… aiihh cakepnya..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoetGwQdypa
"Kayak film itu tuh… Inem Pelayan Seksi!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmu5stJHL2a
“Rasti Pelayan Seksi dong jadinya… Ha ha ha…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmaHHxdMh1g
“Kalau ini sih bukan pelayan seksi lagi, tapi bahenol…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IIaBYGSt2
"Ada adegan kita dimandiin nggak? Hi hi hi…"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyrp0ygIX3p
Celetukan demi celutukan antusias meluncur dari mulut-mulut keriput bapak-bapak tua di situ. Rasti malah menanggapinya dengan senyuman-senyuman manis yang mana makin membuat mereka blingsatan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡehjVeimec2
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YMF5OGrhx
Tedi kemudian meminta bapak-bapak itu kembali ke kegiatan masing-masing secara alami, ada yang ngobrol-ngobrol di ruang tamu, main catur, nonton tv, dan sebagainya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8GxNuukf1H
Seorang ibu dikenalkan pak Unang sebagai orang yang biasa mengurusi kerumahtanggaan tempat itu, dari bersih-bersih, masak dan sebagainya. Mpok Minah, begitu panggilannya. Ia lalu diminta untuk menyiapkan properti alat-alat seperti sapu, ember, dan kain pel.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7bstNgHTH
"Sore ini model saya yang akan bantu bersih-bersih di sini, mpok Minah istirahat aja… bapak-bapak, nanti selama model saya bekerja akan saya ambil gambarnya… Nah, bapak-bapak nanti alamiah saja ya, jangan lihat kamera, anggap saja saya nggak ada..." Ujar Tedi mengarahkan ulang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYa5YdhSNG
"Kalo ngeliatin modelnya boleh nggak?"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXhCDji5unD
"Kalo colek-colek modelnya boleh nggak?"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNBb6kqRtrV
Gak ada matinya celetukan mesum dari bapak-bapak itu. Rasti menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Rasti kemudian meminta tolong mpok Minah menjaga dan mengurusi segala keperluan Bobi si bayi, termasuk memandikannya nanti. Tentu Rasti memberinya sejumlah uang. Mpok Minah berbinar melihat 3 lembar ratusan ribu yang diterimanya dari Rasti. “Siap non…” Jawabnya sumringah.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rJBNoA7O7
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWf0lZNvHDb
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbWG4s6F7ef
-----------------------------------------------------5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3nIdkk0he
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKYId9xdk9G
"Sayang, ceritanya mama cosplay nih ya... jadi pelayan? pake kostum maid? Tapi emang kamu bawa kostumnya? Seksi ngga kostum maidnya? Hihihi... jangan seksi-seksi ya....?" tanya Rasti yang tampak bersemangat dengan permainan ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsUsHAFbUs
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2ciNQYIKU
"Nggak lah ma, kan gak kepikiran... idenya spontan aja kok tadi... mau kan Ma? He he…"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiN1tdTQQHm
"Hi hi, ya mau dong... apa sih yang nggak buat anak mama ini. Trus, mama pake daster begini aja?" tanya Rasti lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcQ07c4eTxu
“Iya Ma… gak papa.”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNTLw6c8kNZ
“Ya sudah… kamu ambil gambar-gambar mama yang bagus ya sayang…” ucap Rasti centil. “Kalian juga, tontonin tante puas-puas yah… kalian pasti suka deh… hi hi hi…” Sambung Rasti lagi mengerling nakal pada teman-teman anaknya itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWgEoCm81Sn
“I..iya tante… pasti, he he.. Duh… asik nih…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjYvnjkNeE
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbaNCdInYHa
Pecakapan itu membuat beberapa bapak tua saling berpandangan satu sama lain. Mereka bertanya-tanya dalam hati soal hubungan Rasti dan Tedi sebagai ibu anak. Tapi mereka tidak sampai mengutarakan pertanyaan itu pada rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQx9URAwUbm
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJgKUeC17I
Rasti sudah memegang sapu, rambutnya dikuncir kuda, diapun mulai menyapu lantai beneran di ruang TV di antara bapak-bapak tua yang sedang nonton TV. Salah satu bapak mengelus pantat Rasti. Jelas dia merasa mulus-mulus saja, tidak ada tonjolan celana dalam di situ.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjeEJgWVdzS
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPZm3itN9W
"Wuih, ga pake daleman ya non?"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXP7GXmTDJi
"He he cantiknya... non jadi pelayan terus aja disini, mau gak non?" Beberapa celetukan mesum dan kurang ajar lagi-lagi mengalir dari mulut bapak-bapak tua itu, seakan lupa Rasti adalah orang yang baru memberi mereka sumbangan 20 juta yang seharusnya mereka hormati. Tapi Rasti terus merespon semua itu dengan senyuman, bahkan saat bokongnya diremas, Rasti berpaling dan tersenyum centil pada bapak yang melakukan itu. Benar-benar binal!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQUPQu4PSy
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZ3NU0h3Z3
"Aduh non, jantung saya empot-empotan, non mau bikin saya jantungan ya? Iih, cantik kok gak kira-kira sih non..." Ucap bapak tua itu sambil bertingkah menggelepar. Rasti tertawa geli melihatnya, dan itu membuat muka bapak tua itu merah padam, tersipu malu merasa berhasil mendapat perhatian Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUK7QLoTMH8
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcR1b6bNrqk
Plaak...! Pantat Rasti ditampar gemas.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgn2TkSB2wF
“Aahh... Bapaak…” desah Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6wqj7Bu5G
“Ha ha ha....” bapak-bapak tua itu seakan jadi lupa diri sekarang. Sedangkan Tedi terus mengambil gambar ibunya yang sedang bersih-bersih sambil menerima perlakuan yang sebenarnya sangat melecehkan bagi orang normal. Perasaan Tedi cukup campur aduk melihat kekurang ajaran para kakek itu pada Mamanya, tapi dia sendiri juga memang menikmati semua itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtg65QfIVI
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOIAQ27m1g
"Gimana, bagus?" Tanya Rasti pada Tedi sambil terus menyapu. "Iih, ini lantainya kok kotor sih, Rasti jadi bersih-bersih beneran deh di sini…" Ucap Rasti genit.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuB3rhdlJC
"Ya maklum non, yang tinggal orang-orang tua.., jangankan lantai, kita-kita juga jarang dibersihin. Hehe... jarang mandi... Makanya nanti non Rasti mandiin bapak yah? He he…"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwlqNUPUwi
“Maunyaa…” Rasti menjulurkan lidah menggoda.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBl8ZM02KK
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCoRHUFQb8v
Tedi kemudian memberi kode pada Rasti, "Oke cukup, lanjut ya... mmm...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlNioMgFoO9
“Masih nyapu?” Tanya Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡah5AgQxcCE
“Iya… mm... Tapi, sekarang dasternya dibuka ya..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlLw04x4ZDp
"Duh, maksud kamu..?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApu9o066xc
“Yaa… dibuka… dilepas…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8BtsKaFNI2
“Aah… Bugil dong...?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCW9m9uEIDd
“Iya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUPAJI6HrU
“Haah...” Teman-teman Tedi tidak mengira Tedi akan senekat ini menyuruh mamanya bugil di situ. Tapi tampaknya suasananya memang memungkinkan. Mereka pun antusias. Berdebar kencang jantungnya menanti apakah Rasti akan memenuhi permintaan Tedi yang pastinya mewakili semua pria yang ada di ruangan itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkPy6ANORMm
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxohIQ4MmxI
“Asiikk...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6RwlVJBWcg
“Wow... beneran nih?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyeRi69Q7vs
“Yuuk bugil yuukkk…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFqCyexRe2B
Benarlah, hampir semua bapak tua yang ada di situ merespon antusias apa yang diminta Tedi pada Rasti. Mereka kemudian mulai saling menggumam satu sama lain.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dzMuFKMHC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2yflivU0ZY
Rasti melihat sekeliling, menatap bapak-bapak tua yang tidak bisa menahan ekspresi kemupengan yang tercetak jelas di wajah-wajah keriput mereka. Benar-benar wajah yang penuh harap. Rasti yang tadinya menganggap ide Tedi terlalu bahaya, kini merasa bahwa hal itu memang bisa dilakukan di situ. Rasti kemudian berpaling pada Tedi lagi, “Serius nih…?” Bisiknya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5abdx0sCe
Tedi mengangguk cepat, “Ayo dibuka dasternya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyI9BqDe5eV
Rasti menggigit bibirnya dan memandangi bapak-bapak di sekitarnya lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbELqgawEUO
“Ayo non…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtymg8ZzlkG
“Jangan malu-malu non… buka aja… kita gak nggigit kok…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HtKB5S02E
“Suit… suit…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWK9HJY1L8
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4u5P5Ihfxo
Sambil tersenyum genit, kemudian dengan gerakan pelan Rasti mengangkat tangannya menarik simpul tali daster di pundaknya. Gerakan Rasti yang mengindikasikan kepatuhannya pada instruksi Tedi benar-benar membuat semua pria yang ada di situ menahan napasnya, termasuk Tedi. Gerakan sederhana itu terlihat begitu seksi, ingin rasanya Tedi men-slow motion-kan gerakan itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtJpHAYlSt
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAOcDr0wxcX
Setelah tali simpul daster di pundaknya terurai, Rasti mulai memelorotkan dasternya pelan sekali, seakan bisa membaca isi pikiran semua pria yang ada di situ. Rasti benar-benar menikmati menjadi pusat perhatian sekarang. Pandangan tajam dan liar semua mata yang tertuju padanya tanpa berkedip seakan terasa menusuk-nusuk jantungnya. Bukan tusukan yang menyakitkan, tapi tusukan nikmat yang getarannya sampai dia rasakan di liang kewanitaannya yang kini mulai basah.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWFg2i58xR
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBxss6DREg
"Permisi ya bapak-bapak..." Desah Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVD8eRgtznK
"Iyaa non....." beberapa bapak menjawab lirih, nafasnya memburu. Tenggorokannya tercekat, semua menelan ludah berkali-kali melihat pemandangan langka ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDw18CwjhVW
Saat dasternya hampir turun melewati ujung payudaranya, Rasti menahan daster itu dengan menyilangkan tangannya, sehingga belahan dada yg sudah nyaris terbuka semuanya itu makin menonjol terekspos jelas menggoda.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7aJvolKEE
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWT2oGUb66S
"Ups... he he he..." Rasti tersenyum genit sambil mengerling ke arah pintu. Bapak-bapak tua itu menengok ke arah pintu dan mendapati banyak anak kecil menggerombol di situ menonton! Ada juga kepala-kepala yang nongol di balik jendela. Sejak awal memang rumah itu dibiarkan terbuka saat menerima rombongan Rasti. Entah sejak kapan gerombolan ‘penonton ilegal’ itu ada di situ.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcIwrA3aW8
‘Rame juga,’ Pikir Tedi. Dia menaksir anak-anak itu masih seusia anak SD. Tapi ada juga satu dua yang kayaknya sepantaran dengannya. Bagaimanapun juga, tampaknya mereka semua sudah bisa ngaceng melihat wanita cantik.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZHvceLv0Xv
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvc5m7NaxDe
"Aduuhh bocah-bocah nakal...! Bubar sana bubaarr..." bentak pak Unang. Anak-anak itupun berhamburan sambil tertawa-tawa, "Wuuuu....!" Ada yg teriak protes sambil menjauh.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7r3L7R61P
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHghzxcamsD
Tapi tampaknya itu formalitas aja, karna tak ada upaya menutup pintu dan jendela setelahnya oleh pak Unang atau yang lainnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq3yJnrZDDb
"Mm... ga ditutup pintunya pak...?" Tanya Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXitb9BBjw
"Jangan," sergah Tedi. "Kalau ditutup nanti gelap. Ga cukup cahaya lampu... harus ada cahaya alami..." jelasnya. Rasti mendengus manja.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsrUCrHpQiB
"Dasar... Ya udah deh..." dengan satu gerakan, tangan Rasti membebaskan dasternya melorot ke bawah jatuh ke lantai.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEvW8CbuSMP
Prok…5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpwJKHEQL9
Rasti kini polos!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP63U7DUIns
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJxA5XbXZTT
"Waaw...!"5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4TtijDgeaz
"Aduuhai..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpk4SDLcmSb
“Ajiiibbb!” Berbagai seruan girang mengalir deras dari mulut bapak-bapak tua itu, membahana di seluruh sudut ruangan itu. Belum cukup dengan ketelanjangannya, Rasti juga tebar pesona senyum manisnya, kuncir rambutnya dibuka dan rambut panjang indahnya dibiarkan tergerai kembali dengan gaya kayak iklan sampo.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKfKA0qFUy7
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9qbpXSkKL
Plok plok plok...! Sampai ada bapak yg tua banget tepuk tangan antusias. Rasti tertawa geli melihatnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPgjwtJxWpd
Aah… Puas dan plong sekali rasanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqPIVwGnzp
Ya, Rasti juga excited dan sangat berdebar-debar. Darahnya berdesiran di seluruh tubuhnya menimbulkan sensasi aneh yang amat sangat dia nikmati. Intinya, semua senang di sini, Tedi dan kawan-kawan senang, Rasti juga senang, bapak-bapak tua dan para penonton yang nyuri-nyuri dari luar itu juga pasti jauh lebih senang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aGQazyK05
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJ77uYOp8V
Rasti lalu memungut daster itu dan menyerahkannya pada salah satu bapak tua.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9tFgNv04L
"Titip ya paak... Hi hi hi… Jangan sampe ilang lho, nanti Rasti ga bisa pulang deh..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzURsj7IVQD
"Wah kalo gitu bapak sembunyiin aja deh biar non ga pulang..."5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgVeO90nyd
Sekali lagi Rasti meresponnya dengan tertawa geli seolah tidak masalah baginya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQWMSu3xUyJ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2AyQekh2kE
...5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymQ2JDNkMa
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1vNjTETu3
Dengan sudah bugilnya Rasti, sesi pemotretan itupun terus berlanjut. Yang mana kini Rasti sudah bugil polos tanpa pakaian yang menempel pada tubuhnya. Tidak sehelai benang pun.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRlPqcB2ce
Dengan semangat Tedi mengarahkan adegan-adegan yang dalam seleranya memiliki nilai artistic yang tinggi, bukan sekedar foto porno, tapi lebih ke art nudity. Paling tidak sejauh insting cita rasa fotografi Tedi yang jelas-jelas masih sangat pemula.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9icJPQEQU
Setelah menyapu, pose Rasti ngepel lantai sambil basah-basahan diambil Tedi dalam berbagai posisi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1l7ig3cuXA
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzMaPaG6S6h
“Nungging Ma…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSf6Rjexpga
“Bokongnya diangkat sedikit… Pahanya dibuka… Sedikit lagi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdazLfl19I4
Setiap instruksi Tedi dipenuhi oleh Rasti tanpa protes sama sekali. Termasuk saat Tedi menyuruh seseorang menciprat-cipratkan air ke payudara Rasti supaya terlihat basah mengkilap, bapak-bapak tua itu pun berebut melakukannya, dan Rasti dengan senyumnya yang binal membusungkan dadanya mempersilahkan bapak itu menciprati payudaranya yang sempurna.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡen9zCSrweQ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFHSKJ3hrc
Puas dengan adegan mengepel, Tedi beralih ke adegan mencuci.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiqrTCOhlp
“Basah-basahan lagi nih…?” Tanya Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsbM6odpZO5
“Iya, tempat nyucinya di mana pak?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhgWWW57PU
“Kalau nyuci mah di kali dek!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9M26JpcNiv
“Haaah…” ekspresi kaget Rasti benar-benar menawan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlmmW7ekOmi
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQoSC8hzryT
“Iya di kali… ini di belakang.” Salah seorang bapak tua menunjukkan jalan ke belakang rumah, membuka pintu belakang dan ternyata langsung ada sungai tepat di belakang rumah itu. Di halaman belakang rumah yang langsung mepet dengan sungai itu ada sebidang tempat kecil berplaster semen, yang memang tampak sebagai tempat mencuci. Ada tumpukan ember-ember di situ, beberapa sampah plastic bekas sabun dan deterjen, serta beberapa piring dan gelas kotor. Jelas tempat itu sangat kumuh, apalagi bagi Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZCDROYzOf
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnENRg2o28r
Rasti mengintip-ngintip dari dalam, ragu apakah dia benar-benar harus mencuci di situ. DIlihatnya ke sekitar situ dan ke seberang sungai, hampir semua rumah yang satu sama lainnya berdempetan sempit itu mempunyai sebidang ruang yang sama di bantaran sungai untuk tempat mencuci. Tentu banyak orang di luar itu. Sebagian ada juga yang terlihat sedang mencuci. Memang pas waktu sore ini adalah waktu bagi sebagian besar ibu-ibu penduduk situ untuk aktivitas mencuci. Agak jauh dari situ nampak sejumlah anak kecil yang asyik berenang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0y1pH3PS9Z
Tedi sendiri melihat lokasi itu malah berbinar-binar dan menganggapnya ideal untuk konsep yang ada di kepalanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZttjlnCyj0
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjh00HbmSF
“Sayang, mama benar-benar harus keluar nih..?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMSisE4dz3
“Ya iyalah ma, dimana lagi tempat mencucinya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNvmK49o7C
“Tetep telanjang nih…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbaOJZwR8A4
“Harus!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPBdXt9B0Cc
“Duuh kamu ini…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjgvArkecN
“Ayo non… jangan malu-malu… cantik begini kok malu-malu…” Ujar pak Unang sambil mendorong Rasti keluar. Meski ragu, Rasti melangkah juga.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAq1poJllSk
Bagaimanapun Rasti merasa adegan yang satu ini agak di luar batas. Apakah penduduk situ akan bisa menerima aktivitas sesi pemotretan mereka di situ? Di ruang publik yang banyak ibu dan anak-anaknya?5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFb455rEBif
Ketika Rasti sudah berdiri sepenuhnya di luar, bumi seakan berhenti berputar baginya. Rasti diam tak berani melihat sekelilingnya. Rasa deg-degan yang sama sebenarnya menghinggapi dada Tedi juga.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglrcWPacFL
Tanpa menengok, Rasti mulai mendengar kicauan demi kicauan tetangga di sekitar rumah itu. Kebanyakan kini adalah suara ibu-ibu dan anak-anak. Ada yang nyaring dan ada yang sayup-sayup. Agaknya tetangga yang agak jauh juga bisa melihat jelas ke arah Rasti. Sebenarnya suara yang dekat bisa terdengar jelas oleh Rasti, tapi kondisi Rasti yang sedang super berdebar-debar membuatnya tidak bisa menangkap dengan pasti apa saja ucapan-ucapan baik yang digumamkan baik di antara mereka ataupun yang diarahkan ke dirinya. Samar-samar dia hanya menangkap kata ‘lonte’ di antara banyak kata lain.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwDVk9g9zN
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ75veisXoEk
“Suit… suit…!” Terdengar juga banyak siulan semacam itu. Terdengar juga suara kecipak air yang mendekat. Tampaknya sejumlah anak yang sedang berenang itu berlomba-lomba mengayuh tubuhnya mendekati posisi Rasti berada. Tapi kemudian terdengar juga suara omelan ibu-ibu, yang entah menghardik anak-anak itu atau mengomeli sesuatu yang lain. Yang jelas suara kecipak air itu terus terdengar, meski berhenti di posisi yang tidak terlalu jauh lagi dari posisi Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zBJXuWpRq
Seolah tidak peduli dengan groginya mental Rasti, Tedi dengan serta merta mulai mengambil gambar, meski Rasti sendiri belum mulai beracting mencuci.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPUJ1Jn0joO
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTEUKiPIxF
“Duduk ma… Ayo mulai mencuci…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO41NgpkdGy
Masih belum berani mengangkat kepalanya memandangi sekitar, Rasti pun mulai duduk di kursi plastic kecil yang ada di situ. Mengalirkan air ke dalam sebuah ember, menuangkan sabun ke dalamnya, membuat buih yang banyak, dan seterusnya. Rasti tidak canggung dengan pekerjaan itu, karna dulu di desa pun dia biasa mencuci di sungai. Bedanya sungai di desanya tentu jauh lebih bersih dan jernih. Ya, Rasti mendapati air sungai di situ sudah hampir asin karna itu air payau yang mendekati muara laut. Artinya itu air sebenarnya kurang bagus juga buat mencuci. Hal ini cukup membuat Rasti prihatin.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5sziwOISzn
Penonton makin banyak, termasuk juga anak-anak. Rasti makin disorak-soraki. Selain grogi berat, Rasti benar-benar horni di sini, naluri eksibnya lagi-lagi mengalami level yang lebih tinggi. Yah, pada dasarnya kampung itu memang sudah ‘rusak’, sehingga adanya pemotretan dengan model telanjang macam begitu tidak dianggap sebagai sebuah kebejatan di situ. Tedi yang melihat Mamanya belum bisa mulai berekspresi tidak memaksanya. Tedi sadar betapapun binalnya, mamanya kini sedang grogi. Dia pun membiarkan dulu adegan itu berjalan apa adanya, toh foto alami juga cukup memuaskan hatinya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AeDdknIBN
Tak lama kemudian Rasti pun kini makin rileks. Dia mulai menoleh dan tersenyum di depan kamera. Arahan demi arahan Tedi pun mulai berani dilakukannya. Berbagai pose dan ekspresi mulai ditampilkan tanpa beban. Rasti pun mulai berani menatap sekelilingnya sambil menebar senyum.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5esX3rXlX
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1DsqvMvrf
“Non, dari mana?!” Seru salah seorang ibu-ibu di rumah seberang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVz1bE18VJ
“Dari Jakarta!” Jawab Rasti dengan suara keras juga supaya terdengar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9A0NfsY1N
“Iyaa, Jakartanya mana?!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2y1JkFE9Ar
Rasti menyebut nama daerah elit di Jakarta dan berpaling pada ibu lain yang menyeru padanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9o366YkUlM
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZnIdd3REe
“Suting filem non?!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBoyF7MZ0p
“Bukan, foto-foto…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn98wcgg73i
“Haah?!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGyOqcmYovb
“Foto! Pemotretan!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qhUC1OTOd
“Model! Bego lu!” Ibu-ibu yang lain ikut menjawab sambil mencibir. Rasti tertawa.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAeak4KOgA
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLAoOgIJOR
“Model?!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9CUtfIXt8
“Iya…!” Jawab Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPxXo0Qazhu
“Katanya lonte…?!” Terdengar ibu yang lain lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlV7d7qSuH5
“Iya…!” Rasti menjawab sama sambil tertawa lagi. Kini dia benar-benar rileks sekarang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCD4B9FTKs
Tedi mengabadikan semuanya dengan suka cita. Benar-benar sesuai bayangannya. Mamanya yang cantik, putih mulus, telanjang bulat, kontras dengan suasana sekitarnya dan orang-orang yang kumuh.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDONabP90cY
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9aj0HJEYkf
Anak-anak yang berenang-renang tadi bertambah jumlahnya dan kini mulai berani mendekat. Rasti malah tersenyum dan melambai-lambai pada mereka. Ada 7 anak yang Rasti menaksirnya masih seusia dengan Cindy atau Kiki anak ketiga dan keempatnya. Ada 2 anak yang tampak lebih tua, Rasti menduga mungkin sudah 11 atau 12 tahun.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTb7lCK3YK
Beberapa ibu-ibu tampak mengomeli, berusaha mengusir dan menghalau mereka, tapi anak-anak yang kesenangan itu tidak peduli dan masih mendekat sambil tertawa-tawa. Sampai benar-benar berada di posisi Rasti berada, anak-anak itu menyoraki Rasti, tidak jelas apa yang mereka ucapkan karena bertumpangtindih antara suara mereka sendiri dan kerasnya suara kecipak air. Tapi Rasti menangkap kata-kata “lonte”, “memek”, “kontol” dan “ngentot”. Rasti tidak memusingkan kenapa anak sekecil mereka sudah bisa berkata-kata dengan sedemikian cabulnya. Bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa sambil menciprat-ciprati mereka. Tentu anak-anak itu balas menciprati Rasti dengan lebih ganas lagi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLfO1JcwHA
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2ByoZFNMw
“Kyaa…. Kyaa…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHx9E68BRdh
“Ha ha ha ha…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKr3iyBCwUk
Adegan perang air yang benar-benar ‘tidak lazim’ terjadi. Perkembangan yang tidak terduga itu benar-benar memukau dan memanjakan mata Tedi dan ketiga temannya. Penis-penis mereka ngaceng sejadi-jadinya. Tedi sampai tidak konsentrasi mengabadikan momen yang sebenarnya amat sayang untuk dilewatkan ini. Para bapak tua di rumah itu juga ikut menyorak-nyoraki perang air yang makin menghebat itu. Tedi berkali-kali harus melindungi kameranya supaya tidak kena cipratan air.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmaR71ZYhfB
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1eTutEkTBn
“Ma… Mama…!” Seru Tedi mencoba meredakan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuugSDPoj6V
Tidak menghiraukan Tedi, atau mungkin memang tidak mendengarnya, Rasti kini malah beranjak dan melangkah masuk ke air. Tedi menahan napas melihatnya. Tentu Rasti tidak menceburkan dirinya, dia hanya berdiri di pinggiran saja yang kedalaman airnya terlihat sedikit lebih tinggi di atas lutut Rasti. Meski hanya di pinggiran, aksi Rasti tentu membuat anak-anak itu makin menggila. Perang cipratan air makin panas. Tedi berusaha menangkap momen itu dengan susah payah karena dia kagok juga karena di satu sisi dia harus melindungi kameranya dari air.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX8TBvMondO
Anak-anak itu makin mendekat. Terutama yang terlihat paling tua. Dia berani mendekati Rasti, dan…5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsySmVhP4P
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSQl2xFh2v
“Byuurrr…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtX4IbzufLJ
“Kyaaa….!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUHJiy79nz
Anak itu menarik tangan Rasti ke tengah sungai sampai tubuh Rasti tercebur seluruhnya ke dalam sungai. Lagi-lagi bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa. Adegan selanjutnya makin membuat Tedi menahan napas. Rasti, Mamanya sendiri, di depan matanya digerayangi oleh 7 anak-anak nakal tak dikenal! Jelas terlihat berulangkali tangan-tangan hitam anak-anak itu menjamahi buah dada Rasti yang hanya tertawa-tawa geli sambil menghalau tangan-tangan liar itu dari tubuhnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNcTkK4A0hG
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbKWWgkKB8
“Aduuhh… kalian ini… Aahh jangan… aahhh… Nakal… Aauuhh Tangannya…!” Seru Rasti mendesah-desah. Seksi! Teman-teman Tedi hanya bisa melongo dan mematung menyaksikan adegan ini. Karna cipratan air kini sudah tidak terlalu ganas, Tedi dengan sigap mengabadikan momen ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡntIxCxRdVo
“Tedii… tolong mama… Kyaa..! Hi hi hi… Aah…” Desahan Rasti yang minta tolong tak digubris oleh Tedi. Rasti sendiri tak tampak serius memohon pertolongan. Salah seorang anak yang lebih tua tampak menyelam di depan Rasti, dan kemudian Rasti menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqNscAEdb4W
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzTrKx8WMn
“Aahhhh…. Adduuhh… Jangaann… Nakal nakal nakaaall…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zKotNDCq2
Tedi terkesiap, apakah anak itu sedang menjahili memek mamanya di dalam air?5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmg7qYITmR
Anak itu kemudian muncul ke permukaan tepat di depan Rasti sambil tertawa-tawa. Posisinya yang tepat berhadapan dengan Rasti mencoba memeluk Rasti dengan posisinya yang lebih rendah dari Rasti, anak itu terlihat serius konsentrasi memposisikan dirinya dengan pose tertentu yang dihafal jelas oleh Tedi. Pose bersetubuh! Rasti terlihat tersentak dengan sesuatu yang dirasakannya di dalam air. Dia bersaha meronta dan menjauh, tapi tubuhnya ditahan oleh anak yang lain, dan terjadilah…5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZaHxdcsb6k
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTvSbglim6
“Aahh… gilaa… kalian… oohh, jangann… sudah… Aaahh… ahh…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gPhxIle0W
Adegan itu terjadi begitu cepat, dengan posisi itu, dan gerakan-gerakan yang dibuat oleh si anak, dan juga reaksi tubuh Rasti yang sedemikian rupa benar-benar membuat Tedi yakin, anak brengsek itu berhasil memasukkan penisnya dan mengeluarmasukkannya di dalam vagina Mamanya itu! Gila! Apakah benar anak sialan itu bisa melakukan persetubuhan di dalam air??? Tedi kalut tapi benar-benar bingung harus berbuat apa. Tentu Rasti tidak diam dan terus bergerak-gerak melakukan perlawanan, meski tidak terlihat kemarahan terpancar dari matanya yang justru sayu itu. Tedi berpikir, apapun yang terjadi di bawah sana, itu tidak terjadi sampai benar-benar terasa nyaman. Mungkin bocah sial itu berhasil melakukan penetrasi dua atau tiga kali ke vagina mamanya itu, tapi tidak benar-benar sampai terjadi persetubuhan. Bagaimanapun juga tetap panas dingin Tedi dibuatnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqyKuOXQd0z
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8pfbO1SvMz
“Pak Unaang… tolongin Rasti… Aahh… Udaahh…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmk434f8yxc
Rasti yang berupaya berenang ke tepi sudah mulai dekat, meski masih digelayuti sebagian anak. Dia butuh bantuan seseorang untuk menariknya. Dengan sigap pak Unang bergegas membantu Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTA95qKgJw
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgU7HKXAsmZ
“Bocah setan! Woiii! Sana pergi! Setan lo pada…!” Bentak pak Unang pada anak-anak itu. Meski mengkeret, tidak hilang juga tawa dari wajah mereka. Pak Unang meraih tangan Rasti dan menariknya keluar dari air. Rasti hanya tertawa-tawa, anak yang tadi berusaha menyetubuhi Rasti di dalam air dan hampir berhasil tadi ikut menepi hingga ketika separuh tubuhnya mulai keluar dari air, Tedi bisa melihat penisnya yang sudah seukuran orang dewasa mengacung tegak dan keras. Pak Unang mendorong anak itu sehingga dia terjengkang ke belakang dan tercebur lagi ke air.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnokAp5T2Z
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABILgiQCvi
“Huuu…!” Seru anak itu yang kini berenang menjauh diikuti yang lain.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmO7NJNjS6o
“Kentang kentang deh lo…! Sana pergi… woo bocah setan…” cibir pak Unang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWjktRtFlV
“Lonte!” Teriak mereka sambil terus menjauh pergi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLQqxJR4S84
Beberapa ibu tetangga yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menggumam-gumam tidak jelas.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmqgOCjsxj
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsg4bZVm1Z
“Aduhhh… nakal banget sih anak-anak itu… hi hi hi…” Ucap Rasti masih tertawa geli saja, seolah kenakalan yang terjadi barusan adalah kenakalan wajar belaka, padahal dia hampir diperkosa tadi oleh anak-anak yang bahkan lebih muda dari Norman! Gemas Tedi dibuatnya. Tapi Tedi mengutuki dirinya sendiri juga yang kalah sigap dengan pak Unang untuk menolong Mamanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxa8j3KjZ7
“Anak sekarang cepet gedenya yaah… hi hi hi…” Ucap Rasti binal, dengan kedua tangan yang menutupi selangkangannya. “Jadi benar tampaknya memek mama berhasil dipenetrasi oleh anak sial tadi,” batin Tedi kesal.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3zrZkBrh7
“Ya non sendiri sih mancing-mancing mereka…” gerutu pak Unang yang kemudian mengajak Rasti masuk dan memberinya handuk.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ354CKk7s8F
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEhgJVXXB4
------------------------------------5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVq1Hgrr9de
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZEQHToFJbb
Waktu kini menunjukkan jam 5 sore lebih sedikit. Cahaya matahari sudah mulai redup. Tidak memungkinkan lagi bagi Tedi melanjutkan pemotretan, after all dia sudah merasa cukup juga. Semua kini sudah kembali di dalam ke rumah, Rasti sudah selesai membilas tubuh sekedarnya tapi masih tak berpakaian. Dia duduk sambil memegangi handuk dari pak Unang tadi menutupi tubuh bagian depannya. Handuk itu memang tidak cukup lebar untuk bisa dililitkan ke tubuhnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9nAKPql5v
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbRSg4LqRx
Tedi mencoba bicara, memberi pengumuman bahwa sesi pemotretannya sudah selesai dan mengucapkan terima kasih. Tapi Tedi bukanlah pembicara yang baik, basa-basinya diacuhkan oleh para bapak tua yang kini malah terlihat sibuk kasak-kusuk satu sama lainnya. Bapak-bapak tua di situ terlihat bisik-bisik, kemudian salah seorang mendekati pak Unang dan berbisik kepadanya. Pak Unang manggut-manggut lalu berdiri beranjak ke pintu depan mengusir beberapa penonton yang masih nekat nongkrong di situ. Meski kebanyakan anak sudah dimarahi dan disuruh pulang, tapi masih saja ada beberapa yang ngeyel dan betah di situ untuk menonton Rasti. Setelah mengusir mereka, pak Unang lalu menutup pintu, jendela, dan mengunci semuanya rapat-rapat. Melihat gelagat pak Unang ini Rasti jadi agak curiga.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtRMfZIgS8b
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy25aPt7uN4
“Pakaian saya mana ya… Kita sudah selesai kan Tedi? Langsung pulang kan habis ini…?” kata Rasti kemudian.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcGBWF6KGW
“Hehehe… buru-buru amat sih non… bentar lah… ini sudah dibuatin minuman anget juga…” Sergah salah seorang bapak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlkyNhTc1RR
Rasti memandang Tedi, tapi Tedi dan teman-temannya sama sekali tidak terlihat buru-buru. Mereka semua dengan santainya duduk-duduk sambil menikmati minuman hangat yang disuguhkan. Iih… Meski gemas, Rasti tidak punya pilihan lain. Diapun ikut meraih dan menyeruput minuman yang disuguhkan padanya. Minuman itu terlihat beda dengan yang lain. Tapi Rasti tidak ambil pusing.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYVu2JcLNe
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0D9k2E4ut
“Tapi mulai dingin nih pak, Baju saya dong…” Pinta Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznLiphq46U
“Nanti bentar lagi juga anget non, he he…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZudtHEDPb
“Omong-omong non ini penghasilannya besar juga ya, sudah melonte jadi foto model juga… makasih ya non, sumbangannya sama pertunjukannya… hi hi... Non cantik deh”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUpHAQhnAU
“Iya… makasih juga sama-sama… tapi baju saya mana dong pak…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJA0DDZa9fm
“He he, emang belum kerasa anget non dari minuman tadi?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZaeD5WqrC
Kurang ajar sekali bapak-bapak ini, sudah mendapatkan sumbangan besar dari Rasti tapi tidak memperlakukan Rasti sebagaimana mestinya, bahkan tidak ada gelagat sama sekali untuk mengembalikan baju Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4h3XLju9I
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapWzk7RxHD
“Tapi non sumbangannya besar sekali… non pasti kaya raya, jadi pingin tahu tarifnya non berapa sih?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhf7ezpnEbW
“Aduh, itu urusan manajer pak, saya cuma fotografer aja…” jawab Tedi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrU1q68QIrr
“Bukan tarif foto modelnya, maksud saya tarif ngentotnya. Hehe….”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoZ1IO8Gae
Tedi dan Rasti berpandangan. Tuh kan, arahnya ke sini! pikir Rasti. Tapi dia menjawab juga dengan ramah, “Yaa lumayan pak, buat hidup… he he he...”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBWt6QfOpez
“Ya, tapi lumayannya itu berapa ya non? Kalo bagi saya punya duit lima ratus ribu perbulan aja udah lumayan non. Hehe..”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEqAt8m0v2
“Saya ga ikut germo pak, kerja sendiri, jadi suka-suka aja ngasih tarifnya… liat-liat pelanggan juga. Kalo sama pejabat, pengusaha atau artis, saya bisa dapat 5 juta sekali pake…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNhxck6aju8
“Woow… mahalnya 5 juta… pantes ya non banyak duitnya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXj3iMvuGlR
Rasti sebenarnya merendah dengan menyebut angka 5 juta itu. nyatanya dia punya banyak pelanggan bos-bos pemilik perusahaan dari luar negeri yang sangat royal, yang mana kalau sudah dibooking oleh kalangan seperti mereka, apalagi kalau diminta aneh-aneh, sex party, gangbang, dan sebagainya, Rasti bisa mengantongi 20 juta dalam semalam. Dan dalam sebulan bookingan semacam itu bisa minimal sampai 5 kali.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3FYHO5UJP
“Tapi itu kan buat kalangan orang kaya non, kalo kalangan bawah seperti kita-kita gimana?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbFRN7AqCt
“Hihihi… pelanggan saya gak ada yang seperti bapak-bapak… yaa minimal mahasiswa. Mmm kalo mahasiswa kadang boleh 500 ribu aja…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDac2SvrAV
“Wuiih masih mahal juga ya… beda sama lonte di sini, 50 ribu!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ0ixp7a3ph
"Hua ha haha... beda kelasnya.." bapak-bapak yang lain terbahak mendengar perbandingan itu. Rasti sendiri ikut tertawa.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncWBr5uqX9
“Tapi selisihnya beda jauh banget ya non… emang kalo 500 ribu itu ngocok aja, atau boleh minta diisep, atau pijat susu, atau…?” pak Unang bertanya dengan referensi klasifikasi jasa lonte yang diketahuinya selama ini. Pertanyaan ini membuat Rasti tergelak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGHLmPadCA
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6sLWq0b1a
“Hi hi hi… Aduuh, kalau Rasti gak bikin servis-servis terpisah kayak gitu pak… Pokoknya kalo mau sama Rasti ya ngentot… sampai muncrat deh pokoknya. Mau pake gaya atau pemanasan kayak apa terserah. Tapi intinya ya ngentot pak… masukin kontol ke memek. Sampai berapa lama juga terserah, Rasti gak batesin. Kalo keluarnya lama, Rasti juga seneng. Hi hi hi…” Jawaban vulgar Rasti benar-benar membuat sempit celana semua pria yang ada di situ. Tapi jawaban Rasti memang apa adanya begitu. Rasti tidak pernah memperhitungkan pelayanannya sampai terklasifikasi dengan tarif berbeda seperti lazimnya pelacur lain. Rasti sudah tahu soal ini sejak awal pengalamannya jadi pelacur waktu SMA dulu. Dari pelacur lain Rasti belajar soal penarifan : kocok saja 50 ribu, plus blowjob 100 ribu, plus tit job 200 ribu, sambil dimandiin 250 ribu. Full ngentot 300 ribu. Selain itu ada juga tarif perjam atau permalam dan seterusnya. Rasti merasa model penarifan seperti ini terlalu ribet. Lagipula, tiap ketemu kontol rasanya aneh kalau kontol itu cuma dikocok-kocoknya sampai muncrat tanpa dimasukkan sama sekali ke liangnya. Bagi Rasti ini aneh. Akhirnya Rasti menetapkan tarif tunggal. Pokoknya full ngentot, dengan gaya apapun, foreplay apapun, selama apapun, Rasti layani untuk sekali ngecrot. Itulah cara berpikir Rasti yang tidak suka keribetan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2vbMlYEHm
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkdDaBChM5J
“Jadi seperti tarif kopaja yang jauh dekat itu dong Tante?” Rasti ingat Romi pernah menanyakan pertanyaan ini suatu ketika di rumahnya. Ya, dulu Rasti pernah menceritakan soal pedoman tarifnya pada teman-teman Tedi saat main ke rumah. Dan muncullah pertanyaan ini. Rasti tertawa saja waktu mendengarnya. Tapi memang benar. Kalau seorang hidung belang cukup mahir bercinta sehingga bisa menahan-nahan orgasmenya supaya tidak segera keluar, maka sampai pagi pun akan Rasti layani dengan senang hati tanpa tambahan tarif. Di sisi lain jika ada hidung belang pemula yang belum 5 menit saja sudah ngecrot, maka tarifnya tetap sama dengan yang semalaman tadi. Tidak ada diskon! Pokoknya tarif Rasti berlaku untuk full ngentot sampai sekali crot! Itu pun tarifnya suka-suka Rasti melihat-lihat kalangan pelanggannya, seperti yang dibilang tadi, dari yang termurah 500 ribu sampai 20 juta pun ada! Tentu yang gratis tidak dihitung.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEK1602dysn
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnTaqZtzzJ
“Ja… Jadi kalau 500 ribu itu sudah boleh ngentot ya non…?” Tanya pak Unang membuyarkan lamunan Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyEal2LmaPB
“Eh… iya pak… pokoknya berapapun ngentot deh…” Jawab Rasti masih dengan vulgarnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLtNFoZf2x
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjbsnUZpaQ
Pak Unang kemudian senyum-senyum penuh makna. Diambilnya tas uang sumbangan Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iOP1afaTP
“Mmm… maaf Non, kita-kita ini, bapak-bapak, sebenernya sudah gak tahan dari tadi pingin ngentotin non Rasti… Eee ini ada uang, kita kan ada 11 orang jadi lima setengah juta ya…” ucapnya agak malu-malu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJZ3l8sXFB
Tedi yang sedang meneguk minuman jadi tersedak karna kaget mendengar kelancangan pak Unang ini. Betapa tidak? Itu uang sumbangan malah mau dipake untuk ngentotin orang yang nyumbang, Mamanya!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVVvxPjCRo
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2wXooMFdg3
Tapi sungguh di luar dugaan Tedi, bukannya tersinggung, mamanya itu malah tertawa dibuatnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpn4sZcMA3Y
Ya, Rasti malah tertawa geli.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBk1UfcU9E
“Aduuh bapak, itu kan uang sumbangannya saya, buat beli beras, buat benerin rumah, buat beli obat… Kok malah dipake buat ngentot? Ngentotin yang ngasih sumbangannya pula, hihihi. Duh bapak menyalahgunakan kewenangan mengurus uang sumbangan saya nih… Bapak-bapak yang lain protes dong…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZjv6Jg3l6
Pak Unang jadi tersipu malu dibuatnya, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya menunduk tidak berani menatap Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYnA6sndjL
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQVU38ejUE
“Hehe, ya gapapa lah non, kan ada 20 juta… kalo dipake 5 juta aja kan cuma seperempatnya, sisanya masih banyak… Ngentot kan kebutuhan kita juga non… Apalagi dari tadi disuguhi pemandangan non Rasti yang cantiiiik banget. Bapak ngaceng non… mau ya dientot?” Ternyata bapak yang lain menjawab seiya sekata dengan pak Unang. Bukan hal yang mengejutkan juga sih.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3HurrQRmc
“Aduuh mujinya selangit deh bapak ini, tapi itu kan uang dari Rasti pak…” jawab Rasti menggoda.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhBHYXIbgf
“Non Rasti memang cantiiik kok… Bapak bener-bener ngaceng liat non…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPvNr3iMQl
“Ya non, kalo ga pake uang ini, darimana lagi bapak-bapak punya uang untuk ngentotin non Rasti…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyysHVV8FoI
“Iya non… tapi jangan naik ya harganya… 500 ribu aja…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJTtW23xsuJ
“Tapi kita kan bareng-bareng 11 orang nih non, didiskon dong non, 5 juta aja boleh ya…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7oCIbSaUY
Rasti makin tergelak melihat ngenesnya bapak-bapak tua ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTHtzj37Zb
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwJB3xz2ps
“Aduh non jangan menggoda begitu dong… kalo tertawa non makin cantik. Bapak makin ngaceng ni kontolnya pingin segera dimasukin ke liangnya non Rasti…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wyrAYNCjX
“Iya non cantik… mau ya dientot memeknya…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUfxmhTfxa
Makin cabul saja kata-kata bandot-bandot tua ini pada Rasti. Pak Unang yang duduk di dekat Rasti, yang tadinya malu-malu kini malah berani meraih handuk yang menutupi tubuh Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNeT6eT8omg
“Jangan ditutupi dong non tubuh indahnya… Non bugil aja biar cantik…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡROi67nyhiH
Rasti nurut aja handuknya diambil hingga kini tak ada penghalang lagi di atas tubuh telanjang bulatnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3j3Tk5VIir
“Aduuh… itu susunya non… cakeep… Dari tadi bapak ga tahan pingin ngenyot non…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ7D07yqguS
“Yuuk ngentot non… sekali ngentot, satu memek sebelas kontol… pasti enak non… belum pernah kan? Hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoyaZh1wPXY
Rasti tertawa lagi. “Udaah kali…?! lebiih malah… Ih ngeremehin memek Rasti.” Balas Rasti tidak kalah vulgar. Binal sekali!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14CSugShyh
“Wahh hebat memeknya non… non memang juara lonte!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Au28MUlCB
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73BElx9tvu
Masih tertawa, Rasti berpaling ke Tedi dan kawan-kawan. “Duh gimana nih sayang, Mama mau dientot bapak-bapak ini nih…?” Ucapnya manja, tapi kemudian Rasti tertawa lagi melihat wajah Tedi dan teman-temannya yang antusias sekali.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobZQb1sBCs
“Huuuu…! Kalian kok malah antusias gitu sih wajahnya? Iiiih sebel! Dasar mesum…” cibir Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrz5sA6Uagm
Ya, Tedi yang awalnya kesal, kini malah jadi excited. Jelas saja, karna memang bukan hanya bapak-bapak itu yang kebelet ngentotin Rasti, tapi mereka juga!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQr68Beiwv
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXCN6qeSQn
“Boleh ya nak Tedi, mamanya kita entotin rame-rame…?” Tanya salah seorang bapak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkY485sQrvP
“Gimana sayang…? Mama mau dientot dulu yaa…? Mama penasaran juga sih sama kontol-kontol keriput bapak-bapak cabul ini…” ledek Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRs9oH51id
“Wah jangan salah non, yang lain boleh keriput, tapi kalo si otong mah masih kenceng…! Entar buktiin dirasain deh di memeknya non Rasti…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDioTtEbaL
“Jadi gimana non? Boleh kan memeknya dientot? He he he?” Bapak-bapak tua itu terus mendesak Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQGK6Aqupl
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx0pgDasMo1
“Aduh… bapak-bapak ini… Oke deh, tapi bapak-bapak simpan saja yah uangnya. Gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat!” setuju Rasti akhirnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrM5WwjDOJ
“Mm… Maksudnya non…?” Tanya pak Unang seolah tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSj1hVbqM4
“Waah… maksudnya gratis yah non??” Tanya bapak yang lain memperjelas.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEBoNU8qmxo
“Iyaaaaah bapak… Tapi ingat yah pak, syaratnya uang sumbangan saya jangan disalahgunakan. Jangan dipake buat judi, mabok, apalagi main lonte, hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMwUn58A6I
“Aduuhh non Rasti cantiiikk… Bapak ga salah denger kan…??”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhgZBTR1sH
“Iyaa pak… anggap saja Rasti sedekah 2 kali ya… sedekah uang sama sedekah memek… Yuk dipakai memeknya mumpung masih anget…” Ucap Rasti sambil mengubah posisi duduknya jadi mengangkang.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdBcbY0rT43
Glekh! Semua bapak tua itu menelan ludah melihatnya. Nafsunya makin memuncak di ubun-ubun.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxFVgvIHEF
“Aduh non… memeknya… cantiiikk… Sudah boleh dicoblos ya non?” Seorang bapak buru-buru memelorotkan celananya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeN14KIFBkW
“Wah sudah basah tuh non…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvaH62R1Hly
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ24iOgECIlu
“Eit… Janji dulu soal uangnya tadi… Janji yaa?” Ucap Rasti genit.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZfJVQBO80
“Ja… Janji non…” Jawab pak Unang yang nafsunya sudah diubun-ubun.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWGobr0K2O4
“Hi hi hi… Ya sudah siapin kamarnya ya… yang bersih. Omong-omong bapak-bapak mau giliran atau keroyokan?” kerling Rasti yang membuat mereka semakin mupeng.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpaWDhAE4Om
Bapak-bapak tua itu saling berpandangan. “Ah bodo amat, yuk dikeroyok lonte yang satu ini kayaknya harus digenjot rame-rame biar kapok!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIBM9f7D7k
“Yuk non buruan yuk, kita kita udah gak tahan nih dari tadi!” Salah satu bapak menghampiri Rasti lalu berusaha menarik tangan Rasti. Mereka betul-betul para pria tua cabul yang tak sabaran.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkziCwxDQkP
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfK4RJjPbnS
“Hihihi, iya-iya, bentar dong…” Rastipun ikut-ikut saja diseret bapak itu ke dalam sebuah kamar. Sebelum masuk ke kamar, Rasti sempat melempar senyum pada Tedi dan teman-temannya, seakan berkata dalam hati, “Nih… puas kalian mama sampai dientotin rame-rame sama bapak-bapak tua gini!? Kalian nonton gih…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzmNXZwshpu
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdwKHAEVBQU
Bapak-bapak yang lain juga ikut masuk ke dalam kamar. Untungnya kamar itu tidak ditutup, sehingga Tedi dan teman-temannya bisa melihat bagaimana Rasti akan digangbang oleh bapak-bapak lusuh itu. Lagi-lagi mereka hanya ngenes hanya bisa melihat, tapi itu sudah cukup untuk memuaskan fantasi mereka akan Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcAL7n3adR
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX680JlPGl8
Dengan binal Rasti mengarahkan bapak-bapak tua itu di dalam kamar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRYCTmAuET
“Ayo bapak-bapak antri di depan Rasti, semua kontolnya Rasti mandiin dulu satu-satu ya pakai mulut Rasti. Biar bersih dan licin sebelum dicoblosin ke memek Rasti…” Tanpa perlu dua kali komando, bapak-bapak itu bergegas berbaris berebut untuk berada di posisi depan. Rasti tertawa geli melihat tingkah bapak-bapak tua ini yang jadi kayak anak kecil kalau mau ngentot. Tentu pak Unang berada di posisi paling depan. Rasti mulai mengulum penis pak Unang yang sudah menegang sempurna sejak tadi. Ukurannya tak terlalu besar tap tak terlalu kecil juga.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt20D24BWwC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoxhjDEX38r
“Aaahhh nonn… isepannya nikmat… Aduuh nonn… jangan kencang-kencang non…! Adduuhh nikmatnya.. ahhh dengkul bapak jadi lemes non… udah non, nanti keburu muncrat non…” Desah pak Unang sambil menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Rasti menyudahi aksinya sambil tertawa geli. “Ya udah… Udah mau masuk sekarang? Udah boleh kok… kan udah bersih...” Rasti seperti mengajak bicara penis pak Unang. Menggemaskan sekali. “Oke siap ya… Ati-ati ya, di dalam sempit dan gelap… Pelan-pelan aja masuknya ya sayang…” Rasti meneruskan aksi menggemaskannya itu, mengajak bicara penis pak Unang, lalu mengecupnya. “Jangan keburu keluar yaa… hi hi hi.” Ucapnya lagi, lalu melepaskan penis itu dan ambil posisi menungging. Pak Unang buru-buru berpindah ke belakang Rastu dan mengambil posisi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5CahAwOvQ
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz44qBqqXwS
“Bapak masuk sekarang non…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS0yw42XKXZ
“Iyaa paakk… silahkan… Aaahhh…” Belum habis Rasti menjawab, penis pak Unang sudah menyeruak masuk ke liangnya dan langsung menggenjotnya dengan cepat.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbAuOuPtBm
Begitulah pemandangan yang terjadi di kamar itu. Rasti berdiri menungging, dengan 11 orang bapak tua berbaris di depan dan belakangnya, ngantri diblowjob satu persatu oleh Rasti, tiap satu orang selesai dia ke belakang ngantri memek.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡziN3eYJjyH
“Ayo Nang… gantian ngapa!” Ujar bapak kedua yang setelah selesai diblowjob oleh Rasti, kini mengantri di belakang pak Unang untuk menggenjot memek Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9McvVJAIn
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhINX0jHofn
“Buruan Nang, jangan diabisin sendiri memeknya… Tuh Bambang dah mau selesai tuh diisepnya!” Ujar bapak itu lagi melihat bapak ketiga yang sudah kelojotan disepong oleh Rasti. “Aduuh non… jangan dikuras dulu isi batang guee…! Aahhh gue belum ngerasain memek lo.. aduuhh…” Seru bapak yang bernama Bambang itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHloKhz6IT
“Hi hi hi… sama aja kayak Unang lo! Disepong aja udah di ujung peju lo!” Ledek bapak yang di belakangnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRk3tddB41n
“Buset, lo coba sendiri deh tuh… mulutnya ni lonte! Baru tau lo!” Kata pak Bambang menyudahi dan beranjak ngantri memek ke belakang bapak kedua.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl8PA409PoD
“Woi, Nang, belom juga lo… antrian udah panjang nih…!” Ujarnya melihat pak Unang yang masih asyik menggenjot memek Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2f0F7aTDXq
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAC02RBPOfC
“Hi hi hi… ayo bapak-bapak diatur yaa gilirannya… yang tertib ya…!” Ucap Rasti. “Ga harus langsung keluar dulu pak Unang, simpen buat nanti lagi, biar memek Rasti dicoblosin dulu sama semua kontol-kontol kalian, baru nanti ngecrot bareng-bareng yah bapak bapak… Hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlcbokWNNKh
“Aah ngentot… anjing nikmaaatt…!” Meski belum orgasme, pak Unang menuruti Rasti menyudahi genjotannya, memberi giliran pada bapak kedua. Pak Unang kini beralih mencumbu tiap jengkal tubuh mulus Rasti. Favoritnya, apa lagi kalau bukan buah dada menggantung bebas dan tergoncang-goncang oleh hentakan bapak yang mengentotinya. Kagumnya pak Unang, payudara yang menggantung itu sama sekali tidak terlihat jatuh ke bawah, tapi kencang, padat dan mengkal di dada Rasti. Entah apa yang sudah dilakukan Rasti untuk menjaga kekencangan payudaranya itu, padahal dia adalah ibu dari 7 orang anak!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB7txkH7dGC
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPh7kAyfeQ
“Non… susunya kenceng banget… alami atau pabrikan nih… he he he…” Ujar pak Unang yang kini mengecupi bahu dan punggung Rasti sementara tangannya sibuk menggerayangi dan meremas-remas payudara Rasti dengan gemas. Tidak jarang menarik-narik putingnya yang membuat air susu Rasti mengalir keluar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD63VE9SoyD
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlkXsNQyfrp
“Asliii pak… aahh… enak aja pabrikan, emangnya bintang bokep luar negri! Ha ha… aahh… Susu asli Indonesia nih… puas-puasin dehhh… aahhh… Oohhh paakk… Jangan dibuang-buang dong air susunya, diminum aja, sehat bergizi lho… Oohh… Ahh…!” Jawab Rasti tersengal-sengal.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUlbOQGSZ7y
Betapa serunya adegan gangbang ini disaksikan oleh Tedi, Riko, Romi dan Jaka dari balik pintu. Betapa ngenesnya mereka yang hanya bisa melihat sambil mulai mengeluarkan penis mereka dari balik celana dan mengocoknya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hxWa6nCGY
“Binal banget mama lo Ted… gue sukaa… aah tante Rasti…” Rintih Riko sambil mengocok.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡivIKkstaTX
Perasaan Tedi sebenarnya tak menentu melihat sahabat-sahabat karibnya ini masturbasi sambil menyebut-nyebut nama Mamanya dengan cabul. Tapi Tedi yang sama-sama ngaceng juga larut dalam tontonan yang mereka jadikan bacol sama-sama itu.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrOBqGlkD4
“Ahh… Mamaahh…” Desah Tedi. Dia menaruh kameranya di sudut yang pas membidik persetubuhan Rasti dan bapak-bapak tua itu, disetel dalam mode video dengan tombol recording yang posisinya on. Tangan Tedi yang bebas dari kamera kini mulai mengocok penisnya sendiri.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnfMfUZ0ojg
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gzLcOln5u
Formasi antrian bapak-bapak tua itu tidak bertahan lama, Rasti juga pegal berdiri dalam posisi itu terus. Kini persetubuhan mereka berlanjut tanpa aturan. Tubuh Rasti ditarik kesana-kemari, dibaringkan ke kasur, ditarik lagi, dipepet di tembok, berpindah lagi, dihempaskan ke lantai, dan seterusnya. Rasti benar-benar seperti ikan asin yang diperebutkan kucing-kucing liar yang lapar. Habis tubuhnya dijamahi, dan air susunya disedot-sedot bergantian dengan rakus oleh bapak-bapak tua itu. Ramai sekali suasananya, penuh makian, seruan-seruan cabul, desah nafas dan gelak tawa. Ya, itu adalah persetubuhan yang menyenangkan, sikap Rasti yang ceria, penuh canda, dan tak cangung meladeni cacian-cacian cabul yang ditujukan padanya membuatnya jadi menyenangkan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwCzx5A0HYg
Pada akhirnya, ternyata bapak-bapak itu hanya nafsunya saja yang besar tapi tenaganya kurang, maklumlah rata-rata usia mereka sudah di atas 60-an. Hanya 1 jam lebih sedikit persetubuhan itu berakhir dengan wajah dan tubuh Rasti berlumuran sperma kental. Empat orang bapak menyemprotkan pejunya di rahim Rasti, Tujuh sisanya membukkake Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8uoPBquGO9
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Nc8i9bkwa
“Aahh… hh… Hi hi hi… aduuhh… banyak sekali pejunya ya bapak-bapak… ahh… kental banget lagi… hahh.. hahh…” Ucap Rasti dengan senyum tersungging di bibirnya yang masih belepotan, dan nafasnya yang masih terengah-engah.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsbjcH7YPu
“Stock berbulan-bulan itu non… ga pernah dikeluarin… Khusus hari ini buat non… Ha ha hahh…” Salah seorang bapak berkomentar.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZF8ksvu5x
“Hi hi hi… spesial banget doong….? Makasiih ya bapak-bapaakk… Rasti seneng banget!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNtOmwG5hV
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCxQIUctVj
Tedi tidak menuntaskan onaninya, melihat ini dia bergegas masuk dan mengabadikan wajah Mamanya yang penuh berlumuran sperma kental. Saking kentalnya, lelehan sperma yang ke bawah dagunya itu tidak menetes-netes. Benar-benar seperti lem! Lengket.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgWVcye36r
Rasti tidak malu sama sekali dalam posisi ini. Mata kirinya setengah menutup karna segumpal sperma menggantung di sana. Rambutnya, ujung hidungnya, pipinya, bibirnya, semua kini berhiaskan sperma. Wajah Rasti bagaikan kain kanvas dan sperma-sperma itu adalah cat yang ditorehkan di atasnya membentuk mahakarya seni yang indah. Tanpa membersihkan wajahnya sama sekali, Rasti memasang ekspresi-ekspresi binal menatap lensa kamera Tedi yang mengabadikannya. Setelah beberapa saat kemudian, Rasti melakukan aksi yang membuat Tedi dan semua bapak-bapak di situ menahan napas. Dengan jari telunjuknya, Rasti pelan-pelan menyapu sperma di wajahnya sedikit-demi sedikit dan memasukkannya ke mulut. Sperma itu begitu banyak dan kental. Rasti harus menyapunya beberapa kali dan agak lama hingga semuanya tuntas tak bersisa, berpindah ke atas lidahnya. Rasti memang tidak langsung menelannya. Lidahnya ingin mengecap dan merasakan sensasi kekentalan sperma itu. Dia melakukan itu sambil tersenyum ke arah bapak-bapak dan kamera Tedi. Benar-benar pemandangan yang cabul!5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLT31kkjwsN
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zIac26ySx
“Aaahhh…..” Rasti menjulurkan lidah, memamerkan gumpalan peju yang telah dikecap di atas lidahnya. “Gleekk… Ahhh…” Rasti menelan semuanya. Semua penontonnya menelan ludah menyaksikan aksi Rasti ini.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahtYU8nmd7
“Hi hi hii… Aaah kental… Kayak lem! Benar-benar kaya protein nih sepertinya… Hi hi hi… Enaakk, makasih ya bapak-bapak…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcoPmyaS97
“I… Iyaa non… duuhh non benar-benar lonte juara…!”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDp31GIzINF
“Lonte superr… Super nakal, super cabul….”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxvSid9hgS
“Puas pak…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn2wEhGXhYo
“Iya non puas banget…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gy0nK7Ngr
“Sama dong… hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiN1wssCEgy
“Eitt… belum non… tu masih ada…” Seorang bapak menunjuk ke selangkangan Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZsVvP0HOMA
“Aduuh luber yaa… hi hi hi…. Peju kalian sih… kebanyakan.” Ucap Rasti melihat lelehan sperma banyak yang keluar dari bibir vaginanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWN9QnXk9nL
“Sini non… bapak yang bersihin ya…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUMYm2bmxy
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSuEdGIa1z
Seorang bapak berinisiatif membersihkan lelehan sperma itu dengan jarinya, Rasti tidak melarangnya. Ternyata bapak itu kembali menyuapkan sperma itu ke mulut Rasti. Sambil tertawa, tanpa keberatan sama sekali, Rasti menyambutnya. “Duh bapak tau aja Rasti masih haus…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHcNtoACUd
Benar-benar pemandangan super cabul. Tedi yang menyaksikan adegan ini dilakukan oleh mamanya sendiri antara jijik, malu, namun tetap ereksi. Ah, rasanya dia menikmatinya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOtdasFIuR
Tidak cukup hanya sperma yang meleleh keluar saja, jari bapak itu kini mengobel memek Rasti, memancing lebih banyak lagi sperma keluar. Rasti malah merenggangkan kakinya, memberi kemudahan akses.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2GaBHXYPE
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQng0HChnA
“Aahhh…” Desahnya keenakan.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPXS7IbNJP
“Aaak… Aaammmm… Lonte pintar…!” Ujar bapak itu menyuapkan sperma terakhir dari vagina ke mulut Rasti. Kata-kata yang sebenarnya adalah pelecehan itu bagi Rasti adalah pujian.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNYfhxjN4u
“Makasiiih…” Ucapnya centil setelah menelan bersih semuanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6BEK8JOfU
“Sama-sama non lonte cantiikk…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhGchUJtzn
“Makasiih ya non Rastii… duuh, malam ini bapak rela deh kalo mati…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVChrIuyfi
“Hi hi hiii… kok udah mau mati aja pak… besok-besok kan Rasti masih mau nyumbang memek lagi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzz5jc6nqk5
“Haahh beneran non…???”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI4gA2Pz8gu
“Serius non…? Aduh jangan bercanda dong non…???”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVOf3To3VgS
“Hi hi hi… pilih mana, disumbang uang atau memek?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7CzLYmcPj
“Memeeekkk…!” Semua menjawab serentak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCUIxMvEIDK
“Duuh bapak-bapaaak… ga butuh makan emangnya?” Rasti tergelak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7aE6wZGNLM
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFeyVf4DF4
“Makan mah ada non… nasi pake garem juga embat aja, yang penting kenyang non… Tapi kalo memek sih, pilih yang premium kalo bisa… hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhDLXpnr3h2
“Premium, bensin kali… hi hi hi… Pertamax aja pak.”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJmL5nic0q
“Iya non, permemex… Ha ha ha…” benar-benar cabul dan norak gurauan mereka itu. tapi Rasti toh tetap melayaninya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDe6oVkRYzC
“Ya udah, uang sama memek ya… kapan-kapan Rasti datang lagi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRZRkq4K7x
“Jadi beneran non…? Aduuh non Rasti baik amat sihh… kayak bidadari… udah cantiiikk….”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQS7aQ4JATh
“Udah ah stop mujinya… Besok kalo Rasti datang lagi, bagi-bagi dong ke bapak-bapak yang lain… Pintunya dibuka aja, jangan ditutup rapet kayak gini… pengap. Biar aja yang mau masuk bebas… Rasti mau buka klinik ngentot di sini… Buka pagi sampai sore, jadi bisa nerima banyak pasien… hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4C4ypr2VQT
Aah, tidak ada habisnya Rasti meladeni bapak-bapak mesum ini, omongan-omongannya entah itu hanya mengumbar fantasi liarnya saja ataukah benar-benar hendak direalisasikan? Tedi tidak tahu, yang jelas, mendengarnya saja, dia dan ketiga kawannya sudah merasa sempit di balik celananya. Ya, tidak ada di antara mereka yang menuntaskan onaninya tadi. Mereka ingin menyimpannya untuk penghujung malam nanti di rumah dan bersama Rasti.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW7x6XUr5aL
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3JzsVJD3ws
Singkat cerita, Rasti pun berpamitan setelah membersihkan diri sekedarnya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwds14fzSi
“Simpan aja pak, buat kenang-kenangan…” Ucap Rasti menolak daster yang dikembalikan padanya oleh seorang bapak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuKbI0HCAJ
“Ja… di…. Non Rasti…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyVcUp4Wu5
“Ya gini aja pak… ga usah pake apa-apa… hi hi hi…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJgUtOyg6tP
“Haah, bugil gitu non??”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTXlyKqOhv
“Kan Rasti pake mobil… yuk aah… pamit ya bapak-bapaak… makasih yaa…” Ucap Rasti ramah. Harusnya sih bapak-bapak tua itu yang mengucapkan terimakasih padanya.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdFZHx3caw
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA4Pwk6FSij
“Nak Tedi…” Panggil salah seorang bapak.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXtybtx77nj
“I ya… pak?” sahut Tedi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPeZbuqVVOu
“Titip lonte kami ya… tolong dijagain jangan sampai lecet. He he he…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCf8QzFc8uA
Hu uh, Tedi bersungut-sungut mendengar candaan yang tidak lucu dan tidak sopan itu. Tapi bapak-bapak itu malah tertawa senang sambil makin menggoda Tedi.5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOl8IuxuQOk
“Dadaaahh non Rasti…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XopLDioTa
“Daah non cantiikk…”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUumk3G1MuX
“Beneran ya kesini lagi non…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7eQWmmdPkw
“Janji ya non…?”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4XfRadwtg
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmuBvMLT57
“Iyaa bapak-bapaak... Daahhh….”5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvVI3Qg16Ro
5037Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9lnWJ0le7b
8964 copyright protection5033ＰＥＮＡＮＡfDitQteqf9 維尼

15.158.61.20