x

Escape from Mall…………………………..8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGN5DeGiub
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNfrJTLImgp
“Jadi gimana dong? Masa tante harus kembali ke parkiran telanjang bulat gini sih?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgaT6vRFWsX
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZa89dMjI5
“Ya mau gimana lagi tante… selendangnya gak ketemu sih…” ujar teman-teman Tedi santai masih berpura-pura tidak tahu. Mereka memang tidak punya niat untuk mengembalikan selendang itu. Mereka ingin mengisengi ibu teman mereka ini. Sungguh kurang ajar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhVZ3bqHqfA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXUIhFYIu8
Rasti sendiri juga curiga kalau teman-teman Tedi itulah yang menyembunyikan selendangnya. Meskipun kalau memang merekalah pelakunya, Rasti malah memilih untuk mengikuti permainan mereka ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF23f9G4JvW
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFtTRDXN3P
Mereka kemudian berembuk bagaimana mencari jalan keluar yang aman bagi Rasti. Sebagaimana banyak mall lain, tiap lantai di mall ini ada tempat parkir mobilnya. Di lantai tempat mereka berada, pintu keluar ke tempat parkir lantai itu hanya berjarak 10-15 meteran dari komplek pertokoan yang kosong itu. Akhirnya disepakati solusinya Rasti ditinggal di situ bersama Bobi, sedangkan Tedi dan teman-temannya turun mengambil mobil yang diparkir di basement untuk di bawa ke lantai atas. Untunglah Tedi sudah bisa nyetir.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOfMffWzzdm
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzfoj49ujP
Saat Tedi dan teman-temannya pergi, Bobi mulai rewel. “Cayaaangk… bentar ya kak Tedi sedang pergi ambil mobilnya buat jemput mama ke atas. Duh, kamu haus ya… maaf ya tadi susu mama masih dibuat mainan sama pak satpam. Hi hi hi… Yuk mimik susunya sekarang…” Sungguh cara seorang ibu becandain anak yang tidak lazim. Tapi bagaimana lagi, itulah Rasti yang sekarang merasa sexy sekali telanjang di situ sendirian, menyusui bayinya, sementara di seberang sana dia bisa mendengar sayup-sayup orang yang berlalu lalang. Ada desiran-desiran perasaan di dalam dadanya yg susah dideskripsikan. Berdebar-debar, waswas, tegang, excited, bangga, malu, sensual, dan sebagainya campur aduk menjadi satu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH6uqGz0H0v
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoRUpogAVlW
“Tedi sama teman-temannya kok lama sih… duh…” pikir Rasti gemas setelah 15 menit berlalu. “Pasti mereka sengaja berlama-lama... Paling ini juga bagian dari fantasi mereka. Dasar!” Tebak Rasti. Ya, Tedi memang sengaja meninggalkan ibunya sejenak bertelanjang bulat di tempat ramai sendirian. Teman-teman Tedipun terpuaskan fantasinya mengisengi ibu teman mereka yang seksi itu. Untunglah memang di situ sangat aman. Rasanya tidak akan ada pengunjung yang masuk ke kompleks pertokoan yang jelas-jelas masih kosong itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzCivLISuY
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFu0RHgd0O
Bobi cuma sebentar menyusu, dan kini dia sudah tertidur di gendongan rasti. Gara-gara Tedi tidak datang-datang, perasaan campur aduk yg dirasakan Rasti tadi makin menjadi-jadi. Rasti kemudian iseng-iseng jalan melenggak-lenggok di lorong pertokoan kosong itu bak peragawati. Berpose-pose di depan kaca toko yg besar-besar itu dengan gaya binal, mengekspos payudara dan selangkangannya sambil berkhayal jadi model porno. Rasti merasa geli sendiri dengan tingkah konyolnya itu. “Ah dasar kurang kerjaan,” cibirnya pada diri sendiri.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTuqWUKxUP
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM3z27Njses
“Duuh Tedi lama amat sih... tega banget sama mama... kalo mama ketahuan orang trus diperkosa rame-rame gimana coba? Iih jangan-jangan kamu malah kegirangan ya sama temen-temenmu? Dasar... kayak tadi kamu seneng kan mama diperkosa pak satpam?” Rasti mulai ngomong sendiri dalam hati. Membayangkan persetubuhan yang baru saja dilaluinya Rasti jadi senyam-senyum sendiri. Ah, malah jadi horni lagi dia sekarang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB2KmHjaOWM
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPil6fQpRiz
“Duh, Tedi.. mama dingin nih…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxP6qjHpUcM
“Pak Ratnooo... sini dong entotin Rasti lagi... Hi hi hi……” Pikiran Rasti mulai liar tidak jelas, dan dia menertawakan dirinya sendiri juga. Rasti mengintip-ngintip ke seberang mall. Aah, sekarang di sana terlihat sepi juga... tidak dilihatnya pengunjung lalu lalang. Lantai atas ini memang pada dasarnya belum full beroperasi, jadi jarang pengunjung yang naik.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfqdO82Fsb
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNl2IUZL4tz
“Kayaknya asyik kali ya kalau jalan kesana, belanja-belanja sambil bugil. Pasti heboh banget, hi hi hi…” Rasti mulai berkhayal sambil melangkah keluar komplek pertokoan itu dengan bergaya, tapi... langsung lari masuk ke dalam lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0ONxN9N3h
“Hi hi hi... ga jadii...” Rasti excited sendiri kayak anak-anak sedang main petak umpet. Kemudian ngintip-ngintip lagi. “Kayaknya sepi deh... kayaknya kalo jalan keluar sampe atrium aman.” Rasti berjingkat keluar, tapi sudah sampai keluar setengah jalan menuju atrium, dilihatnya orang di seberang atrium, Rasti pun buru-buru lari masuk lagi. Tingkah dan ekspresinya yang malah kegirangan sungguh sangat menggemaskan. Ya, bagaimanapun Rasti memang masih sangat muda, masih suka main-main, bercanda, serta konyol-konyolan seperti remaja.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBAYD8THx2P
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rhiUYW3Ag
“Aah payah… Ah penakut... Ayo keluar...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwMaa2i3xS
“Gilaa Ah...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8PUBEYH2uc
“Paling-paling dikira orang gila trus dilaporin satpam...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Mg3ZIcgEm
“Ketemu pak Ratno lagi dong?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB54JX9i0wX
“Iya...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOVZr3NBech
“Dientot lagi dong...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ83xGZCZjJ
“Ihh… asyik kan?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTj6QeqPSAK
“Aah nggak Ah, Pak Ratno mah jelek... mas Adi itu lho yg nggemesin.”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXV52zC2tJr
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgs1AFJ2yJ
Rasti malah jadi berdebat dengan diri sendiri. Konyol. Untung kegilaan Rasti cuma berakhir di khayalan yang ngaco gara-gara kurang kerjaan. Tapi membayangkan aksi itu memang menjadi keasyikan tersendiri bagi Rasti. Libidonya naik.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpqe0hNN0j
“Huhh… puas kamu Tedi ngerjain mama kayak gini? Bandel deh kamu...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbvUcIPE0F
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39CQCjF83g
Tiba-tiba, glek!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡai5pu6LFKe
Di tengah Rasti asyik mengintip dan berkhayal, dia melihat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti sesaat. Gawat! Sekelompok orang datang dari bawah dan begitu sampai di lantai itu, mereka langsung berjalan menuju ke arahnya! Mereka bukan pengunjung mall! Tampaknya para tukang yang mengurusi pengerjaan pertokoan kosong yang memang tampak belum selesai itu. “Aah, kenapa mereka mulai ngerjainnya siang-siang begini? Aneh sekali...” Pikir Rasti panik. Tapi yang penting apa yang harus dia lakukan? Di tengah panik Rasti malah menghitung-hitung jumlah tukang itu. Duuh… Ada sekitar 9 orang! Darahnya berdesir. Tubuhnya seketika menghangat. Sungguh sensasi yang susah digambarkan. “Aduuh... gimana nih, Tediii... tolong Mama!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAmh1jRACS
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSnOv9bUAy8
Saat-saat genting Rasti akhirnya mempunyai ide. Dia akan pura-pura pingsan!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhO9xHzGhiY
“Ya…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ458UX0XfCb
“Haah, ide macam apa itu?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS1t2fE8oPi
“Biarin... emang ada ide lain?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJHzV5VBQi
“Lari aja…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4BeYstFhht
“Lari ke mana?!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRLX6ZjhtA
Lagi-lagi Rasti berdebat dengan diri sendiri. Secepat kilat Rasti ambil posisi di atas kardus tempatnya dientot oleh pak Ratno tadi, Bobi ditaruh di sebelahnya di lantai.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFjzgDze65D
“Maaf ya sayaang.. bentar aja kok.” Ujar Rasti pada bayinya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUtrixJNNl
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVQZL60ro5
Para pekerja itu makin dekat dan akhirnya benar-benar masuk ke komplek pertokoan itu. Alangkah terkejutnya mereka mendapati sesosok wanita bertelanjang bulat tergeletak dengan bayi di sampingnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMxXYniRd6F
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xrr5T3xiz
“Wow!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqC4DSZeOSH
“Wiih Siapa nih?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QiIQRQZqh
“Kenapa dia?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV14WehQufu
“Wuih cantik coy!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxykC39N5OU
“Buset bening...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxdQeKippt
“Itu bayinya?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0U5BBc0ujT
“Masih hidup nggak tuh??” Mereka berkomentar macam-macam melihat keadaan ini. Rasti hanya bisa mendengarkan sambil berdebar-debar. Dadanya serasa digedor-gedor dari dalam. Dia merasakan ada yang mendekat dan… Tiba-tiba dia merasakan kakinya diraba-raba. Seet… Rasti menelan ludahnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRzgeDlmwA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUf88T2uGUz
“Mulus bro...!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyoMFJN2jaw
“Gilee... ga nahan…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCm9IgfBjox
“Anjriitt, sumpah beneran cantik ternyata…!” Ujar si peraba itu yang kini menyibak rambut yang menutupi sebagian wajah Rasti. Dia kini melihat jelas wajah Rasti yang elok. Satu tangan lagi dirasakan Rasti meraba kulit mulus kakinya dan menjalar sampai ke paha Rasti. Benar-benar bimbang Rasti dibuatnya, detak jantungnya berdebar makin keras. Haruskah dia bangun sekarang?8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmdOZ0ZHDc
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYeI4AsvorH
“Heeh apa ini??” tiba-tiba terdengar suara lain yang lebih berwibawa.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dBJDpFui4
“Eeeh.. ng nggak bos… ii... Ini boos...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwBSii7MuE0
“Hah? Siapa dia? Kenapa kok tergeletak disini...?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEnKYhReQf
“Yaa ga tau bos, kita datang udah kayak gini keadaannya...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ4r8wcSTcY
“Itu bayinya?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDPqb5ZDhdH
“Ya kemungkinan... bayi siapa lagi? Gimana nih bos?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhDOta9qRw
“Ambil bayinya, gendong dulu... kasihan..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUOkEHBAJyG
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLY71tibdkD
Rasti lalu mendengar langkah kaki menghampirinya. Lalu... set, dia merasakan tubuhnya ditutupi dengan sesuatu kain!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgGfAjs9juj
“Non... non...” ujar pria itu berusaha membangunkan Rasti. Inilah saatnya. Rasti harap rencananya berjalan lancar!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMMaG8IEKyz
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpKZCwvoDjw
Rasti pura-pura terbangun dalam kekagetan, celingak-celinguk, kebingungan, ketakutan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ54oORFwGS0
“Aahh...! Kyaa...! Siapa kalian?? Ini dimana....?? Tolong...! Bo... bobiii... bobi...!” Pekik Rasti bersandiwara.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ02BDuMOZj
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6dIWKyTkd
“Tenang non, tenang… tenang… non aman...! Kami bukan orang jahat!” Si suara berwibawa yang dipanggil bos itu dengan sigap membekap mulut Rasti, tapi dia berusaha tidak sampai menyakiti Rasti. “Non aman! Tenang dulu.... siapa Bobi?” Ucapnya meyakinkan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9OOloZxtQV
“Anak saya!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMEfapUpamf
“Ini Bobi?” orang yang dipanggil bos itu kemudian menyodorkan Bobi pada Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡegodCauVAj
“Jangan khawatir.. Dia juga aman...” ucapnya menenangkan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFw4z6XmJSl
“Bobii...!” Rasti meraih bobi dan mendekapnya. Otomatis kain yang menutupi tubuhnya yang ternyata adalah sebuah jaket terlepas dari tubuhnya. Rasti tidak peduli. Dalam hatinya Rasti sangat menikmati ini. Telanjang bulat dikerumuni banyak pria asing tak dikenal.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1lHnZE23H
“Wow..” gumam para pekerja itu. Glek... jakun, mereka naik turun melihatnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyqetCWOyH
“Non kenapa disini? Telanjang begini, apa yg terjadi?” Kata si bos yang kini Rasti mencermati wajahnya. Kharismatik juga. Rasti cuma menggeleng-geleng cepat, pura-pura bingung.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcCdRnCmcU
“Ambilin minum!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kmA1w4dzZ
“Iya bos.. ini.. bos.”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7rrvLh35LQ
Rasti menerima minum yang ditawarkan. Saat Rasti minum, si bos menutupi tubuh Rasti kembali dengan jaketnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2cQX4yynCP
“Non bisa ingat-ingat tadi sebelum pingsan, non sedang apa? Sama siapa?” Rasti celingak-celinguk berlagak bingung mencari sesuatu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbnPs8DKlN
“Kami tidak menemukan apa-apa bersama non di sini selain anaknya non... ee.. Bobi ya namanya...? Tapi tidak ada pakaian, tidak ada tas, atau apa pun lainnya...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55XVUGNrTV
Rasti makin terisak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtLFkOZ5t9
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMktIUoVhPw
“Duh, actingku lumayan juga. Hihihi, bakat nih” dalam hati Rasti memuji diri sendiri.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJxDlTiX8S
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPCQyAUH0s
“Wah kasihan nih... kayaknya korban perkosaan dan perampokan...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVitD8qMl81
“Gila... tega bener pelakunya...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dKgjhFweB
“Tapi lumayan juga ya, si non nya cantik bener...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJ7EdGDd2d
“Anjrit, beruntung pelakunya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTcfU4mMBsn
“Hushh! Parah lo… denger tuh si non nya…!” terdengar para tukang itu berbisik-bisik. Rasti yang mendengarnya jadi geli-geli bangga dalam hati. Padahal barusan dia bukan diperkosa, tapi malah dia yang berinisiatif mengajak kedua satpam tadi bersenggama. Dia juga sangat senang dipuji-puji cantik oleh mereka. Dasar Rasti binal.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLrG56DKWg
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKebzO47d4I
“Udah, panggil security! Suruh hubungi polisi sekalian!” Ujar si bos mengambil keputusan. Rasti yang mendengarnya jelas malah panik.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFC2T1HnR1W
“Jangaan paak… please jangan! Ga usah...!” Cegah Rasti cepat. “Saya malu pak... sudah saya ga apa-apa...” Rasti mencoba berdiri masih sambil membawa Bobi di gendongannya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbPcii3rFF
“Eit... pelan-pelan non... jangan bangun dulu...” Si bos berusaha mencegah tapi Rasti tetap ingin berdiri. Akibatnya jaket yang hanya diselampirkan di pundaknya itu melorot lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ojY26TRDD
“Woow...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2QyuunhVPP
“Ihiiy…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrp7q5aUKd
“Ga bosen-bosen nih…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXMvLsWjfi
Riuh suara pekerja itu membuat si bos geleng-geleng kepala.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE2cAF6lpP7
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaWhT4Kbit
“Aduh,” keluh Rasti, tapi sejatinya di dalam hati teriak, “yes!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ802Snd5BWF
Si bos kemudian buru-buru memakaikan jaket itu lagi. Rasti pasif saja menuruti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcTuj7NyPk
“Aah si bos niih...” gumam para pekerja itu lagi kecewa, mereka tentunya ingin terus menikmati pemandangan indah tubuh Rasti yang polos.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrvj1iHbGk
Karna tangan rasti mendekap Bobi, jaket itu lagi-lagi hanya bisa ditaruh di pundak Rasti. Jadi bagian depannya masih terbuka, termasuk bulu-bulu halus di selangkangannya terlihat jelas. Bahkan cairan kental yang mengalir dari vaginanya juga disadari oleh para tukang. Sungguh seksi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTfGcWkE0PZ
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuseUl6Xh6i
“Wah bener korban perkosaan nih... kasihan ya...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMt94H0r3TO
“Kasihan apa pengen?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIXnsbUY01
"Gimana lagi coy... kasihan sih, tapi... seksi juga..." Di saat seperti ini Rasti malah semakin berbunga-bunga dibicarakan seperti itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcUSgtpxY2
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡehY8VQvg7R
Si bos yang mendengar ucapan mereka menghardik para pekerjanya. Dia lalu menyuruh salah satu dari mereka membelikan pakaian dan sisa pekerja lainnya dia suruh keluar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZrEjUli9VV
“Huuu...” koor protes para pekerja itu terdengar kompak. Si bos mendelik kesal pada tingkah anak buahnya itu tapi Rasti tertawa geli dalam hati. Puas sekali. Aah, andai bisa lebih lama. Bahkan Rasti membayangkan akankah dirinya akan dijadikan ajang pelampiasan nafsu oleh tukang-tukang itu? Brrr... menggigil sekaligus berdebar-debar Rasti membayangkan dirinya digangbang mereka semua. Rasti kemudian mengamati fisik si bos lagi. Kulitnya hitam penuh tatto, badannya kekar, kumis tebal menghiasi wajahnya menambah kesan macho. Meski beberapa uban tampak di rambutnya yang masih lebat, rasti menaksir umur si bos paling baru awal 40an. Wajahnya tidak tampan, tapi juga tidak jelek-jelek amat. Aah… Rasti jatuh hati pada si bos ini. Rasti memang gampang banget kesengsem pada pria. Dan kalo sudah kesengsem ya tubuhnya rela diberikan tanpa syarat, hihihi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk6RsUNf9YH
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7hKOEtGdd
Singkat cerita Rasti kini di dalam sebuah ruangan salah satu toko kosong di situ, bersama si bos dan 2 orang pekerja lain yang tampaknya juga senior di antara yang lainnya. Tapi kedua pendamping bos itu lebih banyak diam. Para pekerja lain berada di luar ngintip-ngintip di balik kaca. Rasti diinterogasi, dia kini sudah memakai daster minim yang terbuka di bagian pundaknya, hanya menggunakan tali tipis yang diikat. Bahkan Rasti tidak dibelikan pakaian dalam sama sekali! Tadinya si bos memarahi orang suruhannya yang membelikan baju seminim itu. Tapi Rasti meyakinkannya bahwa dia tidak apa-apa dan mengucap terimakasih berkali-kali.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkPifUzKmR
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFqF3THHbe
Rasti cerita panjang lebar dengan cerita dan acting yang meyakinkan. Satu sisi mengiba, sisi lain berusaha menampakkan ketegaran. Dan si bos tampak sekali empati padanya. Rasti sendiri kaget dia bisa spontan mengarang cerita perkosaan dan perampokan fiktif itu dengan lancar. Dia jadi berulang kali memuji diri sendiri dalam hati. Rasti juga menceritakan alasannya kenapa dia tidak mau dilaporkan polisi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY7Y4tMkh3v
“Tapi saya benar-benar tidak ingin ada polisi pak… Benar… Pertama, saya sekarang sangat malu… Ta… tapi… ee, lagian saya bersyukur juga ga sampe disakiti pak…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGQUBg5UfL
Si bos yang mendengarkan manggut-manggut, tapi Rasti masih menangkap kegusaran nampak di wajahnya. Merasa belum cukup, Rasti pun melanjutkan argumennya, “Dan… ee, harta saya yang hilang tidak seberapa pak… Saya tidak membawa uang tunai banyak, tidak ada kartu kredit atau ATM, dan saya juga tidak memakai perhiasan… Ma… Makanya… Saya sangsi polisi akan berbuat banyak. Saya yakin juga polisi pasti tidak akan mampu menangkap orang yang… yang… mem… perkosa saya…” Ucap Rasti tersendat. Tenggorokannya tercekat. Meyakinkan!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhKM8JZ1H8
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxhxPcXrPZ
“Saya memilih melupakan semuanya pak…!” Pungkas Rasti sambil berusaha setragis mungkin.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyV2yLakhF
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhZtGkkeRL
“Tapi.. non yakin…? Non rela? Pemerkosa itu harus dihukum… enak sekali dia bisa jalan bebas, pasti dia bakal nyari korban lain!” ujar si bos geram.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFxTtYPI9cy
“Mana ada perempuan yang rela diperkosa, tapi saya pesimis dengan kerja polisi pak… maaf, saya juga ga mau repot. Udah malu… ga ada hasilnya… apalagi kalo sampai masuk berita… memang kesal sekali pak, tapi ya mau gimana lagi… sudah nasib…!” ucap Rasti berkaca-kaca. Si bos manggut-manggut, sebagai mantan preman dia juga paham bagaimana cara kerja polisi yang memang tak bisa diharapkan untuk kasus-kasus ‘kecil’ seperti ini. Si bos benar-benar larut ke dalam cerita Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7F140zJYE3
“Ya udah kalo gitu non saya antar pulang…?” Tawarnya simpatik.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTXuHXDzxA
‘Duh mau bangeeet’, ucap binal Rasti dalam hati. Tapi tentu bibirnya berkata lain.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsa0p3s8F5o
“Ee ga usah pak, saya sebenernya ke sini sama anak saya yang lain dan teman-temannya. Tapi kami berpisah, mereka main-main sendiri tadi…” Rasti melirik jam dinding.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhf3DOnN1iY
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBC3BTOFJ7y
“Mustinya sebentar lagi mereka akan ke atas mencari saya... Eee… Saya bawa mobil pak… Oh ya… pak… saya juga akan sangat malu kalau anak saya sampai tahu apa yang terjadi pada ibunya… kasihan juga... ee… ja di…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzY8S3KcTCS
“Non ingin dirahasiakan ke anak non juga…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsQVXzB6iB
“Iya pak, saya malu, anak saya juga pasti… dia pasti akan sangat terpukul… dan… ee…” Rasti pura-pura kalut dan kebingungan. Si bos yang melihat itu jadi makin iba, apalagi paras Rasti yang jelita membuatnya menaruh hati.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡORiFyEJf7L
“Oke non… saya paham. Menurut saya sekarang yang penting non pulang dan menenangkan diri dulu, kalaupun nanti non ingin mengambil keputusan atau langkah apapun, jika butuh bantuan saya siap membantu.” Ucapnya tulus.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Vtc5TMzji
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0oCiUO8UnD
----------------------8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGoGhlXKoO
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9UPsqmiMU
Begitulah akhirnya Rasti lolos dari masalah itu. Rasti sebenarnya sudah siap mental jika harus kegangbang lagi oleh para tukang-tukang itu, tapi hidup bukanlah seperti cerita-cerita panas di forum cerpan 64.237.43.948044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82CxjNor6N
Ya, ternyata ada si bos yang fisiknya preman tapi hatinya baik. Dan… Rasti jatuh hati padanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWyyF6BmqKw
“Ba.. bapak sudah menikah? Sudah punya istri…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFRn8t7PWx
“Ee… ng.. saya sudah bercerai… kenapa tanya itu?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngFJDjFWbi
“Mm, ng..gak, soalnya bapak baik banget sama perempuan… makasih ya pak...” Rasti menghadiahkan senyum super manisnya. Laki-laki manapun pasti blingsatan mendapatkan senyuman Rasti yang dahsyat. Tak terkecuali si bos yang dari tadi sok cool ini, tapi sebenarnya dari awal juga sangat mupeng mengagumi kecantikan Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTCsWz0t4mA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWJN0yhkH3
Rasti memberi alamat dan nomor telepon pada si bos dan memintanya datang ke rumah kapan-kapan. Rasti berniat ingin ‘membalas’ kebaikannya, juga mengganti baju yang dia belikan. Meski si Bos berulang bilang bahwa baju itu tidak usah diganti, Rasti ngotot meminta dia datang ke rumah. Rasti ingin 'balas budi'.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0TPTUNe9ZS
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEc0gmj17uN
Di sisi lain lantai itu, Tedi dan teman-temannya dari tadi sebenarnya sudah datang, tapi melihat banyak tukang berkerumun di komplek tempat Rasti sembunyi, mereka langsung ngumpet di pojok mall sambil mengintip penasaran. Ya, mereka bukan mengintip cemas akan apa yang terjadi pada Rasti saat itu, tapi lebih ke mupeng membayangkan Rasti sedang digangbang oleh para tukang itu. Mereka juga sibuk berpikir bagaimana caranya bisa ngintip lebih dekat supaya benar-benar bisa menyaksikan adegan yang saat itu hanya bisa mereka bayangkan sambil menahan konak. Setelah beberapa saat gelisah di pojok mall itu, mereka melihat Rasti keluar diantar oleh salah seorang tukang, kemudian Rasti membungkuk-bungkuk pada semua tukang, tampak seperti hendak pamit dan mengucapkan terima kasih. Makin mupenglah Tedi dan teman-temannya. Melihat pemandangan itu, dugaan mereka bahwa telah terjadi gangbang makin kuat. Tedi pun kemudian langsung lari menuju Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡitoYMNI7N7
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR3KIz6IvwR
“Maa…” panggil Tedi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xay0RREwt
“Aah… itu anak saya dan teman-temannya pak… mari… te… terima kasih…!” ucap Rasti pada si bos dan para tukang yang lain lalu bergegas menghampiri Tedi sebelum Tedi sampai. Rasti memeluk Tedi erat karna berpikir bahwa si bos dan para tukang itu masih memperhatikan dirinya. Tedi sendiri kikuk dan bertanya-tanya kenapa Rasti tiba-tiba memeluknya erat.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADbE8MRvDl
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqzEFu7Cuc
--------------------------------------------------------------8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrYe4GC1hN
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUW2xWtWhdW
Kini, mereka semua sudah beranjak pergi dari mall itu dan kembali berkendara. Tapi Rasti masih memakai daster minim pemberian si bos tadi. Tedi dan teman-temannya pun tidak peduli, mereka seakan lupa bahwa seharusnya hari itu Rasti wajib bugil sepanjang perjalanan. Ya, kini pikiran mereka dipenuhi dengan pertanyaan apa tadi yang terjadi antara Rasti dan para tukang itu tadi di mall.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZIIReNA0W
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNa5rM0wvh
“Ma...tadi itu gimana ceritanya?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7N3Z0AfHJ
“Iya tante.. cerita dong...?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIy0ngK6ee
“Tante diperkosa sama tukang-tukang itu?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSY5rRbI8yQ
Tak tahan penasaran, beragam pertanyaan pun terlontar dari mulut Tedi dan ketiga temannya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0loYFzWSu
Tanpa menjawab, Rasti senyum-senyum sendiri. Aah, bikin gemas mereka saja!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTCSlDZSxCt
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJosyXvP93
“Tante digangbang! Duuh sayang banget ga lihat…” celetuk Romi. Rasti tergelak, mencubit teman Tedi itu. “Dasar kamuu… mesum melulu pikiranmu itu lho.. parah…!” Cibir Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Bkt0A8Yzt
“Makanya cerita dong…?” ucap Romi nyengir.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFs3oioLXoe
“Kalian sih nakal, ninggalin Tante sendirian di sana... Huuh...!” Rasti pura-pura merajuk, tapi sejurus kemudian mengerling pada mereka sambil tersenyum menggoda, “Emangnya mau tau aja atau mau tau banget?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGzrznUJ1pB
“Mau tau bangeeettt!” Keempat remaja itu menjawab kompak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCn8shobJkb
Rasti tertawa.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXHZCqmS1ly
“Hihihi, ya udah kalo gitu kita pulang ya? Nanti cerita di rumah…” Rasti tidak ingin merusak khayalan mereka kalau sebenarnya dia tidak diapa-apakan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKr1yyWwrUC
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvAkrTF6Qoe
“Iih gak bisa gitu dong ma, petualangan kita belum selesai nih...” Protes Tedi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi1MauCK66O
“Hihi, ya udah kalo gitu ceritanya nanti yah? Hmmm… Gimana sayang? Jadi ke tempat itu?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdTL6QWwIl
“Ya jadi lah ma... dah disiapin kan?” Jawab Tedi. Riko, Romi dan Jaka pun saling berpandangan. Tampaknya Tedi dan Rasti ternyata sudah merencanakan dan menyepakati tujuan keduanya ini sebelumnya, dan mereka tidak diberitahu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYGGIwYj44
“Ted, kita kemana nih sekarang…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsztn6iyyKw
“Lihat aja ntar…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0LTWgsioU
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccBC6BQ78V
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AXrE9psXk
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteS4lkeODj
The slums old man………………………………………....8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeqCIiGzTJR
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkiRSKhNi4p
Mereka meluncur ke daerah pinggiran. Tidak terlalu jauh, sehingga waktu tempuhnya memang tidak lama. Tapi daerah yang dituju itu benar-benar sudah ‘pinggiran’ kondisinya. Ya, kumuh lingkungannya dan miskin penduduknya. Sebuah pemukiman di bantaran sungai yang sudah mendekati muara ke laut utara. Daerah ini hampir menuju desanya pacar Rasti semasa SMA dulu. Tapi daerah ini sangat miskin. Sebagian penduduknya ada yg jadi nelayan, tapi bukan pemilik kapal, hanya jadi awak kapal saja. Sebagian lainnya mengemis di jalan. Tidak jarang juga yang terjerumus kriminalitas, jadi maling sampai begal. Yang paling mending jadi kuli bangunan. Bagaimana dengan kaum perempuannya? Sebagian dari mereka melacur seperti Rasti, dan bagi keluarganya itu adalah mata pencaharian yang lumrah. Tapi jangan ditanya bagaimana kualitas pelacur di daerah ini. Dapat yang muda saja sudah untung, karna kebanyakan pelacur disini tua-tua! Tidak jarang usia kepala 4, bahkan ada yang kepala 5 Alias hampir jadi nenek-nenek! Ironis memang. Begitulah gambaran daerah kumuh ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipD3Kj4Lhm
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4t70FJzMwe
Rasti dan Tedi sudah punya info tentang daerah ini sebelumnya, di desa ini mereka mengunjungi sebuah bangunan rumah yang difungsikan menjadi semacam panti jompo. Bukan hanya penampungan orang tua, tapi dulu tempat itu juga sebagai penyalur dana santunan, ada kalanya juga menjadi tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan, termasuk juga menangani kesehatan para lonte, mendidik mereka tentang PMS, obat-obatan, kontrasepsi, dan sebagainya. Dulu yang mendirikan adalah sebuah LSM, tapi karna minimnya dana, juga kucuran donatur yang mandeg, LSM itupun bubar dan rumah itu menjadi tak terurus. Sekarang terbengkalai, hanya ada 1 atau 2 mantan anggota LSM itu yang mengabdikan diri mengurusi rumah itu. Mereka rutin mengunjungi dan mengurusi segala keperluannya. Tapi terbatas sekali yang bisa mereka lakukan. Dan juga tidak bisa setiap hari mereka datang, paling banter seminggu sekali itu sudah untung. Pernah 2 bulan lebih tak ada kunjungan sama sekali.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3mFNwKBgqq
Rumah ini sampai sekarang masih digunakan, paling tidak sebagai base camp jika ada bantuan. Sehari-harinya rumah ini dijadikan tempat nongkrong para orang tua, main catur, kartu dan sebagainya. Tapi tidak hanya nongkrong, ada juga beberapa kakek yang tinggal di situ, menghabiskan masa tuanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡod0QDcNp5T
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabhUjBsnFh
Dokter pribadinya Rasti termasuk yang pernah berhubungan kerja dengan LSM ini dulunya, Rastipun tahu info ini dari dokternya itu. Lalu apa yang direncanakan Rasti dan Tedi dengan mengunjungi tempat ini? Beramal! Itu ide Tedi, dan Rasti menyetujuinya dengan antusias. Ya, Rasti di sini bermaksud menyumbangkan sejumlah uangnya. Uang yang didapat sepenuhnya dari hasil menjajakan dirinya kepada para hidung belang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvfInA6HC9
Di rumah itu Rasti menemui seorang bapak tua yang mewakili penghuni lainnya secara khusus dan penduduk desa pada umumnya. Pak Unang namanya. Rasti tentu sudah janjian sebelumnya dengan pak Unang ini yang usianya sudah 59 tahun ini. Jadi sudah tampak sangat tua. Dia menyambut Rasti dengan sumringah. Tak peduli giginya yang sdh tinggal 50% dia tertawa lebar memamerkannya. Kedatangan Rasti di situ jelas menarik perhatian warga. Mobil mewah, cewek cantik putih mulus. Pemandangan indah yang jarang mereka saksikan secara langsung. Rasti dikerumuni bagai artis, dan memang itulah yang mereka kira.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSH44MDVdPa
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJ7NzV6g50
Di dalam rumah, Rasti ditemui pak unang dan rekan-rekannya yang sama-sama tua. Tidak tanggung-tanggung, Rasti berniat menyumbang uang 20 juta. Jumlah yang membuat penghuni rumah itu berdecak kagum dan berbinar-binar gembira. Rasti membawa semuanya tunai dalam sebuah tas hitam kecil, mirip tas pinggang. Kecil memang tas itu, karena Rasti membawa uang 20 juta itu dalam pecahan 50 ribuan. Artinya, tas itu hanya memuat empat bendel uang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjMHHvSzg74
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQ0uQEChBM
Mereka kemudian saling berbincang dan bercerita-cerita. Obrolan yang ramah dan cair, tidak tampak seperti basa-basi membuat Tedi makin mengagumi Mamanya. Dia pun sibuk mengabadikan momen itu. Rasti yang dikelilingi pria-pria tua kumuh, benar-benar objek yang menarik baginya. Pesona Rasti seakan bertambah dua kali lipatnya. Pembawaan Rasti yang membumi, tidak canggung, tidak grogi, tidak eksklusif, selalu ramah, menebar senyum dan tawa, bahkan tangannya sering juga tidak sungkan menyentuh lawan bicara, tidak ada kesan jarak sama sekali. Rasti bagai bidadari yang diturunkan dari langit khusus untuk berada di tengah-tengah mereka.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgonk31Eown
Tak bisa dielakkan, percakapan mereka kemudian menjurus ke pekerjaan Rasti yang sudah begitu dermawannya menyumbang uang sebesar itu. Tanpa malu Rastipun mengaku terus terang profesinya sebagai pelacur.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9f3FyfThy
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncrvhs4voN
“Ooooh… Lonte……”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO3sTgYOuX1
“Se… Serius non Rasti?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa8o2xgAJ7E
“Hi hi hi… ya serius lah pak, emang kenapa?” Ucap Rasti senang melihat reaksi para orang tua itu mendengar pengakuannya. Reaksi yang kurang lebih sama dengan semua pria lain yang baru tahu profesinya. Reaksi yang selalu membuat Rasti berbunga-bunga tanpa pernah bosan. Ya, bukan Rasti namanya kalau tidak begitu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhShE7x7q1
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ79diUI0Qut
“Nggak sih… Kirain non bintang film.”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYj4ItDHRRu
“Iya, non kan cakep, kenapa ngelonte?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQY2SrFgpTn
“Lho, justru karena saya cantik kan makanya jual diri… Kalau jelek mah jual sayur aja di pasar. Hi hi hi…” Jawab Rasti geli.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iYZRcY5tF
“I ya sih… Tapi cewek sini jelek-jelek juga pada ngelonte tuh…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyXeUyvggt
Celetukan ini sukses memancing tawa semua yang mendengar, tak terkecuali Tedi dan ketiga kawannya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4ELzEh7Gt
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6pMzu7nGKz
"Wah anak saya juga kadang melonte, tapi ya hasilnya ga seberapa..." Ucap salah seorang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jQJwL1Lgk
“Anak lo ngaca dong, tampang begitu laku berapa emangnya? Hua ha ha…!” Respon seorang yang lainnya. Beberapa orang lainnya ikut tertawa.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6kThOT29qi
“Kampret lo, masih mending anak gue ketimbang si Imah tuh! Tua bangka masih aja jual diri!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEnPR9NNleB
“Tapi si Imah penghasilannya lebih besar dari anak lo!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGG3Tno8Fus
“Iya ya… kok bisa begitu ya…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5L1Cppzim
“Ya iya laah… empotannya Imah lebih josss tau gak lo!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHLr4wxYWe
“Udah pengalaman tuh! Lebih pinter muasin sopir trek. Ha ha ha…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2ug0YSlkX
Pecah tawa lagi di antara mereka. Obrolan tentang lonte sama sekali tidak dianggap tabu oleh mereka. Padahal ada juga satu dua orang ibu-ibu nimbrung di situ. Rasti sendiri yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, kadang tertawa kecil sambil tangannya menutupi mulutnya. Sungguh cantik ekspresinya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVVz5K06kA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpPEM0ZgOt
"Wah kalo lontenya kayak non pasti pelanggan ngantri ya..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPS5cEIoKY
"He he he gue pun juga pasti ikut ngantri..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQFGe3qmfMm
"Pala lo peyang! Emang lo punya duit dari mana?"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcA4FdHByC
"Iye, lonte kayak neng pasti mahal ya...?"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpbvylEr30O
"Tapi neng baik banget sih... udah cantik, mau jadi lonte pula... udah gitu uangnya disedekahin..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXBsI6NNEV
Bahkan salah seorang ibu-ibu ada yang ikut berkomentar, "enak ya... kalo gue secantik eneng, pasti udah jual diri gue... ga perlu repot2 jadi tukang cuci..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0e9ksGhj0U
Begitulah komentar-komentar yang ada sama sekali tidak menganggap tabu profesi Rasti. Bahkan memuji-muji Rasti dan kecantikannya tentu saja.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFofqrGSkc
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNuZ81Eqq8y
Setelah obrolan agak mereda, Tedi kemudian meminta ijin sesi foto khusus untuk Rasti dengan suasana rumah itu. Entah darimana keberanian Tedi muncul. Sebuah ide terlintas begitu saja di benaknya. Tedi memperkenalkan diri sebagai seorang fotografer model. Ia menjelaskan dengan percaya diri seakan-akan memang itu sudah menjadi salah satu agenda kunjungan mereka, bahwa akan ada sesi pemotretan resmi untuk sebuah majalah pria. Penuh percaya diri, berlagak seperti fotografer profesional, Tedi menjelaskan pada bapak-bapak tua disana bahwa Rasti adalah model yang dikontrak oleh majalahnya untuk tampil di edisi bulan depan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOij0urHmnS
Bapak-bapak tua itu manggut-manggut mendengar penjelasan Tedi. Rasti baru ngeh bahwa dari tadi memang mereka belum memperkenalkan diri sebagai ibu-anak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9PG9LWv7t
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtDzpRHmuXX
"Bapak-bapak tetep disini aja ya seperti biasa. Jadi bapak-bapak ceritanya melakukan kegiatan biasa sehari-hari, yang nonton tv, main catur, dan sebagainya... nanti saya ambil gambarnya juga sebagai latar belakang. Nanti ceritanya model saya berperan jadi pelayan di sini, saya mau ambil gambarnya sedang menyapu, ngepel, nyuci, bikin minum, dan lain-lain. Oke ya pak...?" Terang Tedi panjang lebar memberi arahan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCubz7bJ9V
Meski terkejut karna tak ada skenario sama sekali soal ini, diam-diam Rasti mengagumi anak sulungnya itu. Tedi tampaknya berbakat jadi fotografer profesional. Dalam hati, Rasti berniat menguliahkan Tedi ke jurusan fotografi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0wwmCoFmje
Ya, memang tidak ada perbincangan atau perencanaan sebelumnya antara Tedi dan Rasti. Jelas Tedi spontan punya ide ini, pikir Rasti. Ia pun tak keberatan sama sekali mewujudkan keinginan anaknya itu. Yang mana menyuruh ibu kandungnya sendiri mengerjakan pekerjaan pelayan di rumah lusuh yang dipenuhi pria-pira tua kumuh itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKV9lK6bGQM
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfB4Oib1js
"Wah kalo pelayan begini… aiihh cakepnya..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdeoXjuYl6m
"Kayak film itu tuh… Inem Pelayan Seksi!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡft3hOn4d6O
“Rasti Pelayan Seksi dong jadinya… Ha ha ha…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWmjJSRc9Z
“Kalau ini sih bukan pelayan seksi lagi, tapi bahenol…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtYaE7DYdK0
"Ada adegan kita dimandiin nggak? Hi hi hi…"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLxBGqTW59R
Celetukan demi celutukan antusias meluncur dari mulut-mulut keriput bapak-bapak tua di situ. Rasti malah menanggapinya dengan senyuman-senyuman manis yang mana makin membuat mereka blingsatan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyYihb6Th7
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYz8KVRUhZ
Tedi kemudian meminta bapak-bapak itu kembali ke kegiatan masing-masing secara alami, ada yang ngobrol-ngobrol di ruang tamu, main catur, nonton tv, dan sebagainya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT3FAwkBqy2
Seorang ibu dikenalkan pak Unang sebagai orang yang biasa mengurusi kerumahtanggaan tempat itu, dari bersih-bersih, masak dan sebagainya. Mpok Minah, begitu panggilannya. Ia lalu diminta untuk menyiapkan properti alat-alat seperti sapu, ember, dan kain pel.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwuGWAX9Fy
"Sore ini model saya yang akan bantu bersih-bersih di sini, mpok Minah istirahat aja… bapak-bapak, nanti selama model saya bekerja akan saya ambil gambarnya… Nah, bapak-bapak nanti alamiah saja ya, jangan lihat kamera, anggap saja saya nggak ada..." Ujar Tedi mengarahkan ulang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5o7THw0HtZ
"Kalo ngeliatin modelnya boleh nggak?"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTif3cCUQK
"Kalo colek-colek modelnya boleh nggak?"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeOSiMfZ91
Gak ada matinya celetukan mesum dari bapak-bapak itu. Rasti menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Rasti kemudian meminta tolong mpok Minah menjaga dan mengurusi segala keperluan Bobi si bayi, termasuk memandikannya nanti. Tentu Rasti memberinya sejumlah uang. Mpok Minah berbinar melihat 3 lembar ratusan ribu yang diterimanya dari Rasti. “Siap non…” Jawabnya sumringah.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzVuWZmFcvz
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujriarKrMF
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gQT49h6vM
-----------------------------------------------------8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzsmpVnhSE
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDa30N38ab
"Sayang, ceritanya mama cosplay nih ya... jadi pelayan? pake kostum maid? Tapi emang kamu bawa kostumnya? Seksi ngga kostum maidnya? Hihihi... jangan seksi-seksi ya....?" tanya Rasti yang tampak bersemangat dengan permainan ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrgikCqazR
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpSnx4JLeb
"Nggak lah ma, kan gak kepikiran... idenya spontan aja kok tadi... mau kan Ma? He he…"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1tC5EWsKW
"Hi hi, ya mau dong... apa sih yang nggak buat anak mama ini. Trus, mama pake daster begini aja?" tanya Rasti lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlyAGJ09smv
“Iya Ma… gak papa.”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkSlJ1IIxXA
“Ya sudah… kamu ambil gambar-gambar mama yang bagus ya sayang…” ucap Rasti centil. “Kalian juga, tontonin tante puas-puas yah… kalian pasti suka deh… hi hi hi…” Sambung Rasti lagi mengerling nakal pada teman-teman anaknya itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1qy4nWAzvY
“I..iya tante… pasti, he he.. Duh… asik nih…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAsqZhPXq4
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnISahft65H
Pecakapan itu membuat beberapa bapak tua saling berpandangan satu sama lain. Mereka bertanya-tanya dalam hati soal hubungan Rasti dan Tedi sebagai ibu anak. Tapi mereka tidak sampai mengutarakan pertanyaan itu pada rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiHm0BcVf7m
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfKnXdMtEB
Rasti sudah memegang sapu, rambutnya dikuncir kuda, diapun mulai menyapu lantai beneran di ruang TV di antara bapak-bapak tua yang sedang nonton TV. Salah satu bapak mengelus pantat Rasti. Jelas dia merasa mulus-mulus saja, tidak ada tonjolan celana dalam di situ.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLRUtKUy88
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSH3oXCUHj2
"Wuih, ga pake daleman ya non?"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWpKgHUTAen
"He he cantiknya... non jadi pelayan terus aja disini, mau gak non?" Beberapa celetukan mesum dan kurang ajar lagi-lagi mengalir dari mulut bapak-bapak tua itu, seakan lupa Rasti adalah orang yang baru memberi mereka sumbangan 20 juta yang seharusnya mereka hormati. Tapi Rasti terus merespon semua itu dengan senyuman, bahkan saat bokongnya diremas, Rasti berpaling dan tersenyum centil pada bapak yang melakukan itu. Benar-benar binal!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOkPU6PLZj
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9EIgrIseMO
"Aduh non, jantung saya empot-empotan, non mau bikin saya jantungan ya? Iih, cantik kok gak kira-kira sih non..." Ucap bapak tua itu sambil bertingkah menggelepar. Rasti tertawa geli melihatnya, dan itu membuat muka bapak tua itu merah padam, tersipu malu merasa berhasil mendapat perhatian Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4cBXLlDRn
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9unM7pusO6
Plaak...! Pantat Rasti ditampar gemas.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HnnuKNFNB
“Aahh... Bapaak…” desah Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5P8smc4Coo
“Ha ha ha....” bapak-bapak tua itu seakan jadi lupa diri sekarang. Sedangkan Tedi terus mengambil gambar ibunya yang sedang bersih-bersih sambil menerima perlakuan yang sebenarnya sangat melecehkan bagi orang normal. Perasaan Tedi cukup campur aduk melihat kekurang ajaran para kakek itu pada Mamanya, tapi dia sendiri juga memang menikmati semua itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSi1LO1JyEQ
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAqX3IRQ9G
"Gimana, bagus?" Tanya Rasti pada Tedi sambil terus menyapu. "Iih, ini lantainya kok kotor sih, Rasti jadi bersih-bersih beneran deh di sini…" Ucap Rasti genit.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xLPZHC27b
"Ya maklum non, yang tinggal orang-orang tua.., jangankan lantai, kita-kita juga jarang dibersihin. Hehe... jarang mandi... Makanya nanti non Rasti mandiin bapak yah? He he…"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8OmKW3BvJ
“Maunyaa…” Rasti menjulurkan lidah menggoda.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxTN8uHvCzn
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZfiTjozGN
Tedi kemudian memberi kode pada Rasti, "Oke cukup, lanjut ya... mmm...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1a5AHqn4cX
“Masih nyapu?” Tanya Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0Po9sDTqk
“Iya… mm... Tapi, sekarang dasternya dibuka ya..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqGDfHT7Tl
"Duh, maksud kamu..?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLOeX4Kur9
“Yaa… dibuka… dilepas…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO8NZj7uYd8
“Aah… Bugil dong...?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwdizSFDMp
“Iya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXKhxEH1Im
“Haah...” Teman-teman Tedi tidak mengira Tedi akan senekat ini menyuruh mamanya bugil di situ. Tapi tampaknya suasananya memang memungkinkan. Mereka pun antusias. Berdebar kencang jantungnya menanti apakah Rasti akan memenuhi permintaan Tedi yang pastinya mewakili semua pria yang ada di ruangan itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB28KEpGDa1
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQaymrMagPG
“Asiikk...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjG3ToneRdg
“Wow... beneran nih?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRaVRpSNC9
“Yuuk bugil yuukkk…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2U6woiDpG3
Benarlah, hampir semua bapak tua yang ada di situ merespon antusias apa yang diminta Tedi pada Rasti. Mereka kemudian mulai saling menggumam satu sama lain.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wXxnNZHWH
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdxyp9Qdgti
Rasti melihat sekeliling, menatap bapak-bapak tua yang tidak bisa menahan ekspresi kemupengan yang tercetak jelas di wajah-wajah keriput mereka. Benar-benar wajah yang penuh harap. Rasti yang tadinya menganggap ide Tedi terlalu bahaya, kini merasa bahwa hal itu memang bisa dilakukan di situ. Rasti kemudian berpaling pada Tedi lagi, “Serius nih…?” Bisiknya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kPnugUC5U
Tedi mengangguk cepat, “Ayo dibuka dasternya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6QtRXwbs34
Rasti menggigit bibirnya dan memandangi bapak-bapak di sekitarnya lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16ELfHiuHm
“Ayo non…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8TpbiajSf
“Jangan malu-malu non… buka aja… kita gak nggigit kok…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLX48X8dAg9
“Suit… suit…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrC92hLZqo
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UzWDV0Dho
Sambil tersenyum genit, kemudian dengan gerakan pelan Rasti mengangkat tangannya menarik simpul tali daster di pundaknya. Gerakan Rasti yang mengindikasikan kepatuhannya pada instruksi Tedi benar-benar membuat semua pria yang ada di situ menahan napasnya, termasuk Tedi. Gerakan sederhana itu terlihat begitu seksi, ingin rasanya Tedi men-slow motion-kan gerakan itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmSnQRCpTU
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5I9Fz6iZNR
Setelah tali simpul daster di pundaknya terurai, Rasti mulai memelorotkan dasternya pelan sekali, seakan bisa membaca isi pikiran semua pria yang ada di situ. Rasti benar-benar menikmati menjadi pusat perhatian sekarang. Pandangan tajam dan liar semua mata yang tertuju padanya tanpa berkedip seakan terasa menusuk-nusuk jantungnya. Bukan tusukan yang menyakitkan, tapi tusukan nikmat yang getarannya sampai dia rasakan di liang kewanitaannya yang kini mulai basah.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6PPZWpYoL
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3SXzxc1QvB
"Permisi ya bapak-bapak..." Desah Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1YPydUnLSh
"Iyaa non....." beberapa bapak menjawab lirih, nafasnya memburu. Tenggorokannya tercekat, semua menelan ludah berkali-kali melihat pemandangan langka ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3G4hilTsBi
Saat dasternya hampir turun melewati ujung payudaranya, Rasti menahan daster itu dengan menyilangkan tangannya, sehingga belahan dada yg sudah nyaris terbuka semuanya itu makin menonjol terekspos jelas menggoda.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPTGrDbsR8i
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtgsyuLZ5X
"Ups... he he he..." Rasti tersenyum genit sambil mengerling ke arah pintu. Bapak-bapak tua itu menengok ke arah pintu dan mendapati banyak anak kecil menggerombol di situ menonton! Ada juga kepala-kepala yang nongol di balik jendela. Sejak awal memang rumah itu dibiarkan terbuka saat menerima rombongan Rasti. Entah sejak kapan gerombolan ‘penonton ilegal’ itu ada di situ.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZQ2mgIWnS
‘Rame juga,’ Pikir Tedi. Dia menaksir anak-anak itu masih seusia anak SD. Tapi ada juga satu dua yang kayaknya sepantaran dengannya. Bagaimanapun juga, tampaknya mereka semua sudah bisa ngaceng melihat wanita cantik.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixeEuXd77g
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQBns21ICMA
"Aduuhh bocah-bocah nakal...! Bubar sana bubaarr..." bentak pak Unang. Anak-anak itupun berhamburan sambil tertawa-tawa, "Wuuuu....!" Ada yg teriak protes sambil menjauh.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0sW6C4Ht8
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwIW7A6YxDn
Tapi tampaknya itu formalitas aja, karna tak ada upaya menutup pintu dan jendela setelahnya oleh pak Unang atau yang lainnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CiukIwJZl
"Mm... ga ditutup pintunya pak...?" Tanya Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZNn68s96P
"Jangan," sergah Tedi. "Kalau ditutup nanti gelap. Ga cukup cahaya lampu... harus ada cahaya alami..." jelasnya. Rasti mendengus manja.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYcx9gsUiN
"Dasar... Ya udah deh..." dengan satu gerakan, tangan Rasti membebaskan dasternya melorot ke bawah jatuh ke lantai.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7T66scYah
Prok…8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡazDU9iKIVT
Rasti kini polos!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnA4lhFMgGV
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6SeWBBOPHD
"Waaw...!"8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MCd5nIUcP
"Aduuhai..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrIyRZqsrz
“Ajiiibbb!” Berbagai seruan girang mengalir deras dari mulut bapak-bapak tua itu, membahana di seluruh sudut ruangan itu. Belum cukup dengan ketelanjangannya, Rasti juga tebar pesona senyum manisnya, kuncir rambutnya dibuka dan rambut panjang indahnya dibiarkan tergerai kembali dengan gaya kayak iklan sampo.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurDbShki8t
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpnPwTOrVcA
Plok plok plok...! Sampai ada bapak yg tua banget tepuk tangan antusias. Rasti tertawa geli melihatnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNLliSsfED
Aah… Puas dan plong sekali rasanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3zrSBUrvq3
Ya, Rasti juga excited dan sangat berdebar-debar. Darahnya berdesiran di seluruh tubuhnya menimbulkan sensasi aneh yang amat sangat dia nikmati. Intinya, semua senang di sini, Tedi dan kawan-kawan senang, Rasti juga senang, bapak-bapak tua dan para penonton yang nyuri-nyuri dari luar itu juga pasti jauh lebih senang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl62U3M0AKn
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58DmovBuqZ
Rasti lalu memungut daster itu dan menyerahkannya pada salah satu bapak tua.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiO2xWTp2fW
"Titip ya paak... Hi hi hi… Jangan sampe ilang lho, nanti Rasti ga bisa pulang deh..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8Ch2cZzdC
"Wah kalo gitu bapak sembunyiin aja deh biar non ga pulang..."8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYc4hcXjRYl
Sekali lagi Rasti meresponnya dengan tertawa geli seolah tidak masalah baginya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLinNW5FLo
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbpvfcS9rTl
...8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Asky72saa
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWujbVpUeaT
Dengan sudah bugilnya Rasti, sesi pemotretan itupun terus berlanjut. Yang mana kini Rasti sudah bugil polos tanpa pakaian yang menempel pada tubuhnya. Tidak sehelai benang pun.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5YQPJDTus
Dengan semangat Tedi mengarahkan adegan-adegan yang dalam seleranya memiliki nilai artistic yang tinggi, bukan sekedar foto porno, tapi lebih ke art nudity. Paling tidak sejauh insting cita rasa fotografi Tedi yang jelas-jelas masih sangat pemula.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJWvkoCSw0
Setelah menyapu, pose Rasti ngepel lantai sambil basah-basahan diambil Tedi dalam berbagai posisi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhO28gfa0oU
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkLmOTFvbFX
“Nungging Ma…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU13GFRXGJD
“Bokongnya diangkat sedikit… Pahanya dibuka… Sedikit lagi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9lIrMLl46h
Setiap instruksi Tedi dipenuhi oleh Rasti tanpa protes sama sekali. Termasuk saat Tedi menyuruh seseorang menciprat-cipratkan air ke payudara Rasti supaya terlihat basah mengkilap, bapak-bapak tua itu pun berebut melakukannya, dan Rasti dengan senyumnya yang binal membusungkan dadanya mempersilahkan bapak itu menciprati payudaranya yang sempurna.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf26bIdAkdP
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjG6vmCDwS
Puas dengan adegan mengepel, Tedi beralih ke adegan mencuci.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpd6z7QnOZ
“Basah-basahan lagi nih…?” Tanya Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYHMOHWHSb
“Iya, tempat nyucinya di mana pak?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ZOp2HpUn3
“Kalau nyuci mah di kali dek!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQFJ0DPHaqr
“Haaah…” ekspresi kaget Rasti benar-benar menawan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6FMwYHyY9U
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKAmBenFKAZ
“Iya di kali… ini di belakang.” Salah seorang bapak tua menunjukkan jalan ke belakang rumah, membuka pintu belakang dan ternyata langsung ada sungai tepat di belakang rumah itu. Di halaman belakang rumah yang langsung mepet dengan sungai itu ada sebidang tempat kecil berplaster semen, yang memang tampak sebagai tempat mencuci. Ada tumpukan ember-ember di situ, beberapa sampah plastic bekas sabun dan deterjen, serta beberapa piring dan gelas kotor. Jelas tempat itu sangat kumuh, apalagi bagi Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQ4V8uAvfh
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CN1s9Kms0
Rasti mengintip-ngintip dari dalam, ragu apakah dia benar-benar harus mencuci di situ. DIlihatnya ke sekitar situ dan ke seberang sungai, hampir semua rumah yang satu sama lainnya berdempetan sempit itu mempunyai sebidang ruang yang sama di bantaran sungai untuk tempat mencuci. Tentu banyak orang di luar itu. Sebagian ada juga yang terlihat sedang mencuci. Memang pas waktu sore ini adalah waktu bagi sebagian besar ibu-ibu penduduk situ untuk aktivitas mencuci. Agak jauh dari situ nampak sejumlah anak kecil yang asyik berenang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuPeaFRjF6S
Tedi sendiri melihat lokasi itu malah berbinar-binar dan menganggapnya ideal untuk konsep yang ada di kepalanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmKo3dUpQa
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQWcdwcem6
“Sayang, mama benar-benar harus keluar nih..?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOmsPArl01g
“Ya iyalah ma, dimana lagi tempat mencucinya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdxry3Cz9Nz
“Tetep telanjang nih…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cBEvsZx5F
“Harus!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLTZMlJUyh
“Duuh kamu ini…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfTg12WrcRM
“Ayo non… jangan malu-malu… cantik begini kok malu-malu…” Ujar pak Unang sambil mendorong Rasti keluar. Meski ragu, Rasti melangkah juga.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPFhf7y1pW
Bagaimanapun Rasti merasa adegan yang satu ini agak di luar batas. Apakah penduduk situ akan bisa menerima aktivitas sesi pemotretan mereka di situ? Di ruang publik yang banyak ibu dan anak-anaknya?8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRLxwI0QQY
Ketika Rasti sudah berdiri sepenuhnya di luar, bumi seakan berhenti berputar baginya. Rasti diam tak berani melihat sekelilingnya. Rasa deg-degan yang sama sebenarnya menghinggapi dada Tedi juga.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUacKdj7yB
Tanpa menengok, Rasti mulai mendengar kicauan demi kicauan tetangga di sekitar rumah itu. Kebanyakan kini adalah suara ibu-ibu dan anak-anak. Ada yang nyaring dan ada yang sayup-sayup. Agaknya tetangga yang agak jauh juga bisa melihat jelas ke arah Rasti. Sebenarnya suara yang dekat bisa terdengar jelas oleh Rasti, tapi kondisi Rasti yang sedang super berdebar-debar membuatnya tidak bisa menangkap dengan pasti apa saja ucapan-ucapan baik yang digumamkan baik di antara mereka ataupun yang diarahkan ke dirinya. Samar-samar dia hanya menangkap kata ‘lonte’ di antara banyak kata lain.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7PCIIHUic
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SidYw6evO
“Suit… suit…!” Terdengar juga banyak siulan semacam itu. Terdengar juga suara kecipak air yang mendekat. Tampaknya sejumlah anak yang sedang berenang itu berlomba-lomba mengayuh tubuhnya mendekati posisi Rasti berada. Tapi kemudian terdengar juga suara omelan ibu-ibu, yang entah menghardik anak-anak itu atau mengomeli sesuatu yang lain. Yang jelas suara kecipak air itu terus terdengar, meski berhenti di posisi yang tidak terlalu jauh lagi dari posisi Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsAJhLtRJUu
Seolah tidak peduli dengan groginya mental Rasti, Tedi dengan serta merta mulai mengambil gambar, meski Rasti sendiri belum mulai beracting mencuci.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN4uhgSx81T
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgASpPwouQ9
“Duduk ma… Ayo mulai mencuci…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ09MexmdgnL
Masih belum berani mengangkat kepalanya memandangi sekitar, Rasti pun mulai duduk di kursi plastic kecil yang ada di situ. Mengalirkan air ke dalam sebuah ember, menuangkan sabun ke dalamnya, membuat buih yang banyak, dan seterusnya. Rasti tidak canggung dengan pekerjaan itu, karna dulu di desa pun dia biasa mencuci di sungai. Bedanya sungai di desanya tentu jauh lebih bersih dan jernih. Ya, Rasti mendapati air sungai di situ sudah hampir asin karna itu air payau yang mendekati muara laut. Artinya itu air sebenarnya kurang bagus juga buat mencuci. Hal ini cukup membuat Rasti prihatin.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DMDkr8A0Y
Penonton makin banyak, termasuk juga anak-anak. Rasti makin disorak-soraki. Selain grogi berat, Rasti benar-benar horni di sini, naluri eksibnya lagi-lagi mengalami level yang lebih tinggi. Yah, pada dasarnya kampung itu memang sudah ‘rusak’, sehingga adanya pemotretan dengan model telanjang macam begitu tidak dianggap sebagai sebuah kebejatan di situ. Tedi yang melihat Mamanya belum bisa mulai berekspresi tidak memaksanya. Tedi sadar betapapun binalnya, mamanya kini sedang grogi. Dia pun membiarkan dulu adegan itu berjalan apa adanya, toh foto alami juga cukup memuaskan hatinya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxiUoc6UxR
Tak lama kemudian Rasti pun kini makin rileks. Dia mulai menoleh dan tersenyum di depan kamera. Arahan demi arahan Tedi pun mulai berani dilakukannya. Berbagai pose dan ekspresi mulai ditampilkan tanpa beban. Rasti pun mulai berani menatap sekelilingnya sambil menebar senyum.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAzqRIJXf2Z
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzzOvFOmlX
“Non, dari mana?!” Seru salah seorang ibu-ibu di rumah seberang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pjTFiEp03
“Dari Jakarta!” Jawab Rasti dengan suara keras juga supaya terdengar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnfJn1LmCR
“Iyaa, Jakartanya mana?!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdm6IlSn1b
Rasti menyebut nama daerah elit di Jakarta dan berpaling pada ibu lain yang menyeru padanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfY81bIvg9
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIJfkmPCIya
“Suting filem non?!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8KWKaMnjJB
“Bukan, foto-foto…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvAklnDdMiM
“Haah?!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtTJl7YUcH
“Foto! Pemotretan!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpawz73lCod
“Model! Bego lu!” Ibu-ibu yang lain ikut menjawab sambil mencibir. Rasti tertawa.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkKlg8OcNr9
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy7LEomjM7s
“Model?!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkCMLwYMiuf
“Iya…!” Jawab Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXpScQVGDa
“Katanya lonte…?!” Terdengar ibu yang lain lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6s2Ec2zBK5
“Iya…!” Rasti menjawab sama sambil tertawa lagi. Kini dia benar-benar rileks sekarang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2EUcw4u1l
Tedi mengabadikan semuanya dengan suka cita. Benar-benar sesuai bayangannya. Mamanya yang cantik, putih mulus, telanjang bulat, kontras dengan suasana sekitarnya dan orang-orang yang kumuh.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡos5R0seHRA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcDzZw8ucP
Anak-anak yang berenang-renang tadi bertambah jumlahnya dan kini mulai berani mendekat. Rasti malah tersenyum dan melambai-lambai pada mereka. Ada 7 anak yang Rasti menaksirnya masih seusia dengan Cindy atau Kiki anak ketiga dan keempatnya. Ada 2 anak yang tampak lebih tua, Rasti menduga mungkin sudah 11 atau 12 tahun.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthOXXj24h2
Beberapa ibu-ibu tampak mengomeli, berusaha mengusir dan menghalau mereka, tapi anak-anak yang kesenangan itu tidak peduli dan masih mendekat sambil tertawa-tawa. Sampai benar-benar berada di posisi Rasti berada, anak-anak itu menyoraki Rasti, tidak jelas apa yang mereka ucapkan karena bertumpangtindih antara suara mereka sendiri dan kerasnya suara kecipak air. Tapi Rasti menangkap kata-kata “lonte”, “memek”, “kontol” dan “ngentot”. Rasti tidak memusingkan kenapa anak sekecil mereka sudah bisa berkata-kata dengan sedemikian cabulnya. Bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa sambil menciprat-ciprati mereka. Tentu anak-anak itu balas menciprati Rasti dengan lebih ganas lagi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfVoJcKM2QE
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaDFCWggI8V
“Kyaa…. Kyaa…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaEgwjITwh6
“Ha ha ha ha…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSryf0v3o2
Adegan perang air yang benar-benar ‘tidak lazim’ terjadi. Perkembangan yang tidak terduga itu benar-benar memukau dan memanjakan mata Tedi dan ketiga temannya. Penis-penis mereka ngaceng sejadi-jadinya. Tedi sampai tidak konsentrasi mengabadikan momen yang sebenarnya amat sayang untuk dilewatkan ini. Para bapak tua di rumah itu juga ikut menyorak-nyoraki perang air yang makin menghebat itu. Tedi berkali-kali harus melindungi kameranya supaya tidak kena cipratan air.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKGOfLv3uO
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsuAE2hTw7x
“Ma… Mama…!” Seru Tedi mencoba meredakan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomRTIgljuS
Tidak menghiraukan Tedi, atau mungkin memang tidak mendengarnya, Rasti kini malah beranjak dan melangkah masuk ke air. Tedi menahan napas melihatnya. Tentu Rasti tidak menceburkan dirinya, dia hanya berdiri di pinggiran saja yang kedalaman airnya terlihat sedikit lebih tinggi di atas lutut Rasti. Meski hanya di pinggiran, aksi Rasti tentu membuat anak-anak itu makin menggila. Perang cipratan air makin panas. Tedi berusaha menangkap momen itu dengan susah payah karena dia kagok juga karena di satu sisi dia harus melindungi kameranya dari air.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhreefpzhPV
Anak-anak itu makin mendekat. Terutama yang terlihat paling tua. Dia berani mendekati Rasti, dan…8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVKKlxcJBc3
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWr6U8dezx
“Byuurrr…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUT10lO3X99
“Kyaaa….!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb83GldsImA
Anak itu menarik tangan Rasti ke tengah sungai sampai tubuh Rasti tercebur seluruhnya ke dalam sungai. Lagi-lagi bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa. Adegan selanjutnya makin membuat Tedi menahan napas. Rasti, Mamanya sendiri, di depan matanya digerayangi oleh 7 anak-anak nakal tak dikenal! Jelas terlihat berulangkali tangan-tangan hitam anak-anak itu menjamahi buah dada Rasti yang hanya tertawa-tawa geli sambil menghalau tangan-tangan liar itu dari tubuhnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcp01pXydTd
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGdXJnJFCh9
“Aduuhh… kalian ini… Aahh jangan… aahhh… Nakal… Aauuhh Tangannya…!” Seru Rasti mendesah-desah. Seksi! Teman-teman Tedi hanya bisa melongo dan mematung menyaksikan adegan ini. Karna cipratan air kini sudah tidak terlalu ganas, Tedi dengan sigap mengabadikan momen ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qRRuyOBrD
“Tedii… tolong mama… Kyaa..! Hi hi hi… Aah…” Desahan Rasti yang minta tolong tak digubris oleh Tedi. Rasti sendiri tak tampak serius memohon pertolongan. Salah seorang anak yang lebih tua tampak menyelam di depan Rasti, dan kemudian Rasti menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjd3Ehpwpen
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrEMeqXNXbs
“Aahhhh…. Adduuhh… Jangaann… Nakal nakal nakaaall…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB0dJy8nmZk
Tedi terkesiap, apakah anak itu sedang menjahili memek mamanya di dalam air?8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvXelMRbrS
Anak itu kemudian muncul ke permukaan tepat di depan Rasti sambil tertawa-tawa. Posisinya yang tepat berhadapan dengan Rasti mencoba memeluk Rasti dengan posisinya yang lebih rendah dari Rasti, anak itu terlihat serius konsentrasi memposisikan dirinya dengan pose tertentu yang dihafal jelas oleh Tedi. Pose bersetubuh! Rasti terlihat tersentak dengan sesuatu yang dirasakannya di dalam air. Dia bersaha meronta dan menjauh, tapi tubuhnya ditahan oleh anak yang lain, dan terjadilah…8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJEAzmARBh
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11gMWDHVsU
“Aahh… gilaa… kalian… oohh, jangann… sudah… Aaahh… ahh…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQbQzqMIe4K
Adegan itu terjadi begitu cepat, dengan posisi itu, dan gerakan-gerakan yang dibuat oleh si anak, dan juga reaksi tubuh Rasti yang sedemikian rupa benar-benar membuat Tedi yakin, anak brengsek itu berhasil memasukkan penisnya dan mengeluarmasukkannya di dalam vagina Mamanya itu! Gila! Apakah benar anak sialan itu bisa melakukan persetubuhan di dalam air??? Tedi kalut tapi benar-benar bingung harus berbuat apa. Tentu Rasti tidak diam dan terus bergerak-gerak melakukan perlawanan, meski tidak terlihat kemarahan terpancar dari matanya yang justru sayu itu. Tedi berpikir, apapun yang terjadi di bawah sana, itu tidak terjadi sampai benar-benar terasa nyaman. Mungkin bocah sial itu berhasil melakukan penetrasi dua atau tiga kali ke vagina mamanya itu, tapi tidak benar-benar sampai terjadi persetubuhan. Bagaimanapun juga tetap panas dingin Tedi dibuatnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5e58KCQU2q
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBZMlJRw0N
“Pak Unaang… tolongin Rasti… Aahh… Udaahh…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVtrYtYG8Pl
Rasti yang berupaya berenang ke tepi sudah mulai dekat, meski masih digelayuti sebagian anak. Dia butuh bantuan seseorang untuk menariknya. Dengan sigap pak Unang bergegas membantu Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbvjQIIittH
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIy19Er6XN
“Bocah setan! Woiii! Sana pergi! Setan lo pada…!” Bentak pak Unang pada anak-anak itu. Meski mengkeret, tidak hilang juga tawa dari wajah mereka. Pak Unang meraih tangan Rasti dan menariknya keluar dari air. Rasti hanya tertawa-tawa, anak yang tadi berusaha menyetubuhi Rasti di dalam air dan hampir berhasil tadi ikut menepi hingga ketika separuh tubuhnya mulai keluar dari air, Tedi bisa melihat penisnya yang sudah seukuran orang dewasa mengacung tegak dan keras. Pak Unang mendorong anak itu sehingga dia terjengkang ke belakang dan tercebur lagi ke air.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxUddxel4cK
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdcZo3Lxnk
“Huuu…!” Seru anak itu yang kini berenang menjauh diikuti yang lain.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYu8v6HUv9y
“Kentang kentang deh lo…! Sana pergi… woo bocah setan…” cibir pak Unang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQOS3Xx2SS
“Lonte!” Teriak mereka sambil terus menjauh pergi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlMubcPuPL
Beberapa ibu tetangga yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menggumam-gumam tidak jelas.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdIGfxYXYp
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVVXQjKzsOq
“Aduhhh… nakal banget sih anak-anak itu… hi hi hi…” Ucap Rasti masih tertawa geli saja, seolah kenakalan yang terjadi barusan adalah kenakalan wajar belaka, padahal dia hampir diperkosa tadi oleh anak-anak yang bahkan lebih muda dari Norman! Gemas Tedi dibuatnya. Tapi Tedi mengutuki dirinya sendiri juga yang kalah sigap dengan pak Unang untuk menolong Mamanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK4gnE9TxVq
“Anak sekarang cepet gedenya yaah… hi hi hi…” Ucap Rasti binal, dengan kedua tangan yang menutupi selangkangannya. “Jadi benar tampaknya memek mama berhasil dipenetrasi oleh anak sial tadi,” batin Tedi kesal.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl14JuBG4Gr
“Ya non sendiri sih mancing-mancing mereka…” gerutu pak Unang yang kemudian mengajak Rasti masuk dan memberinya handuk.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbXNfJoCMa
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyhQFXADyZ
------------------------------------8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡASHSxeuym6
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VDlrdxZUd
Waktu kini menunjukkan jam 5 sore lebih sedikit. Cahaya matahari sudah mulai redup. Tidak memungkinkan lagi bagi Tedi melanjutkan pemotretan, after all dia sudah merasa cukup juga. Semua kini sudah kembali di dalam ke rumah, Rasti sudah selesai membilas tubuh sekedarnya tapi masih tak berpakaian. Dia duduk sambil memegangi handuk dari pak Unang tadi menutupi tubuh bagian depannya. Handuk itu memang tidak cukup lebar untuk bisa dililitkan ke tubuhnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQcjpA8YPW
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wS23QpSji
Tedi mencoba bicara, memberi pengumuman bahwa sesi pemotretannya sudah selesai dan mengucapkan terima kasih. Tapi Tedi bukanlah pembicara yang baik, basa-basinya diacuhkan oleh para bapak tua yang kini malah terlihat sibuk kasak-kusuk satu sama lainnya. Bapak-bapak tua di situ terlihat bisik-bisik, kemudian salah seorang mendekati pak Unang dan berbisik kepadanya. Pak Unang manggut-manggut lalu berdiri beranjak ke pintu depan mengusir beberapa penonton yang masih nekat nongkrong di situ. Meski kebanyakan anak sudah dimarahi dan disuruh pulang, tapi masih saja ada beberapa yang ngeyel dan betah di situ untuk menonton Rasti. Setelah mengusir mereka, pak Unang lalu menutup pintu, jendela, dan mengunci semuanya rapat-rapat. Melihat gelagat pak Unang ini Rasti jadi agak curiga.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8i74jW55E
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExddyeehsY
“Pakaian saya mana ya… Kita sudah selesai kan Tedi? Langsung pulang kan habis ini…?” kata Rasti kemudian.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfa3zyR2j2
“Hehehe… buru-buru amat sih non… bentar lah… ini sudah dibuatin minuman anget juga…” Sergah salah seorang bapak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJud1Qyu3NH
Rasti memandang Tedi, tapi Tedi dan teman-temannya sama sekali tidak terlihat buru-buru. Mereka semua dengan santainya duduk-duduk sambil menikmati minuman hangat yang disuguhkan. Iih… Meski gemas, Rasti tidak punya pilihan lain. Diapun ikut meraih dan menyeruput minuman yang disuguhkan padanya. Minuman itu terlihat beda dengan yang lain. Tapi Rasti tidak ambil pusing.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoL0CGvpu78
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEl21ZNdYY
“Tapi mulai dingin nih pak, Baju saya dong…” Pinta Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9qJbBcgZ0
“Nanti bentar lagi juga anget non, he he…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoB4hDeXfof
“Omong-omong non ini penghasilannya besar juga ya, sudah melonte jadi foto model juga… makasih ya non, sumbangannya sama pertunjukannya… hi hi... Non cantik deh”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kNuAMiYtA
“Iya… makasih juga sama-sama… tapi baju saya mana dong pak…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡopcHh6v8Si
“He he, emang belum kerasa anget non dari minuman tadi?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhc2YhRaGfH
Kurang ajar sekali bapak-bapak ini, sudah mendapatkan sumbangan besar dari Rasti tapi tidak memperlakukan Rasti sebagaimana mestinya, bahkan tidak ada gelagat sama sekali untuk mengembalikan baju Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGfTpScGbHe
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfprErkaqNJ
“Tapi non sumbangannya besar sekali… non pasti kaya raya, jadi pingin tahu tarifnya non berapa sih?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0oQt8D3bs
“Aduh, itu urusan manajer pak, saya cuma fotografer aja…” jawab Tedi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1YhevHmQc
“Bukan tarif foto modelnya, maksud saya tarif ngentotnya. Hehe….”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpi2G69yV7
Tedi dan Rasti berpandangan. Tuh kan, arahnya ke sini! pikir Rasti. Tapi dia menjawab juga dengan ramah, “Yaa lumayan pak, buat hidup… he he he...”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPPA0IsIfn
“Ya, tapi lumayannya itu berapa ya non? Kalo bagi saya punya duit lima ratus ribu perbulan aja udah lumayan non. Hehe..”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDllKqxymtT
“Saya ga ikut germo pak, kerja sendiri, jadi suka-suka aja ngasih tarifnya… liat-liat pelanggan juga. Kalo sama pejabat, pengusaha atau artis, saya bisa dapat 5 juta sekali pake…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMw5iYhqYz
“Woow… mahalnya 5 juta… pantes ya non banyak duitnya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vH3ovEGId
Rasti sebenarnya merendah dengan menyebut angka 5 juta itu. nyatanya dia punya banyak pelanggan bos-bos pemilik perusahaan dari luar negeri yang sangat royal, yang mana kalau sudah dibooking oleh kalangan seperti mereka, apalagi kalau diminta aneh-aneh, sex party, gangbang, dan sebagainya, Rasti bisa mengantongi 20 juta dalam semalam. Dan dalam sebulan bookingan semacam itu bisa minimal sampai 5 kali.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9mAVktdnx
“Tapi itu kan buat kalangan orang kaya non, kalo kalangan bawah seperti kita-kita gimana?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡptSNKYC2w4
“Hihihi… pelanggan saya gak ada yang seperti bapak-bapak… yaa minimal mahasiswa. Mmm kalo mahasiswa kadang boleh 500 ribu aja…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVruwAd3oOj
“Wuiih masih mahal juga ya… beda sama lonte di sini, 50 ribu!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjAdrER01b
"Hua ha haha... beda kelasnya.." bapak-bapak yang lain terbahak mendengar perbandingan itu. Rasti sendiri ikut tertawa.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZSeZFDLgnA
“Tapi selisihnya beda jauh banget ya non… emang kalo 500 ribu itu ngocok aja, atau boleh minta diisep, atau pijat susu, atau…?” pak Unang bertanya dengan referensi klasifikasi jasa lonte yang diketahuinya selama ini. Pertanyaan ini membuat Rasti tergelak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTFoIUQ3Gv
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lFVR6Bhgf
“Hi hi hi… Aduuh, kalau Rasti gak bikin servis-servis terpisah kayak gitu pak… Pokoknya kalo mau sama Rasti ya ngentot… sampai muncrat deh pokoknya. Mau pake gaya atau pemanasan kayak apa terserah. Tapi intinya ya ngentot pak… masukin kontol ke memek. Sampai berapa lama juga terserah, Rasti gak batesin. Kalo keluarnya lama, Rasti juga seneng. Hi hi hi…” Jawaban vulgar Rasti benar-benar membuat sempit celana semua pria yang ada di situ. Tapi jawaban Rasti memang apa adanya begitu. Rasti tidak pernah memperhitungkan pelayanannya sampai terklasifikasi dengan tarif berbeda seperti lazimnya pelacur lain. Rasti sudah tahu soal ini sejak awal pengalamannya jadi pelacur waktu SMA dulu. Dari pelacur lain Rasti belajar soal penarifan : kocok saja 50 ribu, plus blowjob 100 ribu, plus tit job 200 ribu, sambil dimandiin 250 ribu. Full ngentot 300 ribu. Selain itu ada juga tarif perjam atau permalam dan seterusnya. Rasti merasa model penarifan seperti ini terlalu ribet. Lagipula, tiap ketemu kontol rasanya aneh kalau kontol itu cuma dikocok-kocoknya sampai muncrat tanpa dimasukkan sama sekali ke liangnya. Bagi Rasti ini aneh. Akhirnya Rasti menetapkan tarif tunggal. Pokoknya full ngentot, dengan gaya apapun, foreplay apapun, selama apapun, Rasti layani untuk sekali ngecrot. Itulah cara berpikir Rasti yang tidak suka keribetan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNNup94Ylzc
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbNTjpzFbZ
“Jadi seperti tarif kopaja yang jauh dekat itu dong Tante?” Rasti ingat Romi pernah menanyakan pertanyaan ini suatu ketika di rumahnya. Ya, dulu Rasti pernah menceritakan soal pedoman tarifnya pada teman-teman Tedi saat main ke rumah. Dan muncullah pertanyaan ini. Rasti tertawa saja waktu mendengarnya. Tapi memang benar. Kalau seorang hidung belang cukup mahir bercinta sehingga bisa menahan-nahan orgasmenya supaya tidak segera keluar, maka sampai pagi pun akan Rasti layani dengan senang hati tanpa tambahan tarif. Di sisi lain jika ada hidung belang pemula yang belum 5 menit saja sudah ngecrot, maka tarifnya tetap sama dengan yang semalaman tadi. Tidak ada diskon! Pokoknya tarif Rasti berlaku untuk full ngentot sampai sekali crot! Itu pun tarifnya suka-suka Rasti melihat-lihat kalangan pelanggannya, seperti yang dibilang tadi, dari yang termurah 500 ribu sampai 20 juta pun ada! Tentu yang gratis tidak dihitung.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubYF7Gg0l0
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdHzt5V4pfj
“Ja… Jadi kalau 500 ribu itu sudah boleh ngentot ya non…?” Tanya pak Unang membuyarkan lamunan Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXLDsTuVBz
“Eh… iya pak… pokoknya berapapun ngentot deh…” Jawab Rasti masih dengan vulgarnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupgnKWUkHL
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCLysYV9Qp
Pak Unang kemudian senyum-senyum penuh makna. Diambilnya tas uang sumbangan Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchAhvhRTKh
“Mmm… maaf Non, kita-kita ini, bapak-bapak, sebenernya sudah gak tahan dari tadi pingin ngentotin non Rasti… Eee ini ada uang, kita kan ada 11 orang jadi lima setengah juta ya…” ucapnya agak malu-malu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaN5xK2XeDG
Tedi yang sedang meneguk minuman jadi tersedak karna kaget mendengar kelancangan pak Unang ini. Betapa tidak? Itu uang sumbangan malah mau dipake untuk ngentotin orang yang nyumbang, Mamanya!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0X1v6ZJh5y
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQcztlpLnl
Tapi sungguh di luar dugaan Tedi, bukannya tersinggung, mamanya itu malah tertawa dibuatnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡln9EkiGYQH
Ya, Rasti malah tertawa geli.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCg8OUpjTKF
“Aduuh bapak, itu kan uang sumbangannya saya, buat beli beras, buat benerin rumah, buat beli obat… Kok malah dipake buat ngentot? Ngentotin yang ngasih sumbangannya pula, hihihi. Duh bapak menyalahgunakan kewenangan mengurus uang sumbangan saya nih… Bapak-bapak yang lain protes dong…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhia13Hh5HW
Pak Unang jadi tersipu malu dibuatnya, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya menunduk tidak berani menatap Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KoRNHsqCE
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwgUK354t2e
“Hehe, ya gapapa lah non, kan ada 20 juta… kalo dipake 5 juta aja kan cuma seperempatnya, sisanya masih banyak… Ngentot kan kebutuhan kita juga non… Apalagi dari tadi disuguhi pemandangan non Rasti yang cantiiiik banget. Bapak ngaceng non… mau ya dientot?” Ternyata bapak yang lain menjawab seiya sekata dengan pak Unang. Bukan hal yang mengejutkan juga sih.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHdQkGRog7
“Aduuh mujinya selangit deh bapak ini, tapi itu kan uang dari Rasti pak…” jawab Rasti menggoda.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjI56jMi9Z
“Non Rasti memang cantiiik kok… Bapak bener-bener ngaceng liat non…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1jjmW3zTA
“Ya non, kalo ga pake uang ini, darimana lagi bapak-bapak punya uang untuk ngentotin non Rasti…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKbFpYlZl6
“Iya non… tapi jangan naik ya harganya… 500 ribu aja…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDFVOpZt44w
“Tapi kita kan bareng-bareng 11 orang nih non, didiskon dong non, 5 juta aja boleh ya…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Zi8oNAZLq
Rasti makin tergelak melihat ngenesnya bapak-bapak tua ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkopwiSVOZ7
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHeVHBctUx
“Aduh non jangan menggoda begitu dong… kalo tertawa non makin cantik. Bapak makin ngaceng ni kontolnya pingin segera dimasukin ke liangnya non Rasti…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbjCWbcOXc
“Iya non cantik… mau ya dientot memeknya…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ86N6aHLmPx
Makin cabul saja kata-kata bandot-bandot tua ini pada Rasti. Pak Unang yang duduk di dekat Rasti, yang tadinya malu-malu kini malah berani meraih handuk yang menutupi tubuh Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEITMxPN4bg
“Jangan ditutupi dong non tubuh indahnya… Non bugil aja biar cantik…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡILFjp0DOhf
Rasti nurut aja handuknya diambil hingga kini tak ada penghalang lagi di atas tubuh telanjang bulatnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzSFo2ae6Z
“Aduuh… itu susunya non… cakeep… Dari tadi bapak ga tahan pingin ngenyot non…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nvThUFyt3
“Yuuk ngentot non… sekali ngentot, satu memek sebelas kontol… pasti enak non… belum pernah kan? Hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTEoToyqPzn
Rasti tertawa lagi. “Udaah kali…?! lebiih malah… Ih ngeremehin memek Rasti.” Balas Rasti tidak kalah vulgar. Binal sekali!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSu4agUiyK
“Wahh hebat memeknya non… non memang juara lonte!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs48w65a7SI
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaUZ20yJ8sU
Masih tertawa, Rasti berpaling ke Tedi dan kawan-kawan. “Duh gimana nih sayang, Mama mau dientot bapak-bapak ini nih…?” Ucapnya manja, tapi kemudian Rasti tertawa lagi melihat wajah Tedi dan teman-temannya yang antusias sekali.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaPB84zE40p
“Huuuu…! Kalian kok malah antusias gitu sih wajahnya? Iiiih sebel! Dasar mesum…” cibir Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQevTwoPxO
Ya, Tedi yang awalnya kesal, kini malah jadi excited. Jelas saja, karna memang bukan hanya bapak-bapak itu yang kebelet ngentotin Rasti, tapi mereka juga!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07WIeg081D
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OeN0iOUnR
“Boleh ya nak Tedi, mamanya kita entotin rame-rame…?” Tanya salah seorang bapak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrOOgfWFpbj
“Gimana sayang…? Mama mau dientot dulu yaa…? Mama penasaran juga sih sama kontol-kontol keriput bapak-bapak cabul ini…” ledek Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpS316OSnl4
“Wah jangan salah non, yang lain boleh keriput, tapi kalo si otong mah masih kenceng…! Entar buktiin dirasain deh di memeknya non Rasti…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFze5RH8J4
“Jadi gimana non? Boleh kan memeknya dientot? He he he?” Bapak-bapak tua itu terus mendesak Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5VxqkmZlc3
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiagSQOlMMy
“Aduh… bapak-bapak ini… Oke deh, tapi bapak-bapak simpan saja yah uangnya. Gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat!” setuju Rasti akhirnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpzaGQ9XaA
“Mm… Maksudnya non…?” Tanya pak Unang seolah tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAH1tkQ1x3d
“Waah… maksudnya gratis yah non??” Tanya bapak yang lain memperjelas.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRncgvFIA5B
“Iyaaaaah bapak… Tapi ingat yah pak, syaratnya uang sumbangan saya jangan disalahgunakan. Jangan dipake buat judi, mabok, apalagi main lonte, hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoF6TXlKmB
“Aduuhh non Rasti cantiiikk… Bapak ga salah denger kan…??”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnqNEDw3SO
“Iyaa pak… anggap saja Rasti sedekah 2 kali ya… sedekah uang sama sedekah memek… Yuk dipakai memeknya mumpung masih anget…” Ucap Rasti sambil mengubah posisi duduknya jadi mengangkang.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuJzJ7Sbps
Glekh! Semua bapak tua itu menelan ludah melihatnya. Nafsunya makin memuncak di ubun-ubun.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWs4dylf2jw
“Aduh non… memeknya… cantiiikk… Sudah boleh dicoblos ya non?” Seorang bapak buru-buru memelorotkan celananya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTEXCj6uYUg
“Wah sudah basah tuh non…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTM9L45mOg
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw6FO7iTj9j
“Eit… Janji dulu soal uangnya tadi… Janji yaa?” Ucap Rasti genit.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLHorKw1mD
“Ja… Janji non…” Jawab pak Unang yang nafsunya sudah diubun-ubun.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfCWLofgVI
“Hi hi hi… Ya sudah siapin kamarnya ya… yang bersih. Omong-omong bapak-bapak mau giliran atau keroyokan?” kerling Rasti yang membuat mereka semakin mupeng.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsJ9j08EliE
Bapak-bapak tua itu saling berpandangan. “Ah bodo amat, yuk dikeroyok lonte yang satu ini kayaknya harus digenjot rame-rame biar kapok!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Qqgmeriag
“Yuk non buruan yuk, kita kita udah gak tahan nih dari tadi!” Salah satu bapak menghampiri Rasti lalu berusaha menarik tangan Rasti. Mereka betul-betul para pria tua cabul yang tak sabaran.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG2AK4HvgRM
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnumLGUq3o9
“Hihihi, iya-iya, bentar dong…” Rastipun ikut-ikut saja diseret bapak itu ke dalam sebuah kamar. Sebelum masuk ke kamar, Rasti sempat melempar senyum pada Tedi dan teman-temannya, seakan berkata dalam hati, “Nih… puas kalian mama sampai dientotin rame-rame sama bapak-bapak tua gini!? Kalian nonton gih…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp0bM2goscE
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNE6IseBFQR
Bapak-bapak yang lain juga ikut masuk ke dalam kamar. Untungnya kamar itu tidak ditutup, sehingga Tedi dan teman-temannya bisa melihat bagaimana Rasti akan digangbang oleh bapak-bapak lusuh itu. Lagi-lagi mereka hanya ngenes hanya bisa melihat, tapi itu sudah cukup untuk memuaskan fantasi mereka akan Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxbHwYfLIZQ
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZQzPJ3VRs
Dengan binal Rasti mengarahkan bapak-bapak tua itu di dalam kamar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHtqBjCgxY
“Ayo bapak-bapak antri di depan Rasti, semua kontolnya Rasti mandiin dulu satu-satu ya pakai mulut Rasti. Biar bersih dan licin sebelum dicoblosin ke memek Rasti…” Tanpa perlu dua kali komando, bapak-bapak itu bergegas berbaris berebut untuk berada di posisi depan. Rasti tertawa geli melihat tingkah bapak-bapak tua ini yang jadi kayak anak kecil kalau mau ngentot. Tentu pak Unang berada di posisi paling depan. Rasti mulai mengulum penis pak Unang yang sudah menegang sempurna sejak tadi. Ukurannya tak terlalu besar tap tak terlalu kecil juga.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoWrFDwU8c
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxaXJiVelre
“Aaahhh nonn… isepannya nikmat… Aduuh nonn… jangan kencang-kencang non…! Adduuhh nikmatnya.. ahhh dengkul bapak jadi lemes non… udah non, nanti keburu muncrat non…” Desah pak Unang sambil menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Rasti menyudahi aksinya sambil tertawa geli. “Ya udah… Udah mau masuk sekarang? Udah boleh kok… kan udah bersih...” Rasti seperti mengajak bicara penis pak Unang. Menggemaskan sekali. “Oke siap ya… Ati-ati ya, di dalam sempit dan gelap… Pelan-pelan aja masuknya ya sayang…” Rasti meneruskan aksi menggemaskannya itu, mengajak bicara penis pak Unang, lalu mengecupnya. “Jangan keburu keluar yaa… hi hi hi.” Ucapnya lagi, lalu melepaskan penis itu dan ambil posisi menungging. Pak Unang buru-buru berpindah ke belakang Rastu dan mengambil posisi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMVqSEUkUA
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4qk93oOXN
“Bapak masuk sekarang non…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5v6WFFEQW
“Iyaa paakk… silahkan… Aaahhh…” Belum habis Rasti menjawab, penis pak Unang sudah menyeruak masuk ke liangnya dan langsung menggenjotnya dengan cepat.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8hK3EnTtV
Begitulah pemandangan yang terjadi di kamar itu. Rasti berdiri menungging, dengan 11 orang bapak tua berbaris di depan dan belakangnya, ngantri diblowjob satu persatu oleh Rasti, tiap satu orang selesai dia ke belakang ngantri memek.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzQKEfZPXF
“Ayo Nang… gantian ngapa!” Ujar bapak kedua yang setelah selesai diblowjob oleh Rasti, kini mengantri di belakang pak Unang untuk menggenjot memek Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGPUDJdrSd3
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvdurSDMtXz
“Buruan Nang, jangan diabisin sendiri memeknya… Tuh Bambang dah mau selesai tuh diisepnya!” Ujar bapak itu lagi melihat bapak ketiga yang sudah kelojotan disepong oleh Rasti. “Aduuh non… jangan dikuras dulu isi batang guee…! Aahhh gue belum ngerasain memek lo.. aduuhh…” Seru bapak yang bernama Bambang itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDV08upp5N
“Hi hi hi… sama aja kayak Unang lo! Disepong aja udah di ujung peju lo!” Ledek bapak yang di belakangnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ091OM220xJ
“Buset, lo coba sendiri deh tuh… mulutnya ni lonte! Baru tau lo!” Kata pak Bambang menyudahi dan beranjak ngantri memek ke belakang bapak kedua.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0mlhXf2s1
“Woi, Nang, belom juga lo… antrian udah panjang nih…!” Ujarnya melihat pak Unang yang masih asyik menggenjot memek Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0R8WkNhHe
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkK6eyns9C6
“Hi hi hi… ayo bapak-bapak diatur yaa gilirannya… yang tertib ya…!” Ucap Rasti. “Ga harus langsung keluar dulu pak Unang, simpen buat nanti lagi, biar memek Rasti dicoblosin dulu sama semua kontol-kontol kalian, baru nanti ngecrot bareng-bareng yah bapak bapak… Hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2g0hYNtrL
“Aah ngentot… anjing nikmaaatt…!” Meski belum orgasme, pak Unang menuruti Rasti menyudahi genjotannya, memberi giliran pada bapak kedua. Pak Unang kini beralih mencumbu tiap jengkal tubuh mulus Rasti. Favoritnya, apa lagi kalau bukan buah dada menggantung bebas dan tergoncang-goncang oleh hentakan bapak yang mengentotinya. Kagumnya pak Unang, payudara yang menggantung itu sama sekali tidak terlihat jatuh ke bawah, tapi kencang, padat dan mengkal di dada Rasti. Entah apa yang sudah dilakukan Rasti untuk menjaga kekencangan payudaranya itu, padahal dia adalah ibu dari 7 orang anak!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡctFif3tlOZ
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0M194ivnA
“Non… susunya kenceng banget… alami atau pabrikan nih… he he he…” Ujar pak Unang yang kini mengecupi bahu dan punggung Rasti sementara tangannya sibuk menggerayangi dan meremas-remas payudara Rasti dengan gemas. Tidak jarang menarik-narik putingnya yang membuat air susu Rasti mengalir keluar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQMBgGJGZDX
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgZ0otzfUC
“Asliii pak… aahh… enak aja pabrikan, emangnya bintang bokep luar negri! Ha ha… aahh… Susu asli Indonesia nih… puas-puasin dehhh… aahhh… Oohhh paakk… Jangan dibuang-buang dong air susunya, diminum aja, sehat bergizi lho… Oohh… Ahh…!” Jawab Rasti tersengal-sengal.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUE0g0DxsO6
Betapa serunya adegan gangbang ini disaksikan oleh Tedi, Riko, Romi dan Jaka dari balik pintu. Betapa ngenesnya mereka yang hanya bisa melihat sambil mulai mengeluarkan penis mereka dari balik celana dan mengocoknya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutqEm235ig
“Binal banget mama lo Ted… gue sukaa… aah tante Rasti…” Rintih Riko sambil mengocok.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHyoBCndYMc
Perasaan Tedi sebenarnya tak menentu melihat sahabat-sahabat karibnya ini masturbasi sambil menyebut-nyebut nama Mamanya dengan cabul. Tapi Tedi yang sama-sama ngaceng juga larut dalam tontonan yang mereka jadikan bacol sama-sama itu.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhwKnmCL0ZX
“Ahh… Mamaahh…” Desah Tedi. Dia menaruh kameranya di sudut yang pas membidik persetubuhan Rasti dan bapak-bapak tua itu, disetel dalam mode video dengan tombol recording yang posisinya on. Tangan Tedi yang bebas dari kamera kini mulai mengocok penisnya sendiri.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPb8Dr0rg8T
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpFQWryu5z
Formasi antrian bapak-bapak tua itu tidak bertahan lama, Rasti juga pegal berdiri dalam posisi itu terus. Kini persetubuhan mereka berlanjut tanpa aturan. Tubuh Rasti ditarik kesana-kemari, dibaringkan ke kasur, ditarik lagi, dipepet di tembok, berpindah lagi, dihempaskan ke lantai, dan seterusnya. Rasti benar-benar seperti ikan asin yang diperebutkan kucing-kucing liar yang lapar. Habis tubuhnya dijamahi, dan air susunya disedot-sedot bergantian dengan rakus oleh bapak-bapak tua itu. Ramai sekali suasananya, penuh makian, seruan-seruan cabul, desah nafas dan gelak tawa. Ya, itu adalah persetubuhan yang menyenangkan, sikap Rasti yang ceria, penuh canda, dan tak cangung meladeni cacian-cacian cabul yang ditujukan padanya membuatnya jadi menyenangkan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30ATWDVpqz
Pada akhirnya, ternyata bapak-bapak itu hanya nafsunya saja yang besar tapi tenaganya kurang, maklumlah rata-rata usia mereka sudah di atas 60-an. Hanya 1 jam lebih sedikit persetubuhan itu berakhir dengan wajah dan tubuh Rasti berlumuran sperma kental. Empat orang bapak menyemprotkan pejunya di rahim Rasti, Tujuh sisanya membukkake Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFdxUYg0Nia
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPlywknpZh
“Aahh… hh… Hi hi hi… aduuhh… banyak sekali pejunya ya bapak-bapak… ahh… kental banget lagi… hahh.. hahh…” Ucap Rasti dengan senyum tersungging di bibirnya yang masih belepotan, dan nafasnya yang masih terengah-engah.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc5rMwhHsCX
“Stock berbulan-bulan itu non… ga pernah dikeluarin… Khusus hari ini buat non… Ha ha hahh…” Salah seorang bapak berkomentar.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh47JDlEcnw
“Hi hi hi… spesial banget doong….? Makasiih ya bapak-bapaakk… Rasti seneng banget!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYUfimz776
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM937NLdEGz
Tedi tidak menuntaskan onaninya, melihat ini dia bergegas masuk dan mengabadikan wajah Mamanya yang penuh berlumuran sperma kental. Saking kentalnya, lelehan sperma yang ke bawah dagunya itu tidak menetes-netes. Benar-benar seperti lem! Lengket.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEl2pQqmvGa
Rasti tidak malu sama sekali dalam posisi ini. Mata kirinya setengah menutup karna segumpal sperma menggantung di sana. Rambutnya, ujung hidungnya, pipinya, bibirnya, semua kini berhiaskan sperma. Wajah Rasti bagaikan kain kanvas dan sperma-sperma itu adalah cat yang ditorehkan di atasnya membentuk mahakarya seni yang indah. Tanpa membersihkan wajahnya sama sekali, Rasti memasang ekspresi-ekspresi binal menatap lensa kamera Tedi yang mengabadikannya. Setelah beberapa saat kemudian, Rasti melakukan aksi yang membuat Tedi dan semua bapak-bapak di situ menahan napas. Dengan jari telunjuknya, Rasti pelan-pelan menyapu sperma di wajahnya sedikit-demi sedikit dan memasukkannya ke mulut. Sperma itu begitu banyak dan kental. Rasti harus menyapunya beberapa kali dan agak lama hingga semuanya tuntas tak bersisa, berpindah ke atas lidahnya. Rasti memang tidak langsung menelannya. Lidahnya ingin mengecap dan merasakan sensasi kekentalan sperma itu. Dia melakukan itu sambil tersenyum ke arah bapak-bapak dan kamera Tedi. Benar-benar pemandangan yang cabul!8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp2Rmf76MBm
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpepkGjbwOL
“Aaahhh…..” Rasti menjulurkan lidah, memamerkan gumpalan peju yang telah dikecap di atas lidahnya. “Gleekk… Ahhh…” Rasti menelan semuanya. Semua penontonnya menelan ludah menyaksikan aksi Rasti ini.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ92GKW22kZ
“Hi hi hii… Aaah kental… Kayak lem! Benar-benar kaya protein nih sepertinya… Hi hi hi… Enaakk, makasih ya bapak-bapak…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡya4YvSW7hV
“I… Iyaa non… duuhh non benar-benar lonte juara…!”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQxBzujbRE
“Lonte superr… Super nakal, super cabul….”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXCZoAP9cL
“Puas pak…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVTb8iegU4
“Iya non puas banget…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIJpvxvETRL
“Sama dong… hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1L1MUIj0RK
“Eitt… belum non… tu masih ada…” Seorang bapak menunjuk ke selangkangan Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡibsSRRul26
“Aduuh luber yaa… hi hi hi…. Peju kalian sih… kebanyakan.” Ucap Rasti melihat lelehan sperma banyak yang keluar dari bibir vaginanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QixiSevPV
“Sini non… bapak yang bersihin ya…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCuW09rYpQ
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDeV2jGeyi2
Seorang bapak berinisiatif membersihkan lelehan sperma itu dengan jarinya, Rasti tidak melarangnya. Ternyata bapak itu kembali menyuapkan sperma itu ke mulut Rasti. Sambil tertawa, tanpa keberatan sama sekali, Rasti menyambutnya. “Duh bapak tau aja Rasti masih haus…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJuDM7T2tT9
Benar-benar pemandangan super cabul. Tedi yang menyaksikan adegan ini dilakukan oleh mamanya sendiri antara jijik, malu, namun tetap ereksi. Ah, rasanya dia menikmatinya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAtXrOjSUBi
Tidak cukup hanya sperma yang meleleh keluar saja, jari bapak itu kini mengobel memek Rasti, memancing lebih banyak lagi sperma keluar. Rasti malah merenggangkan kakinya, memberi kemudahan akses.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ0rZNs7XRW
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ25BgKYR7td
“Aahhh…” Desahnya keenakan.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6OZw9I6IZU
“Aaak… Aaammmm… Lonte pintar…!” Ujar bapak itu menyuapkan sperma terakhir dari vagina ke mulut Rasti. Kata-kata yang sebenarnya adalah pelecehan itu bagi Rasti adalah pujian.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGAIZ72PQr
“Makasiiih…” Ucapnya centil setelah menelan bersih semuanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡegerrvtuGq
“Sama-sama non lonte cantiikk…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxDSy4DGMF
“Makasiih ya non Rastii… duuh, malam ini bapak rela deh kalo mati…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjcbgsNFFeL
“Hi hi hiii… kok udah mau mati aja pak… besok-besok kan Rasti masih mau nyumbang memek lagi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWjKGTiBhJt
“Haahh beneran non…???”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmmcN4zUlAT
“Serius non…? Aduh jangan bercanda dong non…???”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLSTLVEdtg
“Hi hi hi… pilih mana, disumbang uang atau memek?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCxiSCACS5
“Memeeekkk…!” Semua menjawab serentak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclpkPN4m6N
“Duuh bapak-bapaaak… ga butuh makan emangnya?” Rasti tergelak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhkHSG67F8T
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1KMm44IIs
“Makan mah ada non… nasi pake garem juga embat aja, yang penting kenyang non… Tapi kalo memek sih, pilih yang premium kalo bisa… hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSAt5J2sEzA
“Premium, bensin kali… hi hi hi… Pertamax aja pak.”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBSHWX29vz
“Iya non, permemex… Ha ha ha…” benar-benar cabul dan norak gurauan mereka itu. tapi Rasti toh tetap melayaninya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV03sFNkEDX
“Ya udah, uang sama memek ya… kapan-kapan Rasti datang lagi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubTFyW7pXJ
“Jadi beneran non…? Aduuh non Rasti baik amat sihh… kayak bidadari… udah cantiiikk….”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETXAAQ1GET
“Udah ah stop mujinya… Besok kalo Rasti datang lagi, bagi-bagi dong ke bapak-bapak yang lain… Pintunya dibuka aja, jangan ditutup rapet kayak gini… pengap. Biar aja yang mau masuk bebas… Rasti mau buka klinik ngentot di sini… Buka pagi sampai sore, jadi bisa nerima banyak pasien… hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KXYktRK4T
Aah, tidak ada habisnya Rasti meladeni bapak-bapak mesum ini, omongan-omongannya entah itu hanya mengumbar fantasi liarnya saja ataukah benar-benar hendak direalisasikan? Tedi tidak tahu, yang jelas, mendengarnya saja, dia dan ketiga kawannya sudah merasa sempit di balik celananya. Ya, tidak ada di antara mereka yang menuntaskan onaninya tadi. Mereka ingin menyimpannya untuk penghujung malam nanti di rumah dan bersama Rasti.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNTVLJggWK
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0weWLMZtmO
Singkat cerita, Rasti pun berpamitan setelah membersihkan diri sekedarnya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoh7fvqFXCi
“Simpan aja pak, buat kenang-kenangan…” Ucap Rasti menolak daster yang dikembalikan padanya oleh seorang bapak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzfFTxe7yy
“Ja… di…. Non Rasti…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgvRRdBRrpU
“Ya gini aja pak… ga usah pake apa-apa… hi hi hi…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Q3MpTDaS7
“Haah, bugil gitu non??”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkdfx5NAWS0
“Kan Rasti pake mobil… yuk aah… pamit ya bapak-bapaak… makasih yaa…” Ucap Rasti ramah. Harusnya sih bapak-bapak tua itu yang mengucapkan terimakasih padanya.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIE1WuyTGrj
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY92kIDmPuX
“Nak Tedi…” Panggil salah seorang bapak.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0VhsudqLY
“I ya… pak?” sahut Tedi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQ2Jp2aA8a
“Titip lonte kami ya… tolong dijagain jangan sampai lecet. He he he…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6INPhFbzF
Hu uh, Tedi bersungut-sungut mendengar candaan yang tidak lucu dan tidak sopan itu. Tapi bapak-bapak itu malah tertawa senang sambil makin menggoda Tedi.8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZuTfkcq2fe
“Dadaaahh non Rasti…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRPP9J8EQuQ
“Daah non cantiikk…”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrv6IA13rFK
“Beneran ya kesini lagi non…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7woBq79X72
“Janji ya non…?”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8EEStXFva
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLuIBmAvBgi
“Iyaa bapak-bapaak... Daahhh….”8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcUg4dNmDM
8044Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpdpsInRmo
8964 copyright protection8040ＰＥＮＡＮＡHUYndztn7L 維尼

3.149.236.120