x

Escape from Mall…………………………..7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjQMcEof5S
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡii0jBLedmS
“Jadi gimana dong? Masa tante harus kembali ke parkiran telanjang bulat gini sih?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuACXa6zHkR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgH03eBfUu7
“Ya mau gimana lagi tante… selendangnya gak ketemu sih…” ujar teman-teman Tedi santai masih berpura-pura tidak tahu. Mereka memang tidak punya niat untuk mengembalikan selendang itu. Mereka ingin mengisengi ibu teman mereka ini. Sungguh kurang ajar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWVXrNzfaqv
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfgs189K8R
Rasti sendiri juga curiga kalau teman-teman Tedi itulah yang menyembunyikan selendangnya. Meskipun kalau memang merekalah pelakunya, Rasti malah memilih untuk mengikuti permainan mereka ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOW5J4wxEp
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHhsBUjwizT
Mereka kemudian berembuk bagaimana mencari jalan keluar yang aman bagi Rasti. Sebagaimana banyak mall lain, tiap lantai di mall ini ada tempat parkir mobilnya. Di lantai tempat mereka berada, pintu keluar ke tempat parkir lantai itu hanya berjarak 10-15 meteran dari komplek pertokoan yang kosong itu. Akhirnya disepakati solusinya Rasti ditinggal di situ bersama Bobi, sedangkan Tedi dan teman-temannya turun mengambil mobil yang diparkir di basement untuk di bawa ke lantai atas. Untunglah Tedi sudah bisa nyetir.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOkJJrTsd7
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0JmpFDgWxV
Saat Tedi dan teman-temannya pergi, Bobi mulai rewel. “Cayaaangk… bentar ya kak Tedi sedang pergi ambil mobilnya buat jemput mama ke atas. Duh, kamu haus ya… maaf ya tadi susu mama masih dibuat mainan sama pak satpam. Hi hi hi… Yuk mimik susunya sekarang…” Sungguh cara seorang ibu becandain anak yang tidak lazim. Tapi bagaimana lagi, itulah Rasti yang sekarang merasa sexy sekali telanjang di situ sendirian, menyusui bayinya, sementara di seberang sana dia bisa mendengar sayup-sayup orang yang berlalu lalang. Ada desiran-desiran perasaan di dalam dadanya yg susah dideskripsikan. Berdebar-debar, waswas, tegang, excited, bangga, malu, sensual, dan sebagainya campur aduk menjadi satu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTdxOeCmpJS
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xEQKDnMmH
“Tedi sama teman-temannya kok lama sih… duh…” pikir Rasti gemas setelah 15 menit berlalu. “Pasti mereka sengaja berlama-lama... Paling ini juga bagian dari fantasi mereka. Dasar!” Tebak Rasti. Ya, Tedi memang sengaja meninggalkan ibunya sejenak bertelanjang bulat di tempat ramai sendirian. Teman-teman Tedipun terpuaskan fantasinya mengisengi ibu teman mereka yang seksi itu. Untunglah memang di situ sangat aman. Rasanya tidak akan ada pengunjung yang masuk ke kompleks pertokoan yang jelas-jelas masih kosong itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvDDy60bCF6
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11AGFW0eq3
Bobi cuma sebentar menyusu, dan kini dia sudah tertidur di gendongan rasti. Gara-gara Tedi tidak datang-datang, perasaan campur aduk yg dirasakan Rasti tadi makin menjadi-jadi. Rasti kemudian iseng-iseng jalan melenggak-lenggok di lorong pertokoan kosong itu bak peragawati. Berpose-pose di depan kaca toko yg besar-besar itu dengan gaya binal, mengekspos payudara dan selangkangannya sambil berkhayal jadi model porno. Rasti merasa geli sendiri dengan tingkah konyolnya itu. “Ah dasar kurang kerjaan,” cibirnya pada diri sendiri.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioWFDOmUmr
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHkXfWk6In
“Duuh Tedi lama amat sih... tega banget sama mama... kalo mama ketahuan orang trus diperkosa rame-rame gimana coba? Iih jangan-jangan kamu malah kegirangan ya sama temen-temenmu? Dasar... kayak tadi kamu seneng kan mama diperkosa pak satpam?” Rasti mulai ngomong sendiri dalam hati. Membayangkan persetubuhan yang baru saja dilaluinya Rasti jadi senyam-senyum sendiri. Ah, malah jadi horni lagi dia sekarang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxC1Q3uk78R
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2lZj7O3Xf3
“Duh, Tedi.. mama dingin nih…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLAHhS0IyN
“Pak Ratnooo... sini dong entotin Rasti lagi... Hi hi hi……” Pikiran Rasti mulai liar tidak jelas, dan dia menertawakan dirinya sendiri juga. Rasti mengintip-ngintip ke seberang mall. Aah, sekarang di sana terlihat sepi juga... tidak dilihatnya pengunjung lalu lalang. Lantai atas ini memang pada dasarnya belum full beroperasi, jadi jarang pengunjung yang naik.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99ZlUbAmUq
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclgb6QUcpI
“Kayaknya asyik kali ya kalau jalan kesana, belanja-belanja sambil bugil. Pasti heboh banget, hi hi hi…” Rasti mulai berkhayal sambil melangkah keluar komplek pertokoan itu dengan bergaya, tapi... langsung lari masuk ke dalam lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBuXbH3K5dW
“Hi hi hi... ga jadii...” Rasti excited sendiri kayak anak-anak sedang main petak umpet. Kemudian ngintip-ngintip lagi. “Kayaknya sepi deh... kayaknya kalo jalan keluar sampe atrium aman.” Rasti berjingkat keluar, tapi sudah sampai keluar setengah jalan menuju atrium, dilihatnya orang di seberang atrium, Rasti pun buru-buru lari masuk lagi. Tingkah dan ekspresinya yang malah kegirangan sungguh sangat menggemaskan. Ya, bagaimanapun Rasti memang masih sangat muda, masih suka main-main, bercanda, serta konyol-konyolan seperti remaja.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLWTDUDSKY4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy939XG4ycN
“Aah payah… Ah penakut... Ayo keluar...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPOQPsr2lTn
“Gilaa Ah...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsm86QA061T
“Paling-paling dikira orang gila trus dilaporin satpam...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7A6vPmT69M
“Ketemu pak Ratno lagi dong?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJYS10BD96
“Iya...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59BxaRaqq4
“Dientot lagi dong...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7BoKtRkuE
“Ihh… asyik kan?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOEO1Y7t5D
“Aah nggak Ah, Pak Ratno mah jelek... mas Adi itu lho yg nggemesin.”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfln6anrHx7
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6D4zJccAJ
Rasti malah jadi berdebat dengan diri sendiri. Konyol. Untung kegilaan Rasti cuma berakhir di khayalan yang ngaco gara-gara kurang kerjaan. Tapi membayangkan aksi itu memang menjadi keasyikan tersendiri bagi Rasti. Libidonya naik.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyiDJV8UhQ
“Huhh… puas kamu Tedi ngerjain mama kayak gini? Bandel deh kamu...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS3PKAdGtCp
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPHIluT0eX
Tiba-tiba, glek!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3n9hC0cYX5
Di tengah Rasti asyik mengintip dan berkhayal, dia melihat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti sesaat. Gawat! Sekelompok orang datang dari bawah dan begitu sampai di lantai itu, mereka langsung berjalan menuju ke arahnya! Mereka bukan pengunjung mall! Tampaknya para tukang yang mengurusi pengerjaan pertokoan kosong yang memang tampak belum selesai itu. “Aah, kenapa mereka mulai ngerjainnya siang-siang begini? Aneh sekali...” Pikir Rasti panik. Tapi yang penting apa yang harus dia lakukan? Di tengah panik Rasti malah menghitung-hitung jumlah tukang itu. Duuh… Ada sekitar 9 orang! Darahnya berdesir. Tubuhnya seketika menghangat. Sungguh sensasi yang susah digambarkan. “Aduuh... gimana nih, Tediii... tolong Mama!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZfdeS8VTwI
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNaAECeDIuF
Saat-saat genting Rasti akhirnya mempunyai ide. Dia akan pura-pura pingsan!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1K1W3eNro
“Ya…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQy7fRARYXQ
“Haah, ide macam apa itu?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dIPVvQdw6
“Biarin... emang ada ide lain?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoXwaENSJxt
“Lari aja…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFOunma1MU
“Lari ke mana?!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm08HCHP0tn
Lagi-lagi Rasti berdebat dengan diri sendiri. Secepat kilat Rasti ambil posisi di atas kardus tempatnya dientot oleh pak Ratno tadi, Bobi ditaruh di sebelahnya di lantai.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWt6stm4dj
“Maaf ya sayaang.. bentar aja kok.” Ujar Rasti pada bayinya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GVUkGRGbQ
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UypTIoAkL
Para pekerja itu makin dekat dan akhirnya benar-benar masuk ke komplek pertokoan itu. Alangkah terkejutnya mereka mendapati sesosok wanita bertelanjang bulat tergeletak dengan bayi di sampingnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeQe28XLivZ
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡieTmD8jky7
“Wow!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1DqK0ondg
“Wiih Siapa nih?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuiCk6ZJn5K
“Kenapa dia?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4QcsRcbZL
“Wuih cantik coy!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtUw8Q84Si
“Buset bening...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplC5R2IEyT
“Itu bayinya?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfk5IcZIenr
“Masih hidup nggak tuh??” Mereka berkomentar macam-macam melihat keadaan ini. Rasti hanya bisa mendengarkan sambil berdebar-debar. Dadanya serasa digedor-gedor dari dalam. Dia merasakan ada yang mendekat dan… Tiba-tiba dia merasakan kakinya diraba-raba. Seet… Rasti menelan ludahnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtIALT2RTIo
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEMc3S55lw8
“Mulus bro...!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXK5yiB0ow5
“Gilee... ga nahan…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUsdpWWjPb
“Anjriitt, sumpah beneran cantik ternyata…!” Ujar si peraba itu yang kini menyibak rambut yang menutupi sebagian wajah Rasti. Dia kini melihat jelas wajah Rasti yang elok. Satu tangan lagi dirasakan Rasti meraba kulit mulus kakinya dan menjalar sampai ke paha Rasti. Benar-benar bimbang Rasti dibuatnya, detak jantungnya berdebar makin keras. Haruskah dia bangun sekarang?7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBQisTSRbW
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1sTygqwYyk
“Heeh apa ini??” tiba-tiba terdengar suara lain yang lebih berwibawa.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JAXTgv2x4
“Eeeh.. ng nggak bos… ii... Ini boos...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8S0AUkMET
“Hah? Siapa dia? Kenapa kok tergeletak disini...?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsaKz4La0b
“Yaa ga tau bos, kita datang udah kayak gini keadaannya...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocxBQCLAx3
“Itu bayinya?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCcAdKJUIM
“Ya kemungkinan... bayi siapa lagi? Gimana nih bos?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Ft5q6EaCs
“Ambil bayinya, gendong dulu... kasihan..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4y8GxG0nW2
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR4kutmkUlX
Rasti lalu mendengar langkah kaki menghampirinya. Lalu... set, dia merasakan tubuhnya ditutupi dengan sesuatu kain!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbObywm1GV0
“Non... non...” ujar pria itu berusaha membangunkan Rasti. Inilah saatnya. Rasti harap rencananya berjalan lancar!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrlRLDhMCH
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlneexhPBcQ
Rasti pura-pura terbangun dalam kekagetan, celingak-celinguk, kebingungan, ketakutan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ957yh6x7Tw
“Aahh...! Kyaa...! Siapa kalian?? Ini dimana....?? Tolong...! Bo... bobiii... bobi...!” Pekik Rasti bersandiwara.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcz15yHDl4o
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkjoWuwCya4
“Tenang non, tenang… tenang… non aman...! Kami bukan orang jahat!” Si suara berwibawa yang dipanggil bos itu dengan sigap membekap mulut Rasti, tapi dia berusaha tidak sampai menyakiti Rasti. “Non aman! Tenang dulu.... siapa Bobi?” Ucapnya meyakinkan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerxCGg88Mt
“Anak saya!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6AXYlZT1mk
“Ini Bobi?” orang yang dipanggil bos itu kemudian menyodorkan Bobi pada Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEzWhjQ7AD
“Jangan khawatir.. Dia juga aman...” ucapnya menenangkan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkvzFAavpc
“Bobii...!” Rasti meraih bobi dan mendekapnya. Otomatis kain yang menutupi tubuhnya yang ternyata adalah sebuah jaket terlepas dari tubuhnya. Rasti tidak peduli. Dalam hatinya Rasti sangat menikmati ini. Telanjang bulat dikerumuni banyak pria asing tak dikenal.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLuwXiq5c6
“Wow..” gumam para pekerja itu. Glek... jakun, mereka naik turun melihatnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIZc0aE5Q0
“Non kenapa disini? Telanjang begini, apa yg terjadi?” Kata si bos yang kini Rasti mencermati wajahnya. Kharismatik juga. Rasti cuma menggeleng-geleng cepat, pura-pura bingung.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡypYeExVbr5
“Ambilin minum!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADIZdcCDj8
“Iya bos.. ini.. bos.”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5vSj0T6By
Rasti menerima minum yang ditawarkan. Saat Rasti minum, si bos menutupi tubuh Rasti kembali dengan jaketnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDXs1xr5tRt
“Non bisa ingat-ingat tadi sebelum pingsan, non sedang apa? Sama siapa?” Rasti celingak-celinguk berlagak bingung mencari sesuatu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzfHyi8agU
“Kami tidak menemukan apa-apa bersama non di sini selain anaknya non... ee.. Bobi ya namanya...? Tapi tidak ada pakaian, tidak ada tas, atau apa pun lainnya...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLWiBxjPV8t
Rasti makin terisak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvqpucMNZl4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACwBuPDKum
“Duh, actingku lumayan juga. Hihihi, bakat nih” dalam hati Rasti memuji diri sendiri.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPXeF3PMKnv
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDltF3m0e6h
“Wah kasihan nih... kayaknya korban perkosaan dan perampokan...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVaDsMhxWm
“Gila... tega bener pelakunya...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpufPtbdAQ
“Tapi lumayan juga ya, si non nya cantik bener...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL4HaDGQilD
“Anjrit, beruntung pelakunya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Qfsf0ydR6
“Hushh! Parah lo… denger tuh si non nya…!” terdengar para tukang itu berbisik-bisik. Rasti yang mendengarnya jadi geli-geli bangga dalam hati. Padahal barusan dia bukan diperkosa, tapi malah dia yang berinisiatif mengajak kedua satpam tadi bersenggama. Dia juga sangat senang dipuji-puji cantik oleh mereka. Dasar Rasti binal.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxaKp3qcis
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDdkfBTp3FE
“Udah, panggil security! Suruh hubungi polisi sekalian!” Ujar si bos mengambil keputusan. Rasti yang mendengarnya jelas malah panik.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1iDEDlWx1m
“Jangaan paak… please jangan! Ga usah...!” Cegah Rasti cepat. “Saya malu pak... sudah saya ga apa-apa...” Rasti mencoba berdiri masih sambil membawa Bobi di gendongannya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7nUGeaYy57
“Eit... pelan-pelan non... jangan bangun dulu...” Si bos berusaha mencegah tapi Rasti tetap ingin berdiri. Akibatnya jaket yang hanya diselampirkan di pundaknya itu melorot lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwcydMNI2Z
“Woow...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmQmgAVL6C2
“Ihiiy…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSVY5iFNUo
“Ga bosen-bosen nih…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKmVMntSzY
Riuh suara pekerja itu membuat si bos geleng-geleng kepala.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtpClxawz0
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRLSFMl9fD
“Aduh,” keluh Rasti, tapi sejatinya di dalam hati teriak, “yes!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0k7dzkGt0
Si bos kemudian buru-buru memakaikan jaket itu lagi. Rasti pasif saja menuruti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOssM4ASPBP
“Aah si bos niih...” gumam para pekerja itu lagi kecewa, mereka tentunya ingin terus menikmati pemandangan indah tubuh Rasti yang polos.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBKS9B4oUBi
Karna tangan rasti mendekap Bobi, jaket itu lagi-lagi hanya bisa ditaruh di pundak Rasti. Jadi bagian depannya masih terbuka, termasuk bulu-bulu halus di selangkangannya terlihat jelas. Bahkan cairan kental yang mengalir dari vaginanya juga disadari oleh para tukang. Sungguh seksi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIGVxzgbhh
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpJpyvEXOn
“Wah bener korban perkosaan nih... kasihan ya...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiokrT3GJYo
“Kasihan apa pengen?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DTEaF2TQe
"Gimana lagi coy... kasihan sih, tapi... seksi juga..." Di saat seperti ini Rasti malah semakin berbunga-bunga dibicarakan seperti itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIuMDcXyM20
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrz2bOBtOVi
Si bos yang mendengar ucapan mereka menghardik para pekerjanya. Dia lalu menyuruh salah satu dari mereka membelikan pakaian dan sisa pekerja lainnya dia suruh keluar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1sfHpmNS95
“Huuu...” koor protes para pekerja itu terdengar kompak. Si bos mendelik kesal pada tingkah anak buahnya itu tapi Rasti tertawa geli dalam hati. Puas sekali. Aah, andai bisa lebih lama. Bahkan Rasti membayangkan akankah dirinya akan dijadikan ajang pelampiasan nafsu oleh tukang-tukang itu? Brrr... menggigil sekaligus berdebar-debar Rasti membayangkan dirinya digangbang mereka semua. Rasti kemudian mengamati fisik si bos lagi. Kulitnya hitam penuh tatto, badannya kekar, kumis tebal menghiasi wajahnya menambah kesan macho. Meski beberapa uban tampak di rambutnya yang masih lebat, rasti menaksir umur si bos paling baru awal 40an. Wajahnya tidak tampan, tapi juga tidak jelek-jelek amat. Aah… Rasti jatuh hati pada si bos ini. Rasti memang gampang banget kesengsem pada pria. Dan kalo sudah kesengsem ya tubuhnya rela diberikan tanpa syarat, hihihi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7F8yT7Qkyq
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAe2El7wAZq
Singkat cerita Rasti kini di dalam sebuah ruangan salah satu toko kosong di situ, bersama si bos dan 2 orang pekerja lain yang tampaknya juga senior di antara yang lainnya. Tapi kedua pendamping bos itu lebih banyak diam. Para pekerja lain berada di luar ngintip-ngintip di balik kaca. Rasti diinterogasi, dia kini sudah memakai daster minim yang terbuka di bagian pundaknya, hanya menggunakan tali tipis yang diikat. Bahkan Rasti tidak dibelikan pakaian dalam sama sekali! Tadinya si bos memarahi orang suruhannya yang membelikan baju seminim itu. Tapi Rasti meyakinkannya bahwa dia tidak apa-apa dan mengucap terimakasih berkali-kali.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ310tGNlibS
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFhZ8BXzSL
Rasti cerita panjang lebar dengan cerita dan acting yang meyakinkan. Satu sisi mengiba, sisi lain berusaha menampakkan ketegaran. Dan si bos tampak sekali empati padanya. Rasti sendiri kaget dia bisa spontan mengarang cerita perkosaan dan perampokan fiktif itu dengan lancar. Dia jadi berulang kali memuji diri sendiri dalam hati. Rasti juga menceritakan alasannya kenapa dia tidak mau dilaporkan polisi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedzawujLsE
“Tapi saya benar-benar tidak ingin ada polisi pak… Benar… Pertama, saya sekarang sangat malu… Ta… tapi… ee, lagian saya bersyukur juga ga sampe disakiti pak…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkikHuyPB5i
Si bos yang mendengarkan manggut-manggut, tapi Rasti masih menangkap kegusaran nampak di wajahnya. Merasa belum cukup, Rasti pun melanjutkan argumennya, “Dan… ee, harta saya yang hilang tidak seberapa pak… Saya tidak membawa uang tunai banyak, tidak ada kartu kredit atau ATM, dan saya juga tidak memakai perhiasan… Ma… Makanya… Saya sangsi polisi akan berbuat banyak. Saya yakin juga polisi pasti tidak akan mampu menangkap orang yang… yang… mem… perkosa saya…” Ucap Rasti tersendat. Tenggorokannya tercekat. Meyakinkan!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvF4Mbovs72
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3muZDhDhM
“Saya memilih melupakan semuanya pak…!” Pungkas Rasti sambil berusaha setragis mungkin.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXNrZ7rMHP
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyA9RPryNK1
“Tapi.. non yakin…? Non rela? Pemerkosa itu harus dihukum… enak sekali dia bisa jalan bebas, pasti dia bakal nyari korban lain!” ujar si bos geram.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJMz3cKeYc5
“Mana ada perempuan yang rela diperkosa, tapi saya pesimis dengan kerja polisi pak… maaf, saya juga ga mau repot. Udah malu… ga ada hasilnya… apalagi kalo sampai masuk berita… memang kesal sekali pak, tapi ya mau gimana lagi… sudah nasib…!” ucap Rasti berkaca-kaca. Si bos manggut-manggut, sebagai mantan preman dia juga paham bagaimana cara kerja polisi yang memang tak bisa diharapkan untuk kasus-kasus ‘kecil’ seperti ini. Si bos benar-benar larut ke dalam cerita Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPXrnNTqQd9
“Ya udah kalo gitu non saya antar pulang…?” Tawarnya simpatik.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNmgxc9qRP
‘Duh mau bangeeet’, ucap binal Rasti dalam hati. Tapi tentu bibirnya berkata lain.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83NflYRBa4
“Ee ga usah pak, saya sebenernya ke sini sama anak saya yang lain dan teman-temannya. Tapi kami berpisah, mereka main-main sendiri tadi…” Rasti melirik jam dinding.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK15mjdoJdp
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjG7gpaMT5K
“Mustinya sebentar lagi mereka akan ke atas mencari saya... Eee… Saya bawa mobil pak… Oh ya… pak… saya juga akan sangat malu kalau anak saya sampai tahu apa yang terjadi pada ibunya… kasihan juga... ee… ja di…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYY5HBQTvCw
“Non ingin dirahasiakan ke anak non juga…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIarUQnEhIL
“Iya pak, saya malu, anak saya juga pasti… dia pasti akan sangat terpukul… dan… ee…” Rasti pura-pura kalut dan kebingungan. Si bos yang melihat itu jadi makin iba, apalagi paras Rasti yang jelita membuatnya menaruh hati.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNe6hOMTd7r
“Oke non… saya paham. Menurut saya sekarang yang penting non pulang dan menenangkan diri dulu, kalaupun nanti non ingin mengambil keputusan atau langkah apapun, jika butuh bantuan saya siap membantu.” Ucapnya tulus.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV66SLNmUTK
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaL1MsQGj7c
----------------------7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5LzUmSJN8
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDa4quDw9V
Begitulah akhirnya Rasti lolos dari masalah itu. Rasti sebenarnya sudah siap mental jika harus kegangbang lagi oleh para tukang-tukang itu, tapi hidup bukanlah seperti cerita-cerita panas di forum cerpan 64.237.43.947309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡed8OMdggwG
Ya, ternyata ada si bos yang fisiknya preman tapi hatinya baik. Dan… Rasti jatuh hati padanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWSMeEMHjXz
“Ba.. bapak sudah menikah? Sudah punya istri…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcOtN4eLaZ
“Ee… ng.. saya sudah bercerai… kenapa tanya itu?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnLksoe6Fwe
“Mm, ng..gak, soalnya bapak baik banget sama perempuan… makasih ya pak...” Rasti menghadiahkan senyum super manisnya. Laki-laki manapun pasti blingsatan mendapatkan senyuman Rasti yang dahsyat. Tak terkecuali si bos yang dari tadi sok cool ini, tapi sebenarnya dari awal juga sangat mupeng mengagumi kecantikan Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5NBLJLvQ3j
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBz81ZTFQbQ
Rasti memberi alamat dan nomor telepon pada si bos dan memintanya datang ke rumah kapan-kapan. Rasti berniat ingin ‘membalas’ kebaikannya, juga mengganti baju yang dia belikan. Meski si Bos berulang bilang bahwa baju itu tidak usah diganti, Rasti ngotot meminta dia datang ke rumah. Rasti ingin 'balas budi'.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7yxyEknZEG
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡICTYIswLgB
Di sisi lain lantai itu, Tedi dan teman-temannya dari tadi sebenarnya sudah datang, tapi melihat banyak tukang berkerumun di komplek tempat Rasti sembunyi, mereka langsung ngumpet di pojok mall sambil mengintip penasaran. Ya, mereka bukan mengintip cemas akan apa yang terjadi pada Rasti saat itu, tapi lebih ke mupeng membayangkan Rasti sedang digangbang oleh para tukang itu. Mereka juga sibuk berpikir bagaimana caranya bisa ngintip lebih dekat supaya benar-benar bisa menyaksikan adegan yang saat itu hanya bisa mereka bayangkan sambil menahan konak. Setelah beberapa saat gelisah di pojok mall itu, mereka melihat Rasti keluar diantar oleh salah seorang tukang, kemudian Rasti membungkuk-bungkuk pada semua tukang, tampak seperti hendak pamit dan mengucapkan terima kasih. Makin mupenglah Tedi dan teman-temannya. Melihat pemandangan itu, dugaan mereka bahwa telah terjadi gangbang makin kuat. Tedi pun kemudian langsung lari menuju Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIs2bOr065w
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGOjulUXKD
“Maa…” panggil Tedi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWj1zqfZl4
“Aah… itu anak saya dan teman-temannya pak… mari… te… terima kasih…!” ucap Rasti pada si bos dan para tukang yang lain lalu bergegas menghampiri Tedi sebelum Tedi sampai. Rasti memeluk Tedi erat karna berpikir bahwa si bos dan para tukang itu masih memperhatikan dirinya. Tedi sendiri kikuk dan bertanya-tanya kenapa Rasti tiba-tiba memeluknya erat.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlHXWYTYSU
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJr4UL3QYN
--------------------------------------------------------------7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR9WinkhbXW
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6RY2TqUGK
Kini, mereka semua sudah beranjak pergi dari mall itu dan kembali berkendara. Tapi Rasti masih memakai daster minim pemberian si bos tadi. Tedi dan teman-temannya pun tidak peduli, mereka seakan lupa bahwa seharusnya hari itu Rasti wajib bugil sepanjang perjalanan. Ya, kini pikiran mereka dipenuhi dengan pertanyaan apa tadi yang terjadi antara Rasti dan para tukang itu tadi di mall.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7egW9TzgDP
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEpy2sJo6y
“Ma...tadi itu gimana ceritanya?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQhhgqodrw
“Iya tante.. cerita dong...?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnAFaRo8Ss4
“Tante diperkosa sama tukang-tukang itu?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFuk1eiN3mH
Tak tahan penasaran, beragam pertanyaan pun terlontar dari mulut Tedi dan ketiga temannya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7EU1BNRDNK
Tanpa menjawab, Rasti senyum-senyum sendiri. Aah, bikin gemas mereka saja!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLp81wgjKkN
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURZQSWnIlO
“Tante digangbang! Duuh sayang banget ga lihat…” celetuk Romi. Rasti tergelak, mencubit teman Tedi itu. “Dasar kamuu… mesum melulu pikiranmu itu lho.. parah…!” Cibir Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHTR2qLIyN
“Makanya cerita dong…?” ucap Romi nyengir.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8E4HyrbaDf
“Kalian sih nakal, ninggalin Tante sendirian di sana... Huuh...!” Rasti pura-pura merajuk, tapi sejurus kemudian mengerling pada mereka sambil tersenyum menggoda, “Emangnya mau tau aja atau mau tau banget?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡftHyt32skK
“Mau tau bangeeettt!” Keempat remaja itu menjawab kompak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7IK7RvybI
Rasti tertawa.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSgI9WKL96
“Hihihi, ya udah kalo gitu kita pulang ya? Nanti cerita di rumah…” Rasti tidak ingin merusak khayalan mereka kalau sebenarnya dia tidak diapa-apakan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOedAfLMUcG
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBl6gpoTVh9
“Iih gak bisa gitu dong ma, petualangan kita belum selesai nih...” Protes Tedi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaj0pQcYBZ8
“Hihi, ya udah kalo gitu ceritanya nanti yah? Hmmm… Gimana sayang? Jadi ke tempat itu?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmC0EzG8PbG
“Ya jadi lah ma... dah disiapin kan?” Jawab Tedi. Riko, Romi dan Jaka pun saling berpandangan. Tampaknya Tedi dan Rasti ternyata sudah merencanakan dan menyepakati tujuan keduanya ini sebelumnya, dan mereka tidak diberitahu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNuLkXVbJdu
“Ted, kita kemana nih sekarang…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ckSyxodBp
“Lihat aja ntar…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT3kbt5O1XS
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pdzuDCCJM
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9V7YjHsSgS
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZJzWXSdlUA
The slums old man………………………………………....7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ991YQzeN2l
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpgXUsWXmI3
Mereka meluncur ke daerah pinggiran. Tidak terlalu jauh, sehingga waktu tempuhnya memang tidak lama. Tapi daerah yang dituju itu benar-benar sudah ‘pinggiran’ kondisinya. Ya, kumuh lingkungannya dan miskin penduduknya. Sebuah pemukiman di bantaran sungai yang sudah mendekati muara ke laut utara. Daerah ini hampir menuju desanya pacar Rasti semasa SMA dulu. Tapi daerah ini sangat miskin. Sebagian penduduknya ada yg jadi nelayan, tapi bukan pemilik kapal, hanya jadi awak kapal saja. Sebagian lainnya mengemis di jalan. Tidak jarang juga yang terjerumus kriminalitas, jadi maling sampai begal. Yang paling mending jadi kuli bangunan. Bagaimana dengan kaum perempuannya? Sebagian dari mereka melacur seperti Rasti, dan bagi keluarganya itu adalah mata pencaharian yang lumrah. Tapi jangan ditanya bagaimana kualitas pelacur di daerah ini. Dapat yang muda saja sudah untung, karna kebanyakan pelacur disini tua-tua! Tidak jarang usia kepala 4, bahkan ada yang kepala 5 Alias hampir jadi nenek-nenek! Ironis memang. Begitulah gambaran daerah kumuh ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ90rd6yhnz0
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJ7eSEQJKd
Rasti dan Tedi sudah punya info tentang daerah ini sebelumnya, di desa ini mereka mengunjungi sebuah bangunan rumah yang difungsikan menjadi semacam panti jompo. Bukan hanya penampungan orang tua, tapi dulu tempat itu juga sebagai penyalur dana santunan, ada kalanya juga menjadi tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan, termasuk juga menangani kesehatan para lonte, mendidik mereka tentang PMS, obat-obatan, kontrasepsi, dan sebagainya. Dulu yang mendirikan adalah sebuah LSM, tapi karna minimnya dana, juga kucuran donatur yang mandeg, LSM itupun bubar dan rumah itu menjadi tak terurus. Sekarang terbengkalai, hanya ada 1 atau 2 mantan anggota LSM itu yang mengabdikan diri mengurusi rumah itu. Mereka rutin mengunjungi dan mengurusi segala keperluannya. Tapi terbatas sekali yang bisa mereka lakukan. Dan juga tidak bisa setiap hari mereka datang, paling banter seminggu sekali itu sudah untung. Pernah 2 bulan lebih tak ada kunjungan sama sekali.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOGTi0MdjD
Rumah ini sampai sekarang masih digunakan, paling tidak sebagai base camp jika ada bantuan. Sehari-harinya rumah ini dijadikan tempat nongkrong para orang tua, main catur, kartu dan sebagainya. Tapi tidak hanya nongkrong, ada juga beberapa kakek yang tinggal di situ, menghabiskan masa tuanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvyD4Cq6qq
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgr7jUkaLok
Dokter pribadinya Rasti termasuk yang pernah berhubungan kerja dengan LSM ini dulunya, Rastipun tahu info ini dari dokternya itu. Lalu apa yang direncanakan Rasti dan Tedi dengan mengunjungi tempat ini? Beramal! Itu ide Tedi, dan Rasti menyetujuinya dengan antusias. Ya, Rasti di sini bermaksud menyumbangkan sejumlah uangnya. Uang yang didapat sepenuhnya dari hasil menjajakan dirinya kepada para hidung belang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn2C7OlLITF
Di rumah itu Rasti menemui seorang bapak tua yang mewakili penghuni lainnya secara khusus dan penduduk desa pada umumnya. Pak Unang namanya. Rasti tentu sudah janjian sebelumnya dengan pak Unang ini yang usianya sudah 59 tahun ini. Jadi sudah tampak sangat tua. Dia menyambut Rasti dengan sumringah. Tak peduli giginya yang sdh tinggal 50% dia tertawa lebar memamerkannya. Kedatangan Rasti di situ jelas menarik perhatian warga. Mobil mewah, cewek cantik putih mulus. Pemandangan indah yang jarang mereka saksikan secara langsung. Rasti dikerumuni bagai artis, dan memang itulah yang mereka kira.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1kBacGZ9S
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4oxvwNEmFE
Di dalam rumah, Rasti ditemui pak unang dan rekan-rekannya yang sama-sama tua. Tidak tanggung-tanggung, Rasti berniat menyumbang uang 20 juta. Jumlah yang membuat penghuni rumah itu berdecak kagum dan berbinar-binar gembira. Rasti membawa semuanya tunai dalam sebuah tas hitam kecil, mirip tas pinggang. Kecil memang tas itu, karena Rasti membawa uang 20 juta itu dalam pecahan 50 ribuan. Artinya, tas itu hanya memuat empat bendel uang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoarTkDeLzN
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcB1dhm2M7h
Mereka kemudian saling berbincang dan bercerita-cerita. Obrolan yang ramah dan cair, tidak tampak seperti basa-basi membuat Tedi makin mengagumi Mamanya. Dia pun sibuk mengabadikan momen itu. Rasti yang dikelilingi pria-pria tua kumuh, benar-benar objek yang menarik baginya. Pesona Rasti seakan bertambah dua kali lipatnya. Pembawaan Rasti yang membumi, tidak canggung, tidak grogi, tidak eksklusif, selalu ramah, menebar senyum dan tawa, bahkan tangannya sering juga tidak sungkan menyentuh lawan bicara, tidak ada kesan jarak sama sekali. Rasti bagai bidadari yang diturunkan dari langit khusus untuk berada di tengah-tengah mereka.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87fC7Xhvpk
Tak bisa dielakkan, percakapan mereka kemudian menjurus ke pekerjaan Rasti yang sudah begitu dermawannya menyumbang uang sebesar itu. Tanpa malu Rastipun mengaku terus terang profesinya sebagai pelacur.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvO8yVzrdVL
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfS4hTD5uA
“Ooooh… Lonte……”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyb4OuU5nv
“Se… Serius non Rasti?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOXWwa19VN
“Hi hi hi… ya serius lah pak, emang kenapa?” Ucap Rasti senang melihat reaksi para orang tua itu mendengar pengakuannya. Reaksi yang kurang lebih sama dengan semua pria lain yang baru tahu profesinya. Reaksi yang selalu membuat Rasti berbunga-bunga tanpa pernah bosan. Ya, bukan Rasti namanya kalau tidak begitu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsmFj7khSC
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI4JvRt5Ufh
“Nggak sih… Kirain non bintang film.”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykREM5lFYv
“Iya, non kan cakep, kenapa ngelonte?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyQ9DJLhEp
“Lho, justru karena saya cantik kan makanya jual diri… Kalau jelek mah jual sayur aja di pasar. Hi hi hi…” Jawab Rasti geli.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHtmHBGd2WQ
“I ya sih… Tapi cewek sini jelek-jelek juga pada ngelonte tuh…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVrd9dVd3j
Celetukan ini sukses memancing tawa semua yang mendengar, tak terkecuali Tedi dan ketiga kawannya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡigQmTMPJJ7
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡigwSWjoURr
"Wah anak saya juga kadang melonte, tapi ya hasilnya ga seberapa..." Ucap salah seorang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkyfz4tjQQ
“Anak lo ngaca dong, tampang begitu laku berapa emangnya? Hua ha ha…!” Respon seorang yang lainnya. Beberapa orang lainnya ikut tertawa.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Dtjipi9zz
“Kampret lo, masih mending anak gue ketimbang si Imah tuh! Tua bangka masih aja jual diri!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpP3LxIKfs0
“Tapi si Imah penghasilannya lebih besar dari anak lo!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjH1WBiICMX
“Iya ya… kok bisa begitu ya…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKs5OjxbhCl
“Ya iya laah… empotannya Imah lebih josss tau gak lo!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXVgZBDH1K
“Udah pengalaman tuh! Lebih pinter muasin sopir trek. Ha ha ha…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ihE8ceIIq
Pecah tawa lagi di antara mereka. Obrolan tentang lonte sama sekali tidak dianggap tabu oleh mereka. Padahal ada juga satu dua orang ibu-ibu nimbrung di situ. Rasti sendiri yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, kadang tertawa kecil sambil tangannya menutupi mulutnya. Sungguh cantik ekspresinya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJWsuGHR1WW
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSh5rjcFd5
"Wah kalo lontenya kayak non pasti pelanggan ngantri ya..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyKBk8divK
"He he he gue pun juga pasti ikut ngantri..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcD70VoUK46
"Pala lo peyang! Emang lo punya duit dari mana?"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8DOztrBHQ
"Iye, lonte kayak neng pasti mahal ya...?"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtusnOyYa0Z
"Tapi neng baik banget sih... udah cantik, mau jadi lonte pula... udah gitu uangnya disedekahin..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRp3Nf5Cks
Bahkan salah seorang ibu-ibu ada yang ikut berkomentar, "enak ya... kalo gue secantik eneng, pasti udah jual diri gue... ga perlu repot2 jadi tukang cuci..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6zZMhO1py
Begitulah komentar-komentar yang ada sama sekali tidak menganggap tabu profesi Rasti. Bahkan memuji-muji Rasti dan kecantikannya tentu saja.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Jfx9nscH4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPvCvlL7mO
Setelah obrolan agak mereda, Tedi kemudian meminta ijin sesi foto khusus untuk Rasti dengan suasana rumah itu. Entah darimana keberanian Tedi muncul. Sebuah ide terlintas begitu saja di benaknya. Tedi memperkenalkan diri sebagai seorang fotografer model. Ia menjelaskan dengan percaya diri seakan-akan memang itu sudah menjadi salah satu agenda kunjungan mereka, bahwa akan ada sesi pemotretan resmi untuk sebuah majalah pria. Penuh percaya diri, berlagak seperti fotografer profesional, Tedi menjelaskan pada bapak-bapak tua disana bahwa Rasti adalah model yang dikontrak oleh majalahnya untuk tampil di edisi bulan depan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUF8iZbXv0t
Bapak-bapak tua itu manggut-manggut mendengar penjelasan Tedi. Rasti baru ngeh bahwa dari tadi memang mereka belum memperkenalkan diri sebagai ibu-anak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsaoiYNVp5
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3UzvnfFc7W
"Bapak-bapak tetep disini aja ya seperti biasa. Jadi bapak-bapak ceritanya melakukan kegiatan biasa sehari-hari, yang nonton tv, main catur, dan sebagainya... nanti saya ambil gambarnya juga sebagai latar belakang. Nanti ceritanya model saya berperan jadi pelayan di sini, saya mau ambil gambarnya sedang menyapu, ngepel, nyuci, bikin minum, dan lain-lain. Oke ya pak...?" Terang Tedi panjang lebar memberi arahan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9PwjiY9g5B
Meski terkejut karna tak ada skenario sama sekali soal ini, diam-diam Rasti mengagumi anak sulungnya itu. Tedi tampaknya berbakat jadi fotografer profesional. Dalam hati, Rasti berniat menguliahkan Tedi ke jurusan fotografi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNMlO81LLh
Ya, memang tidak ada perbincangan atau perencanaan sebelumnya antara Tedi dan Rasti. Jelas Tedi spontan punya ide ini, pikir Rasti. Ia pun tak keberatan sama sekali mewujudkan keinginan anaknya itu. Yang mana menyuruh ibu kandungnya sendiri mengerjakan pekerjaan pelayan di rumah lusuh yang dipenuhi pria-pira tua kumuh itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzhcKVXVD3
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8lopPYGM1
"Wah kalo pelayan begini… aiihh cakepnya..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABtuug8Gyy
"Kayak film itu tuh… Inem Pelayan Seksi!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEyfm7S2GfM
“Rasti Pelayan Seksi dong jadinya… Ha ha ha…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjkfrfLitOw
“Kalau ini sih bukan pelayan seksi lagi, tapi bahenol…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8L8mQpNmg
"Ada adegan kita dimandiin nggak? Hi hi hi…"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPUejYeJSc
Celetukan demi celutukan antusias meluncur dari mulut-mulut keriput bapak-bapak tua di situ. Rasti malah menanggapinya dengan senyuman-senyuman manis yang mana makin membuat mereka blingsatan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7J0CZ7y4G
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAzPIfIOv6
Tedi kemudian meminta bapak-bapak itu kembali ke kegiatan masing-masing secara alami, ada yang ngobrol-ngobrol di ruang tamu, main catur, nonton tv, dan sebagainya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOIQMH4hhZ
Seorang ibu dikenalkan pak Unang sebagai orang yang biasa mengurusi kerumahtanggaan tempat itu, dari bersih-bersih, masak dan sebagainya. Mpok Minah, begitu panggilannya. Ia lalu diminta untuk menyiapkan properti alat-alat seperti sapu, ember, dan kain pel.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQJaoIXGsD
"Sore ini model saya yang akan bantu bersih-bersih di sini, mpok Minah istirahat aja… bapak-bapak, nanti selama model saya bekerja akan saya ambil gambarnya… Nah, bapak-bapak nanti alamiah saja ya, jangan lihat kamera, anggap saja saya nggak ada..." Ujar Tedi mengarahkan ulang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7CQ8Fy4JE
"Kalo ngeliatin modelnya boleh nggak?"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTh8cc3XdJY
"Kalo colek-colek modelnya boleh nggak?"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbKZtwPbiW
Gak ada matinya celetukan mesum dari bapak-bapak itu. Rasti menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Rasti kemudian meminta tolong mpok Minah menjaga dan mengurusi segala keperluan Bobi si bayi, termasuk memandikannya nanti. Tentu Rasti memberinya sejumlah uang. Mpok Minah berbinar melihat 3 lembar ratusan ribu yang diterimanya dari Rasti. “Siap non…” Jawabnya sumringah.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCATLpgyOq3
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDXuquYi2T
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNWxbypRiN
-----------------------------------------------------7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnSwmGeRSh
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5C2blQbUi
"Sayang, ceritanya mama cosplay nih ya... jadi pelayan? pake kostum maid? Tapi emang kamu bawa kostumnya? Seksi ngga kostum maidnya? Hihihi... jangan seksi-seksi ya....?" tanya Rasti yang tampak bersemangat dengan permainan ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn4J1dZ0SI9
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOv0IDwBuO0
"Nggak lah ma, kan gak kepikiran... idenya spontan aja kok tadi... mau kan Ma? He he…"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIesvEN7VO
"Hi hi, ya mau dong... apa sih yang nggak buat anak mama ini. Trus, mama pake daster begini aja?" tanya Rasti lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2yP1B04FD
“Iya Ma… gak papa.”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4maCsjvLH
“Ya sudah… kamu ambil gambar-gambar mama yang bagus ya sayang…” ucap Rasti centil. “Kalian juga, tontonin tante puas-puas yah… kalian pasti suka deh… hi hi hi…” Sambung Rasti lagi mengerling nakal pada teman-teman anaknya itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwlLFLYfq2C
“I..iya tante… pasti, he he.. Duh… asik nih…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIoQecpPT2
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbU9JGCdd2
Pecakapan itu membuat beberapa bapak tua saling berpandangan satu sama lain. Mereka bertanya-tanya dalam hati soal hubungan Rasti dan Tedi sebagai ibu anak. Tapi mereka tidak sampai mengutarakan pertanyaan itu pada rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZAlfVZ2Bm
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9glr0S58K
Rasti sudah memegang sapu, rambutnya dikuncir kuda, diapun mulai menyapu lantai beneran di ruang TV di antara bapak-bapak tua yang sedang nonton TV. Salah satu bapak mengelus pantat Rasti. Jelas dia merasa mulus-mulus saja, tidak ada tonjolan celana dalam di situ.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXfYg9vSU9D
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxF8X0QDwW
"Wuih, ga pake daleman ya non?"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtN2jPQ5RY
"He he cantiknya... non jadi pelayan terus aja disini, mau gak non?" Beberapa celetukan mesum dan kurang ajar lagi-lagi mengalir dari mulut bapak-bapak tua itu, seakan lupa Rasti adalah orang yang baru memberi mereka sumbangan 20 juta yang seharusnya mereka hormati. Tapi Rasti terus merespon semua itu dengan senyuman, bahkan saat bokongnya diremas, Rasti berpaling dan tersenyum centil pada bapak yang melakukan itu. Benar-benar binal!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjeJIcxIuOH
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QYRsHi0Ys
"Aduh non, jantung saya empot-empotan, non mau bikin saya jantungan ya? Iih, cantik kok gak kira-kira sih non..." Ucap bapak tua itu sambil bertingkah menggelepar. Rasti tertawa geli melihatnya, dan itu membuat muka bapak tua itu merah padam, tersipu malu merasa berhasil mendapat perhatian Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHali2NpQj4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljxPq5vn1a
Plaak...! Pantat Rasti ditampar gemas.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcZuNYDLdk
“Aahh... Bapaak…” desah Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFrYLzs82O
“Ha ha ha....” bapak-bapak tua itu seakan jadi lupa diri sekarang. Sedangkan Tedi terus mengambil gambar ibunya yang sedang bersih-bersih sambil menerima perlakuan yang sebenarnya sangat melecehkan bagi orang normal. Perasaan Tedi cukup campur aduk melihat kekurang ajaran para kakek itu pada Mamanya, tapi dia sendiri juga memang menikmati semua itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8423BGrETL
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4czTkFw8d
"Gimana, bagus?" Tanya Rasti pada Tedi sambil terus menyapu. "Iih, ini lantainya kok kotor sih, Rasti jadi bersih-bersih beneran deh di sini…" Ucap Rasti genit.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbC9lLyLAsO
"Ya maklum non, yang tinggal orang-orang tua.., jangankan lantai, kita-kita juga jarang dibersihin. Hehe... jarang mandi... Makanya nanti non Rasti mandiin bapak yah? He he…"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfiFVV29sb
“Maunyaa…” Rasti menjulurkan lidah menggoda.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWw8LGv0OV8
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6M7avH5Zqx
Tedi kemudian memberi kode pada Rasti, "Oke cukup, lanjut ya... mmm...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9YDKDfncb
“Masih nyapu?” Tanya Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDr1KN9y5Rg
“Iya… mm... Tapi, sekarang dasternya dibuka ya..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkV0mAsfRzy
"Duh, maksud kamu..?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFkIRHa0fLz
“Yaa… dibuka… dilepas…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDRlmsP2Ja
“Aah… Bugil dong...?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6pwp64hjI
“Iya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0JtP5E4sFY
“Haah...” Teman-teman Tedi tidak mengira Tedi akan senekat ini menyuruh mamanya bugil di situ. Tapi tampaknya suasananya memang memungkinkan. Mereka pun antusias. Berdebar kencang jantungnya menanti apakah Rasti akan memenuhi permintaan Tedi yang pastinya mewakili semua pria yang ada di ruangan itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkCfpeVvLQC
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDYZbEa9n8
“Asiikk...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3jYQkSnirD
“Wow... beneran nih?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt8LtdKNhW1
“Yuuk bugil yuukkk…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cRTMOaYm0
Benarlah, hampir semua bapak tua yang ada di situ merespon antusias apa yang diminta Tedi pada Rasti. Mereka kemudian mulai saling menggumam satu sama lain.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoj6H2ARMD3
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNoWIigQjn8
Rasti melihat sekeliling, menatap bapak-bapak tua yang tidak bisa menahan ekspresi kemupengan yang tercetak jelas di wajah-wajah keriput mereka. Benar-benar wajah yang penuh harap. Rasti yang tadinya menganggap ide Tedi terlalu bahaya, kini merasa bahwa hal itu memang bisa dilakukan di situ. Rasti kemudian berpaling pada Tedi lagi, “Serius nih…?” Bisiknya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerAvoGu0lU
Tedi mengangguk cepat, “Ayo dibuka dasternya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17pYlVkzF2
Rasti menggigit bibirnya dan memandangi bapak-bapak di sekitarnya lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbsvUuT1psy
“Ayo non…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKgW5y3OLP
“Jangan malu-malu non… buka aja… kita gak nggigit kok…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv00NHGj28W
“Suit… suit…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoVrV8CSxj
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRnTeTtipE
Sambil tersenyum genit, kemudian dengan gerakan pelan Rasti mengangkat tangannya menarik simpul tali daster di pundaknya. Gerakan Rasti yang mengindikasikan kepatuhannya pada instruksi Tedi benar-benar membuat semua pria yang ada di situ menahan napasnya, termasuk Tedi. Gerakan sederhana itu terlihat begitu seksi, ingin rasanya Tedi men-slow motion-kan gerakan itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQlUZS4Cia
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy2L9qJ8kw4
Setelah tali simpul daster di pundaknya terurai, Rasti mulai memelorotkan dasternya pelan sekali, seakan bisa membaca isi pikiran semua pria yang ada di situ. Rasti benar-benar menikmati menjadi pusat perhatian sekarang. Pandangan tajam dan liar semua mata yang tertuju padanya tanpa berkedip seakan terasa menusuk-nusuk jantungnya. Bukan tusukan yang menyakitkan, tapi tusukan nikmat yang getarannya sampai dia rasakan di liang kewanitaannya yang kini mulai basah.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLBwOMFMoNS
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AM1WgnJQy
"Permisi ya bapak-bapak..." Desah Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Kp3gmEdAf
"Iyaa non....." beberapa bapak menjawab lirih, nafasnya memburu. Tenggorokannya tercekat, semua menelan ludah berkali-kali melihat pemandangan langka ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5Tw1B0Dcg
Saat dasternya hampir turun melewati ujung payudaranya, Rasti menahan daster itu dengan menyilangkan tangannya, sehingga belahan dada yg sudah nyaris terbuka semuanya itu makin menonjol terekspos jelas menggoda.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67UpmWVrZR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLK4uCJ63F
"Ups... he he he..." Rasti tersenyum genit sambil mengerling ke arah pintu. Bapak-bapak tua itu menengok ke arah pintu dan mendapati banyak anak kecil menggerombol di situ menonton! Ada juga kepala-kepala yang nongol di balik jendela. Sejak awal memang rumah itu dibiarkan terbuka saat menerima rombongan Rasti. Entah sejak kapan gerombolan ‘penonton ilegal’ itu ada di situ.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17qw78FZ0D
‘Rame juga,’ Pikir Tedi. Dia menaksir anak-anak itu masih seusia anak SD. Tapi ada juga satu dua yang kayaknya sepantaran dengannya. Bagaimanapun juga, tampaknya mereka semua sudah bisa ngaceng melihat wanita cantik.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqU6AVRPtw
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSiz9GvXrU1
"Aduuhh bocah-bocah nakal...! Bubar sana bubaarr..." bentak pak Unang. Anak-anak itupun berhamburan sambil tertawa-tawa, "Wuuuu....!" Ada yg teriak protes sambil menjauh.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIlLdQqIEA
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxMi9NMTw9
Tapi tampaknya itu formalitas aja, karna tak ada upaya menutup pintu dan jendela setelahnya oleh pak Unang atau yang lainnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGDUuQfMYm
"Mm... ga ditutup pintunya pak...?" Tanya Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAK6wXrbcz
"Jangan," sergah Tedi. "Kalau ditutup nanti gelap. Ga cukup cahaya lampu... harus ada cahaya alami..." jelasnya. Rasti mendengus manja.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKuNAFPDuJX
"Dasar... Ya udah deh..." dengan satu gerakan, tangan Rasti membebaskan dasternya melorot ke bawah jatuh ke lantai.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIdFSUI15Xd
Prok…7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpcmpwOotF
Rasti kini polos!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqO0JA0Yjz
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3r9P6SMQd
"Waaw...!"7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmgApIVdlqZ
"Aduuhai..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJtI471sw5
“Ajiiibbb!” Berbagai seruan girang mengalir deras dari mulut bapak-bapak tua itu, membahana di seluruh sudut ruangan itu. Belum cukup dengan ketelanjangannya, Rasti juga tebar pesona senyum manisnya, kuncir rambutnya dibuka dan rambut panjang indahnya dibiarkan tergerai kembali dengan gaya kayak iklan sampo.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOetilousVR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9p1UOxmGo
Plok plok plok...! Sampai ada bapak yg tua banget tepuk tangan antusias. Rasti tertawa geli melihatnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6fMMWintE
Aah… Puas dan plong sekali rasanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVG06HENwO
Ya, Rasti juga excited dan sangat berdebar-debar. Darahnya berdesiran di seluruh tubuhnya menimbulkan sensasi aneh yang amat sangat dia nikmati. Intinya, semua senang di sini, Tedi dan kawan-kawan senang, Rasti juga senang, bapak-bapak tua dan para penonton yang nyuri-nyuri dari luar itu juga pasti jauh lebih senang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2h6E8NTBB
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBAYYwlSXa
Rasti lalu memungut daster itu dan menyerahkannya pada salah satu bapak tua.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtM6eo2THvB
"Titip ya paak... Hi hi hi… Jangan sampe ilang lho, nanti Rasti ga bisa pulang deh..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Zc5yA3Xr6
"Wah kalo gitu bapak sembunyiin aja deh biar non ga pulang..."7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2fJBEXqAS
Sekali lagi Rasti meresponnya dengan tertawa geli seolah tidak masalah baginya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnOxLpWupE
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKYpyTnNVn
...7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqieTXhHS9B
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4nZJVqgBFn
Dengan sudah bugilnya Rasti, sesi pemotretan itupun terus berlanjut. Yang mana kini Rasti sudah bugil polos tanpa pakaian yang menempel pada tubuhnya. Tidak sehelai benang pun.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QoM8LP8bJ
Dengan semangat Tedi mengarahkan adegan-adegan yang dalam seleranya memiliki nilai artistic yang tinggi, bukan sekedar foto porno, tapi lebih ke art nudity. Paling tidak sejauh insting cita rasa fotografi Tedi yang jelas-jelas masih sangat pemula.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtj5T5TFiXx
Setelah menyapu, pose Rasti ngepel lantai sambil basah-basahan diambil Tedi dalam berbagai posisi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWRgYsHcBq
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQXrgtjmGX
“Nungging Ma…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89ZFK7iFxP
“Bokongnya diangkat sedikit… Pahanya dibuka… Sedikit lagi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEdpUefUA9U
Setiap instruksi Tedi dipenuhi oleh Rasti tanpa protes sama sekali. Termasuk saat Tedi menyuruh seseorang menciprat-cipratkan air ke payudara Rasti supaya terlihat basah mengkilap, bapak-bapak tua itu pun berebut melakukannya, dan Rasti dengan senyumnya yang binal membusungkan dadanya mempersilahkan bapak itu menciprati payudaranya yang sempurna.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcNBpFx2SY
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjT4fyBaLAc
Puas dengan adegan mengepel, Tedi beralih ke adegan mencuci.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhca0caXdYh
“Basah-basahan lagi nih…?” Tanya Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRUFakubrgG
“Iya, tempat nyucinya di mana pak?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzc2cXJa5F0
“Kalau nyuci mah di kali dek!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsHk9piJtP
“Haaah…” ekspresi kaget Rasti benar-benar menawan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAummzrdmJ4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAy5XOwxNu8
“Iya di kali… ini di belakang.” Salah seorang bapak tua menunjukkan jalan ke belakang rumah, membuka pintu belakang dan ternyata langsung ada sungai tepat di belakang rumah itu. Di halaman belakang rumah yang langsung mepet dengan sungai itu ada sebidang tempat kecil berplaster semen, yang memang tampak sebagai tempat mencuci. Ada tumpukan ember-ember di situ, beberapa sampah plastic bekas sabun dan deterjen, serta beberapa piring dan gelas kotor. Jelas tempat itu sangat kumuh, apalagi bagi Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRj9LUXezze
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EHJ46p8TM
Rasti mengintip-ngintip dari dalam, ragu apakah dia benar-benar harus mencuci di situ. DIlihatnya ke sekitar situ dan ke seberang sungai, hampir semua rumah yang satu sama lainnya berdempetan sempit itu mempunyai sebidang ruang yang sama di bantaran sungai untuk tempat mencuci. Tentu banyak orang di luar itu. Sebagian ada juga yang terlihat sedang mencuci. Memang pas waktu sore ini adalah waktu bagi sebagian besar ibu-ibu penduduk situ untuk aktivitas mencuci. Agak jauh dari situ nampak sejumlah anak kecil yang asyik berenang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIADE5KaoQh
Tedi sendiri melihat lokasi itu malah berbinar-binar dan menganggapnya ideal untuk konsep yang ada di kepalanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmtTzR5sLB
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNZ48KfHIJ
“Sayang, mama benar-benar harus keluar nih..?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeGggbAmpM
“Ya iyalah ma, dimana lagi tempat mencucinya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhBD84CVtnd
“Tetep telanjang nih…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SMaJ7jJ63
“Harus!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1utmWcH78
“Duuh kamu ini…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9qFWsVPfGF
“Ayo non… jangan malu-malu… cantik begini kok malu-malu…” Ujar pak Unang sambil mendorong Rasti keluar. Meski ragu, Rasti melangkah juga.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWoO5JYFYd
Bagaimanapun Rasti merasa adegan yang satu ini agak di luar batas. Apakah penduduk situ akan bisa menerima aktivitas sesi pemotretan mereka di situ? Di ruang publik yang banyak ibu dan anak-anaknya?7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilp84LIErN
Ketika Rasti sudah berdiri sepenuhnya di luar, bumi seakan berhenti berputar baginya. Rasti diam tak berani melihat sekelilingnya. Rasa deg-degan yang sama sebenarnya menghinggapi dada Tedi juga.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx97FjuG65v
Tanpa menengok, Rasti mulai mendengar kicauan demi kicauan tetangga di sekitar rumah itu. Kebanyakan kini adalah suara ibu-ibu dan anak-anak. Ada yang nyaring dan ada yang sayup-sayup. Agaknya tetangga yang agak jauh juga bisa melihat jelas ke arah Rasti. Sebenarnya suara yang dekat bisa terdengar jelas oleh Rasti, tapi kondisi Rasti yang sedang super berdebar-debar membuatnya tidak bisa menangkap dengan pasti apa saja ucapan-ucapan baik yang digumamkan baik di antara mereka ataupun yang diarahkan ke dirinya. Samar-samar dia hanya menangkap kata ‘lonte’ di antara banyak kata lain.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPG4r2jnqh2
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCwdbCshoot
“Suit… suit…!” Terdengar juga banyak siulan semacam itu. Terdengar juga suara kecipak air yang mendekat. Tampaknya sejumlah anak yang sedang berenang itu berlomba-lomba mengayuh tubuhnya mendekati posisi Rasti berada. Tapi kemudian terdengar juga suara omelan ibu-ibu, yang entah menghardik anak-anak itu atau mengomeli sesuatu yang lain. Yang jelas suara kecipak air itu terus terdengar, meski berhenti di posisi yang tidak terlalu jauh lagi dari posisi Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfzjYVxtm3
Seolah tidak peduli dengan groginya mental Rasti, Tedi dengan serta merta mulai mengambil gambar, meski Rasti sendiri belum mulai beracting mencuci.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4UIUShBBl
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtx9mS4fhaX
“Duduk ma… Ayo mulai mencuci…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgcwcH83BXN
Masih belum berani mengangkat kepalanya memandangi sekitar, Rasti pun mulai duduk di kursi plastic kecil yang ada di situ. Mengalirkan air ke dalam sebuah ember, menuangkan sabun ke dalamnya, membuat buih yang banyak, dan seterusnya. Rasti tidak canggung dengan pekerjaan itu, karna dulu di desa pun dia biasa mencuci di sungai. Bedanya sungai di desanya tentu jauh lebih bersih dan jernih. Ya, Rasti mendapati air sungai di situ sudah hampir asin karna itu air payau yang mendekati muara laut. Artinya itu air sebenarnya kurang bagus juga buat mencuci. Hal ini cukup membuat Rasti prihatin.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX2tZOH3yCw
Penonton makin banyak, termasuk juga anak-anak. Rasti makin disorak-soraki. Selain grogi berat, Rasti benar-benar horni di sini, naluri eksibnya lagi-lagi mengalami level yang lebih tinggi. Yah, pada dasarnya kampung itu memang sudah ‘rusak’, sehingga adanya pemotretan dengan model telanjang macam begitu tidak dianggap sebagai sebuah kebejatan di situ. Tedi yang melihat Mamanya belum bisa mulai berekspresi tidak memaksanya. Tedi sadar betapapun binalnya, mamanya kini sedang grogi. Dia pun membiarkan dulu adegan itu berjalan apa adanya, toh foto alami juga cukup memuaskan hatinya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkjIHLgwv1B
Tak lama kemudian Rasti pun kini makin rileks. Dia mulai menoleh dan tersenyum di depan kamera. Arahan demi arahan Tedi pun mulai berani dilakukannya. Berbagai pose dan ekspresi mulai ditampilkan tanpa beban. Rasti pun mulai berani menatap sekelilingnya sambil menebar senyum.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHSnnMfys4
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡksWReWNFB0
“Non, dari mana?!” Seru salah seorang ibu-ibu di rumah seberang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9dMy7HygKo
“Dari Jakarta!” Jawab Rasti dengan suara keras juga supaya terdengar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlro1rMLbBb
“Iyaa, Jakartanya mana?!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJc67zOL3Da
Rasti menyebut nama daerah elit di Jakarta dan berpaling pada ibu lain yang menyeru padanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmzEXrc0jv
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6OOBXBmz89
“Suting filem non?!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqwoOLyh8s
“Bukan, foto-foto…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FP5H6bE2Q
“Haah?!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGceJZKJ6U4
“Foto! Pemotretan!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Zrx5CeLjx
“Model! Bego lu!” Ibu-ibu yang lain ikut menjawab sambil mencibir. Rasti tertawa.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡor4EB8FeKo
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfu2LDXiiLQ
“Model?!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrmuiHWzxl
“Iya…!” Jawab Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgBgc2aOqX
“Katanya lonte…?!” Terdengar ibu yang lain lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ627EycLFmZ
“Iya…!” Rasti menjawab sama sambil tertawa lagi. Kini dia benar-benar rileks sekarang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNbJc3M70z
Tedi mengabadikan semuanya dengan suka cita. Benar-benar sesuai bayangannya. Mamanya yang cantik, putih mulus, telanjang bulat, kontras dengan suasana sekitarnya dan orang-orang yang kumuh.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkcIyF95ge
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyboZ4wIIr
Anak-anak yang berenang-renang tadi bertambah jumlahnya dan kini mulai berani mendekat. Rasti malah tersenyum dan melambai-lambai pada mereka. Ada 7 anak yang Rasti menaksirnya masih seusia dengan Cindy atau Kiki anak ketiga dan keempatnya. Ada 2 anak yang tampak lebih tua, Rasti menduga mungkin sudah 11 atau 12 tahun.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFk5LXzOe9b
Beberapa ibu-ibu tampak mengomeli, berusaha mengusir dan menghalau mereka, tapi anak-anak yang kesenangan itu tidak peduli dan masih mendekat sambil tertawa-tawa. Sampai benar-benar berada di posisi Rasti berada, anak-anak itu menyoraki Rasti, tidak jelas apa yang mereka ucapkan karena bertumpangtindih antara suara mereka sendiri dan kerasnya suara kecipak air. Tapi Rasti menangkap kata-kata “lonte”, “memek”, “kontol” dan “ngentot”. Rasti tidak memusingkan kenapa anak sekecil mereka sudah bisa berkata-kata dengan sedemikian cabulnya. Bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa sambil menciprat-ciprati mereka. Tentu anak-anak itu balas menciprati Rasti dengan lebih ganas lagi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CNpw34DZK
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADuq2lBEig
“Kyaa…. Kyaa…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr2tzzompFU
“Ha ha ha ha…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDDmdPVJUF
Adegan perang air yang benar-benar ‘tidak lazim’ terjadi. Perkembangan yang tidak terduga itu benar-benar memukau dan memanjakan mata Tedi dan ketiga temannya. Penis-penis mereka ngaceng sejadi-jadinya. Tedi sampai tidak konsentrasi mengabadikan momen yang sebenarnya amat sayang untuk dilewatkan ini. Para bapak tua di rumah itu juga ikut menyorak-nyoraki perang air yang makin menghebat itu. Tedi berkali-kali harus melindungi kameranya supaya tidak kena cipratan air.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9S233DGck
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYLP849IzEu
“Ma… Mama…!” Seru Tedi mencoba meredakan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsJtNop2FV
Tidak menghiraukan Tedi, atau mungkin memang tidak mendengarnya, Rasti kini malah beranjak dan melangkah masuk ke air. Tedi menahan napas melihatnya. Tentu Rasti tidak menceburkan dirinya, dia hanya berdiri di pinggiran saja yang kedalaman airnya terlihat sedikit lebih tinggi di atas lutut Rasti. Meski hanya di pinggiran, aksi Rasti tentu membuat anak-anak itu makin menggila. Perang cipratan air makin panas. Tedi berusaha menangkap momen itu dengan susah payah karena dia kagok juga karena di satu sisi dia harus melindungi kameranya dari air.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCDGk0INeu
Anak-anak itu makin mendekat. Terutama yang terlihat paling tua. Dia berani mendekati Rasti, dan…7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuaf5Ag9y5E
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡThHUShjiQ2
“Byuurrr…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEMJc78OiL
“Kyaaa….!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIRLXzD7UwM
Anak itu menarik tangan Rasti ke tengah sungai sampai tubuh Rasti tercebur seluruhnya ke dalam sungai. Lagi-lagi bukannya marah, Rasti malah tertawa-tawa. Adegan selanjutnya makin membuat Tedi menahan napas. Rasti, Mamanya sendiri, di depan matanya digerayangi oleh 7 anak-anak nakal tak dikenal! Jelas terlihat berulangkali tangan-tangan hitam anak-anak itu menjamahi buah dada Rasti yang hanya tertawa-tawa geli sambil menghalau tangan-tangan liar itu dari tubuhnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl26koCJQRR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYfr6ZLX1a
“Aduuhh… kalian ini… Aahh jangan… aahhh… Nakal… Aauuhh Tangannya…!” Seru Rasti mendesah-desah. Seksi! Teman-teman Tedi hanya bisa melongo dan mematung menyaksikan adegan ini. Karna cipratan air kini sudah tidak terlalu ganas, Tedi dengan sigap mengabadikan momen ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNixtxCzvL
“Tedii… tolong mama… Kyaa..! Hi hi hi… Aah…” Desahan Rasti yang minta tolong tak digubris oleh Tedi. Rasti sendiri tak tampak serius memohon pertolongan. Salah seorang anak yang lebih tua tampak menyelam di depan Rasti, dan kemudian Rasti menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LYzPTABB6
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTw82I1gJ04
“Aahhhh…. Adduuhh… Jangaann… Nakal nakal nakaaall…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC74GdfhIxu
Tedi terkesiap, apakah anak itu sedang menjahili memek mamanya di dalam air?7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbIV5heaE4
Anak itu kemudian muncul ke permukaan tepat di depan Rasti sambil tertawa-tawa. Posisinya yang tepat berhadapan dengan Rasti mencoba memeluk Rasti dengan posisinya yang lebih rendah dari Rasti, anak itu terlihat serius konsentrasi memposisikan dirinya dengan pose tertentu yang dihafal jelas oleh Tedi. Pose bersetubuh! Rasti terlihat tersentak dengan sesuatu yang dirasakannya di dalam air. Dia bersaha meronta dan menjauh, tapi tubuhnya ditahan oleh anak yang lain, dan terjadilah…7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡulMHZzfhYj
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVqz1QnZVX
“Aahh… gilaa… kalian… oohh, jangann… sudah… Aaahh… ahh…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgoquy5uJlI
Adegan itu terjadi begitu cepat, dengan posisi itu, dan gerakan-gerakan yang dibuat oleh si anak, dan juga reaksi tubuh Rasti yang sedemikian rupa benar-benar membuat Tedi yakin, anak brengsek itu berhasil memasukkan penisnya dan mengeluarmasukkannya di dalam vagina Mamanya itu! Gila! Apakah benar anak sialan itu bisa melakukan persetubuhan di dalam air??? Tedi kalut tapi benar-benar bingung harus berbuat apa. Tentu Rasti tidak diam dan terus bergerak-gerak melakukan perlawanan, meski tidak terlihat kemarahan terpancar dari matanya yang justru sayu itu. Tedi berpikir, apapun yang terjadi di bawah sana, itu tidak terjadi sampai benar-benar terasa nyaman. Mungkin bocah sial itu berhasil melakukan penetrasi dua atau tiga kali ke vagina mamanya itu, tapi tidak benar-benar sampai terjadi persetubuhan. Bagaimanapun juga tetap panas dingin Tedi dibuatnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYBYXXPjbl
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nliidNlaG
“Pak Unaang… tolongin Rasti… Aahh… Udaahh…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ764kzTw9EV
Rasti yang berupaya berenang ke tepi sudah mulai dekat, meski masih digelayuti sebagian anak. Dia butuh bantuan seseorang untuk menariknya. Dengan sigap pak Unang bergegas membantu Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGCnHQ4Wtk
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmv98QFMsyx
“Bocah setan! Woiii! Sana pergi! Setan lo pada…!” Bentak pak Unang pada anak-anak itu. Meski mengkeret, tidak hilang juga tawa dari wajah mereka. Pak Unang meraih tangan Rasti dan menariknya keluar dari air. Rasti hanya tertawa-tawa, anak yang tadi berusaha menyetubuhi Rasti di dalam air dan hampir berhasil tadi ikut menepi hingga ketika separuh tubuhnya mulai keluar dari air, Tedi bisa melihat penisnya yang sudah seukuran orang dewasa mengacung tegak dan keras. Pak Unang mendorong anak itu sehingga dia terjengkang ke belakang dan tercebur lagi ke air.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAqVcRyVTc
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfopXtFRYbZ
“Huuu…!” Seru anak itu yang kini berenang menjauh diikuti yang lain.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJE1utGuOgu
“Kentang kentang deh lo…! Sana pergi… woo bocah setan…” cibir pak Unang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hRbdU4W1X
“Lonte!” Teriak mereka sambil terus menjauh pergi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1m2a7LeYA
Beberapa ibu tetangga yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menggumam-gumam tidak jelas.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2p0wS66Pn
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ47GIE3VU1V
“Aduhhh… nakal banget sih anak-anak itu… hi hi hi…” Ucap Rasti masih tertawa geli saja, seolah kenakalan yang terjadi barusan adalah kenakalan wajar belaka, padahal dia hampir diperkosa tadi oleh anak-anak yang bahkan lebih muda dari Norman! Gemas Tedi dibuatnya. Tapi Tedi mengutuki dirinya sendiri juga yang kalah sigap dengan pak Unang untuk menolong Mamanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRSaqt46Lgo
“Anak sekarang cepet gedenya yaah… hi hi hi…” Ucap Rasti binal, dengan kedua tangan yang menutupi selangkangannya. “Jadi benar tampaknya memek mama berhasil dipenetrasi oleh anak sial tadi,” batin Tedi kesal.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6UMLEmy14s
“Ya non sendiri sih mancing-mancing mereka…” gerutu pak Unang yang kemudian mengajak Rasti masuk dan memberinya handuk.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jkA2AkAHa
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlRtbRfjX9
------------------------------------7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJwcHUJSKR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhWz86jDCa
Waktu kini menunjukkan jam 5 sore lebih sedikit. Cahaya matahari sudah mulai redup. Tidak memungkinkan lagi bagi Tedi melanjutkan pemotretan, after all dia sudah merasa cukup juga. Semua kini sudah kembali di dalam ke rumah, Rasti sudah selesai membilas tubuh sekedarnya tapi masih tak berpakaian. Dia duduk sambil memegangi handuk dari pak Unang tadi menutupi tubuh bagian depannya. Handuk itu memang tidak cukup lebar untuk bisa dililitkan ke tubuhnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSLuOJWm7e
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLizXZPLII7
Tedi mencoba bicara, memberi pengumuman bahwa sesi pemotretannya sudah selesai dan mengucapkan terima kasih. Tapi Tedi bukanlah pembicara yang baik, basa-basinya diacuhkan oleh para bapak tua yang kini malah terlihat sibuk kasak-kusuk satu sama lainnya. Bapak-bapak tua di situ terlihat bisik-bisik, kemudian salah seorang mendekati pak Unang dan berbisik kepadanya. Pak Unang manggut-manggut lalu berdiri beranjak ke pintu depan mengusir beberapa penonton yang masih nekat nongkrong di situ. Meski kebanyakan anak sudah dimarahi dan disuruh pulang, tapi masih saja ada beberapa yang ngeyel dan betah di situ untuk menonton Rasti. Setelah mengusir mereka, pak Unang lalu menutup pintu, jendela, dan mengunci semuanya rapat-rapat. Melihat gelagat pak Unang ini Rasti jadi agak curiga.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMBfAUVxVh
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjf49DMAhFo
“Pakaian saya mana ya… Kita sudah selesai kan Tedi? Langsung pulang kan habis ini…?” kata Rasti kemudian.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAVVF0TCQM
“Hehehe… buru-buru amat sih non… bentar lah… ini sudah dibuatin minuman anget juga…” Sergah salah seorang bapak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNnLWc7Owf
Rasti memandang Tedi, tapi Tedi dan teman-temannya sama sekali tidak terlihat buru-buru. Mereka semua dengan santainya duduk-duduk sambil menikmati minuman hangat yang disuguhkan. Iih… Meski gemas, Rasti tidak punya pilihan lain. Diapun ikut meraih dan menyeruput minuman yang disuguhkan padanya. Minuman itu terlihat beda dengan yang lain. Tapi Rasti tidak ambil pusing.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYTsOcA6Vhb
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94ui8N4YTI
“Tapi mulai dingin nih pak, Baju saya dong…” Pinta Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe7mUNFMF3G
“Nanti bentar lagi juga anget non, he he…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡniBIp7LwHl
“Omong-omong non ini penghasilannya besar juga ya, sudah melonte jadi foto model juga… makasih ya non, sumbangannya sama pertunjukannya… hi hi... Non cantik deh”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklCIIaZP6b
“Iya… makasih juga sama-sama… tapi baju saya mana dong pak…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0m8d8eLaMz
“He he, emang belum kerasa anget non dari minuman tadi?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xkqzCURD7
Kurang ajar sekali bapak-bapak ini, sudah mendapatkan sumbangan besar dari Rasti tapi tidak memperlakukan Rasti sebagaimana mestinya, bahkan tidak ada gelagat sama sekali untuk mengembalikan baju Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcyn7Xcbtjt
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7x9lJO1nna
“Tapi non sumbangannya besar sekali… non pasti kaya raya, jadi pingin tahu tarifnya non berapa sih?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjdP5q1ecOb
“Aduh, itu urusan manajer pak, saya cuma fotografer aja…” jawab Tedi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ef3YPn4i2
“Bukan tarif foto modelnya, maksud saya tarif ngentotnya. Hehe….”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPM0LbmpnAB
Tedi dan Rasti berpandangan. Tuh kan, arahnya ke sini! pikir Rasti. Tapi dia menjawab juga dengan ramah, “Yaa lumayan pak, buat hidup… he he he...”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKsZVe2YYX
“Ya, tapi lumayannya itu berapa ya non? Kalo bagi saya punya duit lima ratus ribu perbulan aja udah lumayan non. Hehe..”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNj7zpqdo3
“Saya ga ikut germo pak, kerja sendiri, jadi suka-suka aja ngasih tarifnya… liat-liat pelanggan juga. Kalo sama pejabat, pengusaha atau artis, saya bisa dapat 5 juta sekali pake…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfG1T5hLhS
“Woow… mahalnya 5 juta… pantes ya non banyak duitnya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMHoCVWfi1
Rasti sebenarnya merendah dengan menyebut angka 5 juta itu. nyatanya dia punya banyak pelanggan bos-bos pemilik perusahaan dari luar negeri yang sangat royal, yang mana kalau sudah dibooking oleh kalangan seperti mereka, apalagi kalau diminta aneh-aneh, sex party, gangbang, dan sebagainya, Rasti bisa mengantongi 20 juta dalam semalam. Dan dalam sebulan bookingan semacam itu bisa minimal sampai 5 kali.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJuChxnYJmw
“Tapi itu kan buat kalangan orang kaya non, kalo kalangan bawah seperti kita-kita gimana?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fk1UzLRce
“Hihihi… pelanggan saya gak ada yang seperti bapak-bapak… yaa minimal mahasiswa. Mmm kalo mahasiswa kadang boleh 500 ribu aja…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ78gxS6ryNC
“Wuiih masih mahal juga ya… beda sama lonte di sini, 50 ribu!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRa8kVN2BuV
"Hua ha haha... beda kelasnya.." bapak-bapak yang lain terbahak mendengar perbandingan itu. Rasti sendiri ikut tertawa.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo52qO55Skj
“Tapi selisihnya beda jauh banget ya non… emang kalo 500 ribu itu ngocok aja, atau boleh minta diisep, atau pijat susu, atau…?” pak Unang bertanya dengan referensi klasifikasi jasa lonte yang diketahuinya selama ini. Pertanyaan ini membuat Rasti tergelak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7rPrRGkM0
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1788ibaGCT
“Hi hi hi… Aduuh, kalau Rasti gak bikin servis-servis terpisah kayak gitu pak… Pokoknya kalo mau sama Rasti ya ngentot… sampai muncrat deh pokoknya. Mau pake gaya atau pemanasan kayak apa terserah. Tapi intinya ya ngentot pak… masukin kontol ke memek. Sampai berapa lama juga terserah, Rasti gak batesin. Kalo keluarnya lama, Rasti juga seneng. Hi hi hi…” Jawaban vulgar Rasti benar-benar membuat sempit celana semua pria yang ada di situ. Tapi jawaban Rasti memang apa adanya begitu. Rasti tidak pernah memperhitungkan pelayanannya sampai terklasifikasi dengan tarif berbeda seperti lazimnya pelacur lain. Rasti sudah tahu soal ini sejak awal pengalamannya jadi pelacur waktu SMA dulu. Dari pelacur lain Rasti belajar soal penarifan : kocok saja 50 ribu, plus blowjob 100 ribu, plus tit job 200 ribu, sambil dimandiin 250 ribu. Full ngentot 300 ribu. Selain itu ada juga tarif perjam atau permalam dan seterusnya. Rasti merasa model penarifan seperti ini terlalu ribet. Lagipula, tiap ketemu kontol rasanya aneh kalau kontol itu cuma dikocok-kocoknya sampai muncrat tanpa dimasukkan sama sekali ke liangnya. Bagi Rasti ini aneh. Akhirnya Rasti menetapkan tarif tunggal. Pokoknya full ngentot, dengan gaya apapun, foreplay apapun, selama apapun, Rasti layani untuk sekali ngecrot. Itulah cara berpikir Rasti yang tidak suka keribetan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQOlhqwV2W
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xkys2IUGq
“Jadi seperti tarif kopaja yang jauh dekat itu dong Tante?” Rasti ingat Romi pernah menanyakan pertanyaan ini suatu ketika di rumahnya. Ya, dulu Rasti pernah menceritakan soal pedoman tarifnya pada teman-teman Tedi saat main ke rumah. Dan muncullah pertanyaan ini. Rasti tertawa saja waktu mendengarnya. Tapi memang benar. Kalau seorang hidung belang cukup mahir bercinta sehingga bisa menahan-nahan orgasmenya supaya tidak segera keluar, maka sampai pagi pun akan Rasti layani dengan senang hati tanpa tambahan tarif. Di sisi lain jika ada hidung belang pemula yang belum 5 menit saja sudah ngecrot, maka tarifnya tetap sama dengan yang semalaman tadi. Tidak ada diskon! Pokoknya tarif Rasti berlaku untuk full ngentot sampai sekali crot! Itu pun tarifnya suka-suka Rasti melihat-lihat kalangan pelanggannya, seperti yang dibilang tadi, dari yang termurah 500 ribu sampai 20 juta pun ada! Tentu yang gratis tidak dihitung.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbOzO6Zcaui
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbjvikgJvd
“Ja… Jadi kalau 500 ribu itu sudah boleh ngentot ya non…?” Tanya pak Unang membuyarkan lamunan Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK6p4zIHgyY
“Eh… iya pak… pokoknya berapapun ngentot deh…” Jawab Rasti masih dengan vulgarnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP54dhNf16y
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK8HPjKc0DS
Pak Unang kemudian senyum-senyum penuh makna. Diambilnya tas uang sumbangan Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKqLHk14Gs
“Mmm… maaf Non, kita-kita ini, bapak-bapak, sebenernya sudah gak tahan dari tadi pingin ngentotin non Rasti… Eee ini ada uang, kita kan ada 11 orang jadi lima setengah juta ya…” ucapnya agak malu-malu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhJxPa4URi
Tedi yang sedang meneguk minuman jadi tersedak karna kaget mendengar kelancangan pak Unang ini. Betapa tidak? Itu uang sumbangan malah mau dipake untuk ngentotin orang yang nyumbang, Mamanya!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNr2Yp1PwqD
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyc1Fx3eV9
Tapi sungguh di luar dugaan Tedi, bukannya tersinggung, mamanya itu malah tertawa dibuatnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5EhvHNcrFB
Ya, Rasti malah tertawa geli.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGeyhRxcfbx
“Aduuh bapak, itu kan uang sumbangannya saya, buat beli beras, buat benerin rumah, buat beli obat… Kok malah dipake buat ngentot? Ngentotin yang ngasih sumbangannya pula, hihihi. Duh bapak menyalahgunakan kewenangan mengurus uang sumbangan saya nih… Bapak-bapak yang lain protes dong…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkweEYihtfx
Pak Unang jadi tersipu malu dibuatnya, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya menunduk tidak berani menatap Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LpDiswvSO
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrhfh180q0
“Hehe, ya gapapa lah non, kan ada 20 juta… kalo dipake 5 juta aja kan cuma seperempatnya, sisanya masih banyak… Ngentot kan kebutuhan kita juga non… Apalagi dari tadi disuguhi pemandangan non Rasti yang cantiiiik banget. Bapak ngaceng non… mau ya dientot?” Ternyata bapak yang lain menjawab seiya sekata dengan pak Unang. Bukan hal yang mengejutkan juga sih.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4tgWTW0vsD
“Aduuh mujinya selangit deh bapak ini, tapi itu kan uang dari Rasti pak…” jawab Rasti menggoda.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUsILvBzYH
“Non Rasti memang cantiiik kok… Bapak bener-bener ngaceng liat non…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFkDdQVXD5p
“Ya non, kalo ga pake uang ini, darimana lagi bapak-bapak punya uang untuk ngentotin non Rasti…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1raezI10Gb
“Iya non… tapi jangan naik ya harganya… 500 ribu aja…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMV6MPBeBHn
“Tapi kita kan bareng-bareng 11 orang nih non, didiskon dong non, 5 juta aja boleh ya…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6u76EkrIu
Rasti makin tergelak melihat ngenesnya bapak-bapak tua ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3STdhBMGOr
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSQFzM8e9r
“Aduh non jangan menggoda begitu dong… kalo tertawa non makin cantik. Bapak makin ngaceng ni kontolnya pingin segera dimasukin ke liangnya non Rasti…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5sh9COdjQ4
“Iya non cantik… mau ya dientot memeknya…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJpmn7mEyi
Makin cabul saja kata-kata bandot-bandot tua ini pada Rasti. Pak Unang yang duduk di dekat Rasti, yang tadinya malu-malu kini malah berani meraih handuk yang menutupi tubuh Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SU7BtTeBv
“Jangan ditutupi dong non tubuh indahnya… Non bugil aja biar cantik…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1cDbyUb4Zb
Rasti nurut aja handuknya diambil hingga kini tak ada penghalang lagi di atas tubuh telanjang bulatnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvz40GvUIz
“Aduuh… itu susunya non… cakeep… Dari tadi bapak ga tahan pingin ngenyot non…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhWO9gmOzH4
“Yuuk ngentot non… sekali ngentot, satu memek sebelas kontol… pasti enak non… belum pernah kan? Hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCb2tgr76rg
Rasti tertawa lagi. “Udaah kali…?! lebiih malah… Ih ngeremehin memek Rasti.” Balas Rasti tidak kalah vulgar. Binal sekali!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOmClRh6t2F
“Wahh hebat memeknya non… non memang juara lonte!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgc8eTbxeuZ
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOUkLeHYQUc
Masih tertawa, Rasti berpaling ke Tedi dan kawan-kawan. “Duh gimana nih sayang, Mama mau dientot bapak-bapak ini nih…?” Ucapnya manja, tapi kemudian Rasti tertawa lagi melihat wajah Tedi dan teman-temannya yang antusias sekali.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLmnG0GE96
“Huuuu…! Kalian kok malah antusias gitu sih wajahnya? Iiiih sebel! Dasar mesum…” cibir Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCecD3nvciW
Ya, Tedi yang awalnya kesal, kini malah jadi excited. Jelas saja, karna memang bukan hanya bapak-bapak itu yang kebelet ngentotin Rasti, tapi mereka juga!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWsrZKIKg8X
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6eCEjH5KAs
“Boleh ya nak Tedi, mamanya kita entotin rame-rame…?” Tanya salah seorang bapak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybtHYPSy2n
“Gimana sayang…? Mama mau dientot dulu yaa…? Mama penasaran juga sih sama kontol-kontol keriput bapak-bapak cabul ini…” ledek Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8dmdw1XUf
“Wah jangan salah non, yang lain boleh keriput, tapi kalo si otong mah masih kenceng…! Entar buktiin dirasain deh di memeknya non Rasti…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUDolu4UNe
“Jadi gimana non? Boleh kan memeknya dientot? He he he?” Bapak-bapak tua itu terus mendesak Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrOVlx2XQR
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsnnZvdaQL
“Aduh… bapak-bapak ini… Oke deh, tapi bapak-bapak simpan saja yah uangnya. Gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat!” setuju Rasti akhirnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiF2biyLh1B
“Mm… Maksudnya non…?” Tanya pak Unang seolah tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzGPL1RY8B
“Waah… maksudnya gratis yah non??” Tanya bapak yang lain memperjelas.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHZFghCyiw
“Iyaaaaah bapak… Tapi ingat yah pak, syaratnya uang sumbangan saya jangan disalahgunakan. Jangan dipake buat judi, mabok, apalagi main lonte, hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFu4qygXec
“Aduuhh non Rasti cantiiikk… Bapak ga salah denger kan…??”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjik3IhqFI
“Iyaa pak… anggap saja Rasti sedekah 2 kali ya… sedekah uang sama sedekah memek… Yuk dipakai memeknya mumpung masih anget…” Ucap Rasti sambil mengubah posisi duduknya jadi mengangkang.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5agvU94on
Glekh! Semua bapak tua itu menelan ludah melihatnya. Nafsunya makin memuncak di ubun-ubun.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFi2X3Y4Ye
“Aduh non… memeknya… cantiiikk… Sudah boleh dicoblos ya non?” Seorang bapak buru-buru memelorotkan celananya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO38GmWp2KI
“Wah sudah basah tuh non…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJiQlauZE6
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwp5k63yswg
“Eit… Janji dulu soal uangnya tadi… Janji yaa?” Ucap Rasti genit.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIDZXo3YEX
“Ja… Janji non…” Jawab pak Unang yang nafsunya sudah diubun-ubun.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXrCptbytV
“Hi hi hi… Ya sudah siapin kamarnya ya… yang bersih. Omong-omong bapak-bapak mau giliran atau keroyokan?” kerling Rasti yang membuat mereka semakin mupeng.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgCulifsJ9a
Bapak-bapak tua itu saling berpandangan. “Ah bodo amat, yuk dikeroyok lonte yang satu ini kayaknya harus digenjot rame-rame biar kapok!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgc63oq0sgM
“Yuk non buruan yuk, kita kita udah gak tahan nih dari tadi!” Salah satu bapak menghampiri Rasti lalu berusaha menarik tangan Rasti. Mereka betul-betul para pria tua cabul yang tak sabaran.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj5HkkLinCY
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT6y1ZdoGDh
“Hihihi, iya-iya, bentar dong…” Rastipun ikut-ikut saja diseret bapak itu ke dalam sebuah kamar. Sebelum masuk ke kamar, Rasti sempat melempar senyum pada Tedi dan teman-temannya, seakan berkata dalam hati, “Nih… puas kalian mama sampai dientotin rame-rame sama bapak-bapak tua gini!? Kalian nonton gih…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLBC9x35H0
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSqmUyyQZJ
Bapak-bapak yang lain juga ikut masuk ke dalam kamar. Untungnya kamar itu tidak ditutup, sehingga Tedi dan teman-temannya bisa melihat bagaimana Rasti akan digangbang oleh bapak-bapak lusuh itu. Lagi-lagi mereka hanya ngenes hanya bisa melihat, tapi itu sudah cukup untuk memuaskan fantasi mereka akan Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWb9quFkTV2
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSX8KiCk1yE
Dengan binal Rasti mengarahkan bapak-bapak tua itu di dalam kamar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfW6vNhkSI
“Ayo bapak-bapak antri di depan Rasti, semua kontolnya Rasti mandiin dulu satu-satu ya pakai mulut Rasti. Biar bersih dan licin sebelum dicoblosin ke memek Rasti…” Tanpa perlu dua kali komando, bapak-bapak itu bergegas berbaris berebut untuk berada di posisi depan. Rasti tertawa geli melihat tingkah bapak-bapak tua ini yang jadi kayak anak kecil kalau mau ngentot. Tentu pak Unang berada di posisi paling depan. Rasti mulai mengulum penis pak Unang yang sudah menegang sempurna sejak tadi. Ukurannya tak terlalu besar tap tak terlalu kecil juga.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ESsBQQRhD
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8dvnsuyq9
“Aaahhh nonn… isepannya nikmat… Aduuh nonn… jangan kencang-kencang non…! Adduuhh nikmatnya.. ahhh dengkul bapak jadi lemes non… udah non, nanti keburu muncrat non…” Desah pak Unang sambil menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Rasti menyudahi aksinya sambil tertawa geli. “Ya udah… Udah mau masuk sekarang? Udah boleh kok… kan udah bersih...” Rasti seperti mengajak bicara penis pak Unang. Menggemaskan sekali. “Oke siap ya… Ati-ati ya, di dalam sempit dan gelap… Pelan-pelan aja masuknya ya sayang…” Rasti meneruskan aksi menggemaskannya itu, mengajak bicara penis pak Unang, lalu mengecupnya. “Jangan keburu keluar yaa… hi hi hi.” Ucapnya lagi, lalu melepaskan penis itu dan ambil posisi menungging. Pak Unang buru-buru berpindah ke belakang Rastu dan mengambil posisi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5oakz4P2O
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡooDaDoIZYx
“Bapak masuk sekarang non…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgK13NQXh7c
“Iyaa paakk… silahkan… Aaahhh…” Belum habis Rasti menjawab, penis pak Unang sudah menyeruak masuk ke liangnya dan langsung menggenjotnya dengan cepat.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsAPgZFJ1Sz
Begitulah pemandangan yang terjadi di kamar itu. Rasti berdiri menungging, dengan 11 orang bapak tua berbaris di depan dan belakangnya, ngantri diblowjob satu persatu oleh Rasti, tiap satu orang selesai dia ke belakang ngantri memek.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGR276SlXif
“Ayo Nang… gantian ngapa!” Ujar bapak kedua yang setelah selesai diblowjob oleh Rasti, kini mengantri di belakang pak Unang untuk menggenjot memek Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGZ9kBmGfn
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjLw50eu9uR
“Buruan Nang, jangan diabisin sendiri memeknya… Tuh Bambang dah mau selesai tuh diisepnya!” Ujar bapak itu lagi melihat bapak ketiga yang sudah kelojotan disepong oleh Rasti. “Aduuh non… jangan dikuras dulu isi batang guee…! Aahhh gue belum ngerasain memek lo.. aduuhh…” Seru bapak yang bernama Bambang itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxbynz1e4m
“Hi hi hi… sama aja kayak Unang lo! Disepong aja udah di ujung peju lo!” Ledek bapak yang di belakangnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6ann7zuOI
“Buset, lo coba sendiri deh tuh… mulutnya ni lonte! Baru tau lo!” Kata pak Bambang menyudahi dan beranjak ngantri memek ke belakang bapak kedua.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZ78MSNvoS
“Woi, Nang, belom juga lo… antrian udah panjang nih…!” Ujarnya melihat pak Unang yang masih asyik menggenjot memek Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfHanAwf8l
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDTWS3D6t0E
“Hi hi hi… ayo bapak-bapak diatur yaa gilirannya… yang tertib ya…!” Ucap Rasti. “Ga harus langsung keluar dulu pak Unang, simpen buat nanti lagi, biar memek Rasti dicoblosin dulu sama semua kontol-kontol kalian, baru nanti ngecrot bareng-bareng yah bapak bapak… Hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQA2p4BX3nL
“Aah ngentot… anjing nikmaaatt…!” Meski belum orgasme, pak Unang menuruti Rasti menyudahi genjotannya, memberi giliran pada bapak kedua. Pak Unang kini beralih mencumbu tiap jengkal tubuh mulus Rasti. Favoritnya, apa lagi kalau bukan buah dada menggantung bebas dan tergoncang-goncang oleh hentakan bapak yang mengentotinya. Kagumnya pak Unang, payudara yang menggantung itu sama sekali tidak terlihat jatuh ke bawah, tapi kencang, padat dan mengkal di dada Rasti. Entah apa yang sudah dilakukan Rasti untuk menjaga kekencangan payudaranya itu, padahal dia adalah ibu dari 7 orang anak!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3zGK1EgDC6
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX7pDkNe6ue
“Non… susunya kenceng banget… alami atau pabrikan nih… he he he…” Ujar pak Unang yang kini mengecupi bahu dan punggung Rasti sementara tangannya sibuk menggerayangi dan meremas-remas payudara Rasti dengan gemas. Tidak jarang menarik-narik putingnya yang membuat air susu Rasti mengalir keluar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYomV2YTOwh
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGSyKbcfWQ
“Asliii pak… aahh… enak aja pabrikan, emangnya bintang bokep luar negri! Ha ha… aahh… Susu asli Indonesia nih… puas-puasin dehhh… aahhh… Oohhh paakk… Jangan dibuang-buang dong air susunya, diminum aja, sehat bergizi lho… Oohh… Ahh…!” Jawab Rasti tersengal-sengal.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPet5rDz9SO
Betapa serunya adegan gangbang ini disaksikan oleh Tedi, Riko, Romi dan Jaka dari balik pintu. Betapa ngenesnya mereka yang hanya bisa melihat sambil mulai mengeluarkan penis mereka dari balik celana dan mengocoknya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjHxfh7epA
“Binal banget mama lo Ted… gue sukaa… aah tante Rasti…” Rintih Riko sambil mengocok.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hhlCdnvx9
Perasaan Tedi sebenarnya tak menentu melihat sahabat-sahabat karibnya ini masturbasi sambil menyebut-nyebut nama Mamanya dengan cabul. Tapi Tedi yang sama-sama ngaceng juga larut dalam tontonan yang mereka jadikan bacol sama-sama itu.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOUivX15ZA
“Ahh… Mamaahh…” Desah Tedi. Dia menaruh kameranya di sudut yang pas membidik persetubuhan Rasti dan bapak-bapak tua itu, disetel dalam mode video dengan tombol recording yang posisinya on. Tangan Tedi yang bebas dari kamera kini mulai mengocok penisnya sendiri.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj24B8pPZfU
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsOAUh5QYo
Formasi antrian bapak-bapak tua itu tidak bertahan lama, Rasti juga pegal berdiri dalam posisi itu terus. Kini persetubuhan mereka berlanjut tanpa aturan. Tubuh Rasti ditarik kesana-kemari, dibaringkan ke kasur, ditarik lagi, dipepet di tembok, berpindah lagi, dihempaskan ke lantai, dan seterusnya. Rasti benar-benar seperti ikan asin yang diperebutkan kucing-kucing liar yang lapar. Habis tubuhnya dijamahi, dan air susunya disedot-sedot bergantian dengan rakus oleh bapak-bapak tua itu. Ramai sekali suasananya, penuh makian, seruan-seruan cabul, desah nafas dan gelak tawa. Ya, itu adalah persetubuhan yang menyenangkan, sikap Rasti yang ceria, penuh canda, dan tak cangung meladeni cacian-cacian cabul yang ditujukan padanya membuatnya jadi menyenangkan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx5lB4GUlmn
Pada akhirnya, ternyata bapak-bapak itu hanya nafsunya saja yang besar tapi tenaganya kurang, maklumlah rata-rata usia mereka sudah di atas 60-an. Hanya 1 jam lebih sedikit persetubuhan itu berakhir dengan wajah dan tubuh Rasti berlumuran sperma kental. Empat orang bapak menyemprotkan pejunya di rahim Rasti, Tujuh sisanya membukkake Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ54kCxt675W
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW4P3ow6fNa
“Aahh… hh… Hi hi hi… aduuhh… banyak sekali pejunya ya bapak-bapak… ahh… kental banget lagi… hahh.. hahh…” Ucap Rasti dengan senyum tersungging di bibirnya yang masih belepotan, dan nafasnya yang masih terengah-engah.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOA9zlp5b8o
“Stock berbulan-bulan itu non… ga pernah dikeluarin… Khusus hari ini buat non… Ha ha hahh…” Salah seorang bapak berkomentar.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufd5ykHjUO
“Hi hi hi… spesial banget doong….? Makasiih ya bapak-bapaakk… Rasti seneng banget!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF4JMYsfaJT
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvwUXX0SRT
Tedi tidak menuntaskan onaninya, melihat ini dia bergegas masuk dan mengabadikan wajah Mamanya yang penuh berlumuran sperma kental. Saking kentalnya, lelehan sperma yang ke bawah dagunya itu tidak menetes-netes. Benar-benar seperti lem! Lengket.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp67dgKGUJi
Rasti tidak malu sama sekali dalam posisi ini. Mata kirinya setengah menutup karna segumpal sperma menggantung di sana. Rambutnya, ujung hidungnya, pipinya, bibirnya, semua kini berhiaskan sperma. Wajah Rasti bagaikan kain kanvas dan sperma-sperma itu adalah cat yang ditorehkan di atasnya membentuk mahakarya seni yang indah. Tanpa membersihkan wajahnya sama sekali, Rasti memasang ekspresi-ekspresi binal menatap lensa kamera Tedi yang mengabadikannya. Setelah beberapa saat kemudian, Rasti melakukan aksi yang membuat Tedi dan semua bapak-bapak di situ menahan napas. Dengan jari telunjuknya, Rasti pelan-pelan menyapu sperma di wajahnya sedikit-demi sedikit dan memasukkannya ke mulut. Sperma itu begitu banyak dan kental. Rasti harus menyapunya beberapa kali dan agak lama hingga semuanya tuntas tak bersisa, berpindah ke atas lidahnya. Rasti memang tidak langsung menelannya. Lidahnya ingin mengecap dan merasakan sensasi kekentalan sperma itu. Dia melakukan itu sambil tersenyum ke arah bapak-bapak dan kamera Tedi. Benar-benar pemandangan yang cabul!7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUiLpYauPqb
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhedqcOBI4R
“Aaahhh…..” Rasti menjulurkan lidah, memamerkan gumpalan peju yang telah dikecap di atas lidahnya. “Gleekk… Ahhh…” Rasti menelan semuanya. Semua penontonnya menelan ludah menyaksikan aksi Rasti ini.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gxzRbcieE
“Hi hi hii… Aaah kental… Kayak lem! Benar-benar kaya protein nih sepertinya… Hi hi hi… Enaakk, makasih ya bapak-bapak…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM9TVjWNq53
“I… Iyaa non… duuhh non benar-benar lonte juara…!”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoVuVn4Qaqp
“Lonte superr… Super nakal, super cabul….”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0Suq47ZAO
“Puas pak…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YdzkuOE0s
“Iya non puas banget…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5Vn2yJxvy
“Sama dong… hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5fiT4o3zsf
“Eitt… belum non… tu masih ada…” Seorang bapak menunjuk ke selangkangan Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYxc5iAJGR
“Aduuh luber yaa… hi hi hi…. Peju kalian sih… kebanyakan.” Ucap Rasti melihat lelehan sperma banyak yang keluar dari bibir vaginanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUYiJkTGwz
“Sini non… bapak yang bersihin ya…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfB91HuKxfm
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpsa4qWKwd
Seorang bapak berinisiatif membersihkan lelehan sperma itu dengan jarinya, Rasti tidak melarangnya. Ternyata bapak itu kembali menyuapkan sperma itu ke mulut Rasti. Sambil tertawa, tanpa keberatan sama sekali, Rasti menyambutnya. “Duh bapak tau aja Rasti masih haus…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZI0djhmbM
Benar-benar pemandangan super cabul. Tedi yang menyaksikan adegan ini dilakukan oleh mamanya sendiri antara jijik, malu, namun tetap ereksi. Ah, rasanya dia menikmatinya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡleFTtxzZDu
Tidak cukup hanya sperma yang meleleh keluar saja, jari bapak itu kini mengobel memek Rasti, memancing lebih banyak lagi sperma keluar. Rasti malah merenggangkan kakinya, memberi kemudahan akses.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnnuv4LoAt
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn9knibiNxo
“Aahhh…” Desahnya keenakan.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQJsj2i61mp
“Aaak… Aaammmm… Lonte pintar…!” Ujar bapak itu menyuapkan sperma terakhir dari vagina ke mulut Rasti. Kata-kata yang sebenarnya adalah pelecehan itu bagi Rasti adalah pujian.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9hhEOZTg2
“Makasiiih…” Ucapnya centil setelah menelan bersih semuanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1cCZFndbyF
“Sama-sama non lonte cantiikk…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkybH3AkyOK
“Makasiih ya non Rastii… duuh, malam ini bapak rela deh kalo mati…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIg1cDCkEZ
“Hi hi hiii… kok udah mau mati aja pak… besok-besok kan Rasti masih mau nyumbang memek lagi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpfkN11XyL
“Haahh beneran non…???”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8dFBjosAq9
“Serius non…? Aduh jangan bercanda dong non…???”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUcJGcvEYBv
“Hi hi hi… pilih mana, disumbang uang atau memek?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySfDu9MC31
“Memeeekkk…!” Semua menjawab serentak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiEkWPkBaD
“Duuh bapak-bapaaak… ga butuh makan emangnya?” Rasti tergelak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCIqTSKo1c
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWl3rPiJXq4
“Makan mah ada non… nasi pake garem juga embat aja, yang penting kenyang non… Tapi kalo memek sih, pilih yang premium kalo bisa… hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSdEvZqAmw
“Premium, bensin kali… hi hi hi… Pertamax aja pak.”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQQR8AGzdF
“Iya non, permemex… Ha ha ha…” benar-benar cabul dan norak gurauan mereka itu. tapi Rasti toh tetap melayaninya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ35DfWzzFUC
“Ya udah, uang sama memek ya… kapan-kapan Rasti datang lagi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnGSlGQFIk
“Jadi beneran non…? Aduuh non Rasti baik amat sihh… kayak bidadari… udah cantiiikk….”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7dkqYECNV
“Udah ah stop mujinya… Besok kalo Rasti datang lagi, bagi-bagi dong ke bapak-bapak yang lain… Pintunya dibuka aja, jangan ditutup rapet kayak gini… pengap. Biar aja yang mau masuk bebas… Rasti mau buka klinik ngentot di sini… Buka pagi sampai sore, jadi bisa nerima banyak pasien… hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDhvD8FteZ
Aah, tidak ada habisnya Rasti meladeni bapak-bapak mesum ini, omongan-omongannya entah itu hanya mengumbar fantasi liarnya saja ataukah benar-benar hendak direalisasikan? Tedi tidak tahu, yang jelas, mendengarnya saja, dia dan ketiga kawannya sudah merasa sempit di balik celananya. Ya, tidak ada di antara mereka yang menuntaskan onaninya tadi. Mereka ingin menyimpannya untuk penghujung malam nanti di rumah dan bersama Rasti.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIPao2kVXz
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9WKabImA6
Singkat cerita, Rasti pun berpamitan setelah membersihkan diri sekedarnya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEgyT8mRJL
“Simpan aja pak, buat kenang-kenangan…” Ucap Rasti menolak daster yang dikembalikan padanya oleh seorang bapak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8eebVJbTwS
“Ja… di…. Non Rasti…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWIeP4eBDX
“Ya gini aja pak… ga usah pake apa-apa… hi hi hi…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7jx5iask1
“Haah, bugil gitu non??”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1qn8NN5EbW
“Kan Rasti pake mobil… yuk aah… pamit ya bapak-bapaak… makasih yaa…” Ucap Rasti ramah. Harusnya sih bapak-bapak tua itu yang mengucapkan terimakasih padanya.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx63DTBI3gB
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKVD94xo8IA
“Nak Tedi…” Panggil salah seorang bapak.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57qtjxUTq1
“I ya… pak?” sahut Tedi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzniRAsQ0SI
“Titip lonte kami ya… tolong dijagain jangan sampai lecet. He he he…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5f9Nz0zkni
Hu uh, Tedi bersungut-sungut mendengar candaan yang tidak lucu dan tidak sopan itu. Tapi bapak-bapak itu malah tertawa senang sambil makin menggoda Tedi.7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhOdhZcfei
“Dadaaahh non Rasti…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8sIjAaNR2e
“Daah non cantiikk…”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkcaPHSuZUX
“Beneran ya kesini lagi non…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡow5UPXs8Sq
“Janji ya non…?”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kzAoKtGtN
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8lTCcXocy
“Iyaa bapak-bapaak... Daahhh….”7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtehcYJhEV
7309Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsN8ciaPjBA
8964 copyright protection7305ＰＥＮＡＮＡLhQBxLyCmI 維尼

15.158.61.4