
Setahun kemudian…
Masuk ke tahun 2013, satu tahun pula usia Merlita bertambah. Kini dia berumur 11 tahun, seharusnya di umur yang masih belia seperti itu. Merlita masih lah gadis yang polos, lugu, dan juga penuh canda tawa. Namun kehidupan Merlita sudah sangat banyak berubah.
Gadis berusia 11 tahun itu, kini tinggi badannya bertambah menjadi 145 cm. Dengan ukuran toket yang sudah bertumbuh pesat, di mana setahun lalu payudara Merlita berukuran 32A. Namun sekarang, hanya dalam satu tahun ukuran toketnya membesar menjadi 34B.
Merlita sering menjadi pusat perhatian para teman lelaki di kelasnya. Untuk seukuran anak kelas enam SD, tubuh Merlita sudah terbilang sangat tinggi dan besar. Di mana bahkan teman sesama perempuannya, meski mereka sama-sama sudah memulai pubertas mereka.
Namun tubuh mereka tak ada yang sebesar Merlita. Tinggi 145 cm dengan bobot tubuh 45 kg. Membuat Merlita mulai tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita dan sangat menawan. Uang yang begitu melimpah, membuat fasilitas hidup Merlita begitu besar.
Dia bisa datang dan membayar ke salon kecantikan mana pun. Membeli skincare semahal apapun, dan membeli peralatan kecantikan lainnya dengan harga selangit. 20 sampai 30 juta sebulan, dihabiskan Merlita hanya untuk mempertahankan keindahan parasnya itu.
“Papaa… Aku sudah masak pagi ini buat bekal Papa. Harus habis yaa. Aku yakin masakan aku kali ini jauh lebih sempurna dari sebelumnya. Selamat berangkat Papaa,” kata Merlita sambil menyerahkan kotak bekal kepada Dharma. Hubungan mereka semakin intim.
“Terima kasih, sayang. Seperti apapun rasa masakanmu. Papa akan selalu makan dan menghabiskannya, hahaha. Kamu memang anak yang sangat berbakti dan pengertian,” balas Dharma sambil mengelus lembut rambut Merlita yang panjangnya sepunggung bawah.
“Hehehe… I-Iyaa, aku ingin memenuhi segala kebutuhan Papa di rumah ini. Aku yang memasak, aku yang mencuci pakaian Papa, dan aku yang mengurus segala keperluan Papa. Seperti seorang istri kepada suaminya,” jawab Merlita dengan pikiran yang terlalu dewasa.
Sosial media, novel-novel percintaan, dan juga tontonan penuh hasrat seksual. Membuat Merlita bertumbuh sangat cepat sebelum umurnya. Namun hal ini tak bisa dihindari lagi oleh Merlita. Apa lagi selama setahun penuh, Merlita menjadi pemuas hasrat Dharma.
Di mana dalam sehari, Dharma bisa menggenjot memek Merlita lebih dari lima kali. Dharma melepas seluruh wanita peliharaannya. Dan memusatkan cinta serta perhatiannya kepada Merlita seorang. Dharma yang terbiasa melakukan seks dengan dua sampai tiga gadis.
Di mana dua sampai tiga gadis itu dientot dalam satu hari yang sama. Satu gadis saat pagi hari, satu gadis setelah makan siang, dan satu gadis sebelum pulang kerja. Dan gadis untuk menemani mabuk, dan juga gadis yang dijadikan bahan fantasi seksual untuk Dharma.
Tepatnya ada 6 gadis peliharaan Dharma, yang dia lepas hanya demi Merlita seorang. Dan hasrat seksual Dharma yang bahkan bisa menundukkan keenam gadis binal dan rusak dalam satu hari. Seluruhnya dilampiaskan ke tubuh Merlita seorang, benar-benar sangat gila.
“Nanti kalo sudah pulang sekolah. Jangan lupa mampir ke kantor Papa yaa. Biasanya habis makan siang, kontol Papa selalu ngaceng dan butuh belaian. Jangan sampai terlambat,” ucap Dharma sebelum berangkat kerja. Merlita pun sudah mengenakan seragam sekolahnya.
Di mana dia mengenakan seragam putih dan merah seperti anak SD pada umumnya. Merlita pun mengangguk dan menyanggupinya. “Siaap, Papa. Aku akan datang tepat waktu. Om Bima dan Om Yudha akan mengantarku tepat waktu. Selamat bekerja, papaku sayaang.”
Mereka pun berciuman sebelum berpisah, di mana mereka beradu lidah sampai air liur mereka tercampur padu menjadi satu. Setelah puas beradu lidah dan bibir selama beberapa menit. Dharma pun berangkat kerja diantar supirnya, dan Merlita pun berangkat ke sekolah.
Merlita selalu berangkat sekolah, dengan seragam putih yang sangat ketat. Membuat kedua toketnya menonjol dengan sangat menggoda. Ditambah rok yang pendek, tak sampai selutut. Yang selalu saja membuat birahi para guru lelaki di sekolahnya bangkit begitu saja.
Di usianya yang 11 tahun, Merlita bahkan sudah memiliki beberapa cowo peliharaan. Yang kebanyakan dari mereka adalah remaja yang lebih tua dari Merlita. Ada yang berusia 13 tahun, 14 tahun, bahkan 16 tahun. Di mana mereka dijadikan bahan hiburan bagi Merlita.
Di kala dia kesepian menunggu ayah angkatnya pulang ke rumah. Meski begitu, Merlita sangat paham dirinya milik siapa. Kecantikan paras dan kemolekan tubuhnya hanya miik Dharma seorang. Dan dia tak akan pernah dengan suka rela, memberikannya kepada pria lain.
Sampai di sekolah, Merlita langsung didekati oleh banyak teman lelaki di kelasnya. Para abg seumurannya, yang tak bisa diam saja melihat keindahan paras Merlita. “Merlitaa, kamu udah ngerjain PR matematika belum? Kalo belum, aku kasih kamu contekan PRnya yaa.”
Seorang bocah bertubuh kecil, sampai merelakan pekerjaan rumahnya disalin oleh Merlita begitu saja. Hanya demi mendapatkan respon dan senyuman Merlita. “Makasih banyak, Ferlian. Aku bersyukur banget, selalu punya temen yang baik kaya kamu, hehehe.”
Meski senyuman dan tawa Merlita palsu, namun bocah itu terpesona dan merasa menjadi bocah lelaki paling beruntung di kelasnya. “I-Iyaa, Merlita. Kalo kamu ada kesulitan PR, kamu bisa ngomong ke aku. Nanti aku kasih contekan, atau aku ajarin langsung boleh.”
Namun di tengah perkataan bocah itu, beberapa bocah lelaki lainnya menghampiri Merlita. Untuk memberikan berbagai hal terbaik yang bisa mereka berikan. Ada yang memberi jepitan rambut, makanan, minuman, bahkan sampai bunga cantik gratis yang dipetik di jalan.
Merlita yang sudah dididik dengan baik oleh Dharma. Untuk selalu bersikap ramah dan berterima kasih. Dia selalu melakukan perintah ayahnya dengan baik. “Aduhh, banyak banget kalian ngasih akunya. Makasih banyak, aku gak tau harus balas kebaikan kalian dengan apa.”
“E-Enggak usah, Merlita. Bisa deket dan ngobrol sama kamu aja. Udah bikin kami seneng banget kok, hahaha. Kali ini boleh aku duduk sebangku sama kamu, Merlita?” tanya bocah lelaki yang membawa bunga gratis. Setidaknya bocah itu harus bersaing sangat berat.
Dengan beberapa bocah lelaki lain, yang juga ingin duduk di samping Merlita. Sampai akhirnya guru masuk dan memecah keinginan. Dan tak ada satu pun dari mereka yang duduk bersama Merlita. Merlita memasukkan barang-barang pemberian itu ke laci meja miliknya.
Di mana di laci yang ukurannya cukup besar itu. Terdapat belasan atau bahkan puluhan barang pemberian dari para bocah lelaki di sana. Merlita benar-benar menjadi gadis primadona yang sangat populer. Bahkan para pria dewasa pun, sulit menahan kilaunya itu.
Sepulang dari sekolah, kedua supir pribadi dan pengawal Merlita sudah menunggu di parkiran mobil. Mereka berdua bahkan menunggu di lobby. Mereka berdua, Bima dan Yudha. Yang selalu mengantar jemput Merlita ke mana pun, dengan mobil mewah milik Dharma.756Please respect copyright.PENANAGoYViP6Tkm
756Please respect copyright.PENANA42YayCZTBl