
Tubuh Merlita yang telungkup di atas tubuh Yudha dipeluk dengan sangat erat. Dari bawah lubang kenikmatan Merlita digempur dengan begitu hebat oleh Yudha. Genjotan batang kontol Yudha begitu cepat dan ngebut. Selayaknya para lelaki saat hampir ngecrot.
“Aahhh!! Aahhh!! Keluarin, Merlitaa! Cepaat! Om pengen klimaks bareng sama kamu, sayang! Aahhh!! Aahhh!! Jangan biarkan Om ngecrot sendirian tanpa ditemani oleh kamu!” kata Yudha yang terus memaksa Merlita untuk klimaks satu kali. Merlita sampai kewalahan.
“Aaahhh!!! Omm udaah! Udaah! Aku mau keluaar! Memek aku sampe berasa perih dan sakitt! Tapi nikmatnya gak ketolongan! Aaahhh!!! Aaahhh!!! Aku gak mau keluar lagi!” balas Merlita yang berusaha menahan orgasmenya. Karena memeknya sudah terasa perih.
Sayangnya sekuat apapun Merlita bertahan, hentakan kontol Yudha terlalu kuat bagi Merlita. Dia bahkan gak sanggup menahan gempuran kontol Bima yang tak seberapa. Ketimbang hentakan kontol Yudha yang jauh lebih gila dari gempuran kontol Bima yang tadi.
“Omm!! Ommm!! Aku keluaarr!! Aku keluaarr!! Aaahhh!!! Aaahhh!!! Udah Om aku udah keluaarr!! Tolong berhenti! Tolong hentikan! Aaahhh!!! Aaahhhh!!! Aaahhhhhh!!!” jerit Merlita yang akhirnya dibuat tumbang lagi oleh Yudha. Pengalaman seks yang begitu gila.
“Bagus sayang! Waktunya kontol Om penuhin memek kamu dengan cairan peju! Aahhh!!! Aahhh!!! Anjirr! Aahhhhhhh!!! Aahhhhhh!!! Hahaha… Om creampie memek kamu, sayaang! Aahhhhhhh!!!” desah Yudha yang akhirnya ngecrot di dalem lubang milik Merlita.
Tubuh Merlita sampai gemetar hebat, ketika sperma Yudha melesat masuk memenuhi lubang memeknya. “Haahhh… Haahhh… Panass, terasa hangaat. I-Ini lebih banyak dari sperma papa. Ini masa ovulasiku, Om. Cairan sperma sebanyak ini, bisa saja membuat aku hamil.”
Namun Yudha sama sekali gak peduli dengan kekhawatiran Merlita. Karena baginya Merlita mustahil untuk bisa hamil. “Umur kamu masih 11 tahun, sayang. Mana mungkin kamu bisa hamil? Tahun depan pas umur kamu 12 tahun, yaa mungkin aja. Sekarang ya mustahil.”
Merlita yang kelelahan pada akhirnya mulai merasa mengantuk dan sangat lemas. Dia berniat untuk tidur sore. “I-Iyaa jugaa yaa, Om. Haahhh… Haahhh… Aku cape banget, Om. Aku ngantuk berat, tolong biarin aku tidur di atas tubuh Om yang perkasa. Tempat ini nyaman.”
Namun ketika Merlita hendak tidur, Bima membawakan segelas air putih untuk diminum oleh Merlita. “Merlita minum lah, sayang. Kamu sudah terlalu banyak keluar cairan hari ini. Setelah minum baru lah kamu boleh tidur. Bos Besar akan pulang 4 jam ke depan.”
Selesai minum air putih, Merlita pun akhirnya terlelap di atas tubuh Yudha. Yang di mana baru dua jam Merlita tertidur lelap. Kedua pengawalnya itu kembali menyetubuhi memeknya yang kecil. Gadis berusia 11 tahun itu kembali digenjot brutal oleh mereka berdua.
Permainan di ronde kedua berlangsung sampai satu jam. Sebelum akhirnya Merlita diminta untuk mandi dan bersih-bersih. Karena satu jam lagi Dharma akan pulang dari kantor bersama pengawalnya. Bima dan Yudha langsung pamitan pulang sebelum Dharma datang.
“Maafin aku, Papaa. Lubang vaginaku sampe lebar dan longgar banget begini. Untungnya gak ada bekas cupang apapun di leher dan toketku. Aku harus sembunyikan ini dari Papa,” ucap Merlita ketika berada di kamar mandi. Dan menatap dirinya di depan kaca.
“Rasanya begitu nikmat, Om Yudha, Om Bima. Besok di perjalanan sekolah. Aku mau minta dientot lagi sama mereka. A-Aaahhh… Bahkan memek aku masih berasa geli banget. Aku jadi baper sama Om Yudha,” lanjut Merlita tersenyum sendiri sambil meraba memeknya.
Merlita mendapatkan kepuasan seks yang luar biasa ketika dientot oleh Bima dan Yudha. Yang membuat standar kepuasan Merlita semakin meningkat. Merlita memutuskan untuk langsung mandi. Dan membersihkan sofa tempat dia bercinta dengan dua pengawal.
Layaknya sepasang suami istri yang harmonis. Setiap hari Merlita selalu memasak untuk sarapan, bekal, dan makan malam Dharma. Merlita yang merasa hidupnya sudah dibuat nyaman dan enak. Dia berusaha membalas budi, dengan melayani Dharma sepenuh hatinya.
Dia bahkan selalu berpenampilan seksi dan sangat terbuka ketika di rumah. Hanya demi menghibur dan menyenangkan hati Dharma. Ketika masak, Merlita selalu telanjang dan hanya memakai apron atau celemek warna putih favoritnya. Beserta jilbab yang dia kenakan.
Dharma sangat suka dengan wanita berjilbab, dan memiliki fetish bersetubuh dengan wanita berhijab. Namun fetish itu baru lah muncul dalam 1 tahun terakhir. Ketika Dharma mengetahui bahwa Gisella dan Merlita seorang muslimah. Meski kehidupannya sangat liberal.
Sebagai seorang ayah yang baik, meski dia berbeda agama dengan Merlita. Dharma tetap menuntut Merlita untuk mendalami ilmu agamanya dengan sebaik mungkin. Menjalani segala syariat dan perintah agama yang dianut Merlita. Dan atas perintah sang ayah itu lah.
Yang membuat Merlita kemana pun mengenakan hijab. Dia tetap menjaga imannya sebagai seorang muslimah. Meski menjalani kehidupan yang liberal seperti mendiang ibu kandungnya. Dan kehidupan penuh kegilaan seperti ini, sangat menyenangkan bagi Merlita.
1,5 jam kemudian tepatnya pada jam 8 malam. Dharma pun akhirnya sampai di rumah. Dia membuka pintu dan melihat Merlita sedang memasak makan malam untuknya. “Waduuh, masuk rumah udah tercium aroma wangi aja nih. Kamu memang anak yang rajin, Merlita.”
Mendengar ayahnya sudah tiba, Merlita langsung menghampiri Dharma. Dia membantu Dharma melepas sepatu dan kemejanya. “Ini sudah menjadi tugasku sebagai seorang anak dan istri Papa. Papa langsung mandi yaa, habis ini aku buatkan kopi hitam.”
Dharma merasa hidupnya sangat diurus dan dimanja oleh Merlita. Karena Merlita dengan sangat baik, menempatkan dirinya sebagai seorang istri bagi Dharma. “Siaap, sayang. Maaf yaa tadi siang Papa gak bisa nemuin kamu. Sebagai gantinya Papa pulang lebih awal.”
Merlita sempat terdiam sebentar, dia merasa sangat bersalah. Karena lubang memeknya baru saja dientot oleh pria lain. “Karena batal dientot Papa. Aku akhirnya tadi ngocok di rumah. Aku pake dildo besar yang Papa belikan untuk aku. Sampai banjir banget.”
“Gak masalah, sayang. Kamu boleh pake dildo, timun, atau apapun itu jika Papa gak punya waktu untuk kamu. Papa kepikiran untuk belikan kamu dildo yang bisa bergerak otomatis mengocok memek kamu,” kata Dharma sambil berjalan menuju ke kamar mandi.
“E-Enggak usah, Papa. Aku udah puas dengan apa yang ada. Aku sampe lepas kontrol tadi karena ini hari ovulasiku. Berujung sekarang vaginaku perih dan nyeri. Mungkin aku cuma bisa nyepong kontol Papa malam ini,” balas Merlita yang berbohong sambil menunduk malu.
“Ohh gak masalah, sayang. Dihisap juga Papa udah puas kok. Yang penting setiap malam kamu bikin Papa ngecrot. Bebas mau di mulut atau di memek kamu. Yasudah Papa mandi dulu yaa,” jawab Dharma yang tak memiliki kecurigaan apapun terhadap Merlita.
Note : Untuk baca kelanjutan ceritanya silahkan kunjungi 476Please respect copyright.PENANAyghpTkaVgL
https://victie.com/app/works/151
Mau baca karya jilboob binal ane yang lain? Bisa cek profil akun ane :476Please respect copyright.PENANAICYY6d1LzF
https://victie.com/app/author/154