
Tubuh Merlita mulai menggeliat dan gemetar penuh nikmat di atas wajah Yudha. Lubang kenikmatannya kini dijilati dan dihisap tanpa ampun oleh pengawal dan supirnya sendiri. Cairan kenikmatan Merlita semakin tak kuasa ditahan, mengalir keluar semakin deras.
Di saat yang sama Bima terkesima melihat bocah sekecil itu tak bergeming sedikit pun. Ketika tenggorokannya dihentak berulang kali dengan batang kontol berukuran 17 cm miliknya. Merlita sama sekali tak gentar, justru semakin memberi perlawanan yang bringas.
“Aahhh!! Anjiing! Anjiingg! Sedot memeknya lebih kenceng, Yud! Gilaa makin kenceng lu sedot memeknya, makin brutal sepongan mulut dia di kontol gua! Aahhh!! Aahhh!! Shitt! Gua sampe kuat nahan!” keluh Bima meski sebenarnya dia yang menggempur mulut Merlita.
Yudha menuruti permintaan rekan kerjanya itu. Di mana dia perkuat lagi hisapan mulutnya di lubang memek Merlita. Yang membuat Merlita sampai hendak mengangkat pantatnya. Namun kedua tangan Yudha yang menahan pinggang Merlita jauh lebih kuat lagi.
“Mmmhhh!!! Mmmhhh!!! Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Mmmhhh!!! Mmmhhh!!!” Merlita mengerang dan menjerit keras sambil mulutnya melampiaskan rasa nikmat yang dia terima. Dengan hisapan demi hisapan brutal di kontol Bima. Bima pun tak kuasa menahan cairannya.
“Anjiing banget bocah sekecil ini udah jago nyepong! Aahhh!!! Aahhh!!! Telan semua sperma, Omm!! Telen semua sperma Omm!! Aaahhhhhh!!! Aahhhhhh!!! Buseet gua ngecrot banyak bener, Yudd!” jerit Bima yang pada akhirnya memuntahkan sperma di mulut Merlita.
Merlita yang sudah terbiasa mulutnya disembur sperma. Dia terlihat santai saja dan memilih fokus menahan geli yang tak tertahankan di memeknya. Bima hanya mampu bertahan tak sampai 5 menit. Sementara si gadis kecil juga sebentar lagi mencapai klimaks.
Sambil meminum cairan sperma Bima sampai habis tak tersisa. Kedua kaki dan pinggang Merlita mulai kejang-kejang tak karuan. Dia sudah tak mampu menahan cairan memeknya yang sudah mengumpul di kantung kemih. Tubuhnya pun sampai penuh keringat.
“Mmmhhh!!! Mmmhhh!!! Mmmhhh!!! M-Mmmhhh!!! MMMHHH!!! Pfaahhh!!! Udah berhentii!! Aku keluaarr! Om Yudha aku keluaarr!! AAAHHHH!!!” Merlita sampai melepas kontol Bima dari mulutnya. Yang membuat cairan sperma Yudha berceceran di dagunya itu.
Mengalir ke bawah menyentuh belahan toketnya yang terpampang jelas. Secara bersamaan, Merlita menyemburkan cairan memeknya tepat di atas wajah Yudha. Ini pengalaman pertama bagi Merlita, muncrat karena jilatan dan hisapan hebat di memeknya.
Dharma tak pernah menjilat dan menghisap lubang pipisnya yang masih lucu dan imut itu. Namun Yudha berani melakukannya, bahkan dia menelan sebagian kecil cairan Merlita yang tak sengaja masuk ke dalam mulutnya. Yudha terlihat sangat menikmati cairan Merlita.
Memek Merlita benar-benar dibuat sebanjir banjirnya oleh Yudha. Dan belum pernah dia merasakan kenikmatan sebesar ini. “O-Omm… Aku sampe gemeteran! Biarin aku bangun, Omm! Aku udah gak bisa nahan jilatan Om lagi! Aku sudaah! Aaahhh!!! Aku sudah gak bisaa!”
Pada akhirnya Yudha pun melepaskan pinggang Merlita. Dengan cepat Merlita langsung bangun dan duduk mengangkang di lantai. Lubang memeknya sampai berdenyut denyut gak karuan. Nafasnya memburu dan meski memeknya sudah tak dijilati oleh Yudha.
Namun Merlita masih merasakan geli yang begitu hebat di lubang memek kecilnya itu. “Aku hampir gilaa! Haahhh… Haahhh… Papa gak pernah memperlakukan aku kaya gini! Om Yudha udah gilaa! Memek aku yang kotor dijilatin terus! Seolah memek aku permen karet!”
Yudha pun terlihat santai saja, dan bahkan dia tersenyum kecil di hadapan Merlita. “Memek kamu jauh lebih bersih dari wanita kebanyakan. Karena kamu masih kecil, dan juga cairan kamu tak ada baunya sama sekali. Kalo kamu suka, Om akan melakukannya tiap hari.”
Merlita sampai merapatkan kedua kakinya, ketika dia membayangkan rasa nikmat sehebat itu akan dia rasakan setiap hari. “Ja—Jangan, Omm. Sekali dihisap aja aku udah kejang kejang. Apa lagi setiap hari, aku bisa-bisa jadi lebih gila dari ini. Aku udah rusak, Om.”
Air mata Merlita sampai keluar, dan belum pernah dia merasakan kenikmatan di memeknya. Yang membuat dia sampai hampir menangis. Bahkan hentakan kontol Dharma di dinding rahimnya. Tak membuat Merlita sampai merasakan sensasi sebrutal dan separah itu.
Namun belum sempat dia menyudahi rasa nikmat tak tertahankan di lubang memeknya. Bima tiba-tiba menarik kedua kaki Merlita mendekat ke sofa. Tubuh Merlita diangkat dan dibanting ke sofa dengan sangat keras. Merlita pun tak bisa melakukan apapun.
“Waktunya sekarang memek kamu Om kontolin. Kamu udah sering dientot sama Bos Besar kan? Seharusnya kamu udah sanggup menahan genjotan brutal dari kontol Om,” kata Bima sambil memasukkan batang kontolnya ke memek Merlita yang telentang di atas sofa.
“E-Enggak! Jangan entot aku, Om! Memek aku hanya milik papa seorang! Cukup sampe disepong aja! Om aku gak sanggup kalo dientot! Memek aku masih ngilu banget! O-Omm! Aaahhh! Ommm!!” jerit Merlita yang lubang memeknya dimasuki paksa kontol Bima.
Bima mendorong batang kontolnya, sampai hampir seluruh penisnya masuk ke dalam memek Merlita. Tak jauh berbeda dengan Dharma, kontol Bima dengan mudahnya mentok ke dinding rahim Merlita. Namun di tengah Merlita sedang menjerit dengan hebat di atas sofa.
Yudha mengeluarkan kontolnya lagi dan menyodorkannya di mulut Merlita. Insting binal Merlita, membuat dia dengan sendirinya melahap kontol Yudha. Dan terjadi lah threesome yang setahun lalu pernah diidamkan Merlita. Dia yang masih berusia 12 tahun itu.
Harus menghadapi gilanya hasrat seksual dua pria dewasa berkontol jumbo sekaligus. Bima tanpa ampun menggenjot memek Merlita dengan kecepatan tinggi. Lubang pipis gadis kecil itu dirough dengan begitu cepat. Membuat memek Merlita kembali banjir seketika.
“Mmmhhh! Mmmhhh! Mmmhhh! Slurrrppp! Slurrrppp! Pffaahh! Omm! Omm! Jangan kenceng-kenceng! Pemanasan dulu O… Mmhhh! Mmmhhh!” Mulut Merlita langsung disumpal kontol lagi oleh Yudha. Saat dia hendak protes Bima terlalu kasar genjot memeknya.
“Diam dan nikmati saja, sayang. Kalo kamu gak sanggup menahan gempuran kontol Bima. Maka kamu akan pingsan menghadapi kontol 20 cm milik Om. Kamu harus belajar bertahan yaa,” ucap Yudha sambil mengocok batang kontolnya itu di dalam mulut Merlita.
Merlita sampai gelagapan, dia belum pernah menghandle penis yang ukurannya sampai sebesar itu. Yudha memaksa kontolnya masuk sampai menyentuh kerongkongan Merlita. Saking dalamnya, Merlita hampir dibuat muntah. Namun dia berusaha bertahan.
Kini lubang mulut dan lubang memek gadis kecil itu digenjot secara bersamaan oleh dua pria sekaligus. Gadis bertubuh kecil yang tingginya hanya 145 cm itu. Pada akhirnya benar benar dibantai habis oleh mereka berdua. Namun lama kelamaan, Merlita pun menikmatinya.482Please respect copyright.PENANAZ7F0ETQ5y8
482Please respect copyright.PENANAXnW6mF4VIz