
Empat jari pria dewasa, masuk dan mengaduk-ngaduk lubang kenikmatan gadis kecil berusia 11 tahun itu. Merlita sudah tak bisa melakukan apapun. Kecuali pasrah menikmati apa yang kedua pria dewasa itu lakukan kepadanya. Lubang memek dan lubang anus dihajar habis.
Dikocok dengan begitu brutal oleh kedua pengawal dan supir pribadi ayahnya itu. Merlita itu dibuat kelojotan, wajahnya sampai memerah penuh gairah. Air mata tak terasa keluar dari kedua mata gadis kecil itu. Saking nikmatnya kegilaan yang sedang dia rasakan.
“Aaahhh!! Aaahhh!! Hebaat! Hebaat! Memek dan anus diobrak abrik sekaligus! Ooohhh!!! Ini gilaaa! Aaahhh!!! Aaahhh!!! Papaa maafin akuu! Tapi ini nikmat banget! Aku akan dithreesome sama merekaa!” ucap Merlita yang tak bisa menahan desahannya lagi.
“Hahahaha… Bagaimana, Nona? Apakah kamu masih ingin berubah pikiran? Masih ingin menolak ngentot sama kami? Liat langsung aja nih, mama kamu dulu ketagihan kontol Om sewaktu dia masih hidup,” tanya Yudha yang membuat Merlita semakin kacau pikirannya.
Anak sekecil itu, harus merasakan drama hebat yang diperbuat ibu kandungnya. Dia tak pernah ingin merasakan kehidupan seperti ini. Namun takdir membawanya sampai ke titik itu. Merlita dibuat kelojotan, berulang kali mengangkat pinggangnya. Menggeliat amat erotis.
“Aku udah gak peduli sama ibuku! Aaahhh!!! Aaahhh!!! Kenikmatan gak wajar ini sudah membuat aku gilaa! Omm!! Omm!! Aku pengen dientot kalian! Aku bingung! Aku bingung! Rangsangannya begitu banyak! AAAHHHH!!!” teriak Merlita tubuhnya kejang kejang.
Yudha dan Bima akhirnya melepaskan kedua jari mereka dari lubang anus dan vagina Merlita. Membiarkan Merlita menyemburkan cairan orgasmenya dengan begitu deras. Ini adalah orgasme paling deras yang pernah dirasakan Merlita. Dan terjadi hanya karena jari.
“Keluaarr!! Nyembur! Nyemburr! Banyak banget! Memek aku cairannya gak berhenti berhenti keluar, Omm! Kalian harus tanggung jawab! Kalian harus jadi budak memek akuu!!” ucap Merlita yang cairan memeknya itu menyembur berulang kali. Bahkan sampai lima kali.
Bima pun pada akhirnya melepaskan ikatan ikat pinggangnya di kedua tangan Merlita. Setelah ikatan itu dilepas, Merlita menjadi begitu buas dan ganas. Dia tiba-tiba saja turun dari sofa. Melepas kancing celana Yudha dan Bima secara bersamaan. Dan ditarik hingga lepas.
Merlita mengeluarkan kedua batang kontol besar itu. 20 cm milik Yudha, dan 17 cm milik Bima. Merlita terpesona ketika melihat kedua batang kontol yang sangat besar. “I-Ini gilaa, punya Om Yudha bahkan lebih besar dari Papa. Punya Om Bima hampir sama persis.”
Bima sontak tertawa kecil, dia ragu apakah gadis sekecil itu bisa memuaskan kedua kontol mereka. “Nona, apa kamu yakin ingin melahap dua kontol kami sekaligus? Satu dulu saja lah. Biar lah kami mempermainkan Nona lebih dari ini. Kenikmatan ini belum selesai.”
Yudha pun bangkit dari sofa itu, melepaskan kontolnya dari cengkraman tangan kecil Merlita. Bahkan tangan Merlita tak muat menggenggam batang kontol Yudha. “A-Aku ingin kalian berdua merasakan kenikmatan seperti aku. Aku gak terima, sudah dikalahkan dua kali.”
Yudha secara mendadak mengangkat tubuh Merlita. Yudha tiduran di lantai, dan menaruh belahan memek Merlita tepat di atas mulutnya. Sementara Merlita masih duduk di posisi yang sama, berlutut di hadapan Bima. Hanya saja kali itu ada wajah Yudha di bawahnya.
“Nah, ini paling cocok untuk kamu Nona. Yudha menjilati memek kamu. Dan kamu menghisap kontol Om. Mari, Om ingin tahu seberapa hebat sepongan kamu. Kamu sering rutin nyepong kontol Bos Besar kan?” tanya Bima yang nyodorin kontolnya ke mulut Merlita.
Merlita pun langsung melahap kontol itu. Bima cukup tersentak kaget, saat setengah batang kontolnya seketika begitu masuk ke dalam mulut Merlita. Gadis kecil itu langsung mengocok kontol Bima dengan cepat. Kepalanya bergerak naik turun dengan begitu lincah.
“Gilaa! Gadis sekecil ini kocokan mulutnya kenceng banget. Aahhh… Aahhh… Om sudah mengira, kamu pasti udah diajarin nyepong sama Bos Besar. Kamu udah termasuk jago ngemut kontol,” kata Bima yang merasakan kocokan yang begitu menggempur kontolnya itu.
Namun di tengah gempuran mulut Merlita yang begitu hebat. Yudha secara mendadak menjulurkan lidahnya keluar. Dan menyentuh klitoris Merlita dengan lidah panjangnya yang besar. Merlita sontak seperti tersengat listrik, dia reflek mengangkat pantatnya pada saat itu.
Namun dengan sigap Yudha menahan pinggang Merlita. Membuat Merlita tak bisa menjauhkan memeknya dari mulut Yudha sama sekali. Ini pengalaman pertama bagi Merlita, lubang kencingnya itu dijilati oleh seorang pria. Dharma tak pernah melakukan itu kepadanya.
Dengan pinggang yang ditahan kuat, klitoris sampai belahan memek Merlita dijilati dengan begitu buas. Lidahnya bergerak naik turun dengan begitu lincah dan cepat. Membuat tubuh Merlita gemetar, dia tak menyangka dijilmek akan menimbulkan sensasi hebat itu.
“Slurrrppp! Slurrrppp! Slurrrppp! Pfaaahh! Aaahhh! Om Yudhaa! Aaahhh!! Aaahhh!! Gilaa ini geli banget! Aku rasanya kaya kesetrum saking gelinya! Omm jangan terlalu kasar! Jangan terlalu kenceng, Om! Aahhh!! Aaahhh!!” ucap Merlita sampai melepas kontol Bima.
Namun Yudha justru memang berniat membuat Merlita ketagihan ngentot dengan dirinya. Agar Merlita dengan sendirinya meminta untuk dientot Yudha terus menerus. Dia sudah sangat mengenal sifat Merlita seperti apa. Dan dia tau Merlita sangat mudah ketagihan.
“Heyy, Nona. Jangan lepaskan kontol Om dari mulut kamu dong. Sini biar Om yang kocok mulut kamu. Kalo kamu gak bisa fokus nyepong kontol Om kali ini,” balas Bima yang tiba-tiba saja bangun dan berdiri di hadapan Merlita. Situasi semakin rumit bagi gadis kecil.
Mulut Merlita dimasukkan kontol Bima secara paksa. Sambil menjambak dan mencengkram kuat jilbab putih yang dikenakan Merlita. Bima menggenjot dengan brutal mulus gadis kecil itu. Dia dorong kontolnya sampai menyentuh tenggorokan milik Merlita.
“Mmmhhh!! Slurrrppp!! Slurrrppp!! Slurrrppp!! Mmmhhh!! Mmmhhh!! Mmmhhh!!” Meski Merlita panik dan gelagapan, tapi gadis kecil itu masih berusaha memberi perlawanan. Dengan hisapan mautnya yang secara mendadak dikeluarkan. Bima sampai terlihat kaget.
Karena mulut Merlita yang sekecil itu, bisa memberikan hisapan yang luar biasa gila di batang kontolnya. “Anjirr! Aahhh! Aahhh! Yud, lu harus nyobain sepongan bocah ini! Aahhh! Bos bener-bener, bocah kaya gini dilatih nyepong sampe jago! Aahhh! Aahhh! Brutal bener!”
Semakin gila permainan lidah Yudha di belahan memek Merlita. Semakin gila dan brutal pula hisapan mulut Merlita di kontol Bima. “Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Clcckk!!! Clcckkk!!! Clccckkk!!! Mmmhhh!!! Mmmhhh!!! Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Mmmhhh!!”
Bima mengambil kamera handphonenya, merekam batang kontolnya yang penuh dengan air liur gadis kecil itu. Bima gak akan pernah melewatkan moment itu. “Ini bener bener gila, hahaha! Aahhh! Aahhh! Aahhh! Terus, Merlita! Hisap kontol Om lebih kuat lagi!”540Please respect copyright.PENANAYLRzA16XJa
540Please respect copyright.PENANAn0mcspUdhQ