(Di rumah Dony Arjito, tiga hari setelah pertemuan Zara dan Dokter Zelena)
"Siapa tadi namanya?!", kata seorang pria berwajah pucat, berbadan kurus dan berambut putih.
"Zein. Nama lengkapnya Zein Al-Ghifari, Ayah. Dia adalah salah satu Dokter di RS Derisa", kata Andy Arjito alias Bos Gareng ini.
"Zein Al-Ghifari?! Apa dia orang lokal asli atau keturunan?", tanya pria pucat itu yang ternyata adalah Dony Arjito, ayah Andy Arjito.
"Aku juga tidak begitu yakin Ayah. Wajahnya terlihat seperti orang bule, tapi sekilas juga seperti orang keturunan arab. Dan mata hijau nya itu benar-benar terlihat menyeramkan", kata Bos Gareng kepada ayahnya itu, membayangkan sekali lagi saat Dokter Zein menatap nya dan membuat Bos Gareng merasa merinding di buat nya.
"Itu aneh sekali Andy.. Apa kau sudah menyelidiki latar belakang orang ini?", tanya Dony kepada Andy serius.
"Sudah Ayah. Berdasarkan informasi dari anak buahku, dia hanyalah seorang dokter biasa, dan juga statusnya adalah seorang duda berusia 43 tahun", kata Bos Gareng kepada Dony Arjito.
"Hmm.. Seorang dokter biasa dan juga seorang duda berani membuat masalah denganmu? Juga katamu dia tidak takut padaku dan mengatakan aku orang brengsek yang sebentar lagi akan ditangkap polisi? Menarik.. Ini sangat menarik", kata Dony Arjito sambil mengelus-elus dagu nya.
"Benar Ayah. Selain itu, dia tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Dia mempunyai 3 orang adik perempuan. Salah satu adik nya kebetulan sedang berada di rumahnya saat ini. Di RS Derisa ini, dia adalah tangan kanan Direktur Widodo", kata Bos Gareng yang masih merasa dendam kepada Dokter Zein.
"RS Derisa kan? Aku akan menelepon Widodo sialan itu!!", kata Dony Arjito yang bangkit dari duduknya kemudian menelepon seseorang.
=================================
(Saat ini di Rumah Makan Nikmat Sedap, salah satu Rumah Makan terkenal di Kota Derisa)
"VIP room number 5, please", kata seorang laki-laki berbrewok tebal dan murah senyum yang sedang meminta ditunjukkan di mana tempat tersebut.
"Ok mister, please follow me", kata seorang waitress kepada pria brewok itu.
"Aaahh, thank you very much", kata sang pria brewok masih dengan murah senyumnya. Setelah manaiki anak tangga, sang waitress berhenti di depan pintu.
"This is VIP room number 5, mister", kata sang waitress ramah dan sopan. Kemudian berbalik badan dan hendak pergi setelah menunjukkan letaknya.
"Wait miss, this is for you", kata pria brewok sambil memberikan 2 lembar uang Seratus Ribu Rupiah. "Oh, no need, mister. This is part of my job", kata waitress itu menggelengkan kepalanya.
"It's okay, just take it", kata pria brewok yang langsung menggenggam tangan waitress itu sambil menyisipkan dua lembar uang Seratus Ribu Rupiah itu.
"Thanks.. Thank you very much mister", kata sang waitress dengan senang.
Setelah itu pria brewok itu langsung berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu ruangan. Terdengar suara dari dalam ruangan.
"Заходите, Сергей"
("Masuk aja Sergej"), kata pria di dalam ruangan yang ternyata adalah Dokter Zein Al-Ghifari. Sergej pun segera memasuki ruangan.
"Добрый день, босс фильцев"
("Siang, bos Filzev"), kata Sergej si murah senyum kepada Zein kemudian duduk di samping Dokter Zein.
"Пожалуйста, не называйте меня Фильцевым, если я с друзьями или семьей. Просто позвони Зейну"
("Jangan panggil Filzev kalau di depan teman atau keluargaku ya. Panggil Zein aja"), kata Dokter Zein tersenyum kepada Sergej.
"Все готово, босс"
("Beres bos"), balas Sergej tersenyum lebar.
(Sekilas cerita tentang masa lalu Zein dan juga beberapa identitasnya)
Salah satu identitas di paspor Dokter Zein saat menjadi mata-mata dulu adalah bernama Filzev Izanovic. Dia teridentifikasi sebagai seorang warga negara Serbia dan tinggal di kota Beograd/Belgrade.
Di Serbia dulu, dia adalah satu-satunya ilmuwan dengan kemampuan nya yang berhasil menciptakan formula yang diberi nama 'HS-XR01' (baca : eij es ex ar zero one).
HS-XR01 merupakan salah satu senjata perang biokimia yang jika di tembakkan atau di sebarkan (dengan cara menjadikan nya ke dalam bentuk asap) ke salah satu kota/area musuh, maka setiap individu/manusia yang terkena dampak dari senjata itu, seketika menjadi berhalusinasi, menjadi agresif, bahkan menjadi gila. Sehingga akan saling menyerang satu sama lain, saling membunuh, dan lebih gilanya adalah jika semua orang itu sudah terbunuh dan hanya tersisa satu orang saja, maka orang itu dipastikan akan membunuh diri nya sendiri. Entah dengan cara apa orang itu akan mengakhiri hidupnya, tergantung keadaan saat itu.
Formula inilah yang sedang dicari-cari oleh teroris bahkan militer di seluruh dunia yang memang berambisi ingin menguasai wilayah suatu negara. Belum ada penawar dari senjata biokimia itu sampai saat ini. Namun, tanpa sepengetahuan semua orang, Dokter Zein sudah mampu membuat penawarnya. Prinsip Dokter Zein adalah jika membuat racun maka buatlah juga penawarnya.
(Kembali ke ruangan VIP nomor 5)
Setelah beberapa waktu mengobrol bersama Sergej (menggunakan Bahasa Rusia) sambil menikmati hidangan khas ala Indonesia, Dokter Zein bertanya kepada Sergej sekaligus mengetes Bahasa Indonesia nya. Sudah lebih dari 10 tahun ini, Sergej tinggal di Indonesia. Di mana tempat tinggal Sergej saat ini, bahkan Dokter Zein tidak mengetahuinya. Hanya Tuhan dan Sergej sendiri yang tahu hal itu.
"Jadi Sergej, apa kau sudah bisa?", kata Dokter Zein kepada Sergej.
Sergej tertawa dan berkata kepada Dokter Zein."Maksudmu apa aku bisa Bahasa Indonesia? Ya, tentu saja bisa. Coba kau nilai Bahasa Indonesia dan logatku Bos", kata Sergej tertawa dan menampakkan gigi-gigi putihnya.
Dokter Zein terkejut mendengar kemampuan Bahasa Indonesia Sergej. Tidak terdengar kaku seperti para turis asing lainnya. Logat Sergej bahkan sudah seperti orang Indonesia asli. Jika orang lain mendengar logat Bahasa Indonesia Sergej, sudah di pastikan bahwa Sergej lahir dan besar di Indonesia.
"Penilaian dari angka 1-10, aku beri kau nilai 9", kata Dokter Zein tersenyum.
"Ayolah bos, masa seperti ini masih diberi angka 9", kata Sergej protes tapi tetap tersenyum.
"Jika kau ingin diberi angka 10, maka kau harus resmi menjadi warga Negara Indonesia. Lalu bersumpah setia kepada NKRI ini. Apa kau sanggup?", kata Dokter Zein lagi.
"Itu bisa dipikirkan nanti bos. Haha..", kataSergej tertawa bahagia. Sejurus kemudian, Sergej berkata.
"Bos, dia ingin bertemu denganmu..", kata Sergej yang biasanya murah senyum, kini terlihat berwajah serius.
"Dia? Siapa?", kata Dokter Zein penasaran.
"Istrimu..", kata Sergej datar.
"Kau gila ya, istriku sudah meninggal 8 tahun yang lalu", kata Dokter Zein sambil memutar kedua bola matanya.
"Bukan Nyonya Angelique, tapi Nyonya Reema", kata Sergej berekspresi datar.
"Hah???? Reema???? Maksudmu Heendon???!!!", kata Dokter Zein yang kini merasa jantung di dadanya berdetak kencang.
"Benar bos", kata Sergej menghela nafas dan kemudian lanjut berkata.
"Nyonya Reema selama ini berada di organisasi kita. Dia bertekad untuk melakukan hal yang sama sepertimu dulu, menjadi seorang mata-mata. Dan saat ini, Nyonya Reema sudah berada di Indonesia untuk mencarimu", kata Sergej menunduk.
"Apa?! Jadi bagian organisasi?! Kenapa kau tidak bilang padaku?!", kata Dokter Zein kesal.
"Bos gak bilang juga kan..", kata Sergej santai. Dokter Zein yang melihat Sergej yang sangat santai pun, ingin sekali mencukur brewok si Sergej ini sampai tandus.
"Apa dia sudah tahu di mana tempat tinggalku sekarang?", tanya Dokter Zein setelah menenangkan diri nya.
"Ya", kata Sergej dengan satu jawaban. Satu jawaban yang membuat semuanya menjadi jelas sekarang.
'Heendon? Tidak ku sangka. Dia pasti akan datang sendiri ke rumahku. Aku kira dia sudah melupakan semua yang terjadi. Tapi ternyata... Aaahhhh.. Aku semakin pusing saja dengan banyaknya perempuan yang sekarang hadir di hidupku', kata Dokter Zein dalam hatinya sambil menghela nafas.
***************************************
ns 15.158.61.20da2