
Lepas dari kegiatan seks berhari hari dan bahkan berbulan bulan, tahun ini ditutup dengan kemeriahan berzina dengan orang-orang di RT kami tinggal saat ini. Tidak hanya bersama dengan ibu ibu pengajian bahkan berhubungan seks dengan tetanggaku yang nasrani ataupun konghucu juga turut terjadi.
Hingga suatu saat aku dilepaskan oleh Mbak Sri, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Sekte Seks Bebas dengan beranggotakan lebih dari 100 orang ini membuat suatu sayembara untuk memberikan keturunan dari seorang perempuan perawan dari keluarganya.
Setelah tahu siapa yang dia maksud, aku berpikir tak lain dan tak bukan adalah Dalilati yang kini menginjak 7 tahun ini telah tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang binal. Walau masih anak anak, namun memiliki bakat alami dari ibundanya, Tante Kapinah.
Susu mulai tumbuh begitu besarnya dan bahkan di usia segitu seharusnya masih kecil dan rata, namun aku mengira sudah berukuran 32B. Bukan ukuran yang wajar dari seorang anak, mengingat masa lalu ku dia tak sebesar dan sesubur itu. Puting yang besar dan mencuat berwarna merah muda dengan memek yang tembem itu. Membuat kontolku konak sejadi jadinya. Ingin ku perkosa dan ku sodok sampai dower.
Mbak Sri yang menyadari aku yang tengah mengamati bentuk tubuh perawan muda itu pun tersenyum mesum. Diturunkannya celanaku itu dan mencuatlah kontol berukuran kuda menjulang tinggi dan bergoyang-goyang atas kebawah. Leleran smegma mengalir dari lubang kepala kontolku dan benar saja, saat Mbak Sri membisikkan "Kamu pasti mau genjotin memek perawan Dalilati ya? Ewein ajah, dia pasti bakal tergila gila padamu loh..." Muncrat lah peju panas nan banyak berkali kali hingga membasahi lantai lapangan dan beberapa wanita wanita yang duduk memenuhi ruang gerak kami.
"Hah... hah... hah.. " aku mengerang keenakan dan memandang Mbak Sri yang kini tengah di gempur banyak kontol dari berbagai kalangan saat itu. Memeknya yang tembem dengan sedikit bulu jembut itu berkali kali di obok obok oleh para pengikutnya. Aku yang tak tahan itu pada akhirnya menyeret seorang wanita dan menggenjot nya berkali kali. "Ouuuhhh ewek aku dong bapak bapak... memek aku buat kalian.. ayo hamilin saya, nanti memek keponakanku bisa kalian pakek kapanpun kalian mau... " Mbak Sri bergoyang kesana kemari menyambut tiap sodokan kontol.
"Dek... terus kontolnya no uuh enaaakkkk... ouuhhh enakan kontolmu dek daripada suamiku yang kecil itu.. " teriak seorang wanita yang bernama Christy, dia blingsatan menerima setiap sodok kontol besarku. Aku yang tengah tak fokus ini selalu beralih ke setiap wanita disana jika aku dan partner seks mengalami orgasme.
Tepat pukul 10 malam tahun 1994, semua pengikut sekte ini kelelahan dan tertidur dengan berbagai rupa dan posisi. Aku yang masih tetap on, pada akhirnya beradu kelamin dengan Mbak Sri yang sudah lengket bermandikan keringat dan sperma. Sejujurnya yang membuatku suka adalah bukan Dalilati, melainkan Mbak Sri yang entah kenapa memiliki aura misterius dan binal.
Tak cukup 10x orgasme bahkan kami bercinta di semua fasilitas komplek kami tinggal. Bagi kami yang merupakan pengikut setia iblis, Tuanku Lilith. Seks depan umum adalah sebuah hal yang menjadikan hal tabu menjadi "normalisasi" begitu kuat pengaruh sihir Tuanku Lilith. Tepat setelah waktu memasuki kurang dari 10 detik, Mbak Sri melenguh keras dan tubuhnya menggelepar gelepar menerima sperma panas untuk yang ke 100x nya. Lalu pergantian tahun pun akhirnya resmi meninggalkan tahun 1994 ke 1995.
Aku yang setelah puas bercinta, akhirnya meyadari keberadaan kami sudah bukan di komplek kami tinggal melainkan sudah berada jauh ke Jakarta Selatan, Lebak Bulus. Mbak Sri yang masih belum sadarkan diri itu, pingsan dalam keadaan mata memutih dengan selangkangan terbuka lebar dan cairan spermaku mengalir masih deras dari lubang cintanya.
Lalu aku pun tertidur di sebelahnya dengan posisi rebahan dan kontol keras keatas.
BERSAMBUNG...
ns 15.158.61.20da2