
Setelah melakukan aksi mengintip acara seks bebas kami, Tante Kapinah kemudian aku beri hukuman untuk di gagahi olehku. Awalnya dia menolak, namun setelah diyakinkan oleh Bunda dan Tante Rita, Tante Kapinah akhirnya mau mengikuti ajakan sesat mereka.
Sesampainya di kamar tempat dirinya dan suaminya memadu kasih. Disanalah denganku memadu kasih dan meraih kenikmatan bersama sama. Tante Rita dan Bunda sudah pulang ke rumah, Tante Kapinah yang memang binal itu kemudian tak segan segan untuk menyepong kontol anak tetangganya.
"Sluuurppp off offff opp offf.. kaaahh... uhmmm.. lok lok lok... lokkkkksss.. ahhh.. sluurpp slurppp slurrrpp" Dengan begitu liar dan binalnya dia menelan habis kontol sebesar kuda ini untuk masuk ke kerongkongan nya yang kecil. Penetrasi dan semakin masuk, membuat Tante Kapinah dengan lahiriliyahnya memainkan itil selagi sibuk menelan habis kontolku.
Tak butuh waktu lama, dia mengejang keras sambil menggepar gelepar. Liur beserta muntahannya keluar disaat dia bersamaan dengan itu orgasme dan membanjiri spreinya begitu deras. Aku menariknya keluar kamar dan mandi bersama, disana aku tak henti hentinya mengenyoti susu brutal miliknya.
"Mas kan tante nggak hamil sayang, mana mungkin susu tante keluar kan sayang?" sembari mengocok manja kontolku yang tegang mengkilap dan siap untuk merojok memeknya yang kini banjir mengalir lendinya yang sudah merembes di sela sela pahanya yang putih itu. Sepasang mata bola menatap tajam kami yang sedang berzina diruang keluarga.
Tak lain dan tak bukan adalah Septi anak pertamanya dan Dalilati anak keduanya yang penasaran dengan kegiatan terlarang ibundanya. Lalu aku bangun dan membetangkan selangkangannya sembari memasukkan secara paksa di lubangnya yang sangat sempit itu.
"Krekk... kreeekkkk... blesshhh" kontolku masuk walau tak semuanya terbenam. Melolonglah dia dengan begitu kuatnya hingga muncrat cairan memeknya yang berhamburan di lantai dan sofa ini. "Tante nyampeeekkkkk oookkhhhhhhhhhh.... kontol enakkkkkk... bangsat... " pada akhirnya pengikut kontolku bertambah satu lagi.
"plok.. PLOOOOKKKKK... PLOK. PLOK. PLOK.. PLOK... BREETT.. BRTTT.. PLAK PLOK PLAK PLOK.. " begitulah suara kelamin kami beradu, Tante Kapinah kembali meraih kenikmatan terlarangnya dan masih memelukku yang sedang menggenjoti liang peranakannya.
"Mama lagi apa sih, kok teriak teriak gitu.. aku kok basah ya.. apa aku ngompol" Septi berbisik kepada adeknya, namun adeknya hanya terpaku memainkan memeknya yang masih belum layak untuk disetubuhi. Hancurlah itu memeknya jika di perawani olehku.
Tante Kapinah yang sudah menyerah dengan nafsu duniawi, kini hanyalah seonggok daging hidup yang berfungsi hanya untuk melahirkan anak anak haramku dengannya. Tak peduli mau ada apa di hadapannya, kini dia semakin melaju untuk meraih kenikmatan. "Ouuhh uh ohhhhh yeahh enaaaakkk... ouuu ouuu... enakk yahhh enttootttttt enak... gatel memeknya, uhhhh enaaakkk".
Setelah Tante Kapinah pingsan akibat orgasme yang tak ada henti hentinya itu, aku bangun dan berjalan menuju arah mata mereka berada. Kubuka pintu itu dan melihat Septi tengah colmek dan adek perempuannya, Dalilati pingsan terkapar dengan cairan memek luber melalui memek kecilnya.
BERSAMBUNG...
ns 15.158.61.4da2