Setelah Mega menjadi bulan bulanan suami tetangga, aku menghadirkan istri Fajar yang tengah berbadan dua itu ditengah tengah saat suaminya tengah menikmati istriku.
"Papa!!! Astaghfirullah, apa yang papa lakukan!!" begitulah apa yang Nasti lakukan saat mempergoki suaminya tengah menggenjot lubang kemaluan istriku. Terjatuh dengan wajah tak menyangka, bahwa suaminya ini tengah dengan gembira menggenjot istri tetangganya.
Tak hanya Nasti yang melihat, namun Eno serta Ami, pun jua terperangah dengan kelakuan para suaminya. Aku yang dengan sandiwara pun juga memberikan ekspresi yang tak kalah hebohnya. Bukan karena kaget, namun tersenyum dalam hati sambil mengatakan "Saatnya menikmati tubuh sintal para tetanggaku ini".
Kami para suami sepakat bahwa mereka harus dengan sukarela aku setubuhi wanita mereka. Bahkan dengan wajah sumringah, kesemua tetanggaku ini dengan terang terangan mencabuli dengan sangat brutal. Ismail yang saat itu asyik menganal istriku ini, dengan gamblang mengatakan " Salah mama kenapa papa minta anal tapi ga dikasih, mending punya bu Mega nih enak.. pantat juga menantang" sergahnya.
Eno dengan marah dan kesal merangkul tanganku dan mencumbu dan menurunkan celanaku. Di baliknya, kontol hitam legam milikku akan menghancurkan logika berpikirnya. Akan kujadikan budak seksku setelah Putri. "Bu!! Astaghfirullah, jangan bu.. tapi istriku ternyata pelacur!!!" Aku dengan dramatis bersandiwara sambil menangis buaya.
Eno dengan sigap berkata "Saya sedari dulu suka sama bapak, toh istri bapak ternyata pelacur dan suami saya ternyata rusak, apa bedanya.. nikmati saja pak, buat aku jadi betina penampung kontol gede bapak" begitu kata Eno, darahku berdesir dan merobek paksa gamisnya yang sempit itu sembari meremas dan mencumbu dirinya.
Nasti yang masih dalam keadaan bengong, juga mulai ambil sikap dengan tegas pun menarik kepalaku dan ditempelkannya pada susunya yang merekah dibalik gaun indah istri tetanggaku. "Buat aku jadi betinamu pak, akan aku gugurkan kandungan ini dan saya mau bapak yang gantiin isi perut ini dengan pejuh panas bapak" Sekali lagi aku tertawa penuh kemenangan.
Ami yang tengah menggendong anaknya pun pada akhirnya melempar anaknya yang masih balita itu kelantai dan menginjak anaknya hingga tak bernyawa. "Keparat kau ya! Ga sudi aku jadi istrimu lagi, lebih baik jadi betina pak Bintang!" sembari membuka pakaiannya dan mengangkangi kontolku lalu menancapkannya dengan penuh kegilaan.
Ami dengan gila bergoyang penuh nafsu dengan meremasi susunya yang tengah mengalir susu asi. Sementara Nasti mencumbuku dengan penuh nafsu dan Eno juga turut telanjang dan mempersilahkanku untuk mencabulinya.
Kejadian itu berlangsung lama, hingga kami berempat pindah ke rumah Nasti dan mengunci pintu rumah itu. Eno, Nasti dan Ami telanjang bersama sama dan mengenyoti kontolku. Sungguh nikmat wanita ini.
Lalu Nasti bangkit dan memberikan aku sebuah kapsul yang ternyata memang dipersiapkan untuk lelakinya. Namun karena sudah hancur hatinya, dia membuatku menelan sebuah kapsul mahal berharga jutaan rupiah. Agak tersedak aku saat meminumnya karena dia memberikannya dengan ciuman panas sambil mengocok kontolku.
Panas membara, membuatku blingsatan sejadi jadinya. Semua memek disitu sudah ku gempur tiap jam, menit dan detik. Hingga berakhir dengan permainan di angka jam menunjukkan pukul 2 pagi. Terbangunlah aku karena haus, dan kagetnya aku, kontolku membesar dan panjang dengan ukuran spektakuler.
35cm dengan lingkar 12cm, besarnya kontolku. Mengangguk angguk keras dengan urat yang besar. Menatap sekeliling ruang rumah. Hancur dengan begitu banyak cairan spermaku berceceran di setiap sudut. Dan yang membuatku terpana adalah 3 wanita binal ini tertidur dengan posisi mengangkang dengan cairan pejuh yang mengering itu membasahi sekujur tubuh mereka.
Bersambung...
ns 15.158.61.20da2