Auliyah yang penasaran dengan apa yang bapak dan ibunya lakukan di kamarku, kini mendatangi kami dengan begitu antusias. "Papa, mama lagi ngapain sama om Bintang?" Auliyah yang kini duduk di bangku sekolah dasar ini penasaran dengan ekspresi enak ibundanya yang tengah menikmati orgasme gila setelah berjam jam bercinta denganku.
Putri yang tidak peduli lagi dengan keluarganya ini lalu meraih tangan putrinya sembari berbisik "Om nya lagi bikin bayi sama mama, sayangku.." putri berkata meyakinkan putrinya untuk percaya apa yang dia katakan.
"Loh kok sama om, bukan sama papa, ma??" Auliyah bertanya heran dengan apa yang dikatakan ibunya tentang kegiatan spesial kami. "Der, gw kasih lu kesempatan buat nikmatin memek, nih ewek istri lu" bukan tanpa sebab, melainkan aku sudah bosan dan mau mencoba memek SD itu sesempit apa, namun rencana berkata beda.
"Pak, gak mau ah, kontolnya loyo dan kecil.. tuh lihat, aku aja jijik liat kontolnya mengkerut gitu" memang benar terlihat demikian, namun aku walau tak pernah sekalipun melakukan treatment pemanjang kontol, tetap rajin minum jamu dan olahraga.. olahraga apa? ya olahraga seks lah..
"Ma, kok kamu gitu sih tega sama papa.. biasanya mama mau kok kontol papa!" deri merajuk minta dikasihani istrinya. "Mama demikian karena kamu berpenghasilan, selebihnya aku mana suka digenjot kontol.. eh titit kamu... itu mah titit bukan kontol.. kalo kontol tuh kayak pak bintang nih.. ini baru kontol"
"Kenapa kamu ga cobain aja sama Auliyah, kali aja dia mau" putri berkata seadanya menimpali, "Sayang ku Auliyah, aul sayangkan sama papa? boleh ya kalo papa telanjangin aul.. " deri memaksa anaknya untuk bertelanjang, "Gak mau pa, aul kan malu telanjang rame rame gini.. " dia menolak sembari menahan badan bapaknya yang semakin mepet untuk ditelanjangi.
"Aul kamu nurut sama papa!!!" sekali kalinya lihat deri teriaki anaknya dengan suara keras dan kasar, auliyah terjatuh dari pangkuan, namun deri tetap memaksa menelanjanginya. Auliyah kini sudah bugil, kontolku konak sejadi jadinya, bagaimana rasa memek perawan.
Putri yang menyadari kontolku menegang itu kini meraih tangan anaknya dan menariknya ke kasur dan di telantangkannya anak perempuannya. "Ouchh sakit mama, aul sakit" auliyah merajuk "Ma, biarkan papa saja yang ewein aul, papa sudah sange" deri pun mulai bertingkah namun aku tertawa geli melihat tititnya yang tak lebih besar dari kelingking pria dewasa.
Auliyah yang kini pasrah, akhirnya di rangsang oleh ibunya dengan menjilati memek anak anak yang belum tumbuh jembut. Lambat laun, auliyah terengah engah dan mengerang manja lalu cairan kenikmatannya mengalir membasahi kasur tempatku berzina dengan ibunya berada.
Kuarahkan kontolku ini lalu merojok masuk dengan sekali tekan, darah segar mengalir dari dalam memek anaknya. "Ouuuhhhhhh sssakkkkiitttt mamaaaa... memek aul sakiitttt... huffff hufff ouucchhhh" auliyah mengejang dan mengerang kesakitan namun mulai reda karena putri membantuku menenangkan dirinya dengan menjilati memek penuh darah segar itu.
"Ouuuchhh... ohh yeahh ouu.. enakk ma.. memek aul enak" auliyah mengerang manja sambil menggeliatkan pinggul kecilnya, sembari aku sodok pelan dan mulai cepat. "Ouhh yeaahh enak maaaa... kontol om enak banget... ooommm enak ommmm... kontolin memek aulll ommmmm" auliyah entah bagaimana paham dengan omongan kotor itu.
Ternyata selama ini, selama bapaknya bekerja, putri sering di entot bapaknya sambil nonton bokep, auliyah yang masih belia itu merekam apa yang ada di lingkungannya. Auliyah dengan lihainya kini menaiki kontolku menggoyang goyang pantatnya seperti cacing kepanasan.
"ooomm enakk jadi ini ngentot ya ma, kayak yang mama lakukan sama ayah" sebutan bapaknya putri oleh cucunya. "Jadi selama ini kamu ngentot sama ayah???" deri kaget sejadi jadinya. "Gimana mau nikmat ngentot kalo mainnya sama titit" putri dengan vulgarnya berkata kasar kepada deri, suaminya.
"Astaghfirullah ma... " deri mengingatkan putri untuk sadar, "halah pa ga usah munafik jadi orang alim, kalo papa alim ga mungkin ngajakin auliyah ngentot pa" deri tercekat dan tak bisa bicara lagi, menunduk lesu dengan apa yang dilakukan dirinya beberapa saat yang lalu.
"Om... aul mau kencing... uhhhhh geli banget oommmmmmm.... ommmmmmm aul mau kencinggggg..... suuurrrr" auliyah mencapai orgasme dan tak lama aku pun menyemburkan sperma panas di rahim auliyah yang masih belia "om juga sayang, terima pejuhh ommm.. hamilah anak om... " "crrooottt crroooooooottt pret pretttttt... " memek aul kini penuh dengan peju yang meleleh di kemaluannya.
Beberapa saat kemudian, auliyah tersadar dari kenikmatan duniawi ini dan mendapati papanya sedang orgasme disertai semburan kecil pejunya di wajah belia anaknya. "Papa sangek ya aul? sini entotin ajah memek aul, pa" serasa mendapat secercah cahaya, deri menggauli anaknya dengan begitu liar.
Namun apa yang didapat? Auliyah heran dengan titit bapaknya yang tak terasa nikmat sama sekali, terasa longgar saat masuk. "kontol papa sudah masuk?" tanya auliyah. "Sudah sayang, ouuhh papa crot sayanggg" padahal belum ada 30 detik tapi tititnya sudah loyo. "Aul nggak berasa apa apa pa, mungkin papa capek ya?" terasa tersambar petir mendengar omongan anaknya bahwa tititnya nggak berasa apa apa.
Auliyah kini mencoba memasukkan sendiri kontolku dan dia merasa nikmat sekali, hingga permainanku dengannya berlangsung selama 15 menit begitu sangat nikmat. Hari telah pagi dan putri beserta suami dan anaknya kembali ke rumahnya.
Aku yang senang menikmati ini heran dimana istri laknatku kini berada. Betapa kagetnya aku mendapati dirinya tengah tergeletak tak bernafas, dan ditangannya tertera secarik kertas dengan bertuliskan "maafkan aku, aku berdosa, semoga dengan kematianku, kamu bisa bahagia" tentu saja aku bahagia, tak ada lagi perempuan laknat macam dia.
Segala yang berhubungan dengannya, baik itu foto, baju dan apapun itu aku buang dan bakar di pekarangan rumah. Saatnya memulai petualangan liarku.
Bersambung...
ns 15.158.61.39da2