
Sinar mentari menyapaku saat lelah bergumul liar dengan seorang ustadzah kemarin, terbangun diatas sebuah lahan kosong tanpa Mbak Sri di sisi ku. Berjalan sendirian dengan tubuh tanpa penutup, matahari sudah menjulang tinggi. Kontol panjangku menari kekanan dan kekiri mengikuti gerak kakiku melangkah.
Menyusuri area jalan dan mendapati diriku tengah berada di tepi jalan raya. Kendaraan lalu lalang dan disaksikan beberapa orang yang melongo memperhatikan diriku. Seorang anak laki laki berusia belia tanpa sandang dengan kemaluan yang hampir sama dengan panjang kaki ku ini tegak dengan bengkok ke atas seperti layaknya pisang tanduk.
Tidak hanya abang abang jualan yang melongo, namun juga ada ibu ibu dengan anak-anak nya yang berada disisinya pun ikut tak percaya. Betapa tidak, mustahil bagi anak berusia 8 tahun memiliki senjata sebesar dan seganas itu terlihat bebas tanpa sensor. Sambil melewati mereka, tidak hanya kaum hawa saja yang blingsatan diterpa badai syahwat namun juga kaum pria pun mengalami hal yang sama.
Entah, padahal aku tak ada niatan untuk demikian, karena biasanya hanya mempengaruhi kerja otak kaum hawa saja. Selewat diriku dari tempat itu, para pria sangek sejadi jadinya dan memperkosa sejumlah wanita disana. Mereka bercinta seperti binatang yang haus akan nafsu berzina. Tak pandang bulu, mau anak anak hingga yang tua pun juga dilibas. Kaum wanita pun juga demikian, kalaupun ada yang membawa balita juga akan dipaksa memenuhi nafsu seks mereka.
Kekuatan apalagi ini, nggak normal. Apa jangan jangan karena kegiatan seks brutalku dengan Mbak Sri? Tapi melihat kemampuan seksualitas Mbak Sri tidak sedahsyat ini. Melewati jalanan menuju Pasar Ciputat, aku melongok melihat sebuah mall kecil yang sangat bagus diantara pertokoan lainnya. Ya, sebelum tragedi 1998 terjadi memang area Ciputat menjadi salah satu tempat metropolitan yang cukup berkembang.
"Krruuuukkkkk~" suara perutku berbunyi, aku lalu memasuki area pertokoan ini untuk makan. Terlebih ada KFC yang terbilang enak disana, melangkah maju dan menaiki eskalator dan akhirnya jumpa disana. Aku yang saat itu dilayani oleh perempuan muda bernama Rasti itu "Aku mau semua yang enak disini, ambil cepat!!" bagai dicucuk hidungnya, tanpa bertanya tanya dia memberiku apa yang kuminta. "Sekarang kamu telanjang dan entotin kontol gw" Rasti dengan liar dan tergesa gesa membuka baju dan mengangkangi kemaluanku.
Dicobloslah memek mulusnya yang putih itu "Brreeeetttt.... ouuuhhhh... hmm.. ehhh... sssshhttt... ouuuh.. yeah.. fuck. fuck. fuck.... entot terus tuan... ohhh enak... bajingan kontolnya enak... ohhhh...!!!" darah segar mengalir dari kemaluannya itu terus menerus menggoyang kontolku yang masih sangat keras. Berkali kali dia meronta ronta dengan berbagai gaya dan erangan yang maut. "Adeeeekkkkk kontolllnyaaaa enaaaakkkkk... ohhhhhhhhhhhhhh... kakak nyampe sayangggg" Rasti mengejang dan orgasme gila dan melekukkan tubuhnya ke belakang dan cairan memek squirting deras sekali, sperma ku mengalir deras dan kental dari dalam memek perawannya.
Kekuatanku memang betul betul bertambah, tidak perlu aku menghipnotis mereka. Aku suruh pun mereka akan bersujud dengan penuh khidmat. Hingga beberapa saat waktu berhenti... "Hai pengikut ku, bagaimana kekuatan terbarumu? Kau senang? Gunakan dengan sesuka hatimu dan teruslah berkhidmat kepada-Ku" lalu suara Tuan Lilith perlahan menghilang dan waktu berjalan kembali.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA.... LUAR BIASA" aku tertawa sejadi jadinya dan tersenyum sambil meremas payudara sintal Rasti dan menatap dalam pikirannya bahwa dia adalah wanita hamil, seketika susunya keluar deras membasahi telapak tanganku. "Ouuhhh.muncraaattt susu kakak muncraatt deeekkkkk" kemudian Rasti pingsan dengan keadaan kacau bermandikan susu bercampur sperma kentalku. Semua pengunjung yang kebanyakan adalah wanita beramai ramai memuaskan nafsu birahi mereka dengan menggenjoti kontolku secara brutal dan binal.
Dan tak lama muncul seorang wanita yang kukenal, Mbak Sri! Aku berlari dan menarik lengannya yang mungil, kuperkosa sejadi jadinya. Dia merangsek manja dan terangsang bagai betina yang siap dibuahi. Aku menggenjotnya dengan sangat gila dan brutal, hingga memeknya yang putih itu terkoyak semakin dower dan lower. "Adekkk ohhh kakak keluar.... oouhhhhhh... Adek, kamu siapa kok tiba tiba tahu nama mbak dek? Kamu kenal mbak kah?" aku kaget dan bertanya apa dia sengaja untuk bercanda. Kemudian dia berterus terang bahwa dia baru sekali ini mengunjungi daerah tempat kakaknya tinggal.
Aku selidik punya selidik dan terkejutnya aku karena selama ini yang aku setubuhi bukanlah Mbak Sri yang kukenal, namun siapa dia?
BERSAMBUNG...
ns 15.158.61.40da2