Hari ini, Rawi sudah rapih dan tengah menunggu gilirannya untuk sidang skripsi.191Please respect copyright.PENANAdgPVtt64wW
Pikirannya carut marut. Nenek semalam harus masuk ke rumah sakit lagi. Dia sekarang punya ibu dan adik tiri, yang mau tidak mau harus diterimanya dengan lapang dada.191Please respect copyright.PENANArBOTX3f1yq
"Rawi Kencanadjati."191Please respect copyright.PENANABXBFG29qx4
Rawi menarik nafas dalam-dalam, merapihkan pakaiannya dan berjalan dengan tegap menuju ruang sidang.
Mala, Valen dan Dio berjalan keluar gerbang sekolah, Valen langsung melesat meninggalkan kedua temannya dan pulang bersama pacarnya.191Please respect copyright.PENANAjpb3IoImCC
Mala melihat sosok Damar berdiri di seberang jalan. Damar yang melihat Mala, melambaikan tangannya.191Please respect copyright.PENANAeQIVexRdYK
"Kamu duluan aja, aku mau ketemu seseorang dulu." tanpa menunggu jawaban Dio, Mala menyebrangi jalan dan menemui Damar
"Ada apa?" tanya Mala191Please respect copyright.PENANACn2usDDJLx
"Aku boleh ikut ke rumah sakit?" tanya Damar191Please respect copyright.PENANAfdP3nEB0mC
"Bukannya orangtuamu juga pasti ada di rumah sakit?" tanya Mala keheranan, karena Rawi harus sidang dan Mala harus masuk sekolah, maka kakek melarang mereka berjaga di rumah sakit.191Please respect copyright.PENANA226bksDphS
"Tadi aku dengar dari mama kalau kakek ngga mengijinkan kami kesana." Damar menundukkan kepalanya. Mala yang lebih pendek 15 sentimeter dari Damar merasa kalau pembagian gen keluarga mereka tidak adil.191Please respect copyright.PENANAyKE56uID91
"Ya udah kalau kamu mau ikut."191Please respect copyright.PENANAK0FV4p66Wf
Mendengar jawaban dari Mala, Damar mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Mala.191Please respect copyright.PENANAQRhFtgW9JX
"Ayo." Damar dengan semangat menarik tangan Mala ke arah sebuah motor yang terparkir.
"Mala..." Dio berteriak dari depan gerbang sekolah, lalu menyusul mereka "Mau kemana?"191Please respect copyright.PENANAt4KJTM1JZ9
"Ke rumah sakit, nenek semalam masuk rumah sakit." jawab Mala191Please respect copyright.PENANA7inQ8piqG4
"Aku boleh ikut?" tanya Dio191Please respect copyright.PENANAeGXkMgD4RK
"Jangan deh kalau hari ini, besok aja kalau kamu mau."191Please respect copyright.PENANAXKxs2E4V4K
"Ya udah, hati-hati ya."
Mala membonceng motor Damar ke rumah sakit.191Please respect copyright.PENANAkYFyJvIubd
Kakek terkejut melihat Mala dan Damar datang bersama.191Please respect copyright.PENANANk80LQEcUp
"Nenek baru saja minum obat makanya tidur. Duduk." kata kakek pada mereka191Please respect copyright.PENANAptfZcn1Yu3
"Damar boleh tanya sama kakek?"191Please respect copyright.PENANADHNAi1TEKd
"Apa yang mau kamu ketahui?" kakek bertanya balik191Please respect copyright.PENANATr0iOU6C2r
"Sebenarnya kenapa kemarin sampai ribut besar?"191Please respect copyright.PENANAaFTtn6ZplA
"Memangnya orangtuamu tidak pernah cerita apa-apa soal kakek nenek?" Mala menarik kursi untuk damar dan dirinya duduk.191Please respect copyright.PENANAOoaMeQtgU4
"Papa dan mama tidak pernah bercerita. Aku hanya tau kalau orangtua mama semuanya sudah meninggal. Kami juga pernah mengkunjungi makam mereka."191Please respect copyright.PENANAFZZbF7pUtv
Kakek mengambil nafas dalam lalu mulai menceritakan pada Damar tanpa menambahi ataupun mengurangi.191Please respect copyright.PENANAzSVvbrNyFn
"Itulah semua yang kakek tau, benar atau tidaknya cerita ini, kamu bisa cari tau sendiri ke orangtuamu. Kakek keluar dulu ya, titip nenek." Mala tau kakek keluar untuk merokok dan menenangkan diri.191Please respect copyright.PENANAXj4p0rr7Cu
"Iya kek, tenang aja, Mala jagain nenek."
Setelah kakek keluar Damar meluapkan airmata yang sedari tadi ditahannya.191Please respect copyright.PENANAffwliCKWy1
"Jadi aku ini sebenarnya anak hasil perselingkuhan ya."191Please respect copyright.PENANAHQjOPwOAs3
"Mikir apa sih kamu ini" Mala yang kesal memukul bahu Damar "Tidak ada yang namanya anak hasil perselingkuhan, kamu ada karena orangtuamu saling mencintai. Terlepas dari caranya mereka bersatu, kamu berharga untuk orangtuamu."191Please respect copyright.PENANAU9VwaSC2W6
"Memangnya kak Rawi dan Mala ngga benci sama aku? Gara-gara aku, kalian jadi kehilangan sosok ayah." Damar mengusap airmatanya dan memandang Mala191Please respect copyright.PENANA1yO391TM8Z
"Aku ngga tau dengan kak Rawi, kalau aku ngga membenci kamu, bahkan orangtuamu. Mungkin aku kesal dan kecewa dengan perbuatan mereka. Tapi semuanya sudah terjadi. Ibuku sudah tenang dalam kuburnya dan ayah sudah bahagia dengan keluarganya. Mungkin kami besar tanpa ayah, tapi masih ada kakek dan nenek yang membesarkan dan merawat kami. Jadi kamu ngga perlu mikir aneh-aneh."191Please respect copyright.PENANAD4iJSWqj3u
"Maafkan mamaku ya kak, mungkin suatu saat mereka akan meminta maaf sendiri, tapi sekarang aku ingin meminta maaf terlebih dahulu."191Please respect copyright.PENANAO8eZSmWOlL
"Kan bukan kamu yang salah, untuk apa meminta maaf. Sudahlah jangan sedih lagi. Masa udah SMA masih cengeng." Mala mengambil tisu dan memberikannya ke Damar.
Kakek kembali ke kamar dan berpesan pada Mala untuk menjaga nenek, Damar pergi mengantarkan kakek pulang untuk istirahat.191Please respect copyright.PENANACXid2Kmic0
Nenek terbangun jam 3 sore, Mala yang tengah mengerjakan soal latihan UN pun menghentikan kegiatannya dan memberikan neneknya air hangat.191Please respect copyright.PENANAE45xVQZmCn
"Minum dulu nek" Mala membantu neneknya duduk dan memberikan segelas air hangat "Sudah enakan nek? Masih ada yang sakit?"191Please respect copyright.PENANAEyG2Y0G7w2
Nenek tidak menjawab pertanyaan Mala namun perlahan menangis "Maafkan nenek ya Mala. Walau nenek tau ayahmu salah, tapi mau bagaimanapun dia itu anakku. Mungkin sekarang kamu belum tau kenapa nenek berbuat seperti ini, tapi nanti kalau kamu sudah menjadi seorang ibu, kamu akan mengerti."191Please respect copyright.PENANAOwFzfFeH2E
"Mala ngga menyalahkan nenek kok, Mala memang ngga tau keseluruhan cerita dan kebenarannya, tapi Mala berusaha mengerti mengapa nenek, ayah, ibu, dan semua orang. Pasti ada alasan kenapa semua ini terjadi. Yang sudah terjadi biarlah nek, yang penting sekarang nenek harus sehat."191Please respect copyright.PENANAvT5E1YCqPY
"Seandainya dulu nenek tidak memperkenalkan Dewi pada ayahmu, mungkin ceritanya tidak akan sampai begini."191Please respect copyright.PENANAoFWHu7ddYp
Mala meraih tangan neneknya dan meremas pelan tangan neneknya.191Please respect copyright.PENANAMr5gfPGjBH
"Nenek tidak perlu merasa menyesal ataupun bersalah, ayah memilih jalan hidupnya sendiri. Termasuk ibu ataupun tante Dewi. Semua orang punya pilihan untuk menjalani hidup sesuai keinginan mereka. Seperti nenek yang memilih melindungi ayah karena merasa itulah tugas seorang ibu. Mungkin saat pertama Mala dengar kalau nenek sudah tau lebih dulu tentang ayah dan keluarga barunya, Mala sangat kecewa sama nenek. Tapi mau Mala kecewa atau marah tidak akan mengubah keadaankan."191Please respect copyright.PENANA6yhE6nBgSi
"Nenek senang sekali kalau kamu bisa berpikir seperti itu. Cucu nenek ternyata sudah dewasa. Maafkan nenek yang selalu meluapkan emosi ke kamu." Nenek memeluk Mala untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Besoknya dokter menyatakan nenek sudah boleh pulang dengan memberikan banyak wejangan untuk nenek, kakek, Rawi dan Mala.191Please respect copyright.PENANAxGxFMJS9qM
"Pak, ayo kita tengok ke makamnya Shinta sebelum pulang."191Please respect copyright.PENANAEOWVEOVEPV
"Besok ajalah bu, kamu masih butuh banyak istirahat." bujuk kakek191Please respect copyright.PENANACqjhhgAokT
"Sekarang saja pak, biar aku bisa istirahat tenang."191Please respect copyright.PENANAdoBJGseelV
"Ya sudah kalau gitu. Rawi, carikan taksi. Kalian ikut sekalian ya, jangan lupa beli kembang."
Nenek berjalan pelan digandeng kakek menuju pusara Shinta, ibu Rawi dan Mala.191Please respect copyright.PENANAoyMrJPZ8KI
Rawi dan Mala mulai membersihkan rumput liar yang tumbuh di atas makam ibunya. Mereka mulai berdoa bersama untuk ibu. Nenek menaburkan bunga ke makam ibu dan berkata "Maafkan aku Shinta, aku sudah berlaku tidak adil padamu, juga ke anak-anakmu. Beristirahatlah dengan tenang, Rawi dan Mala sudah besar sekarang. Sebentar lagi mereka akan pergi merantau jauh ke negeri orang. Kamu pasti bangga." Suara nenek bergetar dan parau, kakek membiarkan nenek meluapkan isi hatinya.191Please respect copyright.PENANAgwQ9F7QMvc
"Jangan marah pada ibumu, Shinta. Bapaklah yang tidak mampu mengajari Aji menjadi lelaki bertanggung jawab sehingga kalian semua tersakiti. Semoga kamu tenang ya nak, bapak akan sering mengirim doa untukmu" Kakek memapah nenek untuk kembali "Kalian tidak perlu buru-buru, kalau masih mau disini, kakek sama nenek pulang duluan." Rawi dan Mala menganggukan kepala dan mengantarkan kakek dan nenek menaiki taksi.
Mala berdiri di depan makam ibunya dan mulai berbicara pada Rawi "Kak, sebenarnya saat Mala sakit, Mala mendapat mimpi aneh. Mimpi itu begitu panjang dan menyedihkan. Dalam mimpi Mala, kak Rawi gagal s2 dan harus menikah dengan Anita. Mala dibenci satu sekolahan karena dikira menjadi orang ketiga dan Mala terus memilih menjalani hidup yang salah dan Mala sesali sampai mati. Keluarga kita berantakan, ayah muncul dengan keluarganya setelah kakek dan nenek tiada. Orang-orang yang menyakiti kita melanjutkan hidupnya dengan bahagia dalam mimpi mala."191Please respect copyright.PENANA3V3IEc7OcU
"Itukan cuma mimpi dek, jangan terlalu dipikirin." Rawi memeluk bahu adiknya.191Please respect copyright.PENANAkp2k8ABwZA
"Awalnya aku juga mengira seperti itu kak, tapi anehnya semua menjadi nyata setelah Mala bangun. Itu salah satu alasan Mala bisa datang ke tempat kakak karaoke kemarin. Namun bertemu dengan keluarga baru ayah hanya kebetulan, walau Mala sudah tau kalau ayah sudah menikahi tante Dewi dan kita punya adik tiri."191Please respect copyright.PENANA3wyCINqYub
"..." Rawi terkejut mendengar perkataan adiknya dan tak mampu berucap.191Please respect copyright.PENANAcwglqQ7NcM
"Tapi setelah Mala berusaha merubah nasib Mala dan kak Rawi, Nenek jadi lebih dulu masuk rumah sakit, kita juga jadi lebih cepat mengetahui soal ayah. Mala jadi takut, apa jangan-jangan yang Mala lakukan ini salah ya kak."191Please respect copyright.PENANAwaRZSPjYzb
"Kakak juga sejujurnya ngga tau dek harus gimana, tapi kalau menurut kakak, lakukan apa yang kamu yakini, kalau gagal bisa kita coba lagi, kalau salah bisa coba diperbaiki. Mimpimu itu hanya sekedar bonus aja, pada akhirnya kamu sendiri yang menentukan hidupmu akan kemana dan menjadi apa."191Please respect copyright.PENANAmnbLKoE0ad
Mala memeluk kakaknya dan berucap "Terima kasih kak."