Jam 6 sore, Mala yang sudah selesai mandi dan berdandan, mengetuk pintu kamar kakaknya.108Please respect copyright.PENANAAyBEokn42d
"Kak Rawi..."108Please respect copyright.PENANAcLxyq1iO28
"Apa?" Rawi membuka pintu, dengan wajah kucelnya.108Please respect copyright.PENANARkxLdevgnP
"Loh... Kok belum siap sih."108Please respect copyright.PENANA6Y2zKx7oUw
"Tinggal mandi doank bentar, lima menit." Rawi berjalan menuju kamar mandi yang letaknya ada disamping kamar.108Please respect copyright.PENANA4YY2beYibb
Mala masuk ke kamar Rawi dan memandang ke sekeliling kamar. Entah kenapa Mala selalu merasa kalau selera Rawi tidak banyak berubah, dinding penuh poster band kesukaan Rawi. Queen, Metallica, Muse, Radio head, berjajar rapi di atas tempat tidur. Rak buku yang selalu rapi berisi materi perkuliahan, di sebagian sisi penuh dengan kaset pita dan cd lagu kesukaan Rawi, dari band luar dan dalam negri, dari genre yang Mala tau seperti pop dan rock, hingga nama-nama asing yang tidak pernah Mala tau. Sebuah gitar tersandar di sudut dekat meja belajar Rawi. Beberapa buku masih terbuka di atas meja. Layar monitor di atas meja pun masih menyala, halaman pencarian masih terpaku pada persyaratan beasiswa s2.
"Ayo dek." Mala membalikkan badannya, nampak rambut Rawi masih agak basah, melihat kakaknya memakai kaos sehari-hari, dahi Mala mengerinyit.108Please respect copyright.PENANARyOnoWJtMu
"Masa Mala ke mall sama gembel sih. Malu ah. Ganti donk atasannya kak. Itu kaos band kan udah buluk."108Please respect copyright.PENANA3kh4JruqAu
"Eh... Udah tau malu ya sekarang? Siapa yang kalau ke warung pake baju tidur?"108Please respect copyright.PENANA1ZufeWJG5h
"Beda donk kak, itu warung... Lagian juga ketemu warga sini aja. Kalau ke mall kan ketemunya banyak orang asing."108Please respect copyright.PENANAT0sLOJxU9f
"Udah ga usah protes, kakak aja ngga malu. Kamu ngapain malu."108Please respect copyright.PENANAVlQuPpvkzF
"Emang kak Rawi ngga malu kalo nanti temen-temen kakak komentar?"108Please respect copyright.PENANAhXAq18OIwG
"Biar aja. Ngga ada pengaruhnya."108Please respect copyright.PENANAZZ1fkMMBMB
Mala menyerah meyakinkan kakaknya.
108Please respect copyright.PENANA9XkTxAs69v
Anita dan keempat orang lainnya sudah menunggu di tempat janjian. Sepuluh menit berlalu, Anita mulai cemas.108Please respect copyright.PENANAYML5xCNMsh
"Udah donk nit, ga usah gelisah gitu. Kamu malah bikin kita juga ga nyaman." Kata Wina, sahabat Anita.108Please respect copyright.PENANATmm0ZdhCXT
"Tadi udah aku chat kok si Rawi udah jalan." Edwin menimpali108Please respect copyright.PENANAR7huEA7FLV
"Eh itu si Rawi." Rani menunjuk ke arah pintu masuk.108Please respect copyright.PENANAuCFVexrmO1
"Itu siapa cewe yang sama Rawi?" tanya Tio108Please respect copyright.PENANAOGxm4rGZvj
"Adiknya Rawi." Anita menjawab lalu bergegas berjalan menuju Rawi dan Mala.108Please respect copyright.PENANAJw2Gv9dI4F
Rawi mengenalkan Mala ke semua orang, lalu mereka memutuskan untuk menonton film terlebih dahulu.
Enam kursi di baris F, Rawi dan Mala berjalan lebih dulu untuk masuk dalam deretan bangku. Anita menyusul dibelakang Rawi, tersenyum lebar mengira Mala membantunya dekat dengan kakaknya. Namun bukannya berjalan hingga kursi terakhir yang mereka beli, Mala justru duduk satu kursi lebih dulu, Rawi dengan sigap mengambil kursi paling akhir. Anita terdiam melihat tingkah kakak beradik itu.108Please respect copyright.PENANA2BO51n4rjf
"Kak Anita, sini duduk." Mala tersenyum dan menarik tangan Anita untuk duduk.108Please respect copyright.PENANA9S1IqTpyPT
Anita segera merasa lebih baik, mungkin Mala tidak sengaja menjauhkannya dari Rawi.
Selesai menonton film, mereka memutuskan untuk nongkrong, lagi-lagi Mala menutup akses Anita untuk bisa duduk disebelah Rawi.108Please respect copyright.PENANAl3gbHx4ZpU
Melihat raut wajah kecewa Anita, Wina dan Rani mencoba untuk mengajak Mala jalan-jalan bersama mereka.108Please respect copyright.PENANAPrU8CkXP36
"Wah boleh itu kak, tapi sebentar lagi ya, kakiku masih pegel." Jawab Mala108Please respect copyright.PENANAlEs7G6azQW
Wina dan Rani hanya bisa tersenyum mendengar jawabannya.108Please respect copyright.PENANAWDZn4CdQfZ
"Ih, kak Anita sama kak Edwin warna bajunya sama, janjian yah?" Goda Mala108Please respect copyright.PENANAiQl931nRau
Anita yang tengah menyesap minumannya tersedak mendengar perkataan Mala.108Please respect copyright.PENANARtrTMfbOva
"Ngga, kita ngga ada janjian kok." Anita mengelap mulutnya dengan tisu dan melirik ke arah Rawi. Rawi yang sedari tadi asik membahas band dengan Rio, tidak memperdulikan sekitar. 108Please respect copyright.PENANA0HViFEkvfO
"Tapi kata orang kalau kebetulan gitu bisa jadi tandakan. Jangan-jangan jodoh..." Mala tidak menghentikan serangannya pada Anita. Dilihatnya raut wajah Anita menjadi semakin masam, berbeda dengan Edwin yang hanya tertawa kecil dan wajahnya terlihat bersinar.108Please respect copyright.PENANAfvPpwsjPyb
"Kamu kok tau hal-hal kaya gitu sih, siapa yang ngajarin?" Edwin bertanya dengan nada kesal tapi senyum masih terus menggantung diwajahnya.108Please respect copyright.PENANASY0wbiaYze
"Dari temen sekolah donk kak, memang kalau sudah kuliah ngga ada lagi cerita-cerita kaya gitu?" Mala sesekali melirik ke arah Anita yang memandangi kakaknya.108Please respect copyright.PENANAbWW3hYvvcC
"Ngga, kuliah sama sekolah beda soalnya, tahun depan kalau kamu kuliah baru tau rasanya. Jadi kangen jaman sekolah." Wina mencoba mengalihkan perhatian Mala untuk tidak terus membahas Anita dan Edwin. Melihat Anita tidak melakukan perlawanan, Mala pun memutuskan untuk memberikan Anita sedikit kesempatan. Mala menerima ajakan Wina dan Rani untuk jalan-jalan berkeliling mall kembali.108Please respect copyright.PENANAHkObiAtGCb
"Jangan lama-lama." Pesan Rawi sebelum mengijinkan adiknya pergi.
Wina dan Rani memutuskan untuk mengajak Mala berkeliling agak jauh, supaya Anita punya waktu lebih lama untuk bersama Rawi. 108Please respect copyright.PENANA66BtUxUuiK
Duapuluh menit berkeliling, Mala mulai nampak bosan dan memutuskan untuk kembali ke tempat Rawi. Wina dan Rani pun akhirnya menyerah membujuk Mala untuk berjalan lebih lama lagi.108Please respect copyright.PENANAViA8lnKP1D
Saat tengah berjalan, terdengar suara yang tak asing menyebut namanya, "Mala..." Mala menoleh dan melihat Dio berjalan dibelakangnya.108Please respect copyright.PENANAO3eXPxrDF9
"Hei dio, sama siapa?" Mala berhenti berjalan, membiarkan Wina dan Rani berjalan lebih dulu.108Please respect copyright.PENANAUWSVBO2zys
"Tadi sama anak-anak sekelas, habis nonton, ini mau pulang." Jelas Dio108Please respect copyright.PENANAWQzuIXtyh3
"Oh, sama kalau gitu, tadi aku sama kak Rawi juga nonton." Mala mulai berjalan pelan, Dio ikut berjalan disampingnya.
Rawi yang sudah mulai risih karena Anita kerap kali memotong pembicaraannya dengan Tio dengan pertanyaan yang tidak penting menurut Rawi, melihat Wina dan Rani kembali tapi adiknya tidak ada diantara mereka, Rawi pun bertanya, "Mala mana?"108Please respect copyright.PENANA96RnVl0mWp
Wina dan Rani serentak menoleh ke belakang mereka, "Loh tadi ada kok dibelakang kita."108Please respect copyright.PENANAb1nqv1fDeS
"Lah gimana sih, kenapa kalian tinggal." Rawi yang kesal pun berdiri dan berjalan ke arah asal datangnya Wina dan Rani.108Please respect copyright.PENANArmHStY32qA
Anita menyusul dan menarik lengan Rawi, "Ke toilet mungkin, tunggu aja dulu. Kalau lima menit ngga balik, kita cari sama-sama." bujuk Anita108Please respect copyright.PENANAfsQdqnkJH4
Mendengar alasan Anita yang masuk akalpun Rawi kembali duduk, apapun yang dikatakan Anita, Rawi tidak menjawab, matanya sibuk mencari keberadaan adiknya.108Please respect copyright.PENANAXfscaVzEKA
Edwin yang baru kembali dari toilet membawa kabar, "Eh Mala udah ada pacar ya? Tadi aku lihat dia jalan sama cowok tuh di deket eskalator."108Please respect copyright.PENANAR4HltGduy8
Mendengar perkataan Edwin, Rawi mengulurkan dua lembar uang berwarna merah kepada Tio. "Tolong bayarin ya Tio, aku duluan pulang." Tanpa menunggu jawaban dari Tio ataupun temannya yang lain, Rawi segera berjalan ke arah yang dikatakan Edwin.
Mala dan Dio yang tengah membicarakan film yang tadi mereka tonton terkejut saat melihat Rawi berjalan tergesa-gesa ke arah mereka.108Please respect copyright.PENANA2FlH27bZ5K
"Kak Rawi, kok sendiri, yang lain mana?" tanya Mala melihat kakaknya seorang diri.108Please respect copyright.PENANAOnZpLEPLVB
"Ini siapa?" tanpa menjawab pertanyaan adiknya, Rawi memandangi bocah laki-laki yang berdiri di sebelah adiknya.108Please respect copyright.PENANAcj3zNGnNxg
"Aku Dio kak, temen sekelasnya Mala." Dio mengulurkan tangannya pada Rawi108Please respect copyright.PENANAQsCOTInIHB
"Oh, temen sekelas, sendirian aja?" Rawi menyambut tangan Dio dan menjabatnya.108Please respect copyright.PENANAtAitLcjRQF
"Bareng cowok sekelas tapi mereka pulang duluan habis nonton. Aku juga mau pulang pas ketemu Mala."108Please respect copyright.PENANATuJun7oHd2
"Iya, ayo pulang. Udah malam, duluan ya." Rawi merangkul pundak adiknya dan menariknya pergi108Please respect copyright.PENANAPcaTg3QZ7M
"Bye Dio." Mala berpamitan dan membiarkan kakaknya menuntunya hingga keluar dari mall.