Hari yang dijanjikan pun tiba.148Please respect copyright.PENANAdr7xrIQd8e
Hari dimana ayah Rawi dan Mala akan pulang ke rumah.148Please respect copyright.PENANAboKSRulAt2
Dan benar saja, malam itu Ayah memang pulang.148Please respect copyright.PENANACZ7AWNVjDn
Nenek sudah memasak banyak makanan kesukaan ayah, Mala juga sudah membersihkan kamar ayah.148Please respect copyright.PENANAwrnqgjABcZ
Sekarang mereka berlima tengah duduk bersama untuk makan malam.148Please respect copyright.PENANAdARwrvzHIv
Awalnya semua berjalan baik, kakek sangat gembira dan tersenyum sepanjang makan malam berlangsung. Ayah terus memuji masakan nenek dan berkata kalau merindukan masakan nenek selama tidak bisa pulang. Lalu, mulailah nenek menyalahkan ibu, bahwa ibulah penyebab ayah jadi harus bekerja keras menghidupi Rawi dan Mala, membuat ayah jadi jarang pulang.148Please respect copyright.PENANAxYqVXDw0kM
"Coba aja dulu Aji nurut sama ibu. Kamu ngga akan jadi duda cepat." Kata nenek, kakek perlahan kehilangan senyumnya dan melirik ke arah Rawi dan Mala. Rawi terlihat biasa saja, namun tangan kirinya mengepal dibawah meja. Mala menundukkan wajahnya, hanya mata yang sedikit berkaca-kaca yang bisa dilihat oleh kakek.148Please respect copyright.PENANAK084moAXCE
"Berhenti ngocehnya bu, selesaikan makanmu." Bujuk kakek, namun nenek tidak berhenti juga.148Please respect copyright.PENANAsKBA2zzFB6
"Kan sudah aku larang waktu itu, tapi bapak malah kasih ijin ke Aji, ini juga salah bapak, anak kita jadi begini."
Mala merasakan pandangannya menjadi gelap, baru disadarinya bahwa sejak dulu nenek selalu saja mengomel seperti itu, soal ibu, soal Mala, tapi tak sekalipun ayah membela istri dan anaknya dihadapan nenek. Hanya kakek yang sesekali menegur nenek, itupun hanya mempan sesaat. Mala semakin kecewa dengan ayahnya, perasaan rindu pada ayahnya sekarang bercampur rasa kecewa dan marah.
Rawi melihat wajahadiknya memerah seperti akan meledak, meletakkan sendok ditangannya diam-diam dan mengusap punggung adiknya. Mala menoleh ke arah Rawi dan tersenyum kecil. Melihat adiknya mampu mengkontrol diri, Rawi bergegas menghabiskan makanan di piringnya lalu berpamitan kembali ke kamar.
"Rawi..." ayah memanggil Rawi yang sudah bangun dari duduknya.148Please respect copyright.PENANA0Cf1snogPM
"Ya." Rawi hanya menjawab singkat tanpa memandang ayahnya.148Please respect copyright.PENANAR6M2Cl0N23
"Ikut ayah dulu sebentar." Ayahpun berdiri dan berjalan keluar dari rumah. Rawi mengikuti dari belakang.
Didepan rumah, ayah menyalakan sebatang rokok, menghisap dalam tembakau diujung bibirnya, lalu menghembuskan asap putih beraroma menyesakkan bagi Rawi.148Please respect copyright.PENANA9LNup957SA
"Gimana kuliahmu?" Ayah membuka pembicaraan148Please respect copyright.PENANANhc1SNXfpC
"Lancar, kalau tidak ada halangan maka dua bulan lagi bisa ikut sidang dan wisuda sebelum Mala lulus SMA." Rawi berdiri disamping kiri ayahnya, menghindari arah datangnya asap.148Please respect copyright.PENANA0ugFoEFDHx
"Baguslah, lalu apa rencanamu setelah ini?" Ayah kembali mengeluarkan asap putih dari mulut dan hidungnya.148Please respect copyright.PENANAGK2NXTmrTw
"Kerja keluar kota, mungkin mencari beasiswa s2 keluar negri sambil kerja." Rawi sedikit mengerinyitkan hidungnya, bau yang entah mengapa tidak terlalu disukainya itu malah kesukaan ayahnya.148Please respect copyright.PENANAaDNzcaZqZG
"Ayah lega kalau kamu sudah punya pandangan, gimana dengan adikmu?"148Please respect copyright.PENANARgMHiTTsHA
"Ayah tanya aja sendiri, kemarin dia sempat sakit. Mala masih sama pendiam dan tertutupnya seperti terakhir kali ayah pulang."148Please respect copyright.PENANACpP7Z6KAzO
"Kamukan kakaknya, harusnya kamu lebih perhatian sama adikmu. Ayah ngga bisa terus menerus sama kalian, bantu ayah jaga adikmu."148Please respect copyright.PENANA3mnAGmrhqq
"Ayah jugakan ayahnya Mala, apa salahnya seorang ayah tanya langsung ke anaknya sih yah? Ayah bisa tanya ke aku, masa ngga bisa ke Mala? Bukannya orang bilang anak perempuan lebih dekat sama ayahnya? Kuliah berbeda dari sekolah yah, ada kalanya aku ngga bisa terus-terusan menjaga Mala." Rawi membantah perkataan ayahnya pertama kali dalam hidupnya. Rawi terkejut dengan mulutnya yang bergerak lebih cepat dari otaknya.148Please respect copyright.PENANAeEcarHFEJY
"Sudah mau jadi sarjana, sudah merasa hebat ya. Sampai berani menggurui orang yang sudah membesarkanmu." Ayah membuang sisa rokok ke bawah dan menginjaknya.148Please respect copyright.PENANAok1zMcREZ6
"Maafin Rawi kalau ayah merasa seperti itu, tapi sungguh Rawi cuma merasa kalau Mala butuh bicara sama ayah. Nenek setiap hari selalu seperti itu. Apa ayah ngga kasihan sama Mala?" Selesai mengatakan apa yang mengganjal, Rawi berjalan masuk ke rumah.148Please respect copyright.PENANAWZPVp8RPov
"Panggil adikmu keluar." terdengar suara ayah, Rawi tanpa membalik badan, masuk ke rumah dan memanggil Mala.
"Mala... Dipanggil ayah."148Please respect copyright.PENANAcgKYvLiyCJ
Mala yang tengah mengelap meja makan, terdiam sejenak. Rawi mengambil lap dari tangan Mala dan mendorong Mala keluar.148Please respect copyright.PENANAOulKw7B1xq
Mala berjalan keluar rumah dan mendapati ayahnya berdiri memandangi pohon mangga didepan rumah mereka.148Please respect copyright.PENANAsa572NwoTD
"Ayah..." panggil Mala setelah berdiri sejajar dengan ayahnya148Please respect copyright.PENANAXSNG5BO6ew
"Mala, gimana sekolahmu?" Ayah masih terus memandang ke atas pohon, langit yang awalnya biru keabuan kini perlahan menghitam.148Please respect copyright.PENANArsUGaYrKLY
"Baik yah, minggu depan sudah mulai uji coba persiapan ujian kelulusan." Mala menatap lurus ke arah rumah tetangga diseberang.148Please respect copyright.PENANAG9Gzj6DMsm
"Sudah tau setelah lulus mau ngapain?"148Please respect copyright.PENANAvZLhWYlgQQ
"Kalau boleh, Mala mau coba kerja dulu satu tahun sebelum lanjut kuliah."148Please respect copyright.PENANAMYnidHxOXg
"Sudah yakin? Mau kerja apa?"148Please respect copyright.PENANAVe9fzSLYpW
"Mala mau daftar Au Pair ke Jerman."148Please respect copyright.PENANArnXt3BSP2d
"Ya udah kalau kamu sudah punya keputusan. Baik-baik dirumah, bantu ayah urus kakek nenekmu. Jangan buat masalah."148Please respect copyright.PENANAuJ2LztFevS
"Ayah kenapa selalu sama aja kayak nenek, menganggap Mala membuat masalah padahal Mala merasa tidak pernah berbuat apa-apa." Tanpa menunggu jawaban ayah, Mala berjalan masuk kedalam rumah. Meninggalkan ayah yang masih terus memandangi pohon mangga.
148Please respect copyright.PENANAe7g17o4P9B
N : Apa relasi kalian dengan ayah dingin seperti Rawi dan Mala?148Please respect copyright.PENANAgjoWDUXJCZ
Tacat sendiri dulu sangat dekat dengan ayah. Tapi seperti semua orang, Tacat pun tumbuh dan jarak dengan ayah semakin lebar. Namun, rasa rindu selalu dekat. Memikirkan tanpa mengatakan.