(Di sebuah kamp miiiter pasukan pemberontak, di salah satu negara di Timur Tengah)
66Please respect copyright.PENANAedAPNjaFlR
Drrrtttt... Drrrttttt... Drrrttttt
Terdengar suara tembakan dari sebuah senapan mesin otomatis yang baru saja menembak mati 5 orang pemuda penduduk lokal setempat. Ke 5 orang pemuda yang baru saja di tembak mati itu di tangkap bersama satu pemuda yang masih dibiarkan hidup sebagai peringatan agar memberitahukan sebuah formula rahasia yang di cari-cari oleh pihak militer dan pasukan pemberontak di seluruh dunia. Mereka ber enam di curigai mempunyai akses khusus kepada pihak pembuat formula penghancur umat manusia tersebut.
"Tidaaakk...!!!", teriak seorang pemuda yang diketahui adalah teman dari ke 5 orang pemuda yang ditembak itu.
Seorang pria berwajah garang dan tinggi besar, mendekatinya.
"Itu tadi adalah contoh hukuman untuk orang-orang yang tidak mau bekerja sama denganku", kata pria itu berkata kepada pemuda terakhir di hadapannya.
Pria itu kemudian menepuk-nepuk pipi pemuda itu, lalu lanjut berkata,
"Bekerja samalah.. Di mana formula itu sekarang?", tanya pria garang dan besar itu dengan menatap tajam pemuda terakhir yang masih hidup.
"Aku tidak tahu, kau bunuh saja aku..!!", jawab si pemuda yang tidak takut mati lagi.
Pria garang itu mengangguk kemudian tersenyum lalu bangkit dan berdiri. "Lakukan!!", kata pria garang itu memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengeksekusi si pemuda terakhir.
Doooooorrrrrr...
"Allahu Akbar!!!", teriak si pemuda terakhir dengan suara teriakan keras dan sambil melotot matanya karena sudah di pastikan dirinya akan pindah ke alam lain sebentar lagi.
Dan sedetik kemudian peluru yang ditembakkan melesat dan mengenai dahinya. Pemuda terakhir itu pun mati.
(Sementara di tempat lain)
"Allahu Akbaaaaarrrrrrrr...!!!", teriak seorang lelaki yang ternyata baru saja terbangun dari mimpi buruknya. Setelah bangun, segera lelaki itu berta'awudz dan meludah kecil ke arah kirinya tiga kali. Siapa lagi orang itu kalau bukan Dokter Zein Al-Ghifari.
"Aku mimpi buruk itu lagi. Kejadian 20 tahun yang lalu, seperti baru kemarin rasanya", gumamnya sambil terengah-engah.
Segera Dokter Zein mengambil air wudhu, dan melaksanakan shalat sunnah tahajjud. Setelah selesai berdoa dan meminta petunjuk dan pertolongan dari Tuhan, Dokter Zein kemudian bangkit dan berdiri.
Dokter Zein menggeser kasurnya sedikit. Menekan tombol kecil berwarna merah yang tersembunyi dan tertutup oleh ranjang kasurnya. Terdengar suara 'klik' kecil dan sesaat kemudian suara seorang perempuan lembut mengikuti.
"System is starting up"
"Processing"
"Eye Scan is activated, please scan your eyes"
Dokter Zein men-scan matanya melalui holografik yang muncul di hadapannya. Terdengar suara pemberitahuan lagi dari perempuan itu.
"Eye Scan is in progress. Please wait"
"Eye scan received. Box opened"
Terlihat satu kotak seukuran pas keramik yang keluar dari salah satu keramik di bawah tempat tidur Dokter Zein.
Dokter Zein membuka kotak itu, dan mengambil selembar kertas yang bertuliskan sejumlah rumus algoritma dan nama bahan-bahan kimia yang hanya Dokter Zein sendiri yang memahami maksudnya. Dokter Zein tersenyum dan berkata.
'Sebentar lagi akan ada kekacauan besar', katanya dalam hati.
Segera Dokter Zein meletakkan kembali lembaran kertas itu dan mengambil sebuah handphone berbentuk jadul yang mirip seperti handphone monophonic versi pertama.
Dokter Zein menekan beberapa angka di tombol handphone itu, dan kemudian menelepon seseorang.
«Сергей, пришло время шоу»
("Sergej, sudah saatnya")
66Please respect copyright.PENANAou5n0WRZjU
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
66Please respect copyright.PENANA57Z2TRa2Y3
(Pagi hari di RS Derisa, di salah satu paviliun rawat inap)
66Please respect copyright.PENANADuvWvAstqf
"Bajingan.. rasa sakitnya sampai seperti ini!!!", kata Andy Arjito alias Bos Gareng yang saat ini berada di salah satu paviliun VIP rawat inap di RS Derisa.
"Apa wanita jalang itu bisa beladiri? Kenapa pergelangan tanganku terasa remuk seperti ini?", umpat Bos Gareng itu.
"Setelah aku sembuh, aku akan mencarinya dan akan menidurinya setiap malam selama sebulan!!!", teriak Gareng sangat murka.
Tiba-tiba, salah satu anak buahnya memasuki kamar inapnya dan berkata.
"Bos Gareng, saya dapat informasi tentang wanita itu", kata salah satu anak buahnya melapor.
"Oh.. Sudah ketemu rupanya.. Bagus.. Kabar yang sangat bagus.. Cepat katakan!!", kata Gareng tidak sabar.
"Wanita itu bernama Zelena Aisha Azwar dan dia seorang dokter spesialis kandungan. Dia bekerja di RSUD Sidoluhur", kata anak buahnya melanjutkan.
"Di RSUD Sidoluhur?! Itu jauh dari sini, sayang sekali aku tidak bisa langsung membalas dendam", kata Gareng yang menggelengkan kepala sedikit putus asa.
"Tidak juga bos.. Dia memang bekerja di RSUD Sidoluhur, tapi beberapa hari yang lalu, dia dipindah tugaskan ke..... RS Derisa ini", kata anak buahnya dengan tatapan meyakinkan.
"Pucuk di cinta ulam pun tiba. Dokter Zelena, nikmatilah di ranjangku selama sebulan.. ha ha ha ha.. ha ha ha ha..", kata Bos Gareng tertawa jahat.
"Segera bawa dia kemari, aku ingin bertemu dengannya. Jika tidak mau, bawa paksa saja dia ke sini", kata Bos Gareng menambahkan.
"Siap boss..", kata salah satu anak buahnya menjawab.
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
(Di ruangan praktek Dokter Spesialis Obsgyn)
66Please respect copyright.PENANAvif3PMMegC
"Apa masih ada pasien lagi, mba Eka?", kata Dokter Zelena bertanya kepada perawat yang bernama Eka Widya.
"Yang barusan itu pasien terakhir Dok..", kata perawat Eka sambil memasukkan beberapa data pasien.
Dokter Zelena mengangguk kemudian bangkit dari duduknya.
"Terima kasih bantuannya, mba Eka, saya pulang dulu", kata Dokter Zelena kepada perawat Eka.
"Sama-sama Dok. Hati-hati di jalan..", kata perawat Eka kepada Dokter Zelena yang kini sedang merapikan meja kemudian mematikan mesin USG yang baru saja digunakan oleh Dokter Zelena.
Dokter Zelena keluar dari ruangan praktek sambil menghela nafas lelah dan berkata dalam hati.
'Ternyata memang benar kata atasanku di RSUD Sidoluhur itu. Persentase kehamilan dan kelahiran di kota ini cukup tinggi. Pantas saja di sini Dokter Obsgyn nya cukup banyak', kata Dokter Zelena lagi.
Dokter Zelena kemudian melanjutkan langkahnya. Setelah beberapa langkah, terdengar suara yang memanggil dokter berhijab nan cantik itu.
"Dokter Zelena", kata suara itu yang ternyata adalah suara seorang laki-laki yang mengenakan topi hitam seperti cowboy. Laki-laki itu berambut panjang dan menutupi hampir sebagian wajahnya.
"Paviliun Dandellion kamar no. 1. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda di sana", kata pria bertopi cowboy itu memberitahu Dokter Zelena.
"Maaf, apa kita saling mengenal?", kata Dokter Zelena penasaran pada pria itu.
Laki-laki bertopi cowboy itu mengangguk, dan berkata.
"Kita baru kenal beberapa hari yang lalu, Dokter", kata pria bertopi cowboy itu, kemudian dia membuka topinya dan memperlihatkan wajahnya. Dokter Zelena terkejut dan merasa sedikit aneh. Laki-laki di depannya ini adalah salah satu dari orang yang mengejarnya tempo hari, hingga Dokter Zelena masuk secara tidak sengaja ke rumah Dokter Zein.
"Anda tidak usah takut, Dokter. Saya di sini hanya menyampaikan pesan kepada anda dari Bos Gareng. Sebaiknya, anda cepat dan segera ke sana dokter", kata pria bertopi cowboy itu sambil tetap menatap Dokter Zelena.
Dokter Zelena hanya terdiam sejenak. Dokter Zelena tahu jika masalah ini sudah semakin membesar. Mau tidak mau, dia harus menghadapinya.
"Kau tunggu saja di sana, aku akan menemui bosmu setelah aku selesai nanti. Aku tidak akan lari", kata Dokter Zelena meyakinkan. Pria bertopi cowboy itu menatap sejenak ke arah Dokter Zelena, kemudian mengangguk.
"Baik, aku percaya padamu. Segera datanglah jika urusanmu sudah selesai", kata pria bertopi cowboy itu lalu pergi meninggalkan Dokter Zelena.
Tersadar, Dokter Zelena segera berjalan cepat. Sambil berjalan, dia terus-menerus berpikir apa yang harus dilakukannya. Dia berjalan menyusuri setiap lorong RS Derisa dengan perasaan cemas dan tak menentu.
"Kalau tau akan jadi begini, saat itu aku akan menghajar mereka semua", gumam Dokter Zelena kemudian lanjut berjalan. Setelah beberapa waktu mengelilingi RS Derisa, Dokter Zelena mendadak menghentikan langkahnya setelah membaca sebuah nama di pintu ruangan praktek Dokter Umum, dr. Zein Y. Al-Ghifari.
'Itu dia!! Dokter Zein!!. Aku harus meminta saran atau bahkan bantuan dari Dokter Zein. Aku belum akrab dengan orang-orang di sini. Hanya Dokter Zein saja yang cukup akrab denganku', kata Dokter Zelena dalam hati.
Kemudian tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Dokter Zelena pun masuk ruangan tanpa sempat menyadari jika para pasien Dokter Zein yang sedang mengantri untuk diperiksa, semua menatap ke arahnya.
"Dokter itu tidak sopan sekali", kata salah satu pasien.
"Benar kawan. Dokternya memang cantik, tapi sayang sekali tidak punya akhlak", balas pasien yang lain. Mereka berdua pun hanya menggelengkan kepalanya saja.
Braakkk..
Suara pintu yang terbuka cukup keras dari luar, membuat Dokter Zein yang sedang memeriksa pasien di ranjang RS, spontan kaget. Dokter Zein ingin melihat siapa orang yang benar-benar berani mengganggunya.
"Kau harus membantuku Zein..!!", kata Dokter Zelena yang langsung saja memanggil namanya.
"Ah.. Dokter Zelena. Ada apa ke sini?", tanya Dokter Zein yang kaget sekaligus penasaran kenapa Dokter Zelena ini menemuinya.
"Cepat bantu aku sekarang!!!", kata Dokter Zelena mendesak.
"Hei.. apa kau tidak lihat aku sedang menangani pasien?!", kata Dokter Zein yang kesal.
"Jika ingin bantuanku, tunggulah aku sampai aku selesai praktek", kata Dokter Zein melanjutkan.
=======================
66Please respect copyright.PENANAlQsBq9hZ87