
Setelah selesai menggenjot Septi, anak tertua Tante Kapinah. Kini aku dihadapkan oleh kesaksian orang luar selain mereka. Dalilati yang sedari tadi ada di dekatku kini berpindah tangan oleh adiknya Tante Kapinah yang saat ini berada di sisinya. Herannya aku bahwa ada manusia pertama yang tak terpengaruh oleh Hipnotisku.
Wanita itu adalah Sri, adik sepupu Tante Kapinah yang sedang menjalani agama. Dikenal sebagai calon ustadzah yang dilahirkan oleh sebuah lembaga terkenal di Indonesia. Sering aku mendengar bahwa orang-orang seperti mereka memiliki sebuah antibodi melawan kekuatan iblis.
Berperawakan kecil mungil dengan warna kulit yang bersih, putih dan mulus. Memberikan gejolak jiwa dalam diriku, ingin ku tabrak dan perkosa dia. Namun semua itu nihil, karena kekuatan yang dia bawa bukanlah sembarang kekuatan. Cahaya sekelilingnya bersinar terang bagai sapuan cahaya yang begitu hangat dan tulus.
Aku yang saat itu menghadapinya pun kewalahan, rasa lelah yang tak pernah kurasakan bahkan setelah lahir kedunia ini memberiku kepayahan yang amat sangat. Perlahan dari ukuran tubuh yang aku buat besar ini kian menyusut, kekuatan fisik menurun dan entah bagaimana aku pun tertidur begitu dalam.
3 hari setelahnya aku terbangun dengan kondisi mata tertutup dan mulut terkunci serta badanku yang terikat erat. Terdengar lantunan ayat ayat suci menggema di seluruh ruang di jiwa, bukan karena sakit melainkan rasa marah karena aku tak bisa berbuat apa apa. Yang kulakukan hanya bisa berbaring, namun satu hal yang pasti. Kontolku sepertinya baik baik saja, masih bisa kurasakan mengeras dan dalam kondisi prima.
Tegak menjulang dan keras, beberapa kali basuhan dan percikan air menyelimuti kemaluanku yang massif itu. Beberapa tangan juga sempat menyentuh aku pun tak kuat menahan siksaan. Berkali kali mencoba ejakulasi namun tak mungkin, seperti dipermainkan hanya untuk sebuah kesenangan.
Hingga hari berikutnya suara itu sudah mulai terbiasa di telingaku. Suara hati kemudian muncul dan berbisik. "Hai manusia, kuberikan kamu ilmu berikutnya agar kelak berguna dalam memberikan sesajian untukku... " aku mengenal suara itu! Tuanku Lilith. "Rasakan dan ikuti suaraku dan kamu akan tahu apa yang terjadi walau indramu tak lagi berfungsi... " aku mengikutinya dan betapa kagetnya aku bisa melihat sekelilingku dalam wujud yang berbeda.
Ya! aku tersadar dan melihat dari kontolku yang saat ini menjadi bagian dari diriku. Bunda saat ini sedang di ruqyah bersamaku serta Tante Rita pun demikian. Sekelompok ibu ibu muda bergantian melantunkan ayat ayat suci dan betapa syoknya aku melihat pakaian mereka bahkan tak layak kupanggil ibu ibu pengajian. Mereka bergantian telanjang dan mengangkangi diriku dan orgasme begitu cepat.
Septi yang juga hadir hanya bisa colmek dan adeknya pun demikian. Terbelalaklah aku akan penampilan Sri yang kini hanya mengenakan jilbab dan menjilat dan bahkan menyepong diriku ini. Ternyata dia bukanlah apa yang kupikirkan, dia sama saja denganku. Di lehernya terlihat tanda loyalitas kepada Tuan Lilith. Apakah dia sama sepertiku? Dan dia punya ilmu lebih tapi hanya untuk hal ini? Persetan dengan urusan seperti itu.
Kemudian entah apa dia memasangkan sebuah penutup telinga kepadaku dan mulai bersikap layaknya binatang. "Ouuhhh enak banget ini kontol!!!!! Tuan Lilith... Tuan Lilithhh... aku nyampeeeeekkkkkkkkkk" berkali kali dia menyebut nama tuanku dan orgasme dengan begitu banyak cairan cinta miliknya. Saat itu aku orgasme secara lahirliah dan menghujani lubang rahimnya begitu banyak benih ku di dalamnya.
Kami bercinta begitu liarnya hingga hari pun berganti dan kupandangi dirinya tengah terkapar dengan sperma berceceran di sekitar kemaluannya. Ayah saat itu datang dan bercinta dengan Bunda dan Tante Rita yang saat itu mereka sama sama terikat sepertiku. Berkali kali tumpah mengisi kemaluan mereka. Pakde Kotot, Pakde Kanti, Om Rudi, Om Asyam, Om Yoshi dan masih banyak lagi menggilir dua betina disampingku.
Betapa tersiksanya aku ingin menggauli wanita-wanita itu. Namun setelah seks orgi selesai, bergantianlah wanita wanita mereka memasuki ruangan dan dilepaslah mata Bunda dan Tante Rita untuk menyaksikan seks terliarku dengan para istri dari suami suami yang mengenjoti dan membuahi rahim mereka. Semua wanita aku menikmati dan berpuluh-puluh kali sperma panas ini menghadiahi rahim mereka dengan penuh kenafsuan.
Tante Rita dan Bunda orgasme tanpa tersentuh dan hanya menyaksikan kegiatan ekstrim ini kian menjadi.
BERSAMBUNG...
ns 15.158.61.38da2