
Norman ini betul-betul acak-acakan penampilannya. Rambut kusut yang sebagian diberi warna pirang makin membuat dirinya tampak seperti preman pasar. Berkali-kali dia ditegur di sekolahnya karena rambutnya yang panjang dan berwarna itu, tapi berkali-kali juga dia membandel. Rasti sendiri sudah capek mengingatkan anaknya ini, hingga akhirnya dia pasrah saja melihat tingkah Norman. Meski begitu dia masih tetap sayang padanya. Buktinya dia memang tidak menolak segala permintaan Norman, baik yang meminta uang jajan sampai permintaan ngentot dengannya.27124Please respect copyright.PENANAAiljYrGxVm
27124Please respect copyright.PENANApt9HwifvMp
Dibesarkan tanpa seorang ayah, pemandangan ibunya yang melonte sehari-hari, serta pergaulan yang kacau membuat Norman menjadi seperti ini. Tedi yang abangnya saja bahkan banyak mengalah pada Norman.27124Please respect copyright.PENANAQIz8hsN47N
27124Please respect copyright.PENANAS5DWUfBYSD
“Udah pulang sayang? ” tanya Rasti pada Norman.27124Please respect copyright.PENANA0qilhhY5FG
“Iya… Ma, minta uang jajan dong… mau beli rokok sama main warnet” pintanya seenaknya. Pulang-pulang langsung minta duit.27124Please respect copyright.PENANAfKHBaSpD9U
27124Please respect copyright.PENANARwLCb2L1f7
“Kamu ini… udah makan belum? Makan dulu gih…”27124Please respect copyright.PENANAoWKNBDA7gx
“Cerewet nih lonte… Gue udah makan di luar tadi. Kasih gue duit buruan!” hardiknya. Sungguh kurang ajar! Berbicara seperti itu pada ibu kandungnya sendiri. Memanggil hina ibunya sendiri dengan sebutan lonte. Meski itu benar adanya tapi tentunya sangat tidak pantas memanggil ibu sendiri seperti itu, tapi begitulah Norman. Teman-teman Tedi bahkan geleng-geleng melihatnya. Ingin sekali mereka menonjok mulut Norman karena geram. Uang yang diminta Norman jumlahnya gak tanggung-tanggung pula, 500 ribu! Entah apa yang akan digunakan Norman dengan uang sebanyak itu. Katanya cuma mau beli rokok dan main warnet, tapi kok sampai 500 ribu? Pasti bakal dipakai judi, pikir Rasti.27124Please respect copyright.PENANAYFw8MrsxIR
27124Please respect copyright.PENANAyVlpicGrXL
“Kamu ini kok kecil-kecil sudah butuh duit segitu banyak, kalau emang udah sebutuh itu mending kamu cari kerja. Toh sekolah juga udah gak mau…” ujar Rasti menolak. Bukan karena dia tidak punya duit, uang hasil melontenya jauh lebih dari cukup, tapi karena merasa itu tidak baik. Uang sebanyak itu bisa dipakai untuk kebutuhan adik-adiknya yang lain.27124Please respect copyright.PENANAXvcZAtLJxw
27124Please respect copyright.PENANAfpXMytI62b
Norman nyengir, “Gue udah dapat kerjaan, banyak orderan. Malam ini saja ada yang mau datang 2 orang ambil barangnya, hehe” jawabnya.27124Please respect copyright.PENANA3cwx9CTouZ
27124Please respect copyright.PENANAzGWOJXhcvC
“Emang kamu jualan apa?” tanya Rasti penasaran sekaligus senang karena ternyata anaknya punya kegiatan di luar.27124Please respect copyright.PENANAiS8FpvfMhM
“Jualan Mama… Nanti bagi Norman 50% ya Ma…” jawab Norman sambil nyengir, tentu saja Rasti kaget.27124Please respect copyright.PENANAeT5v3JTS4J
27124Please respect copyright.PENANAkpei42qIvw
Awalnya Rasti terlihat tersinggung Norman menjual dirinya. Dia tampak kesal dan merasa terlecehkan, meminta jatah 50% untuknya pula. Tapi ternyata yang terjadi adalah Rasti dan Norman saling tawar menawar. Pembahasan antara ibu dan anak yang sangat ganjil. Mana adegan itu dilihat dan didengar langsung oleh teman-teman Tedi dan anak-anak Rasti yang masih kecil.27124Please respect copyright.PENANAGQTqYLzATn
27124Please respect copyright.PENANAiJKyl5RJc5
“Emang kamu jual mama berapa sayang?” tanya Rasti.27124Please respect copyright.PENANARytXZesC4X
“Karena Norman masih baru, jadi Norman gak berani jual mahal. Promo-promo dulu lah… 100 ribu sekali ngentot. Karena mereka berdua, cukup bayar 150 ribu” terang Norman. Rasti benar-benar merasa direndahkan dengan harga semurah itu, tapi Norman sudah terlanjur menjualnya dengan harga segitu dan sudah deal dengan calon pelanggannya. Akhirnya Rasti mengalah, diapun setuju.27124Please respect copyright.PENANAMc44BRsES5
27124Please respect copyright.PENANAF5ilZ4Dz8Y
“Kamu ini… Konsultasi dulu dong sama mama kalau pengen bantu ngejual mama. Jadi soal harga kita bisa bicarakan. Jangan sampai menjatuhkan harga gitu. Bisa-bisa mama dimusuhin sama lonte-lonte yang lain” Katanya sambil mengusap-ngusap lembut rambut Norman.27124Please respect copyright.PENANABGNoxKA8Ak
27124Please respect copyright.PENANAUIlQvicGnk
“Dasar lonte! Gue udah capek-cepek cariin orang, hargain kek!” kata Norman kasar.27124Please respect copyright.PENANADMfjrwgYh8
27124Please respect copyright.PENANAaz4sA8HhKs
“Gak kamu bantu cariin juga pelanggan mama sudah banyak, mama sampai kewalahan” balas Rasti.27124Please respect copyright.PENANA26nIDmhDsp
27124Please respect copyright.PENANAZlZJCnLklm
“Banyak pelanggan apaan?? Banyak yang mama kasih gratis gitu, dasar lonte murahan! Dientotin orang cuma-cuma saja mau!” makinya. Ya ampun anak ini…..27124Please respect copyright.PENANAbfDxnbGyX5
27124Please respect copyright.PENANAz0LV5i22Xc
“Mereka itu kan bukan cuma pelanggan, tapi juga ada teman-teman mama. Lagian sekali-kali kasih gratis kan gak apa biar pelanggan mama tidak lari” kata Rasti membela diri.27124Please respect copyright.PENANApmnQnPOblA
27124Please respect copyright.PENANArklf15b6Yq
"Ya sudah deh ma, nanti yang mau make mama itu teman-temannya Norman. Kita taruhan deh… Kalau temen Norman gak berhasil bikin mama ngecrot sampe 3 kali, duitnya buat mama. Tapi kalo berhasil, duitnya buat Norman semua, 100%" kata Norman. Sungguh gila! Bukan hanya menjual ibunya, tapi uang hasil ngelacur ibunya juga ingin diambil. Namun Rasti malah tertawa mendengarnya.27124Please respect copyright.PENANAc99SO3DzyL
27124Please respect copyright.PENANA42WHggg9sB
"Beneran ya? 2 orang kan? Oke deh, deal... Mama sanggup kok...” kata Rasti setuju. Siap memberikan tubuhnya pada dua orang hanya dengan seharga 150 ribu nanti malam.27124Please respect copyright.PENANAYoZhlZXY6U
27124Please respect copyright.PENANA0JUrQgPL8n
Rasti lalu juga memberikan uang 500 ribu yang Norman minta tadi, yang entah akan digunakan untuk apa oleh anaknya itu, dia pasrah saja. Sungguh Ibu yang baik.27124Please respect copyright.PENANATalLJTCZUM
27124Please respect copyright.PENANAp2DjNzlxcl
Namun perangai buruk anaknya belum berhenti sampai di sana. Dia lalu minta ngentot dengan Rasti, memintanya di depan teman-teman Tedi pula. Dia juga menarik tangan ibunya dengan kasar. Sungguh anak yang biadab! Siapa sih bapaknya? Pikir teman-teman Tedi yang semakin geram.27124Please respect copyright.PENANAF5OIRXTMrU
27124Please respect copyright.PENANA95CeQ0mFNn
“Nanti saja ya sayang… mama ada tamu…” kata Rasti berusaha menolak.27124Please respect copyright.PENANAzJ1xvFiGN9
“Dasar Ibu doyan kontol! Gue pengen ngentot sama lu itu sekarang! Bukan nanti! Gak dengar apa gue ngomong?!” balas Norman sambil mengata-ngatai ibunya sendiri. Alhasil Rasti pun hanya bisa pasrah.27124Please respect copyright.PENANAK0UhH1V1Od
27124Please respect copyright.PENANAgnvcZqla3e
“Ya sudah, mama turuti permintaanmu… dasar anak nakal” kata Rasti mencubit hidung anaknya. Setelah diperlakukan kasar dan hina begitu Rasti masih saja berlaku baik pada Norman.27124Please respect copyright.PENANAKY3l7ZZe8p
“Bentar yah… tante mau dientotin dulu” ujar Rasti pamit pada teman-teman Tedi. Mereka bertiga hanya mengangguk, tertegun melihat semua perlakuan bejat Norman pada ibunya. Rasti lalu diseret anaknya itu ke kamar.27124Please respect copyright.PENANAi43C3enkpT
27124Please respect copyright.PENANAcCGtzkLXqG
Setelah beberapa saat, teman-teman Tedi mulai mendengar erangan dan rintihan si ibu. Mereka yang penasaran akhirnya mencoba mengintip apa yang ibu dan anak itu lakukan di dalam melalui celah pintu yang tidak tertutup sempurna. Rasti dan anaknya sedang berdoggy-ria! Jelas terlihat kalau Norman mengenjoti ibunya dengan kasar. Bagaimana dia menghujamkan penisnya bertubi-tubi ke liang vagina tempat dia dilahirkan dulu.27124Please respect copyright.PENANAgjGs0uZRi2
27124Please respect copyright.PENANACUNeExuFRi
Tentunya pemandangan yang sangat langka dan ganjil bagi teman-teman Tedi. Melihat orang bersetubuh secara langsung saja ini baru pertama kali, apalagi ini adalah pemandangan seorang ibu muda cantik, wanita dewasa dengan kulit bersih yang sedang digenjot kewanitaannya oleh seorang remaja tanggung lusuh yang tidak lain adalah anak kandungnya sendiri. Khayalan teman-teman Tedi yang menonton persetubuhan tabu ini sampai melayang-layang dibuatnya. Di antara mereka bahkan ada yang berandai-andai jika ibunya juga seorang lonte yang doyan kontol seperti tante Rasti. Sambil menonton, mereka tentu saja beronani mengocok penisnya masing-masing. Kapan lagi coba bisa melihat yang lebih hot dari film bokep kayak gini? Pikir mereka.27124Please respect copyright.PENANAzIVwRtxWzs
27124Please respect copyright.PENANAzl54GU6m7P
“Sshhh… sayang… pelan-pelan… sakit… argghhh” rintih Rasti karena Norman menggenjotnya dengan kasar.27124Please respect copyright.PENANAOGrxEUPGZr
“Biarin, padahal mama suka kan Norman giniin? Dasar lonte!” balas Norman.27124Please respect copyright.PENANAIiYG2U1EXH
“Dasar kamu ini bandel banget… aahhh… anak mama ini nakalnya gak ketolongan… sshhh”27124Please respect copyright.PENANAPQJogDb9Bu
27124Please respect copyright.PENANA1czzAUt6R4
Lebih dari setengah jam Rasti dan anaknya bersenggama. Meski dikasari, Rasti tetap melayani nafsu binatang anaknya itu dengan tulus dan penuh kasih sayang. Dia betul-betul menjadi ibu, kekasih sekaligus budak seks anaknya yang susah diatur itu. Bahkan membolehkan anaknya muncrat di dalam, mempersilahkan menyiram rahimnya dengan peju anak kandungnya. Entah apa jadinya bila dia benar hamil dari anaknya sendiri.27124Please respect copyright.PENANAtUcN6cMChX
27124Please respect copyright.PENANAQ7RXgwYPQQ
“Dasar kamu… ibu sendiri dipejuin, liar banget sih?” ujar Rasti gemas mencubit hidung anaknya. Norman hanya cengengesan. Setelah puas menggenjot ibunya, dia lalu seenaknya ingin pergi keluar rumah. Dan seperti biasanya, dia baru akan pulang kalau sudah tengah malam.27124Please respect copyright.PENANACERocu6kRF
27124Please respect copyright.PENANAGSisGdh3cS
“Sayang…” panggil Rasti kencang memanggil Norman yang sudah ada di teras. Rasti menyusul anaknya ke depan.27124Please respect copyright.PENANAI7TsiJDkti
“Nih, duit kamu kelupaan” kata Rasti sambil menyerahkan duit 500 ribu tadi. Rasti menyerahkannya di teras rumah, yang mana dia masih telanjang bulat dan bermandikan peluh.27124Please respect copyright.PENANA1199nGzqd5
27124Please respect copyright.PENANAwimo1VSOfT
“Hati-hati, jangan nakal, juga jangan berantam-berantam lagi…” ucap Rasti tulus. Norman lalu memagut bibir ibu kandungnya, yang dibalas Rasti dengan penuh sayang. Mereka berciuman selama beberapa saat. Mempertontonkan kemesraan mereka di depan teman-teman Tedi, bahkan karena melakukannya di teras rumah bisa saja perbuatan mereka itu juga terlihat oleh orang-orang. Beginikah keseharian mereka di rumah? Pikir Riko, Romi dan Jaka menyaksikan adegan demi adegan yang sangat ganjil dari tadi. Tapi semua hal ini malah semakin membuat nafsu mereka menaik. Jantung mereka berdegup dengan kencangnya.27124Please respect copyright.PENANAvambGczn1m
27124Please respect copyright.PENANAd265LkOqTe
…..27124Please respect copyright.PENANAEyDdKyby59
27124Please respect copyright.PENANA3cDY0RpMfs
“Itu si Noman kok kurang ajar banget sih tante? Masa perlakukan tante sebagai ibu kandung kaya gitu?” tanya Riko setelah Rasti kembali ke tengah-tengah mereka. Rasti sudah mandi dan mengenakan daster sekarang. Dia sedang menyuapi makan anak kelima dan keenamnya saat ini sambil ngobrol dengan teman-teman Tedi. Anak ketiga dan keempatnya juga duduk di dekat mereka dan juga sedang makan, namun makan sendiri.27124Please respect copyright.PENANAQ0Kybfd8AU
27124Please respect copyright.PENANAtKSvSTTVF4
“Kalian ngintip ya?” tanya Rasti.27124Please respect copyright.PENANA8xPclgJ45r
“Iya tante… hehehe”27124Please respect copyright.PENANAExXlJiSGxk
27124Please respect copyright.PENANArIYknJRwuy
“Hmm… Ya mau gimana lagi… Norman ya kaya gitu. Kalau ngentoin tante pasti kasar, gak cuma mulutnya tapi sifatnya juga. Apalagi kalau gak tante turutin maunya, panjang deh urusannya. Meski gitu tante tetap sayang sama dia. Norman kan tetap anak tante. Kalau dia pengen minta duit tante kasih, kalau pengen ngentotin mamanya sendiri juga tante kasih. Tante cuma berharap anak-anak tante yang lain gak seperti dia. Terutama tedi, Tedi itu rajin dan baik, beda banget sama Norman”27124Please respect copyright.PENANAZ0BdHWLKNA
27124Please respect copyright.PENANAuJkgDXJIsJ
Rasti mengatakannya sambil menyuapi anaknya. Mungkinkah hal itu benar-benar terjadi? Bisakah anak-anaknya yang lain tidak meniru perilaku Norman bila mereka semua tetap dibesarkan dengan cara begini? Bahkan besar kemungkinan anak-anak gadisnya jika sudah gede akan mengikuti jejak sang ibu sebagai lonte.27124Please respect copyright.PENANADWO6yuT1NJ
27124Please respect copyright.PENANAXat2Iesmhr
Mereka melihat bagaimana Rasti menyuapai anak-anaknya dengan kasih sayang. Tapi siapa sangka kalau setiap suapan nasi itu berasal dari hasil ngelacur si ibu.27124Please respect copyright.PENANANgkvrOQMBb
27124Please respect copyright.PENANAWK2Fax7j9C
“Kenapa kalian lihat-lihat? Pengen juga?” tanya Rasti tersenyum pada mereka. Senyum yang sangat manis. Sungguh sosok ibu yang sempurna. Muda, cantik, dan berkepribadian menarik. Siapa yang gak bakal gregetan bila dekat-dekat dengan Rasti.27124Please respect copyright.PENANAFWueirUptY
27124Please respect copyright.PENANAxVG5gDshPA
“Iya tante… kita kepengen nih… hehe” jawab mereka.27124Please respect copyright.PENANAJIk4mt5mwX
27124Please respect copyright.PENANAh2UaobMZ6v
“Sini-sini tante suapin… Aaaa…” kata Rasti bergurau. Rasti tentu saja tahu kalau yang mereka maksud sebenarnya adalah pengen ngerasin bersenggama dengan dirinya, bukan pengen ikutan makan.27124Please respect copyright.PENANAs8M8nSr628
27124Please respect copyright.PENANAeigSMyPjh3
“Bu..bukan tante. Pengen yang itu… gitu-gituan, hehe” kata Riko.27124Please respect copyright.PENANAjFbzI6GT8b
27124Please respect copyright.PENANAeln17Mz8Rw
“Huuu… Pengen, pengen. Dasar kalian sama aja mesumnya. Emang kalian sanggup bayar tante apa? hihihi” balas Rasti menggoda mereka.27124Please respect copyright.PENANA3PAZNhCqR4
27124Please respect copyright.PENANA87oJO4St8t
“Be…berapaan tante? Kita patungan deh…” kata Jaka antusias mulai mengeluarkan recehan dari uang sakunya, teman-temannya yang lain juga ikutan. Mereka letakkan semua recehan lecek itu ke atas meja. Hanya 13 ribu jumlah uang mereka bertiga. Jauh tentunya dari harga yang seharusnya dibayar untuk dapat menikmati tubuh seindah dan secantik Rasti, bahkan untuk shorttime sekalipun.27124Please respect copyright.PENANAdLjZ2mB3ju
27124Please respect copyright.PENANAAWDKYa6O9V
“Hahahaha… Aduh… kalian ini. Segitu pengennya sih sampai patungan segala” Rasti ketawa lepas melihatnya. Bukan karena jumlah uang yang jauh kurangnya, tapi tingkah mereka yang ngebet banget pengen ngerasain ngentotin dirinya.27124Please respect copyright.PENANAjL1Uvy7Ssh
27124Please respect copyright.PENANA4RBWGF7QiX
“Kurang yah tante?” tanya Jaka.27124Please respect copyright.PENANAaaFUESQF4x
“Banget malah… hihihi. Sana, ambil lagi uang kalian. Ntar kalian gak ada ongkos pulang lagi, atau mending kalian tabung saja”27124Please respect copyright.PENANAwasLdMGJdv
27124Please respect copyright.PENANAFzRooiG6ZM
“Yaaaah….” Rungut mereka kecewa.27124Please respect copyright.PENANAtMHuEJpBFu
“Huuu… Kalian itu belum cukup umur. Gak boleh ngeseks sebelum 18 tahun… ngerti?” lanjut Rasti.27124Please respect copyright.PENANA87s3yD5A4z
27124Please respect copyright.PENANAmTgrnafYaN
“Kok gitu sih tante… Tante aja tadi barusan ngentot sama Norman” kata Romi.27124Please respect copyright.PENANANSLsL7Bvtp
“Beda dong… kan sudah tante bilang tadi kenapa alasan Norman ngentotin tante”27124Please respect copyright.PENANAW9IgMogdMi
27124Please respect copyright.PENANAy6wwihSSdX
“Iya… tapi kita kan mau juga”27124Please respect copyright.PENANAxZU4Nhv4Cs
“Dasar… Mending kalian coli lagi deh sana”27124Please respect copyright.PENANAfPcYfOKDfR
“Yah… masa coli lagi sih tante?” kata mereka malas.27124Please respect copyright.PENANABh5rsQoInj
“Terus? Mau tante coliin nih?” goda Rasti.27124Please respect copyright.PENANAyeoGWS76dv
27124Please respect copyright.PENANAYRDph8yT8L
“Mau banget tante…”27124Please respect copyright.PENANA77B3WLnYJ6
“Huuu… mau kalian banget itu mah…. Dasar anak sekarang cepat gedenya” ujar Rasti tertawa-tawa sambil bangkit dari duduknya. Dia sudah selesai menyuapi anak-anaknya. Rasti letakkan piring itu ke dapur, lalu kembali duduk di antara mereka tidak lama kemudian.27124Please respect copyright.PENANAxUqmcN2Vbb
27124Please respect copyright.PENANAbXBddH1SBp
“Emang kalian gak ada pacar?” tanya Rasti.27124Please respect copyright.PENANATGm3t1B2fL
27124Please respect copyright.PENANA7UuV6clOqW
“Belum sih tante… gak ada yang cocok, hehe” jawab Riko.27124Please respect copyright.PENANAZZhVeYGfII
“Gak ada yang cocok atau gak ada yang mau sama kalian nih?” goda Rasti yang membuat mereka malu, karena memang itulah kenyataannya.27124Please respect copyright.PENANAHFC76Aijdr
27124Please respect copyright.PENANA8zimsh1wlV
“Terus pelampiasan kalian cuma coli dong?”27124Please respect copyright.PENANAxJb1qad8qb
“Mau gimana lagi tante. Tante sih… kami mau coba gak boleh… hehe”27124Please respect copyright.PENANATVJnK67U8R
“Kalian ini, Tedi saja juga masih rajin coli… masa kalian sih yang tante kasih duluan”27124Please respect copyright.PENANArb7f26HWkO
27124Please respect copyright.PENANAgan4lG3Nid
“Tante sendiri gak punya pacar? Gak pengen nikah?” tanya Romi. Rasti tersenyum kecil sebentar.27124Please respect copyright.PENANA9fSenFOo5d
“Gak usah deh… tante bisa hidupin semua anak-anak tante sendiri. Lagian pilih mana, anak-anak tante cuma punya satu ayah atau punya banyak ayah? Hihihi… Iya kan sayang…” kata Rasti sambil ketawa memangku anak ke tiganya, seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang masih kelas 5 SD, setingkat kelasnya dengan Norman yang bandel. Dia mirip mamanya, cantik dan berkulit bersih.27124Please respect copyright.PENANAfJDLbE6YCp
27124Please respect copyright.PENANAjQsDSfAoOM
“Yang ini bapaknya siapa tante? Kok cakep sih?” tanya Jaka.27124Please respect copyright.PENANAIoMuOsR8EF
“Cindy? Tante gak ingat siapa bapaknya. Tapi yang jelas bukan bapaknya yang cakep, tapi cakep karena keturunan mamanya dong… hihihi“ kata Rasti tertawa memuji diri sendiri, tidak salah memang.27124Please respect copyright.PENANA1XdImTP9ZK
27124Please respect copyright.PENANAQxnRUh4UAk
“Kakak-kakak ini mau nginap di rumah kita ya Ma?” tanya Cindy ke mamanya.27124Please respect copyright.PENANAEc0IoYnnZO
“Iya sayang”27124Please respect copyright.PENANAOXvqGkgXON
“Mereka mau ngehimpit mama juga? Telanjang-telanjang sama mama kayak papa-papa yang lain?” tanya Cindy polos. Tentunya yang dimaksud Cindy ‘ngehimpit’ itu adalah ngentotin ibunya.27124Please respect copyright.PENANAgVUxjVCQix
“Hahaha… bukan Cindy sayang. Mereka bukannya pengen ngehimpit mama kayak papa-papa kamu, cuma nemenin mama saja kok…” balas Rasti. Yah… bukan, teman-teman Tedi tentunya berharap bisa benar-benar ngentotin Rasti.27124Please respect copyright.PENANAlvXPUbaEcc
27124Please respect copyright.PENANAYvZKmZ1aj0
“Cindy, kamu kalau udah gede mau jadi apa?” tanya Riko mencoba akrab.27124Please respect copyright.PENANABJDIARzW8h
“Mau jadi kaya mama…” jawab anak perempuannya polos. Mereka tentu terkejut mendengarnya. Entah anak perempuannya itu tahu atau tidak apa yang sebenarnya mamanya ini kerjakan. Gilanya, Rasti bahkan cekikikan mendengar jawaban polos anak perempuannya ini. Entah apa jadinya bila benar-benar terjadi.27124Please respect copyright.PENANAniQZpDRJ8s
27124Please respect copyright.PENANACi57xiJ5XI
“Hihihihi… kamu mau jadi kaya mama ya sayang?” tanya Rasti.27124Please respect copyright.PENANAmfGJYwzvZG
“Iya…”27124Please respect copyright.PENANAZlpG9WcmAu
“Gak pengen jadi dokter atau guru?” tanya Rasti lagi.27124Please respect copyright.PENANAwQoxkQV1wW
“Enggak. Bu guru jahat suka kasih banyak pe-er. Pak dokter juga sering nyuntik orang” jawabnya polos, Rasti kembali tertawa, teman-teman Tedi juga tertawa.27124Please respect copyright.PENANAcKF1smMSgy
27124Please respect copyright.PENANAASh4EmxO0g
“Sudah sana kalian juga mandi dulu, kalian jadi pengen nginap di sini kan?” suruh Rasti kemudian pada Riko, Romi dan Jaka.27124Please respect copyright.PENANATyHxY8cC2P
27124Please respect copyright.PENANAJsKmeDILwc
“Ja..jadi tante”27124Please respect copyright.PENANATMj4e8WIXh
“Ya sudah, berarti sampai besok tante bakal jadi mama kalian. Berarti ditambah dengan kalian jadinya tante punya 10 anak dong ya…” kata Rasti tersenyum manis sambil membuka jari-jarinya seperti menghitung. Alangkah senangnya mereka waktu mendengar Rasti berkata seperti itu, wanita cantik ini akan menjadi ibu mereka sampai besok. Angan merekapun kembali terbang kemana-mana membayangkannya. Andai saja ibu mereka secantik dan semuda tante Rasti. Andai saja Rasti memang ibu mereka, pikir bocah-bocah itu.27124Please respect copyright.PENANAEg70WTTQpM
27124Please respect copyright.PENANA30EDAILnWk
“Sana mandi, nanti tante ambilkan bajunya Tedi untuk kalian pakai” ujar Rasti. Anak-anak itu nurut-nurut saja. Merekapun mandi sambil coli bareng, menghayal sedang ngentot dengan tante Rasti ibu teman mereka itu. “Oughh… tante Rasti…” erang mereka sahut menyahut. Hal itu tentu saja terdengar oleh Rasti dari luar kamar mandi, Rasti hanya tersenyum sendiri. Hingga akhirnya sperma merekapun muncrat-muncrat dengan hebatnya meski hanya bisa berimajinasi bersetubuh dengan Rasti, menghantam tembok kamar mandi si punya rumah dengan peju-peju muda mereka.27124Please respect copyright.PENANAzblJsjVi8c
27124Please respect copyright.PENANA2vs7k8jb6H
Meski sudah coli pun bagaimana bisa nafsu akan turun bila terus berada di sini, pasti tidak lama bakal horni lagi. Saat Rasti mengantarkan handuk dan baju ke kamar mandi, penis-penis mereka kembali bangun hanya karena ada Rasti di dekat mereka. Mana Rasti menggoda mereka lagi, “Wah… udah coli kan? tapi kok masih gede aja… hihihi” kata Rasti sambil tersenyum manis. Makin gregetan lah para remaja itu. Rasanya mereka tidak ingin berhenti coli bila terus berada di sana. Seandainya mereka bisa dapat lebih dari sekedar coli sendiri, seandainya dicoliin tante Rasti, pikir mereka.27124Please respect copyright.PENANA8zrSw5m80k
27124Please respect copyright.PENANA6DAphfwLve
Sepanjang sore hingga malam itu, mereka asik ngobrol bersama. Mereka sangat akrab seperti benar-benar ibu dan anak. Rasti juga melakukan aktifitas di rumah seperti biasa. Menyapu, ngepel lantai, mencuci baju, membantu anak-anaknya bikin pe-er dan sebagainya. Untuk hal-hal yang seharusnya perlu dijaga privasinya pun Rasti tetap cuek, sehingga bebaslah para remaja itu melihat bagaimana dirinya ganti baju, menyusui bayinya, sampai melihat tante Rasti pipis.27124Please respect copyright.PENANAnbMV4K57ox
27124Please respect copyright.PENANAKZJ6nSOyZa
Kadang mereka hanya ngobrol hal-hal biasa, tapi lebih sering menyerepet ke hal-hal berbau porno. Lebih banyak membahas tentang pengalaman-pengalaman melontenya tante Rasti. Seperti sehari berapa kali ngentot dan berapa pemasukannya. Tentu saja dijawab semua oleh Rasti dengan ceria dan ramah.27124Please respect copyright.PENANAzYuwBRpg7k
27124Please respect copyright.PENANAq56wJvRrZQ
“Tante kalau dientotin pelanggan sukanya gaya apa?” tanya mereka.27124Please respect copyright.PENANAlMeWQMXUXy
“Hmm… apa ya… Yang penting apapun yang pelanggaan suka tante juga harus suka. Mau tante telentang kek, diatas kek, didoggy kek” jawabnya santai.27124Please respect copyright.PENANAWNPAuutPrp
27124Please respect copyright.PENANAGCqBRISSoe
“Ohh…”27124Please respect copyright.PENANAkKvmDFAsHP
“Emang kalian udah tahu gaya ngentot apa-apa aja? Sering nonton bokep ya kaliannya? Dasar” kata Rasti mencubit pelan salah satu dari mereka.27124Please respect copyright.PENANAdA0mQIk2MO
“Iya tante… sering. Tuh si Jaka yang paling banyak koleksinya”27124Please respect copyright.PENANAL2AKA8uoaL
27124Please respect copyright.PENANAPG11ihvxp1
“Hihihi… kalian ini. Oh iya… Tante kemarin ini dapat tawaran shooting film bokep, diterima atau nggak ya enaknya?” tanya Rasti berkonsultasi dengan teman-teman Tedi.27124Please respect copyright.PENANAQGgagFVMqZ
“Terima tante! Terima aja!” ujar mereka cepat.27124Please respect copyright.PENANANjGR98uFti
27124Please respect copyright.PENANAM7nh2Y1aRO
“Huuu… Dasar kalian itu maunya aja. Di negara kita hal begitu masih ilegal. Gimana kalau ketahuan terus tante dipenjara?”27124Please respect copyright.PENANAcXC4afsb3S
“Iya ya… tapi kan keren tante… pasti bakal laku, hehe”27124Please respect copyright.PENANAu3nhszNmWl
27124Please respect copyright.PENANAtNZmVhWpcm
“Jadi tante terima saja nih?”27124Please respect copyright.PENANAItSXMgE98n
“Iya tante…”27124Please respect copyright.PENANAg5Jdw1bIw6
“Ya sudah, kalau begitu nanti kalian masing-masing dapat vcd film tante deh…” ujar Rasti. Mereka tentunya semakin mupeng tidak sabaran, pasti bakal jadi film bokep terbaik yang pernah mereka tonton nantinya. Si Jaka yang sangat bersemangat bahkan berkata pengen jadi bintang film bokep tersebut, tapi tentu saja tidak mungkin. Rasti sampai cekikikan mendengar omongannya itu.27124Please respect copyright.PENANARTbeCb79bX
27124Please respect copyright.PENANARHh4CpBR2L
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Semakin malam suasana semakin memanas. Pembahasan porno terus mengalir tanpa henti. Bahas onani lah, rasanya ngentot lah. Mereka juga kembali berkali-kali ‘menawar’ Rasti untuk dapat mereka setubuhi, tapi Rasti tetap tegas dengan prinsipnya, tidak boleh ngeseks sebelum 18 tahun! Semua obrolan dan pemandangan indah di depan mereka tentu saja membuat nafsu mereka terus meninggi, dan semakin meninggi. Rasanya penis mereka ingin menumpahkan pejunya lagi.27124Please respect copyright.PENANACpYFMfhfmV
27124Please respect copyright.PENANAmqdPvUcwkl