"Kenapa? Kau terkejut kan?", kata Heendon lagi sebelum sempat Dokter Zein menjawab.45Please respect copyright.PENANAkR8hBXj8jX
Dokter Zein menatap Heendon dan berusaha membaca setiap isi dalam hati nya. Tapi tidak bisa. Perempuan yang dulu berstatus 'istri kontrak' nya ini benar-benar berbeda dari sebelumnya.
Heendon Zareema, yang kini sudah berusia 34 tahun, benar-benar menunjukkan aura kedewasaan dari seorang wanita. Masih ingat jelas di benak Dokter Zein saat di tahun 2010 dulu ketika Dokter Zein menikahi nya di negara Kuwait, salah satu negara di Timur Tengah yang juga negara di mana Heendon berasal. Saat itu, Dokter Zein yang sedang dalam misi di Kuwait, setelah menyelesaikan misi nya, langsung mengajak Heendon untuk tinggal di Negara Serbia untuk menjalankan misi selanjut nya.
Heendon muda saat itu masih berusia 20 tahun. Dia adalah gadis polos dari penduduk lokal Kuwait setempat yang harus menanggung luka karena cinta akibat ditinggalkan oleh Dokter Zein sendirian di Negara Serbia.
Dokter Zein muda yang saat itu merupakan seorang mata-mata, demi keberhasilan misinya terpaksa harus menikahi Heendon. Dokter Zein memang selalu totalitas dalam menjalankan setiap misi-misinya.
"Bagaimana kau bisa bahasa negaraku?", kata Dokter Zein yang kini memecah segala diam nya.
"Aku ini istri dari seorang yang berasal dari Negara Indonesia, apa salahnya aku mempelajari bahasa suamiku?", jelas Heendon beralasan.
"Heendon, dengarlah, saat itu adalah sebuah kesalahan..", kata Dokter Zein yang berusaha menjelaskan.
"Itu untukmu tapi tidak untukku. Jika aku tidak benar-benar mencintaimu, untuk apa aku menjadi salah satu anggota organisasi. Dan untuk apa aku repot-repot datang ke sini?", kata Heendon beralasan.
Heendon kemudian mendekati Dokter Zein dan menatap nya. Meskipun Heendon harus melakukan nya dengan cara mendongak ke atas karena tinggi badan Dokter Zein. Tapi itu tidak masalah sama sekali.
"Aku tidak percaya wajahmu masih terlihat sama seperti 14 tahun yang lalu. Tidak ada kerutan atau tanda-tanda penuaan sama sekali. Luar biasa. Sekarang kau bahkan bertambah tampan", kata Heendon mengagumi Dokter Zein dengan hati yang puas.
"Apa yang kau inginkan?", tanya Dokter Zein setelah beberapa saat terdiam.
"Aku tidak ingin apa-apa. Hanya ingin mengunjungi suami lamaku..", kata Heendon lagi.
"Dengar, Heendon, jangan salah paham, aku sudah..", kata Dokter Zein yang coba berkata sesuatu namun di sela oleh Heendon.
"Maksudmu Zelena? Atau Zara? Atau bahkan adikmu itu?", kata Heendon menyela.
"Aahhh..", kata Dokter Zein terkejut. "Bagaimana kau tau mereka?", tanya Dokter Zein lagi karena penasaran.
"Itu tidak penting. Yang harus kau lakukan saat ini adalah mengakuiku. Aku ini istri pertamamu kan, meski itu hanya sebatas kontrak pernikahan. Sedangkan Angelique itu sebenarnya adalah istri keduamu", kata Heendon tersenyum puas.
"Heendon..!!!", kata Dokter Zein lagi dan merasa bahwa kesabaran nya sudah hampir habis.
"Apa kau tidak ingin menyelidiki siapa yang meracuni istrimu?", kata Heendon menyela dan bahkan berkata sesuatu tentang Angelique.
"Apaa?!! Meracuni? Apa maksudmu?!!", kata Dokter Zein langsung menatap Heendon dengan tatapan tajam.
Heendon yang sedikit terkejut pun, akhirnya berkata.
"Kau tidak tau selama ini?", lanjut Heendon menatap tidak percaya.
"Apa yang kau tau, cepat katakan padaku!!", kata Zein mendesak sambil mengguncang bahu Heendon. Tangan Dokter Zein yang besar membuat Heendon sedikit kesakitan.
"Hei.. Tenanglah.. Kau membuat sakit bahuku!", kata Heendon kemudian melepaskan tangan Dokter Zein dari bahu nya.
Setelah nya, Heendon menghela nafas dan memberitahu segala yang dia ketahui dan apa yang tidak diketahui oleh Dokter Zein. Termasuk dari mana Heendon mendapatkan informasi itu. Dokter Zein yang mendengar nya pun di buat terkejut sedemikian rupa. Tidak pernah selama ini Dokter Zein tahu akan hal ini.
(Kembali ke tahun 2016)
Tok.. tok.. tok..
Pagi hari menjelang siang, sekitar pukul 09.00 pagi. Terdengar suara pintu yang diketuk oleh seseorang.
"Siapa? Tunggu sebentar..", kata seorang perempuan yang tergesa-gesa membuka pintu setelah selesai memasak. Perempuan itu adalah Angelique, istri Dokter Zein.
Ceklek
Pintu di buka. Seorang pria baruh baya sudah berdiri di depan pintu.
"Selamat pagi Nyonya Zein", kata pria itu di hadapan Angelique.
"Ah.. Anda kan..?", tanya Angelique kepada pria paruh baya itu.
"Benar.. ini saya", kata pria paruh baya itu mengangguk.
"Mari Pak, mari silahkan masuk dulu", kata Angelique mempersilahkan pria paruh baya itu untuk masuk.
"Tidak usah repot-repot, Nyonya. Saya hanya di minta tolong Dokter Zein untuk menyerahkan obat ini", kata pria paruh baya itu lagi.
"Wah.. terima kasih, jadi merepotkan anda, Pak", kata Angelique yang menerima sebuah pil obat berwarna biru muda dan hanya satu butir itu.
"Ini hanya satu butir, Pak?", tanya Angelique penasaran.
"Benar Nyonya, memang hanya satu butir. Obat khusus untuk gangguan pencernaan anda, itu kata Dokter Zein kepada saya. Kalau begitu saya permisi dulu", kata pria paruh baya itu kemudian kembali berbicara.
"Oh ya nyonya, Dokter Zein berpesan agar segera meminum obat ini", tambah pria paruh baya itu.
"Baik, Pak. Terima kasih sekali lagi", kata Angelique. Pintu pun kembali di tutup oleh istri Dokter Zein. Hal yang tidak diketahui oleh Angelique adalah pria paruh baya itu kini sedang tersenyum menyeramkan sambil terus berjalan menjauh dari rumah Dokter Zein itu.
(Kembali ke masa kini)
Dokter Zein terduduk lemas di lantai. Tampak air mata nya jatuh bercucuran. Ingin dia tidak mempercayai nya, tapi bukti-bukti yang sudah diberikan oleh Heendon terlalu kuat untuk di bantah.
"Semuanya sudah jelas, bukan? Bahkan alasan-alasan nya pun juga sudah kau tau", kata Heendon.
Tapi Dokter Zein tetap duduk terdiam dan tidak berkata apapun. Jadi selama ini, istrinya bukan meninggal karena sakit?!. Tapi dibunuh?!. Dan pelakunya masih hidup sampai saat ini.
"Hei kau sepertinya sedih sekali. Jika aku yang mati, aku yakin kau tidak akan sesedih itu", kata Heendon iba tapi juga merasa iri.
"Sudahlah, ayo bangkit. Filzev yang aku kenal bukan orang lemah seperti itu!", kata Heendon melanjutkan.
"Zein...", kata Dokter Zein yang tiba-tiba berbicara.
"Hm..?", kata Heendon menaikkan sebelah alis nya.
"Aku Zein Al-Ghifari. Aku.. Zein.. Al-Ghifari. Dan aku... Zein Al-Ghifari...!!!", kata Dokter Zein yang kini bangkit dari lantai dan menatap ke arah Heendon dengan tatapan itu.
"Jika kau mengenal Filzev sebagai orang yang kejam, maka yakinlah bahwa Zein Al-Ghifari seratus kali lebih kejam dari Filzev itu", kata Dokter Zein melanjutkan.
Heendon yang baru pertama kali melihatnya merasa sedikit terintimidasi. Sejak kapan suaminya memiliki itu?!. Sejak kapan Filzev, suaminya memiliki tatapan yang benar-benar bengis seperti itu?!.
Hujan petir deras tiba-tiba turun. Listrik padam saat itu juga. Saat kilat petir menyambar dalam kegelapan, hanya terlihat separuh wajah itu. Separuh wajah Dokter Zein dan warna mata coklat kehijauan yang menambah kesan misteri.
=========================================
(Di Rumah Dony Arjito)
"Hei, coba kau lihat tukang kebun baru itu? Dia rajin sekali. Saat hujan begini saja dia masih memotong daun-daunan", kata salah seorang pengawal Dony kepada temannya.
"Benar, apa dia tidak takut kalau nanti sakit? Padahal kata Bos Gareng, tukang kebun itu asli orang luar negeri. Dia itu bule lho", timpal teman lain nya.
"Kalian seharus nya meniru dia. Dia yang hanya tukang kebun saja apalagi bule katamu kan, bisa bekerja keras seperti itu. Apa kalian tidak malu? Kalian bisa nya cuma makan dan minum saja", kata pengawal ketiga yang tiba-tiba datang dan ikut pembicaraan.
"Sama saja sepertimu. Hahaha", kata kedua pengawal sebelum nya bersamaan. Mereka pun akhir nya tertawa bersama.
Sementara itu, si tukang kebun yang mendengar percakapan ketiga pengawal itu hanya tersenyum ceria saja dan melambaikan tangan nya kepada ketiga pengawal itu yang segera mendapatkan lambaian balik dari ketiga nya.
'Aku sangat senang jika aku menghilangkan nyawa seseorang. Kalian bertiga adalah kesenanganku berikut nya', kata tukang kebun itu dalam hati dan tampak terlihat tersenyum bahagia dari luar.
***************************************************
ns 15.158.61.48da2