Rawi seharian sibuk mengikuti kegiatan perkuliahan, dan seperti biasa Anita akan mengikuti Rawi hingga dia pulang. Anita sudah lama menyukai Rawi dan mengejarnya, tapi Rawi tidak pernah memikirkan untuk berpacaran sebelum dia lulus kuliah. Mau bagaimanapun Rawi ingin segera lulus dan mencari pekerjaan jauh dari rumahnya sehingga tidak harus berurusan dengan sikap nenek yang pilih kasih padanya. Bukannya Rawi tidak menyayangi adik atau neneknya, justru karena dia sayang pada keduanya, maka Rawi sebisa mungkin tidak ingin membela salah satu di antara mereka. Rawi tidak ingin dicap sebagai anak durhaka karena melawan nenek, tapi dia juga tidak ingin dianggap cuek oleh adiknya. Rawi terkadang merasa serba salah dengan kondisi dirumah, dan menerima perasaan Anita hanya akan menambah masalah saja. Rawi merasa semua perempuan itu terlalu kompleks, seperti neneknya yang selalu sarkas pada Mala, Mala yang terlalu pendiam dan tertutup, serta ibunya yang pada akhir hidupnya sering mengurung diri dikamar dan menangis setiap malam.
Saat ibu Rawi dan Mala meninggal, Rawi berusia 10 tahun dan Mala 5 tahun. Meski Rawi masih kecil, dia sedikit-sedikit mengetahui bahwa rumah tangga ayah dan ibunya sedang tidak baik-baik saja saat itu. Ayah sering pulang larut malam, kemudian mereka akan beradu argumen hingga ibu meninggikan suara dan membangunkan Mala, lalu mereka akan berhenti bertengkar dan ayah akan tidur disofa ruang tamu.
Saat itu Rawi merasa bahwa ayah dan ibunya sedikit tidak masuk akal, bertengkar setiap hari hanya karena masalah pulang terlalu malam. Rawi memang kesal karena ayahnya jarang dirumah, tapi saat Rawi meminta ayah menemaninya, ayah hanya memberikan penjelasan bahwa dia harus bekerja supaya Rawi dan Mala bisa sekolah, bisa membeli mainan dan makan. Meski saat itu Rawi tidak terlalu paham dengan maksud ayahnya, saat ini dia paham mengapa ayah berlaku seperti itu dan merasa ibunya sedikit berlebihan.
260Please respect copyright.PENANAMtfQxpV4V4
Setelah menghabiskan makan siang dalam kondisi damai, Mala merasa lega. Namun itu hanyalah tenang sebelum badai. Saat kakek sudah keluar dari rumah untuk bermain catur dengan teman-temannya. Nenek memulai pidatonya seperti biasa, bagaimana dia menyesali anak lelakinya menikahi perempuan biasa. Mengapa Mala tidak bisa seperti nenek saat beliau masih muda, rajin dan tidak berpenampilan seronok.
260Please respect copyright.PENANA7e1Kx8goA3
260Please respect copyright.PENANA3M7DMgjVqu
260Please respect copyright.PENANAQ5GIIS0Rko
N : Selamat malam, selamat beristirahat. Mungkin penyesalan akan terhenti sesaat karena aku sedang ada urusan. semoga selalu bahagia.
ns 15.158.61.48da2