Siksaan Nikmat Ella
Rumah Keke
Ella berada dalam kondisi kalut karena tiba-tiba saja ketika dia akan mendapatkan puncak kenikmatannya, mendadak rangsangan pada semua tubuhnya terhenti. Padahal saat itu dia merasakan tubuhnya terasa ringan melayang dan juga pikirannya tiba-tiba kosong. Tetapi saat tahu rangsangan pada tubuhnya itu berhenti, Ella menggerak-gerakkan seluruh badannya untuk mencari kenikmatan yang baru saja hilang itu.
“Shhh ... Pak. Ahhh ... jangan berhenti! Ugrhhh ... Pak. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... kenapa berhenti? Shhh ... Bapak, terusin! Agrhhh....” Ella benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Kalau dia tahu bahwa ada 5 orang dengan umur hampir setengah abad itu sedang melihat tubuh telanjangnya, betapa malunya gadis cantik itu.
Ella terus saja mencari kenikmatannya yang hilang. Namun rasa nikmat itu tidak dapat ditemukannya. Ella mulai bertanya dalam hatinya, perasaan apa ini? Rasa nikmat itu kenapa tiba-tiba saja pergi.
Ella meneteskan air liurnya karena mulut gadis cantik itu terbuka lebar dan megap-megap. Dalam pikiran setengah sadar teman Keke itu, dia tahu kalau keadaannya dalam posisi bahaya. Tetapi dia tidak dapat mengelak dan membohongi dirinya sendiri kalau rangsangan yang dirasakan sebelumnya sangat lah nikmat.
“Pak, tolong. Shhh ... jangan siksa Ella. Ahhh ... jangan berhenti, Pak. Ougrhhh ... Bapak, terusin,” pinta Ella memohon-mohon.
“Hahaha ... ini Lonte kayaknya udah mulai sange,” ucap Tono tertawa melihat tubuh Ella yang menggeliat seperti cacing kepanasan.
“Jadiin ini cewek budak kontol kedua,” timpal Bagas.
“Memeknya pasti gak kalah sempit sama Neng Keke, nih. Legit banget pasti,” ucap Mamang yang matanya memandang lobang memek indah Ella.
Saat Ella memohon-mohon agar para pria itu memberikan kenikmatan lagi pada tubuhnya. Tiba-tiba saja dia kembali merasakan hembusan lembut di area selangkangannya. Ditambah lagi klitorisnya yang sudah tegak berdiri dibelai secara embut dan sesekali divariasikan dengan kasar.
“Ougrhhh ... iya, Pak. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... iya, gitu! Ugrhhh ... Pak, terus! Shhh ... mainin memek Ella. Agrhhh ... enak banget, Pak,” teriak Ella sudah menggila dengan nafsu birahinya dan tidak peduli lagi dengan keadaan dirinya dan juga temannya. Gadis cantik itu hanya menginginkan satu, yaitu nikmat yang dirasakannya tadi kembali dan mengeluarkan sesuatu yang akan meledak dari tubuhnya itu.
Ella menerima setiap rangsangan yang diterimanya dari Pardi dan teman-temannya. Tetapi hal itu tidak cukup kuat untuk memberikan nikmat yang begitu hebat dan membuat ledakan nikmat di lobang memek gadis cantik itu keluar.
Detik-detik di mana klitoris Ella itu digesek-gesek oleh salah satu dari para pria pemerkosanya, tubuh gadis cantik itu langsung mengejang. Kakinya meruncing dan tubuhnya menjadi tegak berdiri. Kepalanya terangkat ke atas dan dadanya membusung maju ke depan.
“Ahhh ... Pak. Enak banget! Ugrhhh ... begitu, Pak. Owhhh ... gitu, gitu, gitu, Pakgrhhh....”
Ella menunggu-nunggu gesekkan-gesekkan pada area selangkangannya itu. Namun saat dia sudah mulai menikmatinya, tiba-tiba saja kembali rangsangan dari ke 5 pria itu terhenti.
Ella benar-benar merasa tertekan karena rasa nikmat itu kembali hilang. Gadis cantik itu berteriak-teriak menggila dan memohon untuk para pemerkosanya itu menyentuh kembali tubuhnya. Namun tetap saja Pardi dan teman-temannya menghiraukan teriakkan Ella.
“Gila, ini cewek pasti liar banget pas dientot,” ucap Sutejo.
“Anjing, sange banget lihat cewek kayak begini,” timpal Tono.
“Aduh ... gak tahan gue.” Mamang kemudian membuka lebar lobang memek Ella dan melihat kontraksi-kontraksi di dalam vagina gadis cantik itu.
Mamang yang sudah tidak tahan lagi, lalu pria itu langsung melahap liar liang kewanitaan Ella dengan jilatan dan isapan liarnya di seluruh bagian vagina teman Keke itu.
“Agrhhh ... enak banget, Pak. Owhhh ... iya begitu. Uwhhh ... jilat terus memek Ella. Ahhh ... Bapak! Enak, enak, enak! Ugrhhh ... enak banget, Pak,” teriak Ella yang merasakan lidah kasar Mamang menyapu setiap bagian lobang memeknya.
Rangsangan nikmat Ella juga tidak berasal dari lobang memeknya yang dijilat saja. Bahkan bagian dadanya yang sudah membusung itu dirangsang dengan jilatan dan juga isapan. Nafsu Ella menjadi menggebu-gebu karena puncak kenikmatannya tadi sempat tertunda. Kedua kaki gadis cantik itu mengejang dan matanya merem melek serta memutih.
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... gila, Pak. Ougrhhh ... enak banget. Shhh ... terusin! Ahhh ... enak banget memek Ella. Owhhh....” Ella sungguh-sungguh dibuat candu dengan kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan di hidupnya itu.
Dorongan nikmat itu terus menyerang Ella, sampai sesuatu yang ingin meledak sejak tadi itu keluar dengan begitu dahsyatnya.
“AGRHHH ... BAPAK. SHHH ... PAK, STOP! ELLA MAU PIPIS, PAK. AGRHHH ... BAPAK! AGRHHH ... BERHENTI, PAK. AHHH ... AHHH ... AHHH ... MEMEK ELLA MAU PIPIS. UGRHHH ... PAK, ELLA PIPISGRHHH....” Ella melenguh. Gadis cantik itu mengerang dengan puncak kenikmatan itu menyerangnya. Tubuhnya bergetar seperti teraliri aliran listrik. Dari ekspresi wajahnya bisa dilihat kalau rasa nikmat itu benar-benar membuat Ella lupa diri.
Cairan cinta Ella yang keluar dari lobang memeknya seperti air terjun itu juga langsung membasahi wajah Mamang. Air putih bening tanpa bau itu dijilat dan dilahap habis oleh pria tersebut.
HUHHH ... HUHHH ... HUHHH....
Ella masih merasakan sisa-sisa klimaksnya itu hingga nafasnya menjadi memburu. Namun hal itu bukan berarti menghentikan Pardi dan teman-temannya untuk menyiksa Ella dengan kenikmatan yang begitu hebat. Malah Mamang terus menjilat lobang memek teman Keke itu lebih intens dan membuat gadis cantik itu kelojotan saking nikmatnya. Tangan pria itu juga terus mengocok lobang memek Ella meskipun jari-jari tangannya tidak masuk seluruhnya.
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... stop, Pak! Ahhh ... memek Ella ngilu. Owhhh ... berhenti! Stop! Ugrhhh ... Bapakgrhhh....” Ella tidak tahu lagi apa yang terjadi pada dirinya. Gadis cantik itu sudah benar-benar gila, gila dengan rasa nikmat yang baru pertama kali dirasakannya selama hidupnya.
Tak berselang lama dari Ella mendapatkan orgasmenya, Pardi dan teman-temannya itu menyiksa gadis cantik itu dengan klimaks bertubi-tubi. Sekali, dua kali, tiga kali, dan entah beberapa kali sudah Ella dipaksa untuk klimaks secara terus menerus.
“OUGRHHH ... GILA, KALIAN GILA! UGRHHH ... PAKGRHHH ... ENAKGRHHH ... OWHHH ... BAPAK, MEMEK ELLA. AGRHHH ... MEMEK ELLA GILA, PAK. OWSHHH....”
Selama 30 menit lamanya Ella mendapatkan puncak kenikmatannya tanpa henti hingga pikiran gadis cantik itu menjadi kosong. Tubuh teman Keke itu juga mengejang-ngejang dengan hebatnya karena tidak sanggup menahan kenikmatan yang berulang-ulang terjadi.
Vagina Ella terus berkontraksi dengan setiap klimaks itu memuncratkan cairan cintanya yang begitu banyaknya. Saat gadis cantik itu masih di ambang kenikmatan, kewarasan, dan kegilaannya. Tiba-tiba saja dia mendengar seseorang yang berbisik di telinganya. “Enak kan, Non Ella?”
Ella hanya diam saja karena gadis cantik itu tidak mempunyai tenaga untuk menjawab pertanyaan pria tersebut. Sesaat kemudian dia tertidur karena merasa lemas dan energinya sudah terkuras habis.
*******
Rumah Keke
Ella tertidur hingga malam hari. Saat dia terbangun, posisinya masih sama dan tubuhnya terasa lelah sekali. Tetapi dia bisa merasakan kalau ada seseorang yang memainkan lobang memeknya.
“Ahhh ... Pak! Sudah, Ella gak kuat lagi! BERHENTI! Ella capek,” teriak Ella yang masih menyangka kalau seseorang yang memainkan lobang memeknya itu salah satu dari para pria pemerkosa dirinya.
“Maaf, Ella. Nikmati aja. Nanti juga kamu ketagihan.”
“Keke!” teriak Ella yang menyadari suara dari teman baiknya itu.
Tanpa peduli keterkejutan Ella, Keke mulai mencium bibir temannya itu dengan lembut. Gadis cantik itu merasakan sensasi yang begitu berbeda daripada saat dia diperkosa oleh Pardi dan teman-temannya.
Keke terus saja memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Ella dibarengi dengan gesekkan-gesekkan tangan gadis cantik itu di area selangkangan temannya itu.
Ella pun mulai terangsang dan dia tidak dapat membendung birahi yang mendatanginya.
“Ahhh ... Keke, stop, Ke! Owhhh ... Keke, aku gak mau. Ahhh....” Ella dilema dengan pikiran akal sehatnya dan juga kegilaannya. Di satu sisi dia tahu kalau perbuatan itu salah. Namun di sisi lainnya dia tidak bisa membohongi rasa nikmat yang sedang dirasakannya.
Keke terus saja merangsang tubuh temannya dengan memainkan tangannya di bagian dada Ella. Gadis cantik itu juga tahu titik-titik sensitif temannya karena dia sama-sama seorang wanita seperti Ella.
Keke menyedot lembut payudara Ella dan dia juga memainkan klitoris temannya itu. Hanya 5 menit, hanya 5 menit saja akhirnya Ella mendapatkan puncak kenikmatannya yang dirangsang oleh temannya sendiri. “OUGRHHH ... KEKE, GILA KE. AGRHHH ... KE, AKU PIPIS. EGRHHH ... AKU PIPIS LAGIGRHHH....”
Kain yang menutupi mata Ella dengan perlahan dibuka Keke. Sampai akhirnya Ella bisa melihat dengan jelas keadaan Keke sekarang. Teman baiknya itu dalam keadaan telanjang dan sedang menggunakan collar di lehernya yang tersambung dengan sebuah rantai.
Ella juga bisa melihat dengan jelas bagaimana payudara temannya itu terjepit oleh suatu benda yang gadis cantik itu tidak tahu apa nama benda tersebut. Payudara temannya itu berayun-ayun ke sana ke mari mengikuti ke mana tubuhnya bergerak. Dari daerah selangkangan Keke juga terlihat kalau dia menggunakan sebuah sabuk yang menutupi lobang memeknya dan terdapat bercak cairan yang begitu banyaknya di sana.
Bersambung....
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
ns 15.158.61.23da2