Trance
Rumah Keke
Pardi yang sangat menyukai melihat pemandangan di mana seorang wanita itu disiksa di ambang puncak kenikmatannya, membuat getaran-getaran di lobang memek Keke menjadi kuat. Setiap kali gadis yang sudah meraung-raung dan membanting tubuhnya ke sana ke mari itu berteriak akan pipis, saat itu juga Pardi menghentikan benda yang bergetar di lobang memek Keke. Hal itu lah yang membuat gadis cantik itu menjadi tersiksa karena ada sesuatu yang meledak di tubuhnya namun tidak berhasil keluar.
“PAK PARDI, AMPUN! AGRHHH ... BAPAKGRHHH ... JANGANGRHHH ... GITUGRHHH ... OWHHH ... PAK, JANGAN SIKSA KEKE! AHHH ... PAKGRHHH ... JANGAN STOP! AHHH ... PAK, TERUSIN! AGRHHH ... KEKE GILA, PAK. OWHHH....” Mata Keke merem melek dengan lidahnya menjulur keluar. Mulut gadis cantik itu mengatup-ngatup dan kedua tangannya masih mencoba melepaskan sabuk yang ada di selangkangannya.
Keke yang merasa birahinya sudah tidak dapat terbendung sekaligus merasakan rasa sangat gatal di lobang memeknya, kemudian mencari sensasi nikmat sendiri dengan meremas payudaranya serta mencoba meraih klitorisnya di balik sabuk yang dipakainya. Namun apa yang dilakukan oleh Keke sama sekali tidak membuahkan hasil. Kacang kecil yang berada di atas vaginanya tidak dapat diraihnya karena terhalang sabuk yang dipakainya. Meremas-remas payudaranya sendiri pun tidak memberikan sensasi yang membuat sesuatu yang meledak di ujung lobang memeknya menjadi keluar.
Keke dibuat gila, gadis cantik itu terus mencari sensasi nikmat agar rasa aneh di tubuhnya itu dapat dikeluarkan. “Owhhh ... Pak! Ampun, Pak! Keke gila, Pak. Ahhh ... Keke jadi gila!”
“Non Keke sange banget, ya? Mau dikeluarin, Non?”
“Iya, Pak. Agrhhh ... keluarin, Pak. Memek Keke gatel banget. Tolongin Keke, Pak Pardi.”
“Kalau gitu kamu harus nurut sama Bapak,” ucap Pardi dengan membelai lembut lengan Keke.
“Iya, Pak. Keke bakal nurut. Tapi tolongin Keke. Agrhhh ... gatel banget memek Keke. Owhhh … Keke gak kuat!”
“Ya sudah, Bapak kasih kamu orgasme. Tapi kamu harus ambil keperawanan sahabatmu itu,” bisik Pardi di telinga Keke.
Masih tersisa sedikit akal sehat Keke meskipun dia tersiksa dengan rasa kenikmatan itu. Dia menangis karena memikirkan kalau sampai memperawani temannya sendiri. Rasa bersalah itu memuncak dan membuat gadis cantik itu menjadi menangis kejar.
KHIKS ... KHIKS ... KHIKS....
Pardi yang merasa kalau Keke belum menyadari kalau gadis cantik itu adalah seorang budak sex sepenuhnya kemudian pria itu memainkan kembali remot yang ada tangannya.
Pardi memutar hingga level remot tersebut menjadi maksimal. Setelah beberapa saat dia mengecilkan dan kembali menguatkan getaran itu. Hal itu terjadi berulang-ulang kali sampai membuat Keke menjadi tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan berada di ambang siksaan yang tidak dapat dia tahan lagi.
“PAKKKGRHHH ... PARDIGHHH ... AMPUNGRHHH....” Mata Keke memutih dan tubuhnya terguncang ke sana ke mari. Gadis cantik itu benar-benar tidak dapat menahan lagi rasa gatal yang ada di lobang memeknya.
PUK ... PUK ... PUK....
Sambil mengelus rambut Keke dengan lembut, Pardi berbisik, “Nanti malem Non Keke ambil perawan Non Ella, ya.”
Keke hanya terdiam dan menangis dalam keadaannya yang tidak berdaya. Gadis cantik itu sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Pardi lalu menyuruh ke-4 temannya itu untuk menghentikan rangsangan pada Ella. Lalu pria itu memerintahkan kepada mereka untuk mengangkat tubuh Keke yang sudah lemas serta tidak berdaya untuk diikat dengan kedua tangan dan kakinya membentuk huruf X.
Keke meraung-raung karena getaran benda keras yang ada di dalam lobang memek dan pantatnya itu tak kunjung berhenti. Ditambah lagi dengan rangsangan di titik-titik sensitifnya oleh para pria pemerkosanya itu.
“Gatel, gatel! Memek aku gatel banget, TOLONG!” teriak Keke.
“HAHAHA....” Pardi dan teman-temannya tertawa puas melihat budak kontolnya seperti meminta untuk dientot.
Selama 3 jam lamanya Keke disiksa dengan siksaan-siksaan ke-5 pria itu. Setiap kali dia berteriak akan keluar, pasti lah rangsangan di tubuhnya akan dihentikan. Hal itu terus berulang kali Pardi dan teman-temannya lakukan. Sama seperti sebelumnya, Keke pun berubah menjadi gadis yang haus kontol di mana dia memohon-mohon untuk digarukkan lobang memeknya itu.
“PAK, AMPUN! JANGAN, JANGAN GINI! SHHH ... SHHH … SHHH … TOLONG KEKE, PAK! UGRHHH ... GATEL BANGET MEMEK KEKE. OWHHH ... BAPAK, TOLONG KEKE! AMPUN PAK!” teriak Keke yang sekarang dalam pikirannya hanya berpikir untuk membuat rasa gatal di vaginanya itu hilang.
Keke yang disiksa dalam kenikmatannya itu akhirnya menyerah. Tangan dan kakinya yang tadi terikat kini sudah dilepas. Dalam pikiran gadis cantik itu hanya ada satu kalimat yang terngiang-ngiang di otaknya yaitu harus memperawani Ella.
Keke berjalan merangkak sambil masih merasakan getaran-getaran nikmat bercampur gatal di lobang memek dan pantatnya. Sampai berada di samping tubuh Ella yang dalam keadaan terikat itu, gadis berusia 21 tahun itu kemudian langsung melahap bibir temannya dengan penuh nafsu meskipun dia melakukannya dengan sesama jenisnya.
MUACHHH ... MUACHHH ... MUACHHH....
Keke yang belum pernah sama sekali mencium wanita saat itu hanya mengikuti instingnya. Dipagut bibir bawah dan atas Ella sambil sesekali dia menghisap bibir temannya itu. Lidah Keke juga menjulur keluar, merengsek masuk ke dalam tenggorokan Ella.
“Hmphhh ... phmmm ... mhhhppp....”
Ella tidak bisa menolak cumbuan dari temannya. Meskipun dia menutup rapat mulutnya agar cumbuan Keke tidak berlanjut, namun tangan temannya itu malah bermain-main di area vaginanya. Hal itu malah membuat kaki Ella mengangkang lebar dan memberikan akses mudah bagi Keke untuk merangsang tubuhnya.
Keke pun sama, gadis cantik itu yang memang sudah terangsang sejak beberapa jam yang lalu gairahnya menjadi meletup-letup. Gadis dengan rambut panjang itu ingin cepat-cepat mendapatkan puncak kenikmatannya karena tidak kuat lagi dengan siksaan kenikmatan itu.
“Keke, stop! Hmphhh ... Keke, berhenti! Mphhh ... Keke! Phmmm....” Ella mencoba menyadarkan temannya di sela-sela cumbuan Keke itu.
Ella masih tidak percaya dengan keadaannya sekarang. Sahabatnya sendiri saat ini sedang mempermainkan tubuhnya bahkan dia berciuman dengan sesama jenisnya.
Ella tahu kalau semua yang dilakukan oleh Keke itu bukan lah atas kemauannya sendiri namun karena perintah para pria bejat itu. Tetapi kenapa temannya itu malah dengan secara intens merangsang tubuhnya.
“Keke ... sadar, Ke! Stop! Keke, ini Ella! KEKE!” teriak Ella dengan berusaha membanting kepalanya ke kiri dan ke kanan, mencoba lari dari cumbuan bibir temannya.
Keke yang memang sudah dalam keadaan trancedan tidak dapat berpikir apa-apa lagi tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Ella. Malah gadis cantik itu mencumbu bagian tubuh Ella lainnya seperti leher dan kuping.
SLURP ... SLURP ... SLURP....
“Ke, sudah! Shhh ... shhh ... shhh ... berhenti, Ke! Ini Ella sahabat kamu. Shhh....” Ella tidak menyerah untuk menyadarkan kegilaan temannya itu.
Tetapi betapa kagetnya dia ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Keke. “Maafin aku, El. Aku sange banget. Memek aku gak gatel, aku gak kuat. Jangan marah sama aku, ya.”
DEG!
Ella mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Keke itu bagai tersambar petir. Dia tidak tahu apalagi yang harus dilakukannya untuk menyadarkan temannya itu. Dengan sekuat tenaga yang tersisa di tubuhnya Ella berontak dan ingin melepaskan ikatan di kedua tangannya. Tetapi ikatan itu sama sekali tidak terlepas malah semakin kuat dia memberontak semakin kuat pula ikatan itu mengikat tangan dan kakinya.
“Keke ... jangan, Ke! Aku gak mau! JANGAN!” teriak Ella tahu apa yang dilakukan oleh Keke selanjutnya padanya.
“Maaf, Sayang,” timpal Keke dengan air matanya menetes.
“KEKE, JANGAN! AKU GAK MAU! KEKE, KEKE, KEKE! TOLONG, TOLONG, TOLONG! KEKE!” teriak Ella memberontak dengan kekuatan terakhirnya.
Ella benar-benar merasa putus asa. Diguncangnya ke sana ke mari tubuhnya sambil menarik kedua lengannya yang terikat sekuat mungkin. Rasa sakit di pergelangan tangannya itu dia hiraukan dan gadis cantik itu hanya tahu kalau dirinya harus melepaskan diri.
Ella tidak ingin keperawanannya itu diambil. Apalagi perawan yang selama ini sudah dia siapkan untuk suaminya malah diambil oleh temannya sendiri yang sesama wanita.
“KEKE, KEKE, KEKE!” t
Rontaan dan pemberontakan Ella tidak lah berarti. Malah Keke bertambah intens merangsang tubuh temannya itu. Dari yang mencumbu sekitar kepala Ella, sekarang berubah turun hingga ke dada dan area selangkangan gadis cantik itu.
“UGRHHH ... KEGRHHH ... STOGRHHH!” teriak Ella dengan tubuhnya menggelinjang karena klitorisnya itu tergesek lembut dengan tangan Keke.
“Memek kamu udah becek juga ya, Ella,” bisik Keke.
Keke menggesek-gesek lembut vagina Ellsa sebelum terfokus pada kacang kecil yang ada di area vagina sahabatnya itu. Gerakan tangan Keke membuat Ella meronta-ronta karena kegelian.
“Keke! Stop, stop, stop! Agrhhh ... Keke, geli. Owhhh ... sudah, Ke. Lepasin! Ugrhhh ... lepasin! Ahhh ... ahhh ... ahhh....”
“Maaf Ella, aku gak kuat lagi.”
Bersambung….
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
ns 15.158.61.6da2