Awal Mula I
Cerita ini berawal ketika seorang satpam bernama Pardi yang berada di sebuah kompleks perumahan terkenal di Kota Kembang sedang berkeliling melakukan tugas ronda malamnya. Saat tengah berjaga, pria itu kemudian melihat dan berpapasan dengan sebuah mobil berwarna merah milik salah satu anak perempuan yang tinggal di kompleks perumahan tersebut. Kebetulan mobil yang berpapasan dengan Pardi sedang berada di ujung kompleks perumahan itu dan sedang melakukan u-turn.
Pemilik mobil berwarna merah itu bernama Keke. Seorang gadis cantik, berkulit putih yang berumur 21 tahun. Tinggi Keke sekitar 165 cm dan berat tubuhnya 60kg. Gadis cantik itu memiliki ukuran payudara yang cukup besar, yakni 36B. Pesona dan kecantikan Keke sudah terkenal di seluruh kompleks tempat tinggal gadis cantik itu. Meskipun dengan wajah yang bak bidadari tersebut, Keke adalah seorang gadis yang cukup tomboy dan ramah pada semua orang. Berkat sikap ramahnya itu, siapa yang tidak mengenal gadis cantik itu.
Pada saat berpapasan dengan Pardi, Keke pun membuka kaca jendela mobilnya. Gadis dengan paras cantik itu menyapa Pardi dengan senyum indahnya. “Malam, Pak Pardi.”
“Selamat malam, Non,” sahut Pardi. “Si Non, sendirian aja? Kok kayaknya rumah dari tadi sepi?” lanjut Pardi bertanya.
“Iya, Pak. Ini bonyok lagi ke luar negeri. Biasa, ada urusan,” jawab Keke sambil tersenyum.
“Oalah ... gitu, toh. Ya udah deh lanjut muter dulu ya, Non,” ucap Pardi kemudian pergi meninggalkan Keke.
Dalam percakapan itu, sebenarnya Pardi sudah mengetahui tentang keadaan rumah Keke. Karena dalam beberapa hari belakangan, Pardi sudah mengamati keadaan rumah gadis cantik itu. Orang tua Keke memang merupakan orang yang super sibuk. Ayah Keke merupakan seorang pengusaha yang terkenal di Kota Kembang. Sedangkan ibu gadis cantik itu sendiri mempunyai hobi traveling keluar negeri. Meskipun keluarga Keke adalah keluarga yang sangat berkecukupan, tetapi keluarga itu sama sekali tidak menyewa pembantu. Sehingga di rumah tersebut hanya terdapat 3 orang saja yang menempatinya, yakni kedua orang tua Keke dan Keke sendiri yang merupakan anak tunggal.
Pardi yang sudah mengetahui kondisi rumah Keke tersebut sebenarnya sedang menyiapkan rencana. Malam itu Pardi bersama keempat temannya yang lain yaitu Tono, Mamang, Bagas, dan Sutejo akan menjalankan sebuah rencana untuk memperkosa dan memperdaya Keke. Kecantikan Keke memang bukanlah rahasia umum dan tidak sedikit orang-orang yang sangat tertarik pada gadis cantik itu. Keramahannya justru menjadi bumerang bagi Keke, karena gadis berusia 21 tahun itu semakin dikenal banyak orang termasuk oleh Pardi dan kawan-kawannya. Di malam itu, akan terjadi sebuah hal yang akan mengubah hidup Keke sepenuhnya.
Setelah mobil tersebut melintas cukup jauh, Pardi langsung mengambil HT miliknya dan memberi kode pada Tono, Mamang, Bagas, dan Sutejo untuk beraksi. Dalam aksi ini, Pardi mengamankan situasi kompleks dan mencoba membuat keadaan kompleks menjadi tidak mencurigakan. Tono dan Mamang akan bertugas sebagai pengaman di daerah sekitar rumah Keke. Sedangkan Bagas dan Sutejo akan menjadi eksekutor di dalam rencana malam itu.
Dua jam sudah berlalu, semua persiapan rencana malam itu sudah matang sepenuhnya. Alat-alat seperti kain, tali, dan beberapa sex toys sudah dikemas oleh Tono. Tidak lupa mereka juga membawa gunting dan pisau untuk berjaga-jaga dalam mengancam Keke nantinya.
“Sudah disiapin semuanya, Ton?” tanya Pardi pada Tono.
“Sudah beres semua, Pak,” jawab Tono singkat.
Jam telah menunjukkan pukul 12 malam. Rencana jahat ke lima orang pria itu pun dimulai. Bagas dan Sutejo mulai menyelinap masuk ke dalam rumah Keke. Dengan lihai kedua orang itu masuk ke dalam rumah gadis cantik itu dengan perlengkapan yang seadanya. Mereka berdua berhasil membobol rumah tersebut dengan mudah tanpa menimbulkan keributan yang berarti. Untuk memastikan keadaan aman-aman saja, akhirnya Mamang pun ikut menyusul mereka berdua untuk membantu menyergap Keke. Mamang khawatir kalau Keke yang tomboy tersebut mampu untuk melawan dua orang pria yang sedang menyelinap masuk rumahnya itu.
Mamang, Bagas, dan Sutejo langsung memeriksa seisi rumah Keke. Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, mereka membuka setiap pintu kamar yang ada di rumah itu. Hingga akhirnya mereka bertiga menemukan kamar di mana sang bidadari sedang tertidur pulas.
Mamang, Bagas, dan Sutejo pun membuka pintu itu dan terlihat seorang gadis cantik, manis, dan kulit putihnya bak bercahaya diterpa sinar yang remang-remang dari lampu tidurnya. Secara perlahan mereka mengendap-endap, masing-masing dari mereka mencoba untuk membagi tugasnya. Bagas dan Mamang akan mencoba mengikat kedua lengan dan kaki Keke pada kaki-kaki kasur, sehingga membuat tubuh Keke menjadi seperti huruf X. Sedangkan Sutejo dengan hati-hati membuka dan menggunting baju tidur yang dikenakan oleh gadis cantik itu.
Sutejo terkejut saat menggunting baju tidur yang dikenakan oleh Keke karena gadis cantik itu sudah tidak menggunakan bra di dalam baju tidurnya. Terlihat lah sebuah payudara yang tidak begitu besar namun amat menggoda dengan putingnya yang berwarna putih kemerahan. Mamang dan Bagas pun sudah menyelesaikan tugasnya, lalu memberi kode pada Pardi dan Tono untuk ikut dalam pesta pemerkosaan tersebut.
Tak berselang lama, Tono dan Pardi pun tiba. Dengan sengaja mereka menyalakan lampu tersebut dan seketika itu juga Keke pun terbangun dengan mata yang rabun karena perubahan cahaya yang drastis di dalam kamarnya. Ketika gadis cantik itu mencoba untuk mengucek matanya, tetapi dia terkejut karena tangannya tidak bisa digerakkan.
“Apa-apaan ini? Kok tangan gue diiket gini?” teriak Keke panik.
“Tenang Keke. Hari ini kami akan memberikan kamu sebuah pengalaman yang luar biasa!” jawab Mamang dengan senyum mesumnya.
Angin dari AC pun terasa berhembus ke tubuh Keke yang setengah bugil karena pakaian yang dikenakan gadis cantik itu sudah di gunting-gunting oleh Sutejo.
“Pak Pardi, ini apaan sih? Pak, please! Lepasin saya, Pak!” ucap Keke dengan wajah mulai pucat pasi. “Pak Pardi! Lepasin saya, Pak! Please ... lepasin saya, Pak!” lanjut Keke.
“Aduh, Non. Mana mungkin saya ngelepasin, Non. Sudah lama saya mengidam-idamkan untuk bisa ngentotin dan mainin memek, Non Keke,” ucap Pardi dengan menyunggingkan senyum jahatnya. Pria itu senang karena akhirnya sebentar lagi apa yang selama ini diinginkannya akan terwujud.
Mendengar perkataan Pardi membuat Keke tidak mempercayainya, gadis cantik itu pun meronta-ronta dan mencoba berteriak. “TOOO....”
Tiba-tiba Keke merasakan sebuah benda dingin dan tajam berada di lehernya. Mata gadis cantik itu langsung terbelalak seakan tidak percaya karena saat ini pisau tajam sedang menempel persis di lehernya.
“Sekali lagi kamu teriak. Leher Non Keke akan saya gorok,” kata Mamang dengan senyum kejinya. Mamang dengan sengaja sedikit menekankan pisau itu untuk mengancam Keke yang sempat ingin berteriak meminta tolong.
Pardi pun menimpali ucapan temannya itu, “Sudahlah, Non Keke. Non pasrah aja, deh. Gak perlu ngelawan gitu, lah. Wong kita mau ngentotin Non Keke karena pengen kasih kenikmatan juga buat Non. Nanti saya jamin pasti Non Keke juga bakal ketagihan.”
Mendengar ucapan Pardi membuat Keke marah karena merasa dilecehkan. “Cuih! Gak sudi aku berhubungan dengan kalian, NAJIS!” Keke meludah lalu berteriak dengan raut wajah yang marah.
Pardi pun dengan lembut dan senyum jahatnya menjawab, “Oke lah kalau begitu. Kami tidak akan memaksa, Non. Tapi bukan berarti kami menyerah buat ngentotin memek Non Keke, ya. Kami yang akan buat Non Keke sendiri yang memohon-mohon untuk dientot!”
“Gak! Gak bakalan mau aku! Aku gak sudi dengan orang macam kalian! Menjijikkan!” Keke masih penuh dengan rasa jijik menjawab perkataan Pardi. Raut wajah gadis cantik itu benar-benar sudah memerah, menahan amarahnya.
“Bagaimana kalau kita buat game, Non? Kami tidak akan ngentotin Non Keke selama satu jam ke depan. Tapi dengan satu syarat selama satu jam itu kami bebas ngelakuin apa pun ke tubuh Non Keke. Kami janji gak akan masukkin kontol kami ke lobang memek Non Keke kecuali Non yang minta,” ucap Pardi dengan senyum liciknya.
“Silakan aja! Gak, gak bakal aku minta ngentot sama kalian!” Keke berteriak menjawab tantangan Pardi karena gadis itu sangat yakin tidak akan jatuh ke perangkap pria yang akan memperkosanya.
Inilah puncak rencana yang direncanakan oleh Pardi dan kawan-kawannya. Pria itu akan membuat Keke mengemis dan tunduk hingga menjadikan gadis cantik itu sebagai budak nafsu bejat mereka.
Pardi pun tersenyum, perlahan-lahan pria itu mulai naik ke atas ranjang tempat Keke terikat. Keke yang dalam posisi terikat itu memasang wajah yang sangat marah dan jutek terhadap Pardi. Pardi pun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Keke dengan perlahan-lahan. Semakin dekat wajah Pardi, Keke pun mulai merasakan nafas berat pria itu yang mengenai wajahnya.
Pardi berhenti sejenak dengan aksinya saat bibir kasarnya dan bibir tipis lembut Keke hampir saling bersentuhan.
“Memang cantik bener Non Keke ini,” puji Pardi pelan.
MUACHHH ... MUACHHH ... MUACHHH....
Pardi pun mencumbu dengan begitu lembut bibir gadis cantik itu meskipun dengan nafas yang begitu berat. Keke yang belum pernah sama sekali berciuman pun kaget, tetapi gadis cantik itu tidak mampu untuk langsung memberontak. Bibir Keke hanya terdiam, namun juga tidak berusaha menolak. Ini merupakan pengalaman pertama bagi gadis cantik itu. Meskipun Keke dalam kondisi yang terikat dan mungkin akan diperkosa, gadis cantik itu seperti terhipnotis dengan perlakuan lembut yang dilakukan oleh Pardi.
Pardi pun terus mencumbui bibir manis Keke secara lembut dan intens. Tangan Pardi sedikit membuka mulut gadis cantik itu sehingga lidah pria itu menyeruak masuk ke dalam mulut Keke. Perlahan-lahan birahi Keke juga sedikit terpancing dan tanpa sadar gadis cantik itu mulai mengeluarkan air liurnya.
“Shhh ... hpmhhh ... shhh ... mphhh ... shhh ... phmmm....”
Pardi kemudian mencumbu bagian leher Keke. Hembusan nafas berat Pardi pun mengenai leher jenjang gadis cantik itu yang begitu mulus dan lembut.
Keke yang bingung itu pun mulai sedikit terangsang namun dia berusaha untuk mengontrol tubuh dan pikirannya untuk tidak jatuh ke dalam permainan Pardi.
Pardi dengan lembut dan perlahan mendekati leher jenjang Keke. Saat bibir pria itu hampir menyentuh tengkuk gadis cantik itu, Pardi kemudian menghentikan perbuatannya tepat berada beberapa cm saja dari leher jenjang Keke.
Pardi sekali lagi dengan lembut meniup-niup leher jenjang Keke yang tanpa sadar membuat gadis cantik itu mulai sedikit menggerakkan pinggulnya. Keke merasakan memeknya terasa mulai lembap.
Pardi kemudian membuka mulutnya seakan-akan hendak menjilat leher jenjang Keke. Namun dia berhenti beberapa detik dan kemudian kembali meniup area sensitif gadis cantik itu.
SLURP ... SLURP ... SLURP....
Suara decak pada mulut Pardi saat hendak menjilat leher tersebut membuat jantung Keke terasa berdebar-debar. Seakan mempersiapkan dirinya akan sebuah serangan, namun serangan tersebut tak kunjung datang.
Pardi yang masih merangsang tubuh gadis cantik itu tiba-tiba menghisap dengan lembut leher Keke yang tanpa sadar membuat gadis cantik itu langsung menggelinjang kegelian dan bersuara, “Eeenggghhhhh....”
Bersambung....
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
12778Please respect copyright.PENANADO3nrKZhBJ