Mainan Baru
Rumah Keke
Ella pun dengan santainya berjalan menuju kamar Keke karena gadis tersebut memang sudah sering bermain ke rumah temannya itu. Namun betapa kagetnya dia ketika membuka pintu kamar Keke dan melihat temannya yang sudah dalam kondisi terikat. Belum juga dia sempat bereaksi seperti berteriak atau berlari dari tempat itu, tiba-tiba saja ada tangan besar yang langsung membekap mulut Ella dengan sebuah kain.
Ella meronta-ronta dan mencoba melihat orang yang membekapnya itu. Namun beberapa saat kemudian tubuh gadis cantik itu jatuh lemas dan akhirnya tidak sadarkan diri.
Beberapa jam berlalu, Pardi dan teman-temannya memainkan tubuh Keke bersama-sama sambil menunggu Ella tersadar dari pingsannya.
“Hahaha ... gak nyangka gue malah dapet mainan baru lagi.”
“Iya, gue kira Non Keke doang yang bisa dientot, ternyata malah datang bidadari.”
“Gimana, nih? Kontol gue udah ngaceng banget lagi, mau cicipin memek Neng ini.”
Ella tersadar karena mendengar suara-suara yang mengganggu indra pendengarannya. Namun saat dia membuka matanya, pandangannya sudah gelap dan tidak bisa melihat apa pun. Ella bisa merasakan sesuatu yang menghalangi pandangannya itu.
Ella yang tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya mulai panik. Ditambah lagi saat dia bisa merasakan angin dingin menyentuh perutnya dari AC yang ada di kamar itu.
“Siapa itu!” teriak Ella panik.
Ella mulai menyadari kalau kondisinya sedang dalam keadaan telanjang bulat karena ketika dia menggerakkan tubuhnya ke sana ke mari dia tidak merasakan ada sesuatu yang menutupi tubuhnya.
Ella juga baru sadar kalau kedua tangannya itu sudah terikat ke atas kepalanya hingga membuat payudara besarnya itu membusung ke depan dan memantul-mantul Ketika dia bergerak.
“TOLONG, TOLONG, TOLONG!” teriak Ella sambil kakinya meronta-ronta.
Ella mencoba berdiri dengan kedua kakinya yang tidak terikat. Namun usaha gadis cantik itu sama sekali tidak membuahkan hasil karena dia kesulitan untuk membuat tubuhnya menjadi berdiri.
“Hehehe ... teriak aja, Non Ella. Gak bakal ada yang nolongin, kok,” ucap Mamang.
“Lo kalau sampe teriak lagi, gue bunuh lo!” ancam Sutejo.
“Udah, Neng. Ngapain ngelawan, dikasih enak juga,” bisik Pardi di telinga Ella sambil beberapa saat kemudian menjejalkan sebuah minuman berisi obat perangsang pada gadis cantik itu.
Ella sama sekali tidak bisa melawan. Dia mencoba berontak dengan cara menutup rapat-rapat mulutnya. Namun Pardi dengan pintarnya memencet hidung Ella sampai mau tak mau gadis cantik itu membuka mulutnya. Dengan kasar pria itu mencekoki Ella dengan minuman yang dipegangnya hingga tertelan habis oleh teman Keke tersebut.
“Ugrkhhh ... egrkkkhhh ... ogrkhhhh....” Ella tersedak-sedak karena minuman itu dengan paksa masuk ke dalam kerongkongannya.
“Di mana Keke, Pak! Uhuk ... uhuk ... uhuk....” Dengan kondisi seperti itu, Ella masih saja mengkhawatirkan temannya.
Namun perlahan-lahan obat perangsang itu bekerja dengan cepatnya. Gadis cantik itu merasa tubuhnya sangat panas dan terasa sangat sensitif sekali. Hembusan angin yang menyentuh kulitnya membuatnya kegelian. Apalagi ada beberapa tangan yang sejak tadi sudah menyentuh-nyentuh bagian tubuhnya.
“Pak, teman saya di mana, Pak?” tanya Ella panik. “KEKE, KEKE, KEKE!” lanjut gadis cantik itu berteriak dengan memanggil-manggil nama temannya untuk mengetahui keberadaan Keke.
HUHHH ... HUHHH ... HUHHH....
Nafas Ella mulai tidak beraturan dan menderu. Gadis berpayudara besar itu merasakan tubuhnya semakin terasa geli dan sensitif. Apalagi dia bisa merasakan hembusan angin yang meniup leher jenjangnya.
“Shhh ... ngapain kalian! Lepasin! Keke kamu di mana, Ke! Keke. Shhh ... Pak, lepasin aku! Ahhh ... Pak, teman saya di mana? KEKE!” teriak Ella dengan meronta-ronta.
Hembusan angin lembut itu terus saja menjalar ke seluruh tubuhnya hingga yang tadinya terfokus di leher jenjang Ella, kini sudah beralih ke area payudara gadis cantik itu.
“Shhh ... shhh ... shhh ... stop, Pak. Egrhhh ... geli banget. Ugrhhh ... Pak. Sudah! Owhhh ... Keke, TOLONG!” Ella berteriak mendesah dengan tubuhnya menggelinjang geli.
Ella merasakan hembusan angin itu tidak hanya berasal dari satu tempat saja. Tetapi di beberapa titik sensitifnya terasa hembusan angin yang begitu lembut semriwing hingga dia merasakan sesuatu yang menggebu-gebu ingin keluar dari tubuhnya.
“Pak, stop! Jangan! Shhh ... lepasin saya, Pak. Shhh ... stop! Berhenti!”
Ella mencoba bertahan dari rangsangan hembusan angin di tubuhnya itu. Ditambah lagi dengan kaki gadis cantik yang sejak tadi meronta-ronta sudah di tahan dengan tangan kasar dan lobang memeknya terasa hembusan angin yang membuatnya sedikit demi sedikit terangsang.
“Ahhh ... jangan di situ! Lepasin, Pak. Agrhhh ... lepasin! Jangan di situ! Ugrhhh ... stop! Berhenti! Ahhh ... Pak!” Ella mencoba bertahan dari rangsangan pada tubuhnya. Namun karena pergerakannya dibatasi dan ditambah oleh minuman perangsang yang diminumnya tadi. Hal itu membuat pertahanan gadis cantik itu sedikit demi sedikit hancur.
Semua bagian tubuh Ella terasa sangat sensitif. Teman Keke itu tidak dapat lagi menahan desahannya. Otak gadis cantik itu berkata untuk menghentikan perbuatan pria itu. Tetapi tubuhnya terasa sangat geli dan nikmat.
Nafas Ella juga sudah berat dan ketika merasakan belaian tangan di pinggangnya yang terasa seperti menggelitik lembut itu, dia mendesah keras, “AGRHHH ... GELI, PAKGRHHH....”
HUHHH ... HUHHH ... HUHHH....
Nafas Ella semakin memburu dan rangsangan-rangsangan para pria pemerkosanya itu tanpa henti menyerang titik-titik sensitifnya.
“Egrhhh ... Pak. Ahhh ... stop, Pak. Egrhhh ... berhenti! Ugrhhh ... Pak, jangan dijilat. Ougrhhh ... Pakgrhhh....” Ella mendesah karena leher jenjangnya itu dijilat oleh salah satu dari para pria yang sebentar lagi akan memperkosanya.
Pria yang sedang bermain-main di leher jenjang Ella juga tidak hanya menjilatinya saja. Dia mencupang dan menyedut keras bagian sensitif teman Keke itu hingga gadis cantik itu mendesah-desah.
“Ougrhhh ... Pak. Agrhhh ... stop, stop, stop, Pak! Ahhh ... geli, geli banget Pak leher saya. Ahhh ... BERHENTI!” teriak Ella sambil memelintir ke kanan dan ke kiri kepalanya.
Tak berhenti begitu saja rangsangan yang diterima Ella. Tadi baru saja di titik leher jenjang gadis cantik itu saja yang diberikan rangsangan. Namun tiba-tiba saja teman Keke itu merasakan kalau payudaranya itu dicaplok dengan sesuatu lembut dan berair.
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... jangan digigit, Pak. Ugrhhh ... Pak, stop! Jangan dijilat lagi tetek saya. Agrhhh....” Ella sudah merasakan tidak karuan lagi pada tubuhnya karena rangsangan bertubi-tubi yang diterimanya. Tubuh gadis cantik itu juga menjadi kelojotan karena setiap tubuh sensitifnya itu diserang secara bersama-sama.
Saat di titik di mana ada sesuatu yang akan keluar dari ujung lobang memek Ella. Tiba-tiba saja ada tangan kasar yang menyentuh liang kewanitaan gadis cantik itu tepatnya di kacang kecil yang ada di area atas vaginanya. Saat itu juga obat perangsang yang diminum Ella bekerja dengan penuh.
Ella berteriak-teriak dengan tubuhnya itu mengejang hebatnya karena klitorisnya itu tersentuh dengan benda keras dan kasar. Gadis cantik itu mendesah, mendesah nikmat yang mengisi seluruh ruangan kamar tidur Keke. “AGRHHH ... PAK, AMPUNGRHHH....” Namun saat sesuatu hal nikmat yang dirasakan Ella akan meledak, tiba-tiba saja semua rangsangan pada tubuh gadis cantik itu berhenti.
“EHHH....”
Bersambung….
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
6906Please respect copyright.PENANAGKcgZY2FCl