Taman Hiburan Kenikmatan
Taman Hiburan
Pardi berjalan dengan diapit oleh kedua gadis cantik di sebelah kiri dan kanannya. Pria paruh baya itu tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya karena dia merasa sangat senang sedang berjalan bersama Keke dan Ella.
Pardi pagi itu menggunakan celana pendek di atas lutut dengan baju lengan pendek berwarna hijau bermotif bunga. Dia juga menggunakan kaca mata hitam berbentuk bulat sambil kedua lengannya digandeng oleh Keke dan Ella.
Keke yang pagi itu terlihat sangat cantik menggunakan baju dress pendek selutut berwarna merah muda dengan sepatu jelly berwarna hitam. Sedangkan Ella sendiri yang tak kalah cantiknya dengan Keke yang mana gadis cantik itu menggunakan baju rajut off shoulder berwarna oranye dengan rok pendek berwarna sama dengan baju yang dipakainya. Kakinya dibalut dengan sepatu hak 10 cm berwarna putih.
Keke dan Ella merasa canggung karena menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang berada di taman hiburan itu. Namun berbeda halnya dengan Pardi yang di wajahnya tersirat ekspresi kemenangan. Pria paruh baya itu sangat bangga dan bahagia karena bisa menggandeng kedua gadis muda cantik nan jelita seperti Keke dan Ella.
“Pak, apa kita harus begini? Shhh....” Keke bertanya dengan salah satu tangannya yang seperti menarik ujung dressnya. Gadis cantik itu seperti tidak nyaman dengan apa yang dikenakannya sekarang. Padahal rok yang digunakan oleh Keke tidak lah terlalu pendek.
“Ssshhhhh....” Ella menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa geli yang berada di area selangkangannya.
Teman Keke itu merapatkan kakinya, mencoba menahan suatu benda yang kini sedang bergetar di dalam lobang memeknya itu. Ella tidak dapat fokus dengan apa yang ada di sekitarnya, yang sekarang dalam pikiran gadis cantik itu adalah menghilangkan rasa geli di dalam liang kewanitaannya.
“Sudah! Non Keke dan Non Ella harus nurut sama Bapak!” jawab Pardi dengan senyum mesumnya sambil melihat ke arah Keke dan Ella secara bergantian.
Mendengar perkataan Pardi, Keke hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Gadis cantik itu juga menahan rasa geli karena benda yang ada di dalam liang kewanitaannya itu terus bergetar kencang.
Keke dan Ella menggunakan pakaian yang dipilih oleh Pardi. Tetapi kedua gadis yang masih berumur di awal 20-an itu sama sekali tidak memakai BH ataupun CD. Puting payudara mereka yang mengeras terkadang terlihat seperti mengintip mengacung karena kedua gadis yang terlihat begitu memesona pagi itu tidak dapat menahan gesekkan nikmat yang ada di dadanya.
Terkadang pula mereka seperti merasakan pandangan orang-orang di sekitar mereka itu seperti tahu kalau mereka sama sekali tidak memakai CD ataupun BH. Keke dan Ella harus menahan malu sekaligus nikmat karena training dari Pardi membuat kedua gadis cantik itu semakin menjadi seperti wanita apa yang diinginkan oleh Pria paruh baya itu.
Pardi bersama kedua gadis cantik itu berkeliling mencoba berbagai wahana yang ada di taman hiburan tersebut. Sudah beberapa kali Keke dan Ella harus merasakan klimaks karena rasa geli di selangkangan mereka memuncak. Contohnya saja saat mencoba komedi putar, Keke dan Ella mau tidak mau harus duduk di kuda mainan yang membuat benda asing yang berada di dalam lobang memek mereka itu melesak begitu saja ke dalam. Naik turunnya kuda mainan itu membuat rasa nikmat yang dirasakan Keke dan Ella berada di level yang berbeda hingga membuat kedua gadis cantik itu mendapatkan badai orgasmenya. Apalagi ditambah dengan tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya seolah-olah mereka dapat menerawang apa yang Keke dan Ella lakukan, hal itu malah menambah pleasure yang dirasakan kedua gadis cantik itu makin berlebih saja.
Beberapa kali Keke dan Ella harus menahan rasa malu karena dari selangkangan mereka mengucur air yang merembes dari area selangkangan mereka hingga turun ke pangkal paha. Saat itu banyak orang di sekitar kedua gadis cantik itu yang melihat kejadian memalukan itu. Namun, karena Pardi menahan tubuh Keke dan Ella, membuat kedua gadis yang tidak dapat menyembunyikan wajah binalnya dan tidak dapat berbuat apa-apa serta hanya bisa menggelinjang geli dengan tangan mereka yang mencengkeram erat lengan Pardi.
“Pakhhh ... shhh ... geli banget,” ucap Ella pelan dengan memegang lengan kiri Pardi dengan kedua tangannya sambil kedua kakinya itu menyempit.
“Shhh ... iya, Pak. Shhh ... ini geli banget, Ella gak tahan lagi,” timpal Ella yang sama seperti Keke, memegang lengan kanan Pardi dengan keras.
“Non Keke dan Non Ella sudah berapa kali keluar? Pasti sudah berpuluh-puluh kali keluarnya, kan?” ejek Pardi sambil memencet tombol yang ada di saku celananya.
GGGRRRRR….
“AGRHHHHH....” Keke dan Ella berteriak berbarengan dengan benda yang di dalam lobang memek mereka bergetar lebih kencang daripada sebelumnya.
Suara dari teriakan Keke dan Ella membuat perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya tertuju pada kedua gadis cantik itu. Kedua gadis yang sudah di-training menjadi budak sex oleh Pardi itu merasa sangat malu dan berusaha berlari cepat dari sana.
“Pa-a-ak....” Keke berucap pelan dan terbata-bata sambil melihat ke arah Pardi dengan tatapan memohon agar siksaan kenikmatan itu dihentikan.
Ella sendiri masih menahan rasa geli dan nikmat karena benda kecil yang ada di dalam lobang memeknya meskipun dia merasa sangat malu karena dirinya sekarang menjadi fokus orang-orang yang di sekelilingnya.
“Tahan ya, Cantik. Gak usah malu gitu. Mereka juga udah tahu kok kalau Non Keke dan Non Ella itu lonte Bapak,” ucap Pardi sambil meremas payudara kedua gadis itu secara bersamaan.
“UGRHHH … PAK PARDIGHHH….”
“Hehehe….” Pardi terkekeh dengan wajah mesumnya. Pria paruh baya itu tidak peduli meskipun orang-orang yang ada di sana melihat tingkah cabulnya. Menikmati kedua gadis cantik yang telah menjadi budak sex-nya itu sudah menjadi prioritas utama pria itu sekarang.
Pardi kemudian membawa Ella dan Keke menuju ke toilet yang berada di taman hiburan tersebut. Sebelum masuk, Pardi melihat keadaan sekitarnya. Setelah merasa cukup aman, pria paruh baya itu lalu membawa kedua gadis cantik yang sudah tidak dapat menahan rasa sangenya lagi untuk masuk ke dalam toilet itu. Tak lupa Pardi juga mengambil sebuah papan berbentuk segitiga berwarna kuning yang menunjukkan bahwa toilet sedang dibersihkan.
“AGRHHH....” Keke dan Ella berteriak karena tubuhnya didorong oleh Pardi begitu saja hingga terjatuh ke lantai.
Ella dan Keke hanya bisa meringis kesakitan bercampur rasa geli dan nikmat karena benda getar yang ada di dalam liang kewanitaannya itu semakin intens bergerak liar.
“Kulum kontol Bapak!” perintah Pardi pada kedua gadis yang sudah terjatuh dengan kaki sedikit mengangkang lebar. “Tapi, Non Keke dan Non Ella tidak boleh pakai tangan bukanya! Harus pakai mulut! Seperti biasa ya, Non. Kontol Bapak harus dikasih enak! Kan Non Ella dan Non Keke anjing betina, Bapak,” lanjut Pardi tersenyum dengan tampang penuh nafsu melihat tubuh Ella dan Keke.
“Ta-ta-pi, Pak. Di sini—”
“TIDAK USAH TAPI-TAPI! KULUM KONTOL BAPAK SEKARANG!” perintah Pardi.
Keke dan Ella saling pandang karena setelah mendengar ucapan Pardi. Dengan malu-malu dan rasa takut karena sekarang mereka sedang berada di tempat umum, kedua gadis cantik itu menuruti apa yang diperintahkan oleh pria paruh baya itu. Dengan susah payah Keke dan Ella membuka celana yang dikenakan oleh Pardi hingga terpampang lah alat kelamin pria yang sudah berumur lebih dari 50 tahun itu di depan wajah mereka.
“JILAT KONTOL BAPAK SEKARANG!” perintah Pardi.
Bersambung….
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
ns 15.158.61.8da2