Chastity Belt
Rumah Keke
Keke melihat semua hal yang dilakukan Pardi dan teman-temannya pada tubuh sahabatnya, Ella. Gadis berusia 21 tahun itu tahu kalau para pria pemerkosanya itu ingin menjadikan Ella sama sepertinya, menjadi budak sex pemuas nafsu binatang para pria itu.
Keke ingin sekali menolong Ella. Namun keadaannya yang tidak memungkinkan, dia hanya bisa melihat bagaimana tubuh temannya itu dipermainkan secara liar oleh Pardi dan keempat temannya.
“Owhhh ... Keke, TOLONG! Ahhh ... Pak! Lepasin! Ugrhhh .... TOLONG!” teriak Ella dengan tubuhnya itu dijamah oleh ke 5 pria yang tidak dikenalnya.
“Hehehe ... gak usah teriak-teriak, Non. Aduhhh ... jadi ingin banget ngentot memek Non Ella kalau lihat kayak gini,” ucap Tono yang memang suka menyiksa birahi wanita.
“Pak, tolong jangan gini! Shhh ... shhh ... shhh ... jangan disentuh itu saya. Ahhh ... Pak, saya gak mau! Owhhh ... TOLONG LEPASIN! Ugrhhh....” Ella masih saja melawan dengan menggerakkan tubuhnya ke sana ke mari. Namun usaha gadis cantik itu sama sekali tidak terlihat. Malah para pria yang ada di sekeliling Ella makin menjadi-jadi untuk memainkan tubuh sahabat Keke itu.
Pardi dan teman-temannya itu memainkan tubuh Ella sampai mereka puas. Isap payudara, leher, perut, dan bagian lainnya Pardi lakukan bersama ke 4 temannya. Bahkan liang kewanitaan gadis cantik itu tidak luput dari gerayangan tangan-tangan nakal para pria tersebut. Tubuh Ella sendiri itu sudah penuh dengan cupangan di mana banyak bekas bercak merah di bagian tubuh sensitif gadis cantik itu.
Ella tidak tahu lagi apa yang terjadi padanya. Perasaannya campur aduk. Marah, benci, khawatir, enak, semua perasaan itu menjadi satu. Melihat Keke yang masih dalam keadaan terikat seperti dirinya pun Ella masih mengkhawatirkan keadaan temannya.
“Keke,” panggil pelan Ella dengan mata sayunya.
Pardi meninggalkan ke 4 temannya yang sedang bermain-main pada tubuh Ella sebelum kemudian dia menghampiri Keke yang tubuhnya masih dalam keadaan posisi terikat. Otak dalang pemerkosaan gadis berusia 21 tahun itu membelai wajah Keke dengan penuh kasih sayang sambil ekspresi mesumnya itu tidak dapat dia sembunyikan.
“Gimana, Non Keke? Ngeliat teman Non Keke digituin Non jadi sange, gak? Non kepengen lagi kan memeknya Pak Pardi mainin,” ucap Pardi sambil tangan kirinya membelai lembut pipi Keke dan tangan kanannya menggesek lobang memek gadis cantik itu.
KHIKS ... KHIKS ... KHIKS....
“Shhh ... Pak Pardi. Jangan begitu, Pak. Shhh ... lepasin temen Keke, Pak. Ahhh....” Keke memohon dan air matanya kembali jatuh di wajah cantiknya.
PLAK!
“Dasar Lonte Cilik! Lo sok khawatirin temen lo. Lo pikirin aja diri lo sendiri, Non Keke,” teriak Pardi sambil menampar tiba-tiba pipi gadis cantik itu.
Keke benar-benar merasa bersalah karena membuat temannya menjadi dalam keadaan yang sama sepertinya. Kalau saja, kalau saja Ella tidak ke rumahnya, semua ini tidak akan terjadi.
Keke menangis kejar dengan air matanya bercucuran dengan derasnya. Gadis dengan rambut panjang indah itu sangat merasa takut karena dia tahu sebentar lagi Ella akan dijadikan budak sex oleh Pardi dan teman-temannya.
KHIKS ... KHIKS ... KHIKS....
“Pak Pardi! Tolong biar Keke aja, Pak. Jangan, Ella! Kasihan dia, Pak. Dia masih perawan!” teriak Keke di sela tangisan sesenggukannya.
Pardi yang melihat lonte barunya bersikap seperti itu sangat geram, dia langsung menampar beberapa kali dengan keras ke arah pipi Keke.
PLAK ... PLAK ... PLAK....
“Lo Lonte diem aja! Gue mau kasih yang enak-enak ke Non Ella, ANJING!” bentak Pardi.
Sikap Pardi yang lembut dan kasar itu membuat mental Keke menjadi dilema. Saat pria itu menyentuh tubuh gadis cantik itu secara lembut, Keke bisa sedikit merasa aman meskipun rasa takut masih ada di hatinya. Namun sikap Pardi yang berubah kasar itu benar-benar membuat Keke sangat ketakutan. Dia tidak tahu kenapa pikiran bodohnya itu menganggap kalau Pardi bisa menolongnya setelah semua perlakuan yang dilakukan terhadapnya.
Keke terus saja memohon meskipun mendapat perlakuan kasar dari Pardi. “Pak, please! Keke mohon jangan teman Keke.
Pardi yang terus-menerus mendengar teriakkan Keke terbesit ide jahat di otaknya. “Okay, Non. Saya gak akan ngentotin Non Ella.”
“Bener, Pak! Jangan, Pak! Saya aja yang jadi budak sex Bapak. Jangan Ella!” ucap Keke merasa lega meskipun wajahnya sudah sembab.
“Hehehe ... ya, sebagai gantinya kamu yang entot teman kamu sendiri!”
DEG!
Bola mata Keke membesar karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Pardi. Mulutnya spontan terbuka lebar dengan jantung gadis cantik itu berdetak dengan kencangnya dan nafasnya tersengal-sengal.
HAHAHA....
Pardi tertawa keras karena memikirkan ide gila itu. Suara pria itu mengisi seluruh ruangan kamar Keke dan diikuti tawa jahat ke 4 temannya.
“ANJING, PAK PARDI! JAHAT BANGET LO! GUE BAKAL LAPORIN POL--” Mental Keke langsung tumbang dan dia mengeluarkan semua amarahnya dengan umpatan yang terlontar dari mulutnya. Namun belum sempat dia melanjutkan umpatannya, tiba-tiba saja Pardi kembali menampar pipi Keke dan meludahinya.
PLAK! CUIH!
“Kenapa, lo berani ngoceh kaya begitu!? Kenapa lo lihatin gue dengan melotot begitu, Non?” tanya Pardi dengan tampang menyepelekan Keke. Tangan kanan pria itu mencengkeram dagu gadis cantik itu dan beberapa saat kemudian dia meludah ke arah wajah Keke.
Keke benar-benar memelototkan matanya. Rasanya kalau dia bisa bergerak dengan bebas, saat itu juga dia akan membunuh ke 5 pria yang ada di dalam kamarnya.
“Hehehe ... sabar ya, Non. Sebentar lagi Non Ella jadi budak kontol saya kok sama kayak Non Keke,” ucap Pardi terkekeh lalu mengecup manja sampai tertempel air liur pria itu di pipi Keke.
Pardi kemudian memanggil salah satu dari ke 4 orang yang sedang bermain pada tubuh Ella untuk membawakannya sesuatu. Sex toys yang mereka bawa tadi berupa sebuah chastitybelt.
Sex toys itu merupakan sebuah sabuk berbentuk celana yang terdapat gembok untuk menguncinya serta 2 dildo yang tepat dapat dimasukkan ke lobang memek dan anus wanita.
Keke yang melihat benda tersebut menjadi lemas. Membayangkan dua benda keras tersebut berapa di dalam lobang vagina dan pantatnya membuat pikirannya menjadi kalut.
Keke tahu kalau Pardi akan menyiksanya lagi dengan kenikmatan bertubi-tubi yang tidak diinginkannya.
“Pak Pardi! Jangan, Pak! Shhh ... jangan, Pak! Keke gak mau! Jangan!” teriak Keke meronta-ronta tidak ingin benda tersebut menyentuh tubuhnya.
Pardi dengan santainya menyuruh salah satu temannya agar memegangi tangan dan kaki Keke. Kemudian pria itu memasangkan chastitybelt tersebut di daerah selangkangan Keke dan kemudian sedikit memberikan rangsangan pada klitoris gadis cantik itu agar basah dan mudah dimasukkan.
“Shhh ... Pak! Sakitgrhhh ... Bapak! Ahhhh ... ahhh ... ahhh ... Keke gak mau, Pak!” teriak Keke meskipun vaginanya sudah basah karena dipermainkan oleh Pardi.
Pardi memberikan rangsangan pada tubuh Keke terlebih dahulu agar gadis cantik itu gila dengan nafsu birahinya sendiri. Dimainkan lah payudara besar Keke dengan cara diremas, dijepit, dan puting payudara gadis cantik itu dipilin dengan keras.
Pardi juga sesekali mencium lembut kulit putih mulus Keke hingga gadis cantik itu hanya bisa mengerang-ngerang gila karena rangsangan nikmat di tubuhnya.
Pardi yang sudah yakin kalau Keke dalam keadaan tidak terbendung lagi sangenya, kemudian mulai melepaskan ikatan di tangan gadis cantik itu. Pria itu membiarkan bebas dan ingin melihat sikap apa yang Keke lakukan setelah ikatan di tubuhnya terlepas.
Keke bersiap lari ketika ingatan di tangannya itu terlepas. Namun ada perasaan aneh di area selangkangannya karena tiba-tiba saja benda yang terdiam dan bersarang di dalam lobang memek dan pantatnya itu tiba-tiba saja bergetar.
“AGRHHH ... PAKGRHHH....” Keke meraung dan tubuhnya mengulet sambil kedua tangannya menahan di selangkangannya. Badan gadis cantik itu terbanting-banting karena rasa geli yang ada di dalam vaginanya.
“Hehehe ... gimana, Non?” tanya Pardi dengan gigi kuningnya terlihat.
Keke merasa lemas dan tubuhnya itu bergetar mengikuti getaran benda keras yang ada di kedua lobang di daerah selangkangannya. Dia menatap sayu Pardi dan melihat sebuah remot kecil di tangan pria itu.
“Pak, stop! Pak Pardi stop, Pak! Agrhhh ... jangan, udah! Ahhh ... ahhh ... ahhh ... Pak, geli! Berhenti, Pak! AMPUN!” teriak Keke tidak tahan dengan getaran gila itu di dalam vaginanya.
HAHAHA....
Pardi tertawa dengan senyum jahat terlukis di wajahnya. Pria itu dengan senangnya memainkan remot yang dipegangnya dengan membuat level getaran dari 1 sampai ke 3. Pardi memvariasikan getaran-getaran tersebut sampai membuat Keke meraung-raung.
“AGRHHH ... BAPAKGRHHH ... AMPUNGRHHH....”
Keke berusaha untuk melepaskan sabuk yang menutupi lobang memek dan pantatnya. Namun usaha gadis cantik itu sia-sia saja. Gembok yang mengunci chastity belt yang dipakainya sama sekali tidak dapat terbuka. Sekuat tenaga Keke mencoba pun sabuk itu sama sekali tidak bisa terbuka atau bergeser dari daerah selangkangannya.
Bersambung….
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
ns 15.158.61.55da2