Setelah puas ngentot dengan istriku yang sudah rusak, sudah seminggu sejak kejadian huru hara. Dari selentingan yang kudengar, bahwa banyak kejadian edan diluar komplek tempat kami tinggal. Tidak sedikit yang berpikiran sama denganku untuk bercinta dengan istri orang.
Lewat pukul 5 sore, aku keluar komplek dengan hanya mengenakan kaos dengan celana pendek yang hampir tak dapat menutupi kontolku yang panjang ini. Hari yang biasanya masih ramai oleh lalu lalang kendaraan bermotor, kini tak ada jejak adanya kehidupan.
Dari kejauhan, ku dengar masih ada yang melakukan kegiatan keagamaan. Ku sambangi tempat itu dan disana terlihat 4 orang wanita masih muda tengah melakukan pengajian. Masing masing bergantian tadarusan. Aku yang saat itu diam dari kejauhan kemudian mendekati mereka.
"Sore ibu ibu.. " sahutku pelan. "Sore bapak... aw... kyaaaaaaaa... " bersahutan mereka dengan penuh kaget, melihat kontolku yang telah bebas bergoyang ke kanan dan kiri. "Tolongggg!!! Jangan pak... jangan perkosa kami" begitulah yang dikatakan mereka sembari menutup wajah mereka namun di satu sisi dibalik gamisnya yang panjang itu tercetak cairan kewanitaan yang merembes membasahi karpet masjid.
"Takut ya lihat kontol sepanjang ini, atau sangek bu?" tanya ku sembari meraba paha mereka dibalik gamis putihnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa kontol sepanjang ini hanya ada dalam film bokep luar negeri. Salah satu diantaranya mendekati dan mencium kontolku yang berurat sembari berkata "Halah.. kayak kalian suci ajah, kan bukannya sore tadi kita abis ngewe anak anak kita?" Ujar salah seorang ukhti yang kukenal dengan nama Utami.
Ukhty satunya pun kemudian mendekat dan mengocok liar memeknya dengan menyingkapkan gamis panjangnya sambil mengangkang liar. "Uuuhhh gede banget, kalo masuk ke memekku bakal sobek itu... ouuuchhh... yeaahhh... entot aku pak.. aku mau diperkosa kontolmu" dan setelah itu 2 orang lainnya bergantian ciuman satu sama lain sambil meremas susu kenyal dengan puting yang menghitam, khas wanita yang sudah punya anak.
"Akuuu... kok sangek sih liat kamu nyepong kontol bapak itu.. padahal kenal aja nggak!!" jawab wanita yang akhirnya mengenalkan diri bernama Jeje. "Ahh kamunya aja yang ga mau kenal orang, aku tau bapak ini sering beli rokok ke warung pak kanta" kemudian wanita yang menyapanya ini berkenalan denganku dengan menyebut namanya sebagai Lydia.
2 orang sisanya yang tengah berjilmek ria adalah Raya dan Ayu. Kami akhirnya berkumpul dalam ruangan mimbar dan berkenalan satu dengan lainnya sembari menelanjangi diri namun masih mengenakan hijab panjangnya. Utami yang sedari tadi fokus nyepong kini menaiki tubuhku dan menggenjot liar seakan akan haus akan dahaga.
"Ouuhhh yesssss... kontol pak Bintang enak banget... ouuuwww genjotin ya sayang... enakk... ouuuu plok plok plok... plooookkk uhhhh" Utami dengan liar menggoyang tubuhnya sembari meremasi susu kenyalnya. "Astaghfirullah... Utami... bisa bisanya kamu zina dengan orang yang bukan suamimu" terdengar keras dan lantang, seorang wanita paruh baya yang dikenal dengan panggilan Umi menarik paksa Utami.
"Ploooppp" suara memek Utami nyaring dengan rahim yang keluar diantara lubang kewanitaannya. "Ouuuhhh... pakk akuu nyampeeee.... " bagai cacing kepanasan, Utami gelepar geleparkan badannya di atas karpet ruang mimbar. Cairan kewanitaannya muncrat berkali kali. "I-Ibu?? Kok disini!!" sahut Utami terkaget kaget karena ibunya datang menjemputnya.
Aku yang masih jauh dari kata klimaks masih dengan percaya diri menunjukkan kontolku yang masih tegang itu melambai lambai di hadapan Umi. Umi yang tak percaya anaknya menggenjot liar kontol sebesar tangan itu hanya bisa bergeleng geleng. "Umi ga usah sok alim, memangnya aku ga tau kalo selama ini.. Umi sering di ewe bapak bapak pengajian?" Utami membalas perbuatannya dengan mengatakan hal kasar.
"Darimana kamu tau? Jangan jangan pak RT yang kasih tau kamu ya? " suara Umi meninggi lalu menampar wajah cantik Utami. Utami yang saat itu tersentak lalu mengenakan gamis sambil lari pulang. "Bu, ga usah gitu juga dong, kasihan Utami.. Udah suaminya di ewek mertuanya... eh taunya mertuanya sama aja bejatnya dengan kita kita.. " Raya membela Utami tapi Umi masih bersikeras kalau dia tak bersalah.
"Udahlah Umi ngaku ajah, ini videonya! " Lydia menimpali dan lalu gantian menunggangi kontol panasku dengan penuh semangat. Sebenarnya sedari tadi matanya sudah terbelalak menyadari besarnya kontolku
BERSAMBUNG...
ns 15.158.61.15da2