Sekitar jam 3 pagi, aku terbangun. Aku mau pipis. Di dalam kamar tidurku ada kamar mandi, jadi aku gak jauh-jauh berjalan. Dan karena juga aku sudah terbiasa tidak pakai apa-apa saat tidur, makanya gampang aja aku melaksanakan hajatku ini. Malah terkadang, aku hanya menyingkap baju tidurku, dan pipis sambil berdiri.. hahahaha.. pokoknya yang gampang-gampang ajalah. Gak mau ribet.. 😊 Setelah selesai, aku beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air, karena Fina suka tiba-tiba haus.
Nah di saat aku berjalan ke dapur itulah aku mendengar suara orang ngobrol-ngobrol di kamar atas. Hihihi.. Sepasang sejoli yang sedang di mabuk asmara itu sampai gak mau tidur saking bebasnya mereka bercinta di rumahku. Untungnya, rumahku ini berhalaman luas, sehingga kedua pembantuku dibuatkan 1 rumah kecil untuk mereka tidur di luar sana. Pokoknya setelah beberes makan malam, mereka sudah nggak ada di rumah utama. Makanya, saat ini, cuma ada aku yang mendengar Nisa dan Amran ngobrol sambil tertawa tertahan di kamar di lantai atas. Mungkin karena iseng kali ya, sehingga timbul ide di kepalaku untuk mengintip kegiatan mereka. Sambil berjalan pelan-pelan, aku naik ke lantai atas, ke arah kamar dimana sepasang kekasih itu sedang bersilaturahmi alat kelamin.. hehehe…
651Please respect copyright.PENANA9FWbn4XOgj
Sesampainya di depan kamar, ternyata pintunya nggak tertutup sempurna, sehingga dengan bebasnya aku melihat kelakuan Nisa dan Amran. Dari celah pintu, aku melihat istri adik iparku itu sedang mengulum batang Zakar si Amran dengan bernafsu sekali. Sambil begitu, tangannya terus mengocokngocok batangan itu dengan perlahan-lahan, sementara Amran mengelus rambut Anissa sambil sesekali meremasremas kedua payudaranya bergantian. Tidak berapa lama, Amran berdiri dan mengambil posisi di belakang Anissa, seraya menyuruhnya menungging. Dari cermin, aku baru dapat melihat keseluruhan batang zakar Amran yang ternyata besar dan panjang, serta sedikit melengkung ke atas. Dan.. hmm.. jujur yaa.. punya Amran sedikit lebih panjang dan lebih besar dari batangannya Bang Haris. Sekilas, zakar besar itu, mengingatkanku pada Kontolnya Norman.. cuma yang ini lebih indah, karena di balut kulit yang putih.. ahh… nikmat sekali kayaknya kalo memekku di rojok kontol sebesar itu..
Pantas si Anissa ini nekat berselingkuh dengan Amran. Perlahan pria keturunan Arab itu memasukkan batang besarnya ke dalam lubang kemaluan Anissa yang terlihat mungil. Dan pada saat yang bersamaan, aku mendengar desahan dan erangan lembut Anissa. Amran mulai memajumundurkan pantatnya, berawal dari gerakan yang lambat dan terputus, namun semakin lama semakin cepat. Batang kontolnya keluarmasuk dengan gagah, menghujam memek Anissa berulang-ulang. Anehnya, bunyi paha Amran yang beradu dengan pantat Anissa membuatku sangat terangsang.
Dan aku menyadari, ada cairan hangat yang mengalir lembut, keluar dari dalam memekku yang berkedut-kedut nikmat. Tak lama kemudian Amran merubah posisi, Amran menindih tubuh Anissa, posisi mereka membelakangi cermin meja rias. Sehingga dari posisiku berdiri, aku dapat melihat seluruh tubuh mereka yang saling membelit dengan erotis sekali.
Saat itu aku melihat kedua kaki Anissa dilingkarkan ke pinggang Amran, sehingga posisi mereka sangat menempel. Dan tangannya meremas kedua bongkahan pantat lelaki gagah itu dan menariknya dengan lembut sekali. Bibir Anissa memagut bibir Amran dengan kuluman-kuluman yang sangat erotis. Dan terkadang aku melihat lidah mereka saling membelit. Ada satu momen dari mereka, yang benar-benar mengingatkanku pada si Norman. Saat itu, kedua tangan Amran sedang meremas kedua buah dada Anissa, yang sebenarnya tidak terlalu besar.. tapi sangat kokoh, ranum dan mengkal, sehingga sangat cocok dengan tubuhnya yang ramping. Amran menopang tubuhnya ke atas. Anissa yang sepertinya mengerti maksud Amran, segera melepas pelukannya dan ganti merengkuh leher Amran, lalu membuka mulutnya. Dan diiringi dengan tusukan-tusukan kontol Amran yang pelan namun mantap, Amran 3 kali meludah ke dalam mulut Anissa.
Aaahhh…. Hatiku agak ngelos melihat kejadian itu. Aku kangen sama kebiasaan itu. Dan aku sudah kehabisan kata-kata ketika menyaksikan mulut Anissa terus menerima ludah Amran, menelannya, dan dengan gerakan tiba-tiba, menarik leher Amran dan kembali mengulum bibirnya. Erangan dan desahan Anissa sangat terdengar liar namun tertahan.
Tak berapa lama kemudian, Amran mengerang, lalu dicabutnya batangannya yang besar itu dari dalam memek Anissa. Rupanya Amran sudah hampir ejakulasi. Lalu, sambil mengocokngocok batang kontolnya dengan beringas, tangan Amran menarik kepala Anissa agar mendekati kontolnya Amran. Akhirnya, kontol besar yang terlihat basah dan kencang itu menyemprotkan cairan putih yang banyak dan kental, sampai 5 kali aku lihat. Dan Nisa menerima itu semua ke dalam mulutnya yang menganga lebar. Namun, saking banyaknya cairan tersebut, wajah dan rambut Anissapun tak luput dari semprotannya. Wajahnya berlumuran sperma lelaki yang bukan suaminya itu. Dan sambil tertawa puas, Anissa menelan semua cairan yang masuk ke mulutnya. Amran kemudian ambruk ke ranjang, disamping Anissa.
Seiring dengan hal itu, akupun mendapatkan klimaksku sendiri. Aku nggak sadar kalau jari-jari tanganku dengan aktifnya mencolok dan merojok memekku dan bergerak keluar-masuk. Aaahh.. nikmat sekali. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamarku dan bermasturbasi lagi. Namun baru saja aku akan beranjak pelan-pelan menuju kamarku, aku melihat Amran bangun dan duduk bersujud mengangkangi dada Anissa. Sementara Anissa memasukkan kontol Amran yang besar itu kedalam mulutnya untuk mengulumnya. Dan aku malah sengaja mencuri dengar pembicaraan mereka.
“Gila kamu Nis... gak ada puasnya kamu sama peju..” kata Amran.
“Hehehehehe... abis enak sih.. aku mau lagi.. dan lagiii...” jawab Anissa dengan suara yang terdengar genit dan manja.
“Tadi kan sudah... tiga kali lhoo...”
“Tapi kan.. mmhh... semuanya di dalem.. aku juga pengen kamu buang di mulut kaya barusan.. aku mau minum peju kamu sayanngg….”
Aku tersenyum mendengar pembicaraan itu. Ternyata, semalam ini saja, mereka sudah 4 kali ngewe. Makin terangsangnya aku mendengar Anissa bicara seperti itu.
“Kamu doyan banget ya sama peju?” tanya Amran sambil mengelus-elus rambut panjang istri adik iparku itu. Sementara Anissa masih terus mengocok batang kemaluan Amran.
“Banget...” jawab Anissa, “... tapi pejumu doang lho sayaaangg...” lanjutnya.
“Punya si Rusman enggak ya?”
“Hahahaha... boro-boro nelen pejunya.. ngeliat tititnya aja aku ogah...”
Amran tertawa terbahak-bahak mendengar hal itu, “Hahahaa.. parah kamu... gitu-gitu kan dia suamimu sayaanng.....”
“Beneraaannn..” sahut Anissa, “..ini aja aku selalu nyukur jembut karena kamu suruh.. kamu kan katanya suka kalo memek aku botak....”
“Heheheee.... iyaa.. iyaa... dari pertama kali liat dulu, aku udah jatuh cinta sama memekmu tauuu.. soalnya sempit banget, terus wangi pula. Tapi iya, aku seneng banget pas kamu akhirnya nurutin aku buat nyukur jembutmu... I love you, sayang...”
Lalu mereka berdua berbarengan duduk di pinggiran tempat tidur. Amran mengelap batang kontolnya dengan handuk kecil. Sementara Anissa sedang menggulung rambut panjangnya. Lalu dia mengangkangkan kedua kaki jenjangnya lebar-lebar, seolah sudah tahu bahwa Amran akan membersihkan lubang kemaluannya. Dan sepertinya, Amran melakukan itu dengan penuh rasa ikhlas dan sayang, sambil kemudian mengulum bibir Anissa dengan lembut.
Namun tiba-tiba aku dikejutkan dengan pembicaraan mereka lagi.. “Sayang..” ujar Amran. “..Resti kan lagi ditinggal suaminya.. 2 bulan ya?”
“Iya…. Terus kenapa?” tanya Nisa penasaran.
“Mmhh… gapapa sih. Tapi apa dia gak ngerasa kesepian tuh? Maksudku, maaf ya sayang.. katamu, dia kan nafsunya besar yaa.. dia nggak pengen ngewe apa?” tanya Amran lagi.
“Ya mana aku tau… tanya sendiri lah..” ujar Anissa dengan nada agak kesal. “..terus kalo dia lagi pengen, kamu mau apa? Kamu mau ewe memeknya dia juga, gitu?”
Amran tersenyum. “Ya enggak bebiii..” Ujar Amran dengan nada menenangkan, “..aku cuma pengen ngentot memekmu aja.. lagipula, dia kan kakak iparmu..”
“Gombal!” sahut Nisa. “Terus kamu nanya-nanya itu tadi maksudnya apa? Yakin bukan kontolmu yang pengen masuk-masuk ke memeknya?” tanya Nisa menyelidik.
“Hahaha… nggaklah sayang… Maksudku, dia kita kenalin sama si Rustam yuk.. atau sama siapa gitu, paling nggak, dia ada lawannya.. ”
Nisa terdiam sejenak. Sementara aku makin penasaran dengan kelanjutan pembicaraan mereka. “Kenalin sama siapa? Dan emang Kak Resti langsung mau apa gitu?”
Amran lalu menyulut sebatang rokok. “Ya aku nggak tau di kenalin sama siapa siapanya.. belum ada bayangan jelas. Maksudku… kali aja dia lagi sange, terus ngomong sama kamu… kalo dia beneran ngomong, ya kamu bilang ke aku, biar aku cariin lawannya… gitu sayang..”
“Hmm… yaudah..” ujar Nisa kemudian, “..besok aku coba pancing-pancing deh. Tapi jangan kontol kamu ya sayangnya akuuuuuu….” Jawab si Nisa dengan manjanya. “..kontol ini kan punya akuuu.. hihihi..” katanya lagi sambil mengurut-urut kontol Amran dengan gemasnya.
Aku lihat si Amran tersenyum. Entah kenapa, aku membaca ada makna tersembunyi dari senyumannya itu, entah apa, aku belum tahu... tapi selama ini, feelingku nggak pernah meleset. Dan sepertinya, Nisa tidak menyadarinya, atau memang dia tidak memahami apa makna dibalik senyum pacar gelapnya tersebut. Ah.. daripada mikirin hal yang gak jelas, mendingan aku balik ke kamar aja. Urusan ini biarkan hilang ditelan angin.. hehehe…
651Please respect copyright.PENANAYZQySrCcfW
Lalu tak lama setelah itu, mereka terlihat beranjak dari atas tempat tidur untuk menuju ke kamar mandi dalam. Aku nggak mau berlama-lama disini. Pelan-pelan aku kembali ke kamarku. Di dalam kamar, aku berbaring di samping Syafina yang tertidur pulas. Tapi aku tak kunjung juga bisa memejamkan mataku. Kepalaku dipenuhi oleh adegan demi adegan dari proses Amran dan Anissa memanjakan birahi mereka. Lalu terngiang juga obrolan mereka tentang diriku.. ditambah bayangan senyuman Amran yang penuh makna tersembunyi.. aahhh.. tanpa sadar, aku malah menggosok kembali liang memekku, lalu mengocoknya dengan perlahan namun penuh nafsu yang tak terkendalikan. Tiba-tiba bayangan kontol Amran berseliweran di kepalaku. Makin jelas bayangan itu, makin beringas aku mencolok-colok memekku. Jari-jari tangan kananku keluar masuk liang senggamaku, sementara jari-jari tangan kiriku mengelus, menekan dan meraba itilku juga dengan tak kalah brutalnya…
3 menit.. 5 menit.. 10 menit… dan kemudian… Aaacchhh… uuugghh… hmmmfff… seluruh tubuhku menegang.. dan bersamaan dengan muncratnya cairan kenikmatanku dengan liar, tersebutlah nama AMRAN, keluar dari mulutku dengan binalnya.. Aahh.. Amraannn… aku berbisik dengan manja. Muncratan air kenikmatanku belum selesai.. namun mulutku mengucapkan kata-kata pamungkas.. Amran, besok EWE aku aja ya sayang… besok pagi aku mau pasrah buat kamu… ewe memek Resti.. ewe memek bundanya Syafinaaa ajaa… Masyaallah… memekku kepingin di entot kontol kamu Amraannn… Aaahhh… Memek aku lebih enak dari memeknya Anissa.. tetek aku lebih besar dari teteknya Anissa.. aku mau kontol kamu di dalam memek aku sayang.. Aaahh… kalo kamu mau ewe bo’olku, ewe aja… boleh sayang… Aahhh… Kabulkan ya Awloohhh….
651Please respect copyright.PENANAmKLkoUEZhF
Lanjut Part 3...
ns 18.68.41.175da2