"Terima kasih! Jed.. Venon menghubungi tadi malam.." aku menjelaskan perlahan pada Jed. Aku tahu mungkin itu akan membuatnya tidak enak hati kali ini.
"Benarkah? Dia mengajakmu bertemu lagi?" Jed sedikit menahan emosinya. Menatapku dengan sangat dalam.
"Ya." aku menjawab singkat dan menunjukkan pesan yang dikirimkan Venon padaku. Aku tidak akan menutupi apapun lagi pada Jed. Aku tidak bisa melihatnya marah yang berlebihan padaku.
"Sial!! Bagaimana jika ayahmu hanya dijadikan alasan agar dia bisa menemuimu? Oh, Sayang! Aku bisa benar-benar gila karena laki-laki itu." Jed menatapku dengan penuh harap agar aku tidak menemuinya lagi.
"....." aku tidak bisa mengatakan apapun. Benar yang dikatakan Jed. Aku memang pernah mencintai Venon tapi aku tidak tahu karakternya sampai saat ini. Dia memang baik padaku karena keberadaan ayahku. Tapi, bagaimana jika memang benar dia tidak benar-benar tulus padaku?!
"Bisakah kamu tidak menemuinya lagi? Aku akan berusaha mempertemukanmu dengan Papamu lagi, Sayang.." Jed memelukku perlahan. Aku tahu dia benar-benar sangat menyayangiku, apapun bisa dia lakukan untukku.
"Jed!! Maafkan aku. Harusnya aku sadar sejak awal." aku memeluk Jed erat.
"Pergilah. Temui dia, kita tidak bisa membatalkan janji sepihak." Jed mengelus rambutmu beberapa kali.
"Tapi...." aku sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Jed tadi.
"Aku akan menemanimu. Bicaralah seperlunya." kata Jed singkat.
..
"Dimana dia menunggumu?" -Jed
"Di cafe dekat kantor.." -Hane
"Baiklah. Sayang, aku percaya padamu. Jangan gugup. Bicaralah yang normal padanya. Aku akan mengawasi kalian." -Jed
"Terima kasih, Sayang. Turunkan saja aku di depan sana." -Hane
"Baiklah. Berhati-hatilah.." -Jed
..
"Ah.. Selamat Pagi. Silahkan, Hane." -Venon
"Selamat Pagi. Terima kasih." -Hane
"Hane, kamu semakin cantik." -Venon
"Ada kabar apa dari ayahku?" -Hane
"Dia ingin bertemu denganmu. Dia meneleponku tadi malam. Aku tidak tahu harus bicara apa tentangmu. Jadi aku katakan saja jika memang jarang bertemu setelah kamu tahu tentangku." -Venon
"Ven.. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." -Hane
"Apa?!" -Venon
"Maafkan aku sebelumnya, aku tidak mengatakan apapun saat beberapa kali kita bertemu. Aku harap ini tidak akan menyakiti perasaan kita berdua." -Hane
"Hane..." -Venon
"Dulu aku sangat mencintamu, rasa ini sangat dalam. Sampai akhirnya aku sangat terluka oleh kenyataan. Aku benar-benar sulit untuk bernafas jika mengingatmu. Aku ingin mengakhiri hidupku saat itu. Aku sangat lelah dengan perasaanku sendiri. Tapi, aku mencoba untu tetap bertahan karena aku yakin aku pasti bisa melalui semuanya. Sampai saat ini pun aku masih mencintaimu. Kadang aku tidak bisa mengendalikan perasaanku terhadapmu. Hah.. Itu mungkin karena kamu adalah cinta pertamaku. Aku tetap berusaha melupakanmu. Melupakan cinta kita. Melupakan dirimu." -Hane
"Apa?! Hane......." -Venon
"Venon, tapi kita tidak mungkin bisa bersama lagi. Apapun alasannya. Itu karena..." -Hane
"Hane....... Aku mohon..." -Venon
"Tidak, Ven. Tidak. Aku sudah bertunangan." -Hane
"A... Apa?! Bertunangan? Be.. Benarkah?" -Venon
"Jed adalah tunanganku!" -Hane
"Hah!! Apa?! Aku tidak percaya ini.." -Venon
"Maafkan aku!" -Hane
"HANE........ A....APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN?! HAH!!" -Venon
"Ven... Apa yang kamu lakukan?" -Hane
BRAK!!!!!!!!!!
"HANE... KAMU TAHU AKU SANGAT MENCINTAIMU. AKU TIDAK PERNAH SEKALIPUN MENGKHIANATI CINTA KITA. TAPI......" -Venon
"Ve.. Ven.. Tenanglah.. Aku mohon.." -Hane
..
"Sial!! Ada apa dengan si brengsek itu!" -Jed
"Hane... Bisakah kita bicarakan ini sekali lagi? Aku tidak pernah menyakitimu. Aku hanya ingin membantu ayahmu saat itu. Aku mohon pikirkanlah sekali lagi tentang perasaanmu." -Venon
"HANE!!" -Jed
"Ah.." -Hane
"Sial! Apa yang sudah kamu lakukan?" -Jed
"Cukup! Aku hanya ingin meluruskan masalah dengan Hane." -Venon
"Apa begini caramu meluruskannya? Apa dengan cara seperti ini kamu menyelesaikan masalah? Hane adalah seorang perempuan. Sadarlah. Ayo kita pergi." -Jed
"Tapi...." -Hane
"Sayang, ayo." -Jed
"Maafkan aku Ven." -Hane
"Hah..... Hane... HANE!!" -Venon
..
"Aku sudah mengatakan tentang kita padanya." aku menatap kosong ke depan.
"Hane.." aku merasakan Jed membelai kepalaku dengan lembut.
"Aku tidak punya pilihan lain. Ayo kita ke kantorku." aku tidak mempedulikan apa yang dilakukan Jed padaku.
..
"Tunggulah sebentar disini." aku keluar dengan cepat dari mobil Jed. Meninggalkannya tanpa mendengarkan apa yang akan dia katakan padaku. Aku berhela nafas panjang sesaat sebelum masuk keruanganku.
"Hane!! Ada apa pagi-pagi begini sudah dikantor?" suara Trea sedikit membuatku terkejut. Aku hanya melempar senyum padanya tanpa berkata apapun. Aku segera menuju mejaku. Merapikan semua barang yang ada disana. Sesekali aku memandangi ke bawah, aku bisa melihat sibuknya jalanan dan cafe tempat biasanya aku dan Venon bertemu. Tempat itu penuh kenangan kami berdua.
"Maafkan aku. Aku harus meninggalkan semua ini. Aku hanya sangat lelah untuk bertahan lagi. Aku ingin melupakan tentang kita untuk selamanya." aku memasukkan semua barangku ke dalam kerdus dengan cepat.
"Hane....... Apa yang kamu lakukan?" Trea tiba-tiba berlari ke arahku.
"Trea.. Aku akan mengundurkan diri. Aku ingin beristirahat sejenak dari pekerjaan ini. Maafkan aku." aku sedikit menahan air mataku di hadapan Trea.
"Tapi kenapa Han? Apa kami kurang baik sebagai tim?" Trea meninggikan suaranya.
"Tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan kalian. Aku mohon. Temui aku nanti malam ditempat biasa. Aku akan menceritakannya disana. Ini,surat pengunduran diriku. Aku mohon terimalah. Jangan lupa beritahu Noel." aku memeluk Trea dengan kencang.
"Ba.... Baiklah.. Berhati-hatilah. Aku akan menunggumu nanti." Trea memasang raut wajah yang sangat sedih kali ini.
..
"Jed!" -Sella
"Ah... Kamu!" -Jed
"Apa yang kamu lakukan disini?" -Sella
"Aku menunggu Hane.." -Jed
"Oh ya, tunanganmu! Aku hampir lupa. Kita lama tidak bertemu, bagaimana kalau kita bertemu nanti malam.." -Sella
"Maafkan aku. Bagaimana kalau kamu saja yang mampir ke toko." -Jed
"Itu bukan ide bagus Jed.." -Sella
"Lepaskan aku Sel.." -Jed
"Jed. Aku sudah bersabaf dengan semua ini. Sampai akhirnya kamu tidak memilihku. Apa kamu tidak merasakan bagaimana sakitnya hatiku?" -Sella
"BAGAIMANA BISA SEORANG PEREMPUAN YANG BIASA BERGANTI PASANGAN SETIAP MALAM MENGATAKAN TENTANG SAKIT HATI?" -Hane
"Ah........" -Jed, Sella
"A..apa maksudmu? APA?!" -Sella
"Jangan berusaha merendahkan dirimu dihadapanku. Atau kamu benar-benar akan kehilangan itu selamanya." -Hane
"Apa?! Beraninya kamu.." -Sella
"Cukup! Ayo sayang kita pergi." -Jed
"Ehm..." -Hane
"Tunggu! Apa itu?" -Jed
"Ini semua barangku dikantor. Ayo kita pergi. Kemanapun yang kamu suka." -Hane
"A...apa maksudmu?" -Jed
"Aku memutuskan untuk berhenti. Aku ingin bersenang-senang denganmu sekarang." -Hane
"Sayang........." -Jed
..
"Apa yang terjadi, Sayang?" Jed duduk disebelahku dengan 2 minuman hangat ditangannya.
"Aku tidak tahu reaksi Venon akan seperti itu. Aku hanya ingin dia tahu kebenarannya." aku memandang lautan yang ada dihadapanku.
"Ambillah.. Cuacanya lumayan dingin.. Bagaimana jika aku tidak ada disana?" Jed menyerahkan minumannya padaku dan mendekatkan diri padaku.
"Aku akan menunggumu sampai datang.." aku tersenyum padanya.
"Hane.." Jed menatap ke arah depan.
"Ya.." jawabku ke arahnya.
"Apakah kamu masih mencintai Venon?" tanya Jed tanpa basa-basi.
"A..apa?" aku terkejut mendengarnya.
"Aku tidak akan marah padamu. Ini adalah tentang perasaan seseorang." Jed hanya memandangku sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Tidak. Itu adalah perasaan cinta pertama. Aku ingin melupakannya. Aku tahu jika aku bertahan untuknya, belum tentu aku akan bahagia seperti saat bersamamu. Cintaku memang pernah untuknya. Tapi berbeda dengan cintaku saat bersamamu." aku tersenyum kecil ke arah Jed.
"Hane....." Jed memeluk sebentar.
"Jed.. Masalahku sudah selesai dengannya. Sekarang hanya Papa. Dan...." belum selesai aku mengatakan semuanya pada Jed, dia tiba-tiba menciumku.
"....."
"Hane..." Jed melepaskan ciumannya perlahan.
"Ya.." aku menatap matanya yang jernih.
"Maukah kamu menikah denganku?" suara Jed sangat tegas.
DARRRRRR.......
Hati tiba-tiba berdetak dengan kencang. Aku merasakan tubuhku gemetar. Jed melamarku?! Inikah rasanya?!
"JED!!!!! SAYANG.... AKU TIDAK BERMIMPI? APA INI NYATA?" tanyaku dengan suara keras. Aku tidak bisa mengatakan apapun. Tiba-tiba aku merasa sangat bahagia.
"Aku ingin kamu menjadi istriku, Hane."Jed langsung berdiri tegap dihadapanku dengan memegang sebuah cincin.
"....." aku hanya diam menatapnya dengan menahan air mata karena bahagia.
"Maukah kamu menerima cincin ini? Ini memang tidak terlalu mahal tapi aku ingin cincin ini menjadi yang berharga seumur hidupku." Jed menatapku penuh harapan.
"Aku... Aku sudah menerima cintamu. Bagaimana bisa aku menolak untuk menjadi istrimu!" aku menatap Jed dan memberikan semua rasa bahagiaku padanya.
"Hane.. Terima kasih.. Aku sangat mencintaimu." Jed memelukku dan beberapa kali menciumku.
..
Bagaimana bisa aku menolakmu. Aku tahu kalaupun aku menolakmu, jika takdir sudah mengikat kita, kita pasti akan bersama kembali. Aku akan berusaha lebih dalam mencintaimu Jed. Ini adalah rasa cintaku dan terima kasihku untuk semua yang sudah kamu lakukan untukku.
ns 18.68.41.150da2