"Aku ingin ke tempat dimana aku sering memandang tempat itu dari kejauhan. Aku ingin mewujudkannya sekarang bersamamu, Sayang.." -Jed
"Ah?! Jed..." -Hane
"Sssttt! Jangan terlalu banyak bertanya.." -Jed
"Jed.. Bisakah aku memberitahu papa kalau aku akan menikah?" -Hane
"O.... Hane... Apa itu mengganggu pikiranmu?" -Jed
"Sedikit. Setidaknya dia tahu putrinya akan menikah, itu lebih baik bagi diriku.." -Hane
"Benar.. Begitu juga dengan kedua orangtuaku. Aku hanya ingin mereka tahu aku akan menikah, aku tidak mengharapkan mereka hadir dalam acara penting itu." -Jed
CKIIIIIIIIITTTTT.............
"JEEEEEEEEEEEEEEEEED!!!!!!!!!!" -Hane
"SIAL!!!!!! APA DIA TIDAK SADARKAN DIRI MEMBAWA MOBIL?!?!?!" -Jed
"Ough!" -Hane
"Hane! Apa kamu terluka?" -Jed
"Tidak. Tapi rasanya leherku kaget.." -Hane
"SIAL!!!!! ADA APA DENGAN ORANG ITU?! APA DISINI TIDAK ADA POLISI?!" -Jed
"Sudahlah ayo kita jalan.." -Hane
"Kita ke rumahku sebentar. Aku hanya ingin memastikanmu baik-baik saja." -Jed
..
"Ayo turun, Sayang." -Jed
"Ya. AH!!!!!" -Hane
"Oh... TUNGGU!!!! Ada yang sakit? Ayo pelan-pelan..." -Jed
"Leherku agak sakit..." -Hane
"Biar aku bantu.. Kita disini saja dulu, aku akan memanggilkan dokter langgananku." -Jed
"Baiklah.." -Hane
"Ayo masuk.. Ah.." -Jed
"Ough.. Jed, apa rumah ini setiap hari sepi seperti ini?" -Hane
"Ya, kakak sibuk dengan kerjaannya sedangkan aku sibuk bersamamu. Tunggu sebentar, aku akan menghubungi dokternya dulu." -Jed
"Hm...." -Hane
..
Aku sempat berfikir bahwa kejadian tadi bukanlah ketidaksengajaan. Aku merasa ada sesuatu yang mengintai kami berdua. Tapi jika benar, siapa yang tega melakukan ini pada kami? Oh! Apa mungkin takdir masa lalu itu akan terjadi lagi dalam kejadian yang berbeda? Apa ini sebenarnya? Kenapa semakin hari aku merasakan takdir itu semakin dekat mengintaiku. Apa yang akan terjadi pada kami kali ini?
..
"Hane... Hane..." -Jed
"Oh..." -Hane
"Ada apa, Sayang?" -Jed
"Tidak.. Apa dokternya akan datang sekarang?" -Hane
"Sebentar lagi akan datang. Tunggulah.. Aku akan buatkan teh hangat dengan madu." -Jed
"Terima kasih, Sayang." -Hane
..
Tingtong.. Tingtong..
"Mungkin dokternya datang.." -Jed
"Lihatlah dulu.." -Hane
"Ah, Paman.. Silahkan masuk.." -Jed
"Siapa yang sakit, Jed?" -Dokter
"Dia calon istriku. Silahkan.." -Jed
"Oh benarkah?!" -Dokter
"Hane, ini pamanku, dia dokter di salah satu rumah sakit dekat sini. Paman, ini Hane, dia adalah calon istriku." -Jed
"Aku Hane. Aw..." -Hane
"Ah.. Tidak usah sungkan, duduk saja. Apa yang terjadi padamu?" -Dokter
"Ah.. Sayang.." -Jed
"Tadi..." -Hane
"Em... Tadi aku berencana pergi ke suatu tempat bersama Hane. Tapi, ditengah jalan ada mobil yang tiba-tiba muncul, kami kaget dengan itu.." -Jed
"Baiklah coba aku lihat.. Apakah sakit? Disini?" -Dokter
"AW!" -Hane
"Paman..." -Jed
"Tenanglah Jed. Dia akan baik-baik saja." -Dokter
"Aku hanya takut ada yang serius.." -Jed
"Ehm... Aku akan memberikan obat, tidak apa, tapi jangan memaksakan lehermu dulu, istirahatlah sampai seminggu. Jangan melakukan sesuatu yang berat. Jika tidak lehermu akan bertambah sakit dan semakin lama penyembuhannya." -Dokter
"Baiklah, Paman.. Aku akan membantunya selama seminggu ini.." -Jed
"Itu lebih baik Jed. Baiklah.. Aku harus pergi sekarang, aku masih punya pasien lain." -Dokter
"Baiklah, terima kasih Paman.." -Jed
"Terima kasih.." -Hane
..
"Jed.." -Hane
"Ya.." -Jed
"Kemarilah.." -Hane
"Hane... Maafkan aku.." -Jed
"Jangan minta maaf padaku seperti itu, Sayang.." -Hane
"Ini semua salahku. Cepatlah sembuh sayang.." -Jed
"Selama seorang Jed ada disisiku, aku akan cepat pulih kembali." -Hane
"Haha...." -Jed, Hane
"Jed.. Ayah akan kembali besok.." -Hane
"Benarkah? Kenapa mendadak sekali?" -Jed
"Tidak.. Itu tidak mendadak, mereka hanya baru memberitahuku. Mama ada rapat yang memang harus dihadiri." -Hane
"Benarkah? Tapi kondisimu seperti ini karenaku.." -Jed
"Tenanglah. Aku masih punya seseorang yang akan mengurusku dengan baik.." -Hane
"Ow..." -Jed
"Haha... Kamu akan menemaniku di apartemen, kan?" -Hane
"Sayang....." -Jed
"Aku akan segera mengantarmu kembali.." -Jed
"Baiklah.." -Hane
..
"Jed, hati-hati ya!" -Hane
"Baiklah, Sayang! Benarkan dulu posisimu, aku tidak ingin sesuatu terjadi lebih buruk kali ini.." -Jed
"Ah.. Sudah.. Masuklah ke dalam mobil, Sayang.." -Hane
"Ahk!! Aku agak gugup sekarang. Aku tidak akan mampir ke toko, aku akan mengirim pesan agar karyawan menutup tokonya lebih awal." -Jed
"Aku tidak apa-apa, tidak masalah jika kita mampir sebentar Jed.." -Hane
"Hane.. Berhentilah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa sayang, aku mohon.. Kamu sudah membuatku panik.." -Jed
"Haha... Baiklah sayang, terima kasih sudah sangat mengkhawatirkanku." -Hane
"Hah!! Aku sedikit khawatir dengan keadaan ini. Aku takut mimpi itu terulang lagi, Hane. Aku tidak ingin semuanya berakhir sama.." -Jed
"Jed..." -Hane
"Hane, aku tidak mau takdir masa lalu mengikat kita lagi. Aku ingin bahagia bersamamu. Ini membuatku gila.." -Jed
"Tidak.. Kita bisa merubah semuanya, hanya saja jika kita yakin dengan apa yang akan kita lakukan. Aku juga ingin bahagia bersamamu." -Hane
"Ehm.. Ayo kita lakukan bersama." -Jed
"Ya!" -Hane
"Malam ini moodku sedikit buruk, ayo kita berfoto.. Diamlah di tempatmu sayang.." -Jed
"Baiklah. Ayo cepat, sebentar lagi lampu hijau.." -Hane
CRIIK! CRIIK!
"Cantik.." -Jed
"Jed.." -Hane
"Aku sangat beruntung bisa mengenalmu dan memilikimu, Hane." -Jed
"Terima kasih. Tapi itu sudah beberapa kali kamu ucapkan dan aku selalu senang mendengarnya." -Hane
"Haha....." -Jed
..
Tingtong... Tingtong...
"Hane.." -Ayah
"Ayah.." -Hane
"Ada apa? Ayo masuk Jed.." -Ayah
"Aku akan menceritakannya di dalam. Mama dimana, Ayah?" -Hane
"Duduklah dulu.. Mama baru saja masuk ke kamar, biarkan saja dia istirahat. Ada apa dengan Hane?" -Ayah
"Ini semua salahku, Ayah. Aku tidak berhati-hati saat berkendara." -Jed
"Tidak. Bukan begitu, Ayah. Jadi begini, saat kami keluar dari apartemen tadi, di tengah perjalanan tiba-tiba ada mobil yang datang dari arah kiri mobil Jed. Tapi, buatku itu memang di sengaja, Ayah. Bagaimana bisa saat di persimpangan dengan jalur yang berbeda mobil itu menerobos dari arah kiri? Kami terkejut sampai leherku sedikit sakit." -Hane
"Bagaimana bisa? Kota ini memiliki sistem pengamanan lalu lintas yang bagus, jika memang dia melanggar lalu lintas pasti akan ada polisi yang mengejarnya. Apa kalian sudah lapor polisi?" -Ayah
"Tidak, Ayah. Aku langsung membawa Hane ke rumah dan memanggil dokter untuknya." -Jed
"Yah.. Terima kasih sudah sangat menjaga puteriku Jed. Besok sebelum berangkat, kita akan mengurus ini. Aku tidak ingin kalian dalam masalah." -Ayah
"Baiklah.." -Jed
"Jed.. Aku akan kembali besok. Aku ingin kamu menjaga Hane. Aku akan mempercayakan puteriku bersama denganmu. Apa kamu keberatan?" -Ayah
"Ayah... Tentu saja tidak. Bagaimana bisa aku keberatan menjaga calon istriku?" -Jed
"Jed, aku sudah bicara pada Sarra tentang ini sebelumnya." -Ayah
"Kakak? Ada apa, Ayah?" -Jed
"Jed, tinggallah bersama puteriku beberapa saat, aku juga mengkhawatirkannya. Ehm... Pindahlah kemari saat aku berangkat besok. Bagaimana?" -Ayah
"Ayah...." -Hane
"Hane, aku tahu kamu sudah besar nak. Tapi kekhawatiranku sebagai orang tua jauh lebih besar. Aku tidak mau terjadi seauatu yang lebih buruk padamu. Mengerti?" -Ayah
"Baiklah, Ayah. Terima kasih.." -Hane
"Bagaimana Jed?" -Ayah
"Terima kasih, Ayah. Aku akan pindah besok kesini." -Jed
"Terima kasih untuk kalian berdua sudah menghargai saranku. Oh ya, Hane.. Apa perlu dibawa ke rumah sakit?" -Ayah
"Tidak, Ayah.. Aku hanya perlu istirahat.." -Hane
"Baiklah, aku akan pulang sekarang.." -Jed
"Baiklah Jed, terima kasih sudah mengantarku.." -Hane
"TUNGGU JED!" -Ayah
"Ah......." -Jed, Hane
"Sebaiknya kamu tidur disini malam ini." -Ayah
"Ayah...." -Hane
"Kemarilah Jed. Lihat dibawah sana!" -Ayah
"Ada apa? Mobil parkir itu sepertinya tidak asing.." -Jed
"Aku tidak yakin dia penghuni apartemen ini. Beberapa hari ini aku selalu mengamati area ini, tapi beberapa kali juga aku melihat mobil itu. Aku tidak mau curiga tanpa alasan, anak buahku akan mencari tahu tentang ini dan kejadian yang menimpa kalian tadi. Aku hanya tidak ingin ada insiden apapun pada kalian berdua, tetaplah disini untuk malam ini." -Ayah
"Ayah, terima kasih untuk semua yang telah ayah lakukan untuk kami. Aku tidak tahu harus bagaimana membalas semua ini.." -Jed
"Jagalah Hane. Itu saja yang aku perlukan saat ini. Aku akan istirahat duluan. Selamat malam." -Ayah.
"Sayang!" -Hane
"Tidak apa-apa, Sayang. Tenanglah. Minumlah obatnya, aku akan mengambilkan air.." -Jed
"Ehm.." -Hane
"Ini.. Silahkan.." -Jed
"Terima kasih.." -Hane
"Ayo istirahatlah, kemarilah biarkan aku memelukmu. Ahk.. Sofa ini benar-benar sangat empuk. Aku akan tidur nyenyak kalau begini." -Jed
"Haha... Awas leherku... Aw.. Ah... Ini sangat nyaman Jed." -Hane
"Buatlah dirimu nyaman saat di dekatku." -Jed
ns 15.158.61.8da2