"Ya.. Ada apa?" -Hane
"Terima kasih selama ini kamu ada di dekatku.." -Jed
"Jed!" -Hane
"Aku mencintaimu!" -Jed
"Aku juga.." -Hane
"Apakah Venon masih menghubungimu?" -Jed
"APA?! Ke.. Kenapa pertanyaanmu seperti itu?" -Hane
"Tidak. Aku hanya tidak ingin dia mendekatimu lagi. Hanya itu.." -Jed
"Aku.. Aku berusaha menjalin hubungan baik dengannya. Aku tahu semua kesalahpahaman ini karena aku tidak berpikir dengan jernih saat itu.." -Hane
"APA? Apa maksudmu sayang?" -Jed
"Jed... Cobalah berpikir dua sisi. Aku ingin bertemu ayah tapi aku tidak bisa. Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaannya. Hanya itu. Pada siapa lagi aku harus bertanya? Aku tidak bisa memberitahu siapapun tentang ini kecuali dirimu." -Hane
Ckiiiiiiittttt.............
"APA YANG KAMU LAKUKAN JED!!!!!" -Hane
"Hah! Hah! Hah!" -Jed
"Jed.. Ada apa?" -Hane
"....." -Jed
"Sayang.. Maafkan aku jika..." -Hane
"AKU TIDAK INGIN KAMU KEMBALI PADANYA HANE. APA AKU SALAH? APA AKU TIDAK BERHAK MELARANGMU? KITA SUDAH BERTUNANGAN HANE. AKU TIDAK INGIN KAMU MELUPAKAN INI.. AKU HANYA INGIN KAMU TIDAK MENGINGATNYA SEBAGAI SEBUAH KESALAHAN SETELAH KAMU TAHU KEBENARANNYA." -Jed
"Jed.........." -Hane
Brukkk...............
"Hane. Aku sangat mencintaimu.. Sangat.. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku ketika aku tahu kamu berusaha baik pada pria lain. Aku hanya takut kehilanganmu lagi...." -Jed
"Jed! Kamu tidak akan kehilanganku lagi. Tidak akan!" -Hane
"Benarkah? Aku sering bermimpi buruk. Mimpi itu benar-benar membuatku takut setiap kali melihatmu tertawa ataupun setiap kita bahagia." -Jed
"Tenanglah, Sayang. Aku juga mengalami mimpi buruk tentang kita. Jed.. Ayo kita rubah takdir kita dimasa lalu. Bukankah kita memiliki mimpi yang sama? Bukankah aku yang ada di dalam mimpimu? Hane yang mati karena putus asa menghadapi kenyataan hidupnya. Yang mati bersamamu karena cinta terlarang oleh status sosial? Bukankah aku adalah Hane yang sama?" -Hane
"Apa??? Hane... Ba.. Bagaimana kamu bisa tahu semua itu?" -Jed
"Aku juga memiliki mimpi yang sama denganmu. Dari awal kita bertemu aku merasa aku sudah mengenalmu sejak lama. Aku menuliskan semuanya dan mencocokkannya dengan mimpiku. Aku tahu ini adalah takdir kehidupan kita. Ini bukan sebuah kebetulan saja." -Hane
"Hane!" -Jed
"Jed. Bisakah kita berpelukan seperti ini selamanya? Bukan kamu saja yang takut dengan apa yang kamu rasakan terhadap keadaan kita. Aku pun takut tapi aku berusaha untuk memperbaiki semuanya. Aku ingin kita bahagia Jed." -Hane
..
Saat itu aku dan Jed seakan dihantarkan kembali pada masa lalu kami. Mimpi itu perlahan membuka jalan kami untuk kembali bersama. Sejenak aku melupakan segalanya yang menjadi beban pikiranku selama ini. Aku ingin menjalani semuanya nanti dengan tenang.
Satu sisi ada Papa yang masih membutuhkan seseorang di sisa hidupnya. Mama yang sudah mendapatkan kebahagiaannya selama ini bersama Ayah. Jed yang sangat takut aku kembali memiliki perasaan pada Venon. Dan perasaanku sendiri yang tidak menentu setelah tahu semua kebenarannya.
..
Ting Tong Ting Tong
"Hane..." Mama membuka pintu untukku. Aku hanya melihatnya sekilas dan tersenyum padanya. Aku masuk ke dalam dan merebahkan diri di sofa.
"Ada, Nak?" suara Ayah tidak membuatku berkutik. Aku merasakan lelah dalam diriku. Aku ingin mengatakan semuanya saat ini, tapi melihat kedua begitu perhatian padaku, aku memutuskan untuk diam kembali. Aku hanya tersenyum ringan ke arah Ayah.
"Hane, minumlah dulu.." Mama membawakan segelas air hangat dan duduk disebelahku.
"Terima kasih, Ma! Apa kalian sudah makan malam?" tanyaku mengalihkan suasananya.
"Kami sudah makan malam, Mama yang memasak. Bagaimana denganmu?" tanya Ayah mengelus lembut kepalaku.
"Sudah, Ayah. Oh ya, kapan kalian akan kembali?" aku melihat mereka bergantian.
"Semua tergantung Mama saja. Ada apa, Hane?" Ayah menatapku dengan serius.
"Ah.. Tidak. Aku hanya ingin kalian lebih lama menemaniku disini. Aku ingin berada disisi kalian. Aku benar-benar merindukan kalian.." aku tidak sanggup mengendalikan air mataku saat ini. Beberapa kali aku berusaha menahannya. Aku benar-benar ingin semuanya kembali membaik.
Tring........
VENON CALLING....
"DIA MASIH MENGHUBUNGIMU?" suara Ayah mendadak meninggi setelah melihat layar ponselku.
"Ah.. Itu.." bagaimana aku menjelaskannya saat ini. Aku tidak bisa mengatakan kebenarannya sekarang.
"Hane..." Mama mengelus lembut pundakku.
"Tidak. Mungkin ini ada hubungannya dengan pekerjaan saja. Kami masih sering bertemu karena pekerjaanku memang ada kaitannya dengan perusahaan tempat bekerjanya, Ayah. Jadi... Kalian jangan berpikir macam-macam." jelasku dengan cepat.
"Benarkah? Hane, Ayah hanya tidak ingin seseorang menyakitimu. Walaupun mungkin aku bukan ayah kandungmu, tapi aku sangat menyayangimu lebih dari apapun. Ayah mengerti bahwa itu adalah hak setiap orang ingin bergaul dengan siapapun, tapi aku sebagai orangtuamu, aku ingin kamu bahagia." Ayah memelukku dengan sangat erat. Bagaimana bisa aku menyakiti dia yang sangat peduli padaku selama ini. Aku tidak akan sanggup melakukannya.
"Baiklah. Aku mengerti, Ayah... Aku akan masuk sekarang. Kita bicara lagi besok pagi. Aku mencintai kalian berdua." aku memeluk mereka bergantian.
..
Ting
Venon Lois: Hane, apa kamu sudah istirahat?
Hane Jeid: Belum. Ada apa?
Venon Lois: Bisakah kita sarapan bersama besok? Aku ingin mengatakan sesuatu tentang ayahmu.
Hane Jeid: Baiklah. Kita bertemu ditempat biasa.
..
Apa yang harus aku lakukan terhadap perasaanku sekarang? Venon adalah cinta pertamaku sedangkan Jed adalah takdirku. Apa kenyataan ini mengubah perasaanku lagi terhadapnya? Bagaimana bisa aku mencampakan Jed yang jelas sudah bertunangan denganku. Bagaimana bisa perasaan ini menyiksa diriku?
Ting
My Prince Jed: Sayang.. Maafkan aku terlalu egois padamu. Aku benar-benar minta maaf. Aku harap kita baik-baik saja.
My Princess Hane: Kita akan baik-baik saja. Percayalah padaku. Mungkin situasi ini tidak mudah, tapi aku selalu berusaha untuk hubungan kita. Aku ingin semuanya baik-baik saja. Apakah kamu terlalu cemburu saat ini?
My Prince Jed: Itu lebih dari kata sangat. Aku berusaha untuk mengendalikannya tapi aku tidak pernah bisa. Apakah ini karena aku sangat mencintaimu? Aku takut kehilangan cinta dan dirimu.
My Princess Hane: Terima kasih Jed. Terima kasih sudah sangat mencintaiku. Terima kasih sudah ada untukku saat itu. Bagaimana aku bisa melupakan semua itu sekarang. Aku ingin kita menyelesaikan semua ini bersama.
My Prince Jed: I love you Hane. Sampai bertemu besok. Bersiaplah lebih awal, aku akan menjemputmu.
My Princess Hane: I love you Jed. Aku akan menunggumu seperti biasa.
..
Hari ini sangat melelahkan bagiku. Pikiranku bercabang ke segala arah. Aku harus menyelesaikan semuanya dengan cepat. Bagaimanapun juga aku memang harus merelakan jika salah satu dari kami ada yang terluka nantinya.
..
Ting Tong Ting Tong
"Selamat Datang, Jed! Silahkan masuk, Nak!" -Mama
"Selamat Pagi. Terima kasih." -Jed
"Oh.. Jed! Masuklah.." -Ayah
"Terima kasih, Ayah." -Jed
"Duduklah. Ma, panggilkan Hane. Jed, kita sarapan bersama ya.." -Ayah
"Ya.. Jed, tunggu sebentar ya." -Mama
"Baik, Ma." -Jed
..
Toktok.. Toktok..
"Sebentar.." -Hane
"Nak, Jed sudah menunggu diluar. Cepatlah.." -Mama
"Ehm.." -Hane
"Tunggu! Ada apa, Hane?" -Mama
"Tidak, Ma. Aku hanya sedikit malas pergi ke kantor." -Hane
"Hane..." -Mama
"Aku baik-baik saja Ma. Tenanglah.. Aku hanya agak lelah bekerja. Aku akan siap-siap dulu. Sebentar lagi aku keluar." -Hane
"Baiklah, Nak. Mama tunggu.." -Mama
..
"Jed, kita sarapan bersama disini ya.." -Mama
"Baik, Ma. Terima kasih.." -Jed
"Kenapa Hane lama, Ma?" -Ayah
"Ah.. Sepertinya dia kelelahan bekerja. Dia butuh waktu menyiapkan dirinya. Sabarlah, anak kita sudah bekerja keras selama ini." -Mama
"Ck! Benar.. Harusnya aku lebih memperhatikannya." -Ayah
"Ayah.. Jangan begitu.. Hane seperti ini juga berkat dirimu. Mungkin dia hanya butuh istirahat dari pekerjaannya." -Jed
"Benar katamu. Harusnya dia istirahat sejenak dari pekerjaannya. Kenapa aku tidak memperhatikannya?!" -Ayah
"TIDAK AYAH.... AYAH SUDAH MEMPERHATIKANKU SELAMA INI." -Hane
"A.... Apa?! Hane............." -Jed
"Ayah! Lihatlah putrimu sekarang. Aku lebih cantik dari Mama bukan?" -Hane
"Hane........" -Ayah
"Ini semua karena dirimu, Ayah!" -Hane
"Ayo kita sarapan. Aku akan pergi lebih awal membuka toko bersama Jed. Aku harap pagi ini adalah pagi yang sangat indah." -Hane
"Silahkan................" -Mama
..
CANAGA BREAD & COFFE
"Tunggu!!!!!!" Jed tiba-tiba menarik lenganku ketika hendak turun dari mobilnya.
"Jed.." aku hanya menatapnya sekilas sebelum dia mencium bibirku dengan bersemangat.
"....."
"....."
"Hah! Hane..." Jed menatapku sebentar lalu mencium bibirku lagi.
"....."
"....."
"....."
"Uh! Apa kamu merindukanku?" tanyaku berbisik setelah Jed melepaskan bibirnya.
"Sangat!" jawabnya memelukku dan mulai mencium leherku sedikit demi sedikit.
"Jed. Kita ada ditempat umum saat ini." kataku pelan. Tapi Jed masih tetap melakukan yang dia mau. Aku hanya bisa menikmatinya dan memeluknya semakin kencang.
"Berikan aku waktu sedikit, Sayang. Aku benar-benar sangat merindukanmu." Jed menghentikan sejenak ciumannya dan menatapku dengan penuh harap.
"Sayang.." aku hanya menatapnya dengan senyuman menggodanya.
"Bagaimana bisa aku tidak cemburu jika semakin lama kekasihku semakin cantik!" Jed kembali memelukku dengan lembut dan mulai melakukan apa yang dia suka.
ns 15.158.61.48da2