Chapter 4 : Who is Park Chanyeol?
SMA Jungi dihebohkan lagi. Gosip telah beredar dimana-mana, ada berita yang mengatakan akan ada murid baru di SMA Jungi. Berita yang tepat sekali karena setelah itu muncul sebuah motor sport berwarna putih. Beberapa siswa yang lewat menatap pemilik motor antusias. Ketika helm itu dibuka, beberapa siswa memekik seketika. Chanyeol yang tersenyum simpul berakhir dengan beberapa gadis mimisan. Berlebihan sekali.
Suasana masih ribut, kemudian muncul sebuah mobil mewah. Yong-gi turun dari sana, suasana seketika menjadi hening. Gadis-gadis yang bergerumul tadi membubarkan diri dan menatap Yong-gi dengan pandangan kesal yang gadis pucat itu sadari. Ia tidak peduli. Chanyeol melihat ke arah Yong-gi dan berjalan menuju perempuan itu, disana masih ada yang memasang matanya dengan tajam. Yong-gi menggigit bibirnya ketika Chanyeol dengan santai menyingkap pelan roknya. Yong-gi menatap Chanyeol dengan pandangan membunuh. Chanyeol hanya cuek dan menyeringai senang.
Chanyeol akan berada di tingkat tiga dan Yong-gi bersyukur akan hal itu jadi ia tidak perlu cemas lelaki itu akan bertindak bodoh dengannya. Ia harus membuat rencana agar lelaki itu tidak betah dengannya dan memutuskan pertunangan ini. Ketika ia masuk kelas, Kyung Mi seketika memeluk gadis itu. Yong-gi mengerutkan keningnya tidak suka dan Kyung Mi menyadari hal itu.
Kyung Mi menyodorkan sebuah kertas ke arah sahabatnya. “Lihat, kau mendapatkan nilai 100 Yong-gi-ya.”
Yong-gi menatap kertas di mejanya dengan pandangan datar lalu memasukkannya ke dalam tas. “Biasa saja. Jangan berlebihan.” Kyung Mi dan Sara menganga mendengar perkataan sombong Yong-gi.
Jika aku mendapatkan nilai rendah, nenek renta itu akan mengganggu hidupku. Tidak terima kasih.
Kyung Mi dan Sara menceramahinya bagaimana pentingnya nilai bagus itu. Karena malas, Yong-gi pun memasangkan earphone ke telinganya dan membaringkan kepalanya ke meja. Sara dan Kyung Mi hanya bisa menganga melihat tingkah laku teman mereka yang berubah-ubah.
Tetapi topik pembicaraan berubah haluan. “Hei kau tahukan ada murid pindahan? Ganteng banget!” Sara mengucapkannya dengan mata yang berbinar-binar.
Kyung Mi mengerucutkan bibirnya. “Aneh saja, dia pindah sudah kelas 3.” Ia menatap Yong-gi erat-erat. “Yong-gi-ya bagaimana menurutmu?”
“Eh apa? Aku tidak dengar.” Sara dan Kyung Mi menjadi sweatdrop seketika.
Bel istirahat berbunyi. Sara mengajak Kyung Mi dan Yong-gi ke kantin tetapi ditolak begitu saja oleh gadis berambut hitam tersebut dengan alasan ia malas mengantri. Kyung Mi mengembungkan pipinya tanda tidak setuju.
“Jangan menjadi cewek pemalas! Kau sadar gak sih kalau perilakumu itu membuatmu menjadi gadis yang tidak sosialis sama sekali!”
Yong-gi menatap Kyung Mi tanpa minat sambil menopang dagu dengan tangan kirinya. Ia mengabaikan ucapan gadis itu dan memilih membaca buku. Merasa tidak ada pergerakan yang menunjukkan gadis itu untuk berdiri, Kyung Mi dengan paksa menarik tangan gadis itu dan meninggalkan Sara duluan. Bagi Sara, Kyung Mi saat ini terlihat menakutkan.
Kantin terlihat ramai seperti biasa, sebenarnya kantin ini sangat luas hanya Yong-gi saja yang berlebihan. Walaupun harus mengantri itu tidak akan memakan waktu lama. Sesuai perkataannya Yong-gi lebih memilih meminum jus yang dibelinya dari mesin penjual minuman. Sara dan Kyung Mi menyuruh gadis itu untuk mencari bangku duluan dan menunggu mereka. Bahkan Kyung Mi mengancam gadis itu untuk jangan coba-coba kabur. Jika dilihat-lihat Kyung Mi sangat suka mengancam.
Yong-gi berjalan menuju bangku yang kosong sambil melihat ponselnya. Ia terlihat serius mengotak-atik sesuatu dalam ponselnya itu. Lagi, ia ditabrak seseorang hingga pegangan pada ponselnya terlepas. Yong-gi menatap datar ponselnya sebentar lalu mengambilnya. Ia menolehkan kepalanya ketika tangan lain telah terlebih dulu mengambil ponsel itu untuknya.
“Ini ponselmu Nona.”
Yong-gi menatapnya dengan pandangan tak minat hingga ia memutar bola matanya tanpa sadar. Ia merebut ponsel dari tangan lelaki itu dan pergi berlalu tanpa mengucapkan terima kasih. Merasa tidak puas, lelaki itu mencegat gadis itu dengan memegang lengan kirinya.
Pegangan pada lengan itu menguat, Yong-gi menatap lama tangan itu. “Lepas.” Ia berusaha untuk melepaskan pegangan itu tetapi pegangannya terlalu erat. Ia dapat merasakan orang-orang menyaksikan adegan ini dengan seksama. “Aku bilang lepaskan Park Chanyeol.”
“Akhirnya kau menyebut namaku, Nona.”
Yong-gi menyeringai meremehkan. “Jangan terlalu berharap, Sunbae. Kata-katamu terdengar menyedihkan.” Sekali sentakan pegangan itu terlepas. Ia membalikkan badannya. “Kau orang yang suka menabrak, ya. Aku benci mengalami hal yang sama ‘lagi’.”
Chanyeol juga menampilkan senyumannya. “Yeah, aku akan melakukannya lagi, lagi, dan lagi hingga membuatmu muak.” Ia juga berlalu menuju kelasnya sambil merampas jus milik Yong-gi begitu saja. Kali ini Yong-gi menampakkan wajah kesal.
Kyung Mi dan Sara yang baru tiba heran menatap Yong-gi memasang tatapan mematikan ke pintu kantin. Apalagi gadis itu tidak memegang apa-apa. Kyung Mi hendak membuka suara tetapi didahului oleh gadis berambut hitam tersebut.
“Aku membeli minuman dulu. Terus saja ke meja.”
Bahkan sampai jam istirahat berakhir, Yong-gi tidak menampakkan batang hidungnya.
**
Bel akhirnya berbunyi, Yong-gi saat ini benar-benar dalam keadaan badmood karena ia lagi-lagi mendapatkan ceramah dari Kyung Mi karena meninggalkan mereka begitu saja di kantin. Sara berusaha menenangkan Kyung Mi saat itu.
Ia melangkah dengan tenang, auranya sangat terasa hingga membuat beberapa orang bergidik takut entah kenapa. Merasa diperhatikan, ia memilih memasang earphone dan memakan stik coklat yang diberikan Sara tadi. Ia melewati taman, disana ia melihat Hee Mi bergelayut manja di lengan Chanyeol. Yong-gi mengernyitkan keningnya dan bertatapan dengan Hee Mi. Senior itu menampakkan senyuman jahat yang membuat Yong-gi mendengus. Ia mengabaikan seniornya itu dan mulai meninggalkan mereka.
Hee Mi yang melihat reaksi Yong-gi itu mendengus. “Gadis itu membuatku muak.”
“Siapa?”
“Jung Yong-gi, dia itu sombong sekali dan sangat tidak hormat pada senior. Chanyeol jangan dekat-dekat dengannya, ok?”
Chanyeol menampilkan senyuman memikatnya dan memegang dagu Hee Mi lembut. “Of course, lady.”
Hee Mi tidak bisa untuk tidak merona oleh kelakuan lelaki yang menjadi targetnya sekarang ini.
Pintu apartemen terbuka, menampilkan Chanyeol yang baru pulang. Ketika lelaki itu hendak menuju lantai atas, ia melihat tunangannya itu sedang memasak. Ia pun menuju kulkas dimana terletak di dapur.
“Aku tidak menyangka kau bisa memasak,” ucapnya seraya bersiul..
Yong-gi tidak terkejut, ia telah menyadari sosok tunangannya yang sedang memakan apel sambil melihat isi dari pot yang sedang dimasak itu. “Aku tidak mau ada orang asing di apartemenku.”
“Dan aku apa?” Yong-gi mengabaikan ucapan lelaki itu dan memilih mengiris wortel.
“Euw, aku tidak suka wortel.” Chanyeol memasang wajah mual ketika melihat sayuran berwarna oranye.
“Emangnya kau siapa? Kalau tidak suka, masak sendiri sana.”
Chanyeol tergelak, ia memeluk Yong-gi tiba-tiba hingga membuat gadis itu tersentak. “Benarkah? Seharusnya istri itu melayani suaminya sepenuh hati,” ucapnya sambil menghembuskan nafasnya ke leher Yong-gi.
Yong-gi menghentikan acara memasaknya dan mulai memelintir lengan Chanyeol erat hingga membuat cowok itu mengerang. “Berhenti membuatku muak, Tuan. Jangan coba-coba bermain denganku.”
“Oke-oke, sekarang lepaskan aku,” ucap Chanyeol pasrah.
Yong-gi akhirnya melepaskan Chanyeol dan melanjutkan acara memasaknya kembali. Chanyeol kemudian pergi meninggalkan dapur menuju kamarnya.
Chanyeol makan dengan rakus tidak peduli saat ini Yong-gi menatapnya dengan pandangan yang sangat sulit diartikan.
“Kau itu siapa?”
“Aku? Your fiance.”
Yong-gi tidak lagi berbicara karena langsung kehilangan minat mendengar candaan garing Park Chanyeol.
**
ns 15.158.61.5da2