Chapter 9: a Nightmare
Jung Yong-gi memutuskan untuk tidak pulang malam ini. Gadis itu memilih untuk membolos di jam pelajaran selanjutnya hanya untuk pergi ke bandara dan memesan tiket pesawat kelas executive.
“Aku butuh tiket ke Belgia. Satu.”
**
Chanyeol merasa ia sudah terlalu dibodohi oleh gadis yang sialnya merupakan tunangannya itu di depan semua orang. Setelah drama picisan yang dibuat gadis itu di kantin, ia menjadi kewalahan menghadapi serbuan dari mulut-mulut kepo yang sejak tadi membanjiri pertanyaan kepadanya.
Chanyeol mengutuk sepuluh kali untuk orang-orang itu dan seribu kali untuk Jung Yong-gi.
Hee Mi mendadak muncul di depannya dengan wajah sembab dan maskara yang luntur. Chanyeol menatap gadis itu jengkel. “Apa?”
“Chanyeol, yang dibilang gadis gila itu tidak benar, kan?? Iya, kaaaaannnn?”
Chanyeol menghela nafasnya berusaha sabar tetapi perempuan hantu ini malah memancing kesabarannya. “Apaan sih? Minggir,” ucap Chanyeol seraya menepis kuat tangan Hee Mi yang bergelayut manja di lengannya.
“LUUUUHAAAAANNNNNNNN!!!!!!!!”
Chanyeol terpaksa menutup telinganya dengan earphone untuk mencegah penulian dini pada telinganya.
Pintu itu sekarang menjadi pusat perhatian seluruh kelas ketika si Cassanova berdiri dengan gagahnya seraya matanya menatap nyalang ke sepenjuru kelas. Namun, wajahnya menjadi dongkol ketika objek yang ia cari tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Seakan-akan menghilang ditelan bumi.
“Chanyeol Sunbae...” panggil seorang gadis dengan wajah takut-takut ke arah Chanyeol.
Hampir saja lelaki itu berdecak jika saja yang di depannya ini bukan teman dekatnya Jung Yong-gi. Kyung Mi. “S-Sunbae mencari Yong-gi?”
Chanyeol menganggukkan kepalanya.
Kyung Mi mendesah ketika mengetahui bahwa lelaki di depannya juga tak tahu dimana keberadaan Yong-gi. “Sayangnya Sunbae.... Yong-gi menghilang.....”
“Shit.”
Apartemen itu kosong. Tidak ada tanda kehidupan sama sekali.
“ARRRRGGGHHHHHHHTTTTTTTTTTT....”
Chanyeol berteriak dengan sangat kencang hingga tanpa sadar menjambak rambutnya frustasi. Gadis itu tidak ada dimana-mana. Dan ia tidak tahu lagi harus menemukannya dimana karena ia sudah mencari semua tempat yang mungkin gadis itu kunjungi.
“Ada apa sih dengan gadis gila itu? Kenapa bisa jadi begini?”
Seharusnya Chanyeol bahagia karena ia bisa melakukan apa saja tanpa harus direpoti oleh gadis itu walaupun gadis itu memang tidak peduli ia mau melakukan apa. Namun, ia tidak bisa begini tidak setelah ia membeberkan kata ‘tunangan’ yang membuat imagenya luntur seketika.
Jung Yong-gi tunangannya Park Chanyeol? Itu berita besar.
Siapa yang sebenarnya mengancam untuk tidak membeberkan tunangannya ke khalayak umum? Dan mengapa ia yang kena getahnya? Dan mengapa gadis itu harus kabur setelah membuatnya frustasi? Gadis itu GILA!!!!”
Wanita berambut hitam panjang sepanggul terdiam dengan wajah datarnya ketika telponnya tidak diangkat sama sekali. Ia tidak mengucapkan sepatah katapun di dalam mobil. Baju kantoran yang membalut tubuhnya sejak tadi pagi tidak membuatnya risih. Kulit pucatnya terlihat jelas ketika lampu-lampu jalan menembus kaca mobil.
“Nona, mengapa kita tidak ke mansion utama di Berlin saja? Mengapa harus ke Korea dulu?” tanya sekretaris Kang, sekretaris pribadi wanita itu.
Kacamata hitam itu masih bertengger apik di hidung mancungnya. Ia memilih diam sambil menatap ke luar jendela. Merasa nyawanya diambang batas membuat Sekretartis Kang melonggarkan sedikit dasinya itu. Sepertinya ia tahu alasan mereka ke Korea.
Siapa lagi yang bisa membuat wanita itu harus turun tangan kalau bukan karena gadis itu?
Yoo Eun Kyo menggigit kukunya dengan gemas. Saat ini ia mondar-mandir di dalam kamarnya seraya terus menelpon seseorang. Berkali-kali ia memijat pelipisnya dan untuk kesekian kalinya ia merasa hampir mati muda karena kelakuan keponakannya yang bengal itu. Astaga! Ia itu perempuan tetapi kenapa kelakuannya lebih mengerikan daripada laki-laki?
“Angkat... angkatt.. angkattttt......”
Tit. Panggilannya diangkat.
“JUNG YONG-GIIIII.... JELASKAN DIMANA KAMU SEKARANG????”
Tidak ada jawaban namun tetap tersambung hingga Eun Kyo mendengar suara gagap seorang gadis di seberang sana. “Eumm... Eumm,, ma-maaf aku Kyung Mi, Yong-gi meninggalkan ponselnya di laci kelas...”
Yoo Eun Kyo menatap tidak percaya layar ponselnya itu. Ia sekarang mengerang frustasi.
**
“Disini alamatnya Nona,” kata Sekretaris Kang kepada wanita di depannya yang diam membisu. Ia menatap pintu apartemen itu dengan wajah tidak minat.
“Apa yang kalian lakukan di depan apartemenku?” suara Chanyeol menarik perhatian dua orang dewasa di depannya. Lelaki itu baru saja kembali dari sekolah dengan wajah menekuk. Tetapi langsung melotot kaget ketika mendapati siapa wanita di depannya.
Sekretaris Kang mengambil alih suasana sedangkan wanita di sampingnya bersedekap dada meneliti Chanyeol dari atas ke bawah. Chanyeol entah kenapa gugup karena merasa aura wanita itu tidak main-main membuat ia terpaksa melonggarkan sedikit dasinya.
Sekretaris Kang tersenyum tipis mendapati gelagat aneh Chanyeol. “Anda pasti Park Chanyeol, tunangannya Nona Jung Yong-gi.”
Perkataan itu sukses mengalihkan Chanyeol dari rasa gugupnya dan menatap Sekretaris Kang dengan wajah waspada. Apapun yang dikatakan lelaki itu selanjutnya, ia yakin Jung Yong-gi tidak hanya kabur untuk satu alasan saja.
Wanita itu tiba-tiba saja berdecak dan menatap Chanyeol tajam. “Dimana tikus itu? Biar aku urus dia.”
Chanyeol membeku, suara itu, wajah itu, kulit itu mirip dengan Jung Yong-gi. Hanya saja wanita di depannya ini seribu kali lebih sadis dan menyeramkan walaupun sangat cantik.
“Jika kau tidak memberitahuku dimana dia, kau akan kubunuh.”
Deg.
Bagi Chanyeol, tidak ada mimpi yang lebih buruk daripada bertemu induk serigala di depannya ini.
**
ns 15.158.61.6da2