Chapter 12 : Find Her
“Aku tidak punya waktu jika kau masih melongo di depan pintu,” kata Eun Kyo dengan wajah tidak senang.
Chanyeol memperbaiki mimik wajahnya dan mempersilahkan wanita yang ia kenal ini untuk memasuki apartemen. Lelaki itu berjalan dengan kaku saat Eun Kyo menampilkan raut gelisah sehingga ia sangat tidak peduli apakah Chanyeol telah mengijinkannya duduk atau tidak.
Chanyeol memegang cupingnya. “Ada yang ingin kau minum Yoo-ssi?”
“Tidak perlu, sekarang kau duduklah. Aku benar-benar tidak bisa berlama-lama di sini.”
Siapa sih yang tamu di sini? Batin Chanyeol jengkel.
Baru saja Chanyeol menghempaskan pantatnya di sofa, sebuah amplop yang cukup besar telah berada di atas meja. Chanyeol membuka amplop itu hati-hati ketika bibinya Yong-gi ini menatapnya penuh arti dan ia semakin memperdalam kerutan di keningnya ketika melihat sebuah tiket dengan tujuan Belgia tertera di sana.
Lelaki itu berdecih dan melempar amplop itu ke atas meja. “Apa maksudnya ini Yoo-ssi? Kenapa tiba-tiba?”
“Kau.....” ucap Eun Kyo sembari meremas bajunya. “Kau pergilah ke Belgia dan temukan Yong-gi.”
“Apa? Hal gila apa yang sedang Anda bicarakan Yoo-ssi?” kata Chanyeol sinis lalu melipat tangannya. “Gadis itu yang kabur lalu kenapa aku yang harus repot-repot mencarinya? Dia bukan bayi.”
Eun Kyo memijat keningnya sembari berkata. “Kau itu tunangannya, Park Chanyeol.”
“Hahahahahahahaha... Dia memang tunanganku tetapi bukan berarti aku harus mencarinya ketika dirinya sendiri yang memutuskan pergi. Aku bisa apa,” ledek Chanyeol.
“Tetapi-
“Anda tidak tahu kalau Belgia itu luas? Tanpa alamat yang pasti Anda menyuruhku seperti orang gila dengan menanyakan dia ke setiap pejalan kaki, begitu?”
Eun Kyo terdiam menatap Chanyeol dalam. Chanyeol kembali melanjutkan. “Ini bahkan hanya pertunangan sepihak. Tidak ada cincin, tidak ada perayaan, untuk apa aku menyusahkan diriku sendiri? Menyebalkan.”
“Kau pikir untuk apa ibuku menunangkanmu dengan Yong-gi?” ucap Eun Kyo yang membuat Chanyeol langsung bungkam. “Kau bahkan tidak curiga kenapa kau diminta ani- disuruh untuk tinggal seatap dengan Yong-gi. Ibuku bukan orang yang sembarangan melakukan hal itu tanpa alasan kuat, Chanyeol-ssi.”
Mendengar pernyataan itu membuat Chanyeol merubah wajahnya menjadi kaku. Bahkan ia menegakkan tubuhnya. Eun Kyo tersenyum sinis melihat gelagat pemuda di hadapannya ini.
“Kau secara tidak langsung diharapkan mengawasi pergerakan Yong-gi, Chanyeol. Ibuku sengaja melakukannya agar Yong-gi tidak akan berbuat hal yang merepotkan ketika kau berada di sekitarnya, kau paham?”
“Masalah ini semakin rumit jika Jung Yong-gi tidak kembali-kembali, kau yang akan kena getahnya Park Chanyeol. Kau tidak tahu betapa mengerikannya ibuku bahkan saudara Yong-gi melebihi ibuku. Kuharap kau telah bertemu dengan seorang wanita yang mirip dengan tunanganmu itu,” lanjut Eun Kyo dengan wajah sangat serius.
Chanyeol diam membatu. Eun Kyo berdiri dan menghampiri Chanyeol di seberang meja kemudian memegang tangan lelaki itu erat. “Kumohon padamu, temui Yong-gi. Hanya kau yang bisa kuandalkan.”
Eun Kyo menitikkan air mata lalu meninggalkan Chanyeol dalam kesendirian. Ia baru sadar saat mendengar pintu ditutup kembali.
Kepergian Eun Kyo memang berhasil membuat Chanyeol goyah dan merasa dimanfaatkan. Ia kesal ketika ia seperti orang idiot dimana tidak curiga sama sekali bahkan tidak berkeinginan mencari tahu kenapa ibunya rela melepas Chanyeol pergi bahkan menetap di Korea bersama Jung Yong-gi.
“Sial, kukira ini hanya sekedar pertunangan politik,” racau Chanyeol. “Heh. Aku tidak akan memenuhi permintaan wanita itu.”
Chanyeol memang merasa goyah tapi tidak akan sampai hati merelakan dirinya kepayahan hanya karena Yong-gi. Memangnya siapa gadis itu? Ia bahkan tidak merasa dirugikan. Persetan dengan ancaman wanita tadi.
Selesai berdebat dalam hati lelaki itu memutuskan menuju ke kamarnya untuk tidur. Ia telah memantapkan hati untuk tidak ikut campur urusan itu. Namun saat melewati pintu kamar Jung Yong-gi, Chanyeol berhenti.
PRANK!
Chanyeol menghempaskan gelas yang sengaja ia bawa ke dinding. Ia menggertakkan giginya saat bayangan gadis itu terus bermunculan benaknya.
**
Kyung Mi dua hari ini menampakkan wajah lesu sehingga Sara dan Kai hanya menatap gadis itu pasrah setelah berulang kali mengajaknya berbicara.
Kai menatap pacarnya prihatin dan mengajak Sara sedikit menjauhi lokasi Kyung Mi. Kai menatap Sara meminta penjelasan. “Apa ini gara-gara gadis itu?”
Sara menghela nafas frustasi. “Kyung Mi sudah berkali-kali menelepon ke ponselnya Yong-gi tetapi gadis itu tidak mengangkatnya. Panggilan itu bahkan dialihkan.”
“Kenapa kau tidak bertanya kepada Chanyeol-sunbae?”
“Chanyeol sunbae bahkan tidak masuk hari ini,” balas Sara sembari menggeleng kepalanya pelan. “Aku ingin sekali mengajak Kyung Mi untuk melihat ke apartemennya Yong-gi tetapi aku ragu kalau gadis itu sekarang berada di rumah. Aku merasa deja vu.”
Kai menatap Sara penuh arti yang kemudian di arahkannya pandangan itu ke pacarnya yang saat ini menampakkan raut gelisah. Jujur ia sangat kesal, kesal karena hanya pacarnya yang terus mengkhawatirkan gadis itu tetapi gadis itu sama sekali tidak peduli. Kenapa Kyung Mi harus peduli kepada Yong-gi? Bukankah hal itu sia-sia?
Kai berdecak ketika pemikiran buruk itu melintas di benaknya. Sebaiknya untuk saat ini ia tidak boleh berkata yang tidak-tidak tentang Yong-gi setidaknya setelah suasana hati gadisnya itu membaik. Mungkin ketika waktunya tiba ia akan meminta Kyung Mi untuk menjauh dari Jung Yong-gi.
“Kai...” panggilan Kyung Mi menyentakkan Kai. Lelaki itu tidak sadar bahwa Kyung Mi telah muncul di hadapannya dengan raut bingung yang sangat kentara sekali.
“Umm.. Emm. Ada apa chagiya?”
Kyung Mi tersenyum kecil. “Ada apa? Bel sudah berbunyi kau tidak ingin masuk ke kelas?”
Kai melirik Sara yang menegakkan bahu pasrah lalu menatap kembali Kyung Mi. Lelaki itu mengusap pipi gadis yang sudah ia pacari selama 6 bulan ini dengan tatapan penuh kasih sayang.
“Honey, dia pasti baik-baik saja,” kata Kai lembut.
Kyung Mi tersentak dan mengangguk kecil. “Semoga saja, Kai.”
Selepas perkataan itu Kai meninggalkan Sara dan Kyung Mi yang menatap kepergian lelaki itu dalam diam. Sara menatap Kyung Mi dengan pandangan khawatir. Ia memegang lengan sahabatnya itu lembut lalu menganggukkan kepalanya pelan.
“Apa sebaiknya kita menemui Han sunbae?” kata Sara tiba-tiba ketika bel pulang baru selesai berbunyi. Kyung Mi menatap Sara antusias. Sarapun tersenyum. “Lebih baik kau juga hubungi Kai agar bisa bersama-sama menemui Han sunbae,” pinta Sara yang segera disetujui Kyung Mi.
Han Bo Gum mengernyitkan keningnya dalam ketika mendapati hoobae yang jarang sekali mengunjunginya langsung ke kelas sekarang telah berdiri di depan kelasnya. Ia mengenali mereka semua sebagai orang-orang yang lumayan dekat dengan hoobaenya yang lain. Ia berniat menyambut mereka dengan senyuman tetapi batal ketika melihat wajah hoobaenya yang bernama Kyung Mi itu memasang wajah keruh begitu juga dengan Sara. Hanya Kai yang masih bersikap tenang dan menyapa Bo Gum dengan senyuman tipis yang membuat Bo Gum juga membalasnya.
Beberapa orang yang masih di kelas dan yang berlalu lalang di depan kelas Bo Gum memasang tampang penasaran sekaligus ingin tahu saat melihat Kai, Sara, dan Kyung Mi masih belum mau membuka suara.
Hingga satu pemikiran terlintas di benaknya membuatnya tersenyum masam.
“Sebaiknya kita mencari tempat yang cocok untuk berbicara.”
Sara dan Kyung Mi menganggukkan kepalanya kaku. Mereka gugup sekali karena merasa aneh menemui senior yang paling dikenal di seluruh angkatan dimana jarang sekali mereka lakukan. Mau bagaimana lagi Cuma Bo Gum sunbae yang terlintas di pikiran mereka sebagai orang yang dekat dengan Yong-gi.
Beberapa minuman dan cemilan tersaji di meja kantin di hadapan Sara dan Kyung Mi ketika Bo Gum telah kembali dari memesan makanan. Suasana yang awkward langsung saja memenuhi atmosfer kantin dan itu membuat nyali Sara dan Kyung Mi semakin menciut. Bo Gum ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu tetapi juga bingung harus memulai darimana. Syukurlah Kai menyusul kemudian setelah mengurusi hal-hal lain yang sempat ditemuinya di tengah perjalanan ke kantin.
Kai menatap Sara lalu beralih ke Kyung Mi. Ia mengode mereka berdua tetapi harapannya harus pupus ketika tidak ada satupun di antara mereka berdua berniat menggerakkan bibir.
Ia berdehem sebentar untuk mencairkan suasananya yang langsung disambut baik oleh Sara dan Kyung Mi. “Sunbae... mungkin ini sedikit aneh tetapi kami ingin menanyakan sesuatu..”
“Jung Yong-gi?” tebak Bo Gum tepat sasaran.
Kyung Mi langsung menyambar. “Sunbae, bisakah kau beritahu kami dimana Yong-gi berada?”
Han Bo Gum menggelengkan kepalanya pelan sembari menatap Kyung Mi prihatin. “Mian, tetapi aku sama sekali tidak tahu dimana Yong-gi berada.”
Kali ini Sara yang berbicara. “Setidaknya apa Sunbae tahu sesuatu mengenai Yong-gi?”
Sekali Bo Gum menggeleng, ia tersenyum getir. “Mian tapi tidak ada yang bisa kuberitahu. Datanglah ke apartemennya mungkin kalian bisa menemukan Chanyeol. Lelaki itu absen setelah beberapa hari ini senewen karena tunangannya itu.”
Itu bukanlah jawaban yang mereka harapkan dari Bo Gum sunbae tetapi mereka juga tidak dapat memaksa. Dengan berat hati mereka berpamitan lalu meninggalkan kantin.
“Kau tidak ikut mereka?” kata Bo Gum saat masih mendapati Kai masih enak duduk di tempatnya.
Kai menatap Bo Gum serius. “Sunbae, ini memang bukan urusanku tetapi urusan Kyung Mi berarti urusanku juga. Kenapa Sunbae tidak membantu mereka sekali saja?”
Bo Gum tersenyum tipis dan memegang pundak Kai. “Ini lebih rumit dari yang kau bayangkan Kai. Aku saja tidak mampu dan tidak sanggup untuk melangkah lebih jauh. Untuk kali ini aku minta jangan mengorek informasi apapun tentang Yong-gi.”
Setelah tepukan pelan pada bahu Kai, Bo Gum memutuskan pergi meninggalkan Kai yang terdiam. Apa sebaiknya Kai mengikuti saran Bo Gum?
**
ns 15.158.61.6da2