Chapter 5: I Have Many Enemies.
“Sialan.”
Yong-gi mengernyit jijik ketika mendapati kotak berisi bangkai tikus di dalam lokernya. Ia menatap sekeliling dan pandangannya langsung bertubrukan dengan mata kucing Hee Mi. Sunbae yang saat ini digosipkan sedang dekat dengan Park Chanyeol itu menyeringai kalem untuk membalas pandangan mematikan Yong-gi.
Kyung Mi datang tiba-tiba lalu memeluk Yong-gi yang saat ini sedang memegang kotak tersebut hingga kota itu terjatuh. Penutupnya terlepas hingga menampakkan bangkai yang langsung dihadiahi tatapan horor oleh Kyung Mi.
“GYAAAAAAAAAAAA!!!!”
Pagi hari itu dilalui dengan teriakan nyaring yang bergema di sepanjang koridor hingga berakhir dengan Kyung Mi masuk UKS setelahnya. Yong-gi menghela nafasnya pelan sembari membuang kotak itu ke belakang sekolah dan langsung membakarnya.
Semoga kau tenang di alam sana, tikus malang.
**
Kantin sangat riuh, membuat kepala Yong-gi pusing. Gadis itu hendak pergi setelah membeli sekaleng jus tetapi langsung dihalangi oleh panggilan Kyung Mi. Gadis berambut pirang itu bersemangat melambaikan tangannya untuk menarik perhatian Yong-gi. Yong-gi mendesah dan menuruti panggilan itu.
Yong-gi tahu ia harusnya sadar bahwa seseorang di depannya ini memang berniat membunyikan genderang perang dengannya. Lihat saja, saat ini cairan kopi sukses membasahi seragam gadis itu. Hee Mi hanya memekik kaget dan berpura-pura minta maaf tanpa berniat membersihkan baju gadis berambut hitam tersebut.
Cukup. Tidak ada toleransi lagi dan Yong-gi sudah cukup bersabar untuk menghadapi orang marginal kayak Hee Mi. Yong-gi menatap Hee Mi dengan wajah marah dan langsung menyeburkan isi jus kalengnya ke atas kepala Hee Mi. Hee Mi berteriak tidak percaya. Teman-teman Hee Mi juga begitu.
“Kau sudah cukup membuatku muak. Mari kita lihat semoga saja kau tidak berakhir dengan mantan pacarmu yang bodoh itu, idiot!”
Hee Mi tidak terima, salah seorang teman lelaki gadis itu menghampiri Yong-gi dan hendak mendorong gadis berambut hitam itu.
Slap.
Chanyeol terlebih dahulu merengkuh Yong-gi setelah memasangkan jaket ke tubuh gadis itu. Lelaki tampan itu menatap Hee Mi dan gerombolannya dengan seringaian seksi. Chanyeol semakin mengencangkan pelukannya ketika Yong-gi sama sekali tidak memberontak.
“Sayang kenapa kau menumpahkan jus ke arah wanita ini?”
Hee Mi hendak menjawab, menyangka kata ‘sayang’ itu ditujukan kepadanya namun langsung terhenti ketika Yong-gi mendengus tidak sabaran.
“Kau punya mata untuk tahu jawabannya.”
Obrolan singkat itu sukses membuat semua orang terkejut kaku. Tidak menyangka Park Chanyeol memanggil panggilan romantis itu kepada Jung Yong-gi.
“Chanyeol........ kenapa kau memanggil gadis itu dengan kata itu!” tanya Hee Mi dengan suara tinggi.
“Heh? Memangnya kenapa?” Kalimat itu sukses membuat Yong-gi bergerak tidak nyaman, ia berusaha melepaskan pelukan itu.
“Jangan macam-macam.”
“Asal kalian tahu saja, Jung Yong-gi itu adalah-
“Diam atau kubunuh!”
“Dia adalah istrku.”
“Apaaaaaaaaa!!!!!!” Suara ini berasal dari Kyung Mi yang sedari diam menatap peristiwa yang terjadi.
Jung Yong-gi. Gadis terheboh sepanjang sejarah SMA Jungi tidak lain adalah seorang istri Park Chanyeol?
Chanyeol tergelak dan melepaskan rangkulannya dari Yong-gi. Yong-gi menatap Chanyeol dengan wajah tanpa ekspresi. Berharap lelaki itu segera menghentikan tawa bodohnya itu.
“Bercanda. Aku mana mungkin punya istri kayak dia?”
Hee Mi hampir menangis jika saja Chanyeol tidak mengatakan kalimat tersebut. Langsung saja Hee Mi memeluk Chanyeol erat dan dibalas oleh Chanyeol dengan seringaian yang mengarah ke Yong-gi. Yong-gi menyadari itu tentu saja.
Merasa tidak ada yang dilakukan lagi, Yong-gi melepaskan jaket Chanyeol dan melemparkannya ke arah lelaki tersebut. Yong-gi harus membersihkan pakaiannya dan terpaksa menggantinya dengan yang baru. Untung saja ia selalu antisipasi membawa seragam cadangan di loker. Yong-gi berlalu pergi tanpa mengindahkan panggilan Kyung Mi dan Sara.
“Dia itu membuatku muak,” guman Yong-gi.
**
Ponsel itu berdering kuat di kamar Yong-gi. Gadis itu mengangkatnya dan langsung menyeringai senang. Ia bergegas mengganti bajunya dan meluncur cepat ke arah basement. Yong-gi berpaspasan dengan Chanyeol di basement tetapi gadis itu acuh tak acuh dan menghiraukan panggilan lelaki itu.
“Dude, akhirnya kau menepati janjimu kali ini. Sekarang.... dimana tempatnya?” kata Yong-gi penuh arti.
Chanyeol mengernyit heran ketika berpaspasan dengan tunangannya itu di basement. Gadis itu terlihat sekali tersenyum sumringah seolah mendapatkan jackpot besar di larut malam begini. Seakan ingin berkencan dengan lelaki saja.
Tunggu.
Kencan? Lelaki?
Oww. Chanyeol tidak mau ketinggalan momen menyenangkan itu begitu saja jadi atas perhatiannya sebagai calon suami yang baik maka dari itu Chanyeol akan membuat kejutan besar.
Chanyeol menelpon seseorang sambil berbalik kembali menuju mobilnya yang masih baru itu. “Bro, coba lacak dimana tunanganku sekarang akan pergi.”
Yong-gi terdiam saat mendapati jalanan ini padat oleh mobil-mobil mewah yang bertengger apik di sekelilingnya. Ia menghiraukan tatapan aneh orang-orang (jika tidak mau dibilang terkejut dan sebagainya). Yong-gi berjalan santai ke arah Han Sunbae ketika lelaki itu sibuk mengobrol dengan seseorang.
Han Bo Gum menatap Jung Yong-gi dengan pandangan berminat dan berusaha melindungi gadis itu dari tatapan liar para lelaki. Namun ketika mendapati gadis itu menunjuk ke arah sisi lain dengan dagunya dimana tempat segerombolan lelaki berkumpul, Bo Gum menaikkan salah satu alisnya dengan jenaka.
“Oh.” Bo Gum terdiam sebentar. “Mereka pemula yang keren, kau ingin berkenalan?”
Yong-gi duduk seenaknya di atas kap mobil ferrari berwarna putih di samping Bo Gum. “Mereka tidak menarik Sunbae begitu juga kau.”
Bo Gum mengernyit. “Padahal aku siap merayumu dengan menyuruhmu memanggilku ‘oppa’.”
Obrolan mereka terputus ketika mendapati panggilan suara dari tengah arena bahwa balapan agar segera dimulai. Tetapi Bo Gum tidak mendapati gerak-gerik apapun dari gadis di sampingnya. Ia tetap diam sambil memasang wajah datar menonton balapan.
Ia urung bertanya ketika mendapati Bentley Continental GTC terparkir apik di antara mobil sport lainnya. “Aku pikir kau ingin balapan.”
“Tidak ketika Nenek Renta itu akan mengirimkanku ke penjara.”
“Sejak kapan kau takut digertak?”
Yong-gi menatap sebentar handphonenya lalu tersenyum sinis ke arah Bo Gum. “Kayak kamu tidak seperti itu saja ketika bertemu Nenek Renta itu Sunbae.”
Bo Gum mengendikkan bahunya tidak peduli.
Mereka hening ketika tiba-tiba saja sebuah mobil sport telah melewati garis finish. Setiap orang bersorak ramai dan mengerubungi si pemenang. Bo Gum bahkan juga ikut tertawa. Memangnya siapa pemenangnya hingga semua orang heboh begitu.
Tiba-tiba saja lingkaran manusia itu merenggang membiarkan si Cassanova berjalan santai ke arah Bo Gum. Yong-gi yakin ia tidak salah lihat tetapi mengapa sekarang tunangan sialnya itu ada disana? Chanyeol yang sedang tersenyum penuh arti ke arah Yong-gi dan seenak jidatnya merangkul Sunbae? Ia langsung tidak ambil pusing karena tahu bahwa lelaki itu gila. Nekat melakukan apa saja di luar batas.
“Hai babe.”
Ia di luar batas. Tetapi mengapa ia juga melakukan ‘hal di luar batas’ itu disini?
Cup.
Chanyeol mencium bibir Yong-gi seenak perutnya membuat gadis itu ingin menendang selangkangannya jika saja-
BUGH.
-jika saja seseorang itu tidak memukul Chanyeol duluan dengan tiba-tiba.
“Great,” umpat Yong-gi sambil menatap siapa pelaku penyerangan.
Chanyeol menatap si pelaku penyerangan sembari menyeka darah di sudut bibirnya. Lelaki itu menatap sang pelaku dengan alis mengernyit. “Apa kau mabuk? Atau gila?”
Pelaku penyerangan yang saat ini memakai kaos oblong putih dan jeans sobek-sobek itu menggeram. Mereka bersiap adu tinju kembali ketika Han Sunbae bersiul kagum menengahi acara ini.
“Wow.. Dude, aku tahu kalian ingin beraksi tapi maaf saja aku tidak akan mengijinkannya.” Suara dingin Han Sunbae mampu membuat lelaki jeans sobek-sobek itu mendecih sedangkan Chanyeol tidak terima karena belum melayangkan satu pukulanpun ke wajah lelaki itu.
Kerumunan semakin ramai karena mereka menganggap ini menarik.
Han Sunbae kembali bersuara, “Dan kau, mengapa kau memukulnya tiba-tiba?”
Lelaki itu memandang Chanyeol dingin. “Kau berengsek, beraninya kau tidur bersama pacarku!”
Yong-gi sedang bersiap untuk menuju mobilnya tetapi berhenti ketika mendengar pernyataan lelaki itu. Di lain sisi Chanyeol menyeringai puas, matanya berkilat senang mendengar penuturan itu, lelaki itu memang bangsat. Yong-gi bertaruh sudah lebih dari dua ia tidur dengan perempuan dalam seminggu ini.
Chanyeol melirik Yong-gi sebentar dan kembali menatap lelaki di depannya. “Bukan salahku.” Chanyeol berjalan maju hingga berbisik sembari memegang bahu lelaki itu. “Pacarmu yang menawari tubuhnya dan aku bisa apa?” Chanyeol kemudian berjalan meninggalkan lelaki itu.
Lelaki itu mengernyitkan dahinya. “Oh ya? Bagaimana jika aku bermain dengan dia juga?”
Ketika itu Chanyeol berbalik dan mendapati lelaki itu merangkul Yong-gi hingga handphone gadis itu terjatuh.
Yong-gi tidak bisa menahan sabar lebih dari ini.
ns 15.158.61.8da2