Chapter 6: I am a Beast not a Prey
Yong-gi seharusnya telah pergi dari tempat itu dan seharusnya gadis itu tidak terlalu fokus terhadap ponselnya sehingga tidak menyadari seseorang menarik dan merangkulnya dengan tiba-tiba.
Wajah dingin itu terdiam. Ia berusaha bersabar tetapi ketika mendapati lelaki di depannya ini hendak menciumnya. Ia sangat marah.
Hingga sedetik sebelum bibir itu bertemu dengan bibirnya, ia mendorong lelaki itu kuat dan menghadiahinya satu tendangan telak mengenai sisi lengan atas tangan kanan lelaki itu. Lelaki itu jatuh tersungkur.
Wajah putih itu menatap tajam lelaki jeans sobek-sobek itu yang berusaha bangun. Namun naas kaki Yong-gi menginjak dadanya sehingga ia susah bergerak.
Yong-gi menatap Chanyeol sebelum memandang lelaki itu. “Aku tidak tahu mana yang lebih idiot dan berselera rendah di antara kalian berdua....”445Please respect copyright.PENANA5gsUIBogCO
Han Sunbae entah kenapa berusaha menahan seringaiannya ketika mendapati wajah masam Chanyeol mendengar sindiran pedas hoobae-nya itu.445Please respect copyright.PENANAhUVLy8CXfz
“Tapi dengar ya berengsek.. disini aku hewan buasnya dan kau yang hanya kelinci kecil lemah tak berdaya jangan coba-coba memandang remeh aku karena aku bisa saja....” kata Yong-gi menekan kuat dada lelaki itu hingga ia mengerang. “Membuat kau tidak bertulang sekarang juga.”
Suasana hening dengan pengunjung menatap ngeri Jung Yong-gi yang dengan santainya memungut ponselnya yang terjatuh. Yong-gi berbalik menatap Han Sunbae sebentar.
“Sunbae, aku harap kau memperingati idiot-idiot lain supaya jangan jadikan aku sasaran jika ingin membunuh lelaki bangsat itu.” Yong-gi melirik Chanyeol sekilas. “Karena aku tidak tahu-menahu jika suatu hari mereka patah kaki, koma, atau meninggal. Kau ingat kan kenapa aku melakukan ‘pertukaran pelajar’?”
Tidak ada yang berani membantah hingga mobil Bentley Continental GTC itu menghilang di hadapan mereka begitu juga Chanyeol yang hilang entah kemana.
“HAHAHAHAHAHAHAH”
Hanya Bo Gum yang berani tertawa saat itu.
**
Yong-gi membuka apartemen mewahnya dengan wajah datar ketika mendapati Chanyeol entah kenapa sudah datang. Lelaki itu memakai celana pendek selutut dan menggunakan baju tanpa lengan yang menampakkan tubuh manlynya di depan Yong-gi. Tentu saja gadis itu tidak peduli. Ia melangkahkan kakinya ke lantai atas dan memasuki kamarnya.
Chanyeol mengetuk pintu kamar tunangannya dengan tidak sabaran dan mendapati tunangannya lagi-lagi memakai training dan kaos oblong oversize. Chanyeol hanya tidak mengerti kenapa orang-orang menganggap gadis di depannya begitu dingin dan mengerikan padahal di mata Chanyeol gadis itu hanyalah mangsa yang tidak berdaya.
Chanyeol tersenyum misterius dan memasuki kamar Yong-gi begitu saja. Yong-gi tidak peduli dan kembali melanjutkan membaca sebuah dokumen di atas kasurnya dengan santai. Chanyeol memberengut, perhatian gadis itu lebih tertuju kepada kertas di bandingkan dirinya, si Cassanova.
Chanyeol mengambil dokumen itu dan melemparnya. Ia dengan sengaja mengunci pergerakan gadis itu dengan Judo hingga Yong-gi terlentang di kasurnya.
Apa lagi yang dimainkan oleh lelaki berengsek ini? Batin Yong-gi kesal.
“Kau lelaki idiot menyingkir dari tubuhku sekarang juga,” ucap Yong-gi mengerutkan keningnya pertanda ia tidak suka.
“Heh. Aku beritahu padamu siapa yang Beast dan siapa si Mangsa sekarang ini?”
Yong-gi menatap Chanyeol datar dan tersenyum meremehkan. Ia mendekatkan wajahnya ke Chanyeol hingga hidung mereka bersentuhan. Chanyeol menyeringai puas. Tetapi ia lengah hingga posisi mereka terbalik dengan Yong-gi di atasnya.
“Aku tidak tahu apakah Nenek Renta atau Bibiku telah memberikan informasi yang lengkap padamu tuan Park. Seharusnya kau pelajari dulu catatan hitamku sebelum bermain denganku. Sekali lagi kau memasuki kamarku dan berniat menyentuhku, akan kupastikan tanganmu patah.”
Chanyeol terdiam dan menatap Yong-gi dengan terkejut dalam hati. Gadis itu benar, ia mengerikan. Namun, justru mengerikanlah gadis di depannya ini sangat sayang untuk di lewatkan.
Chanyeol membuat gerakan mengunci hingga Chanyeol bangun dengan Yong-gi terduduk di atas pangkuan Chanyeol. Seketika itu juga ciuman ganas terjadi hingga meninggalkan mark di leher Yong-gi membuat gadis itu membelalak. Yong-gi tidak bisa apa-apa karena kaki dan lengannya dikunci.
Chanyeol melepaskan semua kunciannya dan membiarkan Yong-gi menatapnya dengan pandangan membunuh. Sip, Chanyeol puas dengan hasil karyanya yang terlihat indah di leher putih tunangannya.
Chanyeol menatap gadis di depannya dengan pandangan menantang. “Jangan lupakan dua hal, Honey. Pertama kau itu tunangannku dan kedua karena kau tunanganku otomatis akulah Beastnya disini. Sekuat apapun kau Honey, tuanmu jauh lebih kuat.”
Yong-gi menggeram hingga tidak sadar buku-buku jarinya memutih. Entah kenapa lelaki itu benar. Yong-gi tiba-tiba saja melemah di teritorial lelaki itu yang entah kenapa ia tak tahu.
Dan Yong-gi akan memastikan para peran pembantu tidak akan mengetahui hal fatal ini.
**
Kai terdiam melihat kejadian tadi. Ia di sini mengikuti balapan yang di sponsori Han Sunbae ketika tiba-tiba saja Jung Yong-gi datang dan mengadakan kekacauan di tempat ini. Yah walaupun secara teknis bukan dia tapi Kai yakin dia merupakan alasan terkuat mengapa Park Chanyeol si Cassanova pindah ke SMA Jungi dan berakhir mengikuti balapan malam ini. Melihat Chanyeol yang seenaknya mengecup Yong-gi dan beberapa menit kemudian Yong-gi sudah menginjak seseorang dengan beringas.
Ia masih ingat dengan jelas ancaman yang satu-satunya mampu membuat jantung Kai masih berdetak kencang sampai sekarang saking menakutkannya ancaman itu.
“Aku tidak tahu mana yang lebih idiot dan berselera rendah di antara kalian berdua....Tapi dengar ya berengsek.. disini aku hewan buasnya dan kau yang hanya kelinci kecil lemah jangan memandang remeh aku karena aku bisa sajamembuatmu menjadi tak bertulang sekarang juga.”
Kai yakin sekali ucapan gadis itu sama sekali bukan bualan dan jikalaupun itu adalah sebuah bualan maka itu bualan yang paling sadis di dunia.
Saat ini di tengah suasana lapangan basket yang tentram, Kai dihampiri seorang gadis berambut pirang yang seketika mengerucutkan bibirnya..
“KAIII!!!”
Kai terlonjak kaget dan menatap Kyung Mi dengan wajah horor. Tetapi langsung ia ganti ketika mendapati Kyung Mi yang langsung mengancang-ancang akan mencekiknya. Lelaki tan itu tertawa dan menepuk tempat di sebelahnya. Kyung Mi pun duduk sembari memberi lelaki itu minuman isotonik.
“Apa yang kau pikirkan?” Kyung Mi menatap Kai dengan pandangan paling sadisnya yang masalahnya imut.
“Sayang, jauhi Jung Yong-gi.”
Beberapa detik terlewatkan dengan Kyung Mi mengedip-ngedipkan matanya polos. Itu membuat Kai mengalami perasaan campur aduk.
“APAAAA????!!” teriakan itu diiringi pukulan kuat ke tangan Kai. “Diam dan tutup mulutmu! Jika Jung Yong-gi tahu di akan menghabisimu, bodoh!”
Kai membela diri. “Bisa jadi dia anak mafia!”
“Mana mungkin?!! Yong-gi tidak sehoror itu, jika ia anak mafia seharusnya preman-preman yang hendak memukuli Yong-gi tidak akan mau berurusan dengannya. Akibatnya, preman-preman itu koma tiga bulan di rumah sakit.”
“HAAHHH??!” Kali ini Kai berteriak. Ia bahkan meneguk ludah susah payah ketika teringat lagi ancaman tadi malam.
Kai tiba-tiba memegang tangan Kyung Mi dramatis. “Sayang... dia bukan anak mafia tetapi dia... anak iblis.”
Sekali lagi pukulan menghantam lengan Kai.
**
Apapun yang terjadi tadi malam, Yong-gi berusaha mengabaikannya. Ia bahkan tidak peduli ketika Chanyeol mendadak muncul di depannya dengan merangkul mesra Hee Mi atau ketika ia mendapati Chanyeol menciumi gadis lain di hadapannya. Entah kenapa perangai laki-laki itu makin hari makin menjadi sehingga ia terpaksa memijat pelipisnya.
Siang ini, di tengah kantin yang sesak. Seorang Jung Yong-gi menghampiri Park Chanyeol dengan tampang datarnya yang misterius. Perhatian para murid segera teralihkan dan mulai berbisik-bisik tidak jelas.
Hee Mi menatap Yong-gi dengan tatapan tidak suka. “Apa yang kau lakukan disini?”
Yong-gi bahkan tidak menatap Hee Mi sama sekali, pandangannya tertuju pada lelaki di depannya. “Nanti malam kau harus pulang.”
Chanyeol meneguk minumannya. “Sorry, Honey. Kau tahu aku punya urusan lain.”
Hee Mi menatap Chanyeol mengintimidasi lalu beralih ke Yong-gi. “Kau berhenti mengangguku, kau suka sekali ya merebut semua milikku?”
“Ya udah, aku hanya tinggal bilang Nyonya Park bahwa anaknya sama bitch lain. Apa susahnya?”
“YAKKKK!!!! DENGARKAN AKU!!!”
Yong-gi tidak menghiraukan panggilan itu sehingga membuat beberapa penghuni kantin menahan tawanya ketika mendapati wajah Hee Mi merah padam karena tingkah laku Yong-gi yang susah ditebak. Sedangkan Chanyeol mengernyitkan alisnya bingung kenapa gadis itu sampai membawa-bawa nama ibunya. Oh Chanyeol yakin, apapun itu ketika menyangkut nama ibunya berarti ada hal yang tidak baik bagi Chanyeol.
Bukannya Yong-gi peduli atau apa kepada Chanyeol, tunangannya itu. Hanya saja ketika saat gadis itu sedang di toilet, ia mendapat panggilan mendadak dari nomor yang tidak dikenal. Ia memelototi layar ponselnya lama hingga akhirnya ia mengalah dan mengangkat panggilan tersebut.
“Halo?” suara datar Yong-gi menggema di toilet yang lengang itu.
Suara di seberang terdengar memekik kaget. “Omo! Yong-gi, menantu kesayangan Mom!! Apa-apaan dengan suara datarmu itu?!”
Yong-gi menjauhkan ponsel dari telinganya dan memandang layar itu beberapa detik dengan wajah horror. Oh jangan bilang yang menelponnya itu ibu dari tunangan sialan itu?
“Nyonya Park???” tanya Yong-gi memastikan.
Tawa di seberang cukup untuk menyakinkan Yong-gi suara perempuan di seberang adalah calon mertuanya. “Jangan panggil aku begitu, panggil aku Mom, okay?”
“Nyonya Park meng-“
“Mom.”
“Nyonya Park aku ti-“
“Mom, Yong-gi.”
Kali ini Yong-gi memutar matanya jengah. “Aunty.”
“Sayang, aku terdengar tua.”
“Aunty.”
Mendengar suara berat yang membuat Nyonya Park di seberang sana merinding. Akhirnya ia pun menyerah mendapati menantunya yang keras kepala. “Oke deh. Tapi Yong-gi sayang Mom disini ingin bertemu denganmu kebetulan Mom di Korea dan ingin mengajakmu ke suatu tempat. Mom ke apartemenmu, ya?”
Yong-gi membulatkan matanya kaget. Astaga, kenapa mendadak sekali? “Hmm, Aunty gimana kalau aku menjeput Aunty saja langsung ke hotel Aunty?”
Mendengar ajakan menantunya itu, Nyonya Park tentu saja memekik kaget sehingga sekali lagi Yong-gi harus menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Of course sayang, Mom tunggu. Nanti jemput Mom di hotel Golden Space ya, Sayang. Sampai ketemu nanti!”
Apapun yang dilakukan Nyonya Park, Yong-gi yakin tidak akan baik bagi jantung Yong-gi.
ns 15.158.61.48da2